Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivana Debora
"Inversi Extended Elastic Impedance (EEI) merupakan teknik inversi seismik yang secara optimal dapat memprediksi karakter dan keberadaan reservoar hidrokarbon dengan perluasan sudat datang gelombang dari -90° hingga 90°. Pada penelitian Lapangan ?Q? Sub-Cekungan Jambi, inversi EEI mampu mengkarakterisasi reservoar batupasir dan memprediksi keberadaan gas maupun minyak melalui parameter Vp/Vs ratio, lambda-rho dan mu-rho. Dalam inversi EEI dilakukan korelasi untuk mencari nilai korelasi maksimum pada sudut chi (χ) tertentu dari setiap parameter dengan melakukan korelasi antara log EEI dengan log target. Nilai sudut chi (χ) optimum atau best-chi agle ini kemudian digunakan untuk membuat volume scaled reflectivity yang dipakai dalam pembuatan model awal dan juga inversi. Proses inversi dilakukan dengan menggunakan inversi post-stack model based yang baik digunakan pada reservoar lapisan tipis. Hasil inversi selanjutnya digunakan untuk mengetahui penyebaran reservoar dimana hasilnya menunjukkan adanya kemungkinan resevoar yang mengandung gas dan minyak. Pada penelitian, nilai Vp/Vs ratio berkisar antara 16-18, nilai mu-rho berkisar antara 25-35 (GPa*(g/cc)) dan lambda-rho untuk gas berkisar antara 20-22 (GPa*(g/cc)) dan lambda-rho untuk minyak berkisar 25-27 (GPa*(g/cc)).

Extended Elastic Impedance (EEI) inversion method is a seismic inversion technique that optimally can predict the character and the presence of hydrocarbon reservoir with the expansion of the angle?s coming wave from -90 ° to 90 °. In the field of research 'Q' Sub-Basin Jambi, EEI is able to characterize sandstones reservoir and predict the existence of gas or oil through the parameter of Vp / Vs ratio, lambda-rho and mu-rho. EEI is performed in correlation to seek the maximum correlation value at an optimum chi (χ) angle of each parameter specified by the correlation between the targets? logs with the EEI?s logs. Optimum chi (χ) angle or a best-chi angle is then used to create a scaled volume reflectivity that is used in making the initial model and also in inversion process. Inversion is done using post-stack inversion based model which is best used on thin reservoir layer. Inversion results are then used to determine the spread of the reservoir where the results indicate the possibility resevoar containing gas and oil. In the study, the value of Vp / Vs ratio ranged between 16-18, the mu-rho values ​​ranged between 25-35 (GPa * (g / cc)), the lambda-rho values for gas ranged between 20-22 (GPa * (g / cc)) and for oil ranged between 25-27 (GPa * (g / cc)).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardana Rahadiyan Darojat
"Selat Sunda terletak diantara dua struktur subduksi yang berbeda yaitu subduksi miring pada bagian barat daya Sumatera serta subduksi normal pada bagian se- latan Jawa. Selat Sunda dan sekitarnya juga dilalui oleh jalur cincin gunung api aktif. Hal tersebut membuat keberagaman struktur geologi serta vulkanik di bawah selat sunda dan sekitarnya menjadi penting untuk dipahami untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian gempa di masa mendatang. Pada penelitian kali ini digunakan tomogra kecepatan seismik 3D untuk mencitrakan bawah permukaan Pada wilayah barat Jawa, khususnya pada Selat Sunda hingga kedalaman 150 km. Data waktu tempuh gelombang P dan S dari periode April 2009 hingga Desember 2021 sejumlah 1418 event gempa dengan minimal 15 fase dengan magnitudo M >3 digunakan untuk mendapatkan citra tomogram Vp, Vs, dan Vp/Vs. Proses inversi dan relokasi hiposenter dilakukan menggunakan SIMULPS12 dengan algoritma to- mogra waktu tempuh. Tomogra waktu tempuh berhasil mencitrakan perubahan kecepatan yang signi kan pada struktur geologi yang berpotensi menjadi sumber gempa seperti lempeng subduksi, struktur vulkanik, serta zona seismogenic lain- nya. Pelelehan sebagian (partial melting) pada bawah Gunung Sekincau, Krakatau, Prakasak, serta kompleks Gunung Salak dan Guntur berhasil tercitrakan dengan anomali kecepatan P dan S yang rendah serta nilai rasio Vp/Vs yang tinggi. Lem- peng subduksi Indo-Australia dengan Eurasia juga terlihat sebagai anomali peruba- han kecepatan P dan S yang tinggi.

The Sunda Strait is located between two different subduction structures: oblique subduction in southwestern Sumatra and normal subduction in southern Java. The Sunda Strait and surrounding areas are also traversed by an active volcanic ring. This makes the diversity of geological and volcanic structures under the Sunda Strait and surrounding areas important to understand to increase awareness of fu- ture earthquake events. In this study, 3D seismic velocity tomography is used to image the subsurface in the western region of Java, especially in the Sunda Strait to a depth of 150 km. P and S wave travel time data from April 2009 to December 2021 totaling 1418 earthquake events with at least 15 phases with magnitudes of M >3 are used to obtain Vp, Vs, and Vp/Vs tomogram images. The inversion process and hypocenter relocation were performed using SIMULPS12 with the traveltime tomography algorithm. Travel-time tomography successfully imaged signi cant ve- locity changes in geological structures that are potential earthquake sources such as subduction plates, volcanic structures, and other seismogenic zones. Partial melt- ing beneath Mount Sekincau, Krakatau, Prakasak, and the Mount Salak and Guntur complexes was successfully imaged with low P and S velocity anomalies and high Vp/Vs ratio values. The Indo-Australian subduction plate with Eurasia is also seen as low anomalous changes in P and S Velocity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library