Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Butler, Richard
London: Angus & Robertson, 1983
994.570 31 BUT e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hall, A.R.
Canberra: Australian National University Press, 1968
332.64 HAL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Robertson, E. Graeme
London: Routledge &​ K. Paul, 1972
R 739.47 ROB o
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
victoria: The Magazine of Public Record,
052 PRO
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbalrio Fajar Putranto
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai serangkaian aksi kriminal yang dilakukan oleh The Kelly Gang di wilayah koloni Victoria yang dimulai pada tahun 1878 dan berakhir pada tahun 1883. Kelompok ini dikepalai oleh Ned Kelly, seorang bushranger asal Irlandia yang menganggap pemerintah kolonial telah bertindak sewenang-wenang. Skripsi ini mencoba untuk menjelaskan mengenai respon masyarakat dan pemerintah Victoria terhadap kehadiran The Kelly Gang. Untuk pertama kalinya kepolisian Victoria mengalami perombakan besar-besaran berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Royal Comission on Police antara tahun 1881-1883 terkait kinerja mereka dalam upaya menangkap The Kelly Gang. Perombakan kepolisian Victoria menandakan buruknya kualitas polisi Victoria hingga tidak mampu menaklukkan The Kelly Gang dalam waktu singkat. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumber arsip yang dimiliki oleh National Library of Australia berupa laporan kepolisian, hasil putusan pengadilan dan dokumen yang dipublikasi oleh pemerintah Victoria seperti kesaksian orang-orang terkait peristiwa The Kelly Gang. Surat kabar yang memberitakan The Kelly Gang juga turut digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode sejarah.
ABSTRACT
This study explains about a series of crime action by The Kelly Gang in Victoria colony area which started in 1878 and finished in 1883. The leader of this group was Ned Kelly. He was bushranger from Ireland who had felt the government of colonial had acted arbitrarily. This study tries to explain the respons of society and the government of Victoria about the presence of The Kelly Gang. For the first time the police of Victoria experienced a massive change according to the result of investigation by Royal Comission on Police around 1881-1883 related to their endeavor for catching The Kelly Gang. When the police of Victoria was change which indicated a low quality of Victoria police that they couldn?t defeat The Kelly Gang at glance. The resource which was used in this research was based on courtesy of archive which belongs to National Library of Australia such as police reports, the result of a court decision and documents published by the Victorian government as the witness of the related events of The Kelly Gang. Newspapers were publish The Kelly Gang were also used in this study. The research used a historical method.;
2016
S64605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Intan
Abstrak :
Tesis ini ingin menjawab permasalahan penelitian yaitu bagaimana representasi mitos femininitas di dalam film animasi Barbie (Barbie in the Nutcracker, Barbie as Rapunzel, dan Barbie of Swan Lake) dan bagaimana bentuk ideologi yang dihadirkan. Film-film ini menarik diteliti karena menggambarkan mitos feminitas yang dikonstruksi oleh Mattel. Film animasi yang teliti merupakan bentuk produk budaya mutakhir Mattel. Tesis ini dibuat untuk mengetahui cara bekerja ideologi dominan melalui mitos yang dikontruksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode semiotik Barthes dan metode visual Dyer. Sedangkan dari aspek komunikasi menggunakan model dari van Zoonen. Hasil penelitian menunjukan Mattel memakai mitos femininitas nilai Victoria pada ketiga film animasi Barbie seperti domestik (merawat, mengerjakan pekerjaan rumah), taat beribadah dan perawan. Nilai Victoria lainnya bahwa perempuan bersifat pasif digantikan dengan mitos girl power. Mitos girl power merupakan mitos yang popular sejak tahun 1990-an, menggambarkan bahwa seorang anak perempuan yang pemberani, aktif dan dapat menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri. Akan tetapi mitos girl power yang diambil Mattel hanya pada permukaan. Perjuangan perempuan untuk mendapatkan kebebasan dan otoritas diri `dihadiahi' sosok pangeran. Pada akhirnya film ini tidak jauh berbeda dengan dongeng Cinderella dan Putri Salju. Secara tersirat Mattel menyatakan bahwa heteroseksual sebagai orientasi seks yang satu-satunya. Mattel tidak ingin konstruksi perempuan yang dihadirkan dalam film ini menjadi ancaman para pemeluk ideologi dominan (orang tua, guru, pemuka agama dan kaum pemodal) sebagai pangsa pasar terbesarnya. Sedangkan melalui metode visual dari Dyer memperlihatkan bahwa Barbie masih merepresentasikan citra cantik perempuan yang bertubuh tinggi, putih dan langsing.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chen Siu Li
Abstrak :
ABSTRAK
Citra wanita tradisional Amerika diambil alih oleh golongan W.A.S.P. sesuai gagasan Ratu Victoria, yang menggambarkan kewanitaan yang sejati sebagai lambang kesucian (purity), kesalehan (piety), ketaatan (submissiveness), dan sopan santun wanita (female propriety). Ratu Victoria yang bertahta di Inggris dari tahun 1837 sampai tahun 1901, mengutuk kaum wanita yang ingin berjuang untuk persamaan hak dengan kaum pria. Beliau mengajak kaumnya, baik di Inggris maupun di Amerika, untuk Join in checking this wicked folly of women's rights, on which my poor sex is bent, forgetting every womanly feeling and propriety (Djajanegara, 1987:32). (bersama-sama membendung perjuangan hak-hak wanita yang tolol dan buruk itu, dan yang menjadi tekad kaumku yang malang dengan melupakan segala perasaan serta sopan santun kewanitaan).

Menurut nilai-nilai Victoria, ruang lingkup kegiatan wanita harus terbatas pada rumah tangga dan dalam W.A.S.P. (White Anglo-Saxon Protestants/Kaum Protestan Anglo-Saxon kulit putih), kelas menengah yang berkuasa dalam kehidupan nasional, lingkungan keluarga, terkecuali kegiatan-kegiatan agama yang bertujuan meningkatkan moralitas warga masyarakat. Yang ditonjolkan ialah sifat inferior wanita apabila dibandingkan dengan kaum lelaki. Wanita dianggap sebagai mahluk yang lemah, pasrah, tak dapat berpikir, tak dapat mandiri dan secara total tergantung pada kaum pria yang berperan sebagai majikan mereka. Pada umumnya, citra wanita ideal hanya diterapkan pada kaum menengah atas kulit putih. Wanita diibaratkan sebagai sebuah barang hiasan yang mahal tetapi mudah patah. (Friedan, 1984:81). Fungsi wanita yang senantiasa dipuji-puji dan dianjurkan ialah: mengasuh anak-anak dan menyenangkan serta merawat para suami (the nurturing function of women).

Wanita dilarang banyak belajar karena hal ini akan merusak keseimbangan jiwa mereka dan mengakibatkan kemandulan. Kepercayaan ini didukung dengan antusias oleh mayoritas kaum pria pada pertengahan abad kesembilanbelas, bahkan juga oleh kaum wanita sendiri. Namun di tengah-tengah masyarakat yang didominasi oleh kaum pria ini terdapat sekelompok wanita intelektual yang menyadari ketimpangan kepercayaan umum ini, yang ingin membendung berkembangnya potensi-potensi pada wanita untuk dapat mencapai status yang sama dengan pria.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halida Aisyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penulisan sastra anak selalu bersifat didaktis dan mencerminkan nilai-nilai yang dianut pengarangnya. Penelitian ini membahas novel historis anak karangan Jacqueline Kelly yang berjudul The Evolution of Calpurnia Tate dan fokus pada upaya Kelly menyampaikan ideologi feminis dengan cara menulis ulang sejarah. Untuk sampai pada kesimpulan, pertama-tama penulis menganalisis penggambaran Calpurnia sebagai tokoh anak perempuan dengan nilai-nilai feminis dan keluarga Tate yang merefleksikan nilai-nilai gender tradisional di era Victoria. Penelitian ini menemukan bahwa pengarang memasukkan ideologi feminisnya dengan cara menghadirkan tokoh anak perempuan yang resistan terhadap peran gender tradisional yang diwakili oleh keluarga. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengarang setia pada genre historis. Ia tidak mengorbankan historisitas novel untuk mengakomodasi ideologinya, terlihat dari tokoh Calpurnia yang pada akhirnya tidak bisa keluar dari domestisitas yang menjadi nilai gender yang dijunjung oleh masyarakat Amerika era Victoria.
ABSTRACT
The writing of children rsquo s literature is always didactic and reflects the author rsquo s personal values. This research examines Jacqueline Kelly rsquo s children rsquo s historical novel The Evolution of Calpurnia Tate and focuses on Kelly rsquo s attempt to convey her feminist ideology by rewriting the history. In order to reach a conclusion, the researcher analyzes how Calpurnia is portrayed as a girl with feminist values and how the Tate family reflects traditional gender roles in the Victorian era. It is found that the author conveys her feminist ideology by presenting a girl character who is resistant to traditional gender roles represented by the family. This research also finds that the author is faithful to historical genre. Kelly does not sacrifice the novel rsquo s historicity to accommodate her ideology, proven by Calpurnia rsquo s character who, in the end, could not free herself from domesticity that was upheld by the Victorian American society.
2016
S69821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Cania
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan Rhizopus azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi lipid (minyak zaitun dan Tween 80) 1% (v/v) dan 2% (v/v) pada suhu 30°, 35°, 40°, 45° dan 50°C. Blok agar (diameter 6 cm) digunakan untuk pengujian, yang berisi R. azygosporus UICC 539 pada Potato Sucrose Agar (PSA) berumur 5 hari di suhu 30°C dan mengandung jumlah sel 106 sel/ml. Blok agar berisi biakan diinokulasi pada Czapek Dox Agar (CDA) dengan penambahan lipid 1% atau 2% dengan indikator Victoria blue 20% (b/v). Medium CDA berisi biakan kemudian diinkubasi pada suhu 30°, 35°, 40°, 45° dan 50°C selama 3 dan 5 hari. Kemampuan R. azygosporus UICC 539 mendegradasi lipid 1% dan 2% dideteksi dengan adanya zona bening, dan dihitung menggunakan Enzymatic Index (EI). Nilai EI dihitung dengan rumus R/r. R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa R. azygosporus UICC 539 mampu mendegradasi lipid 1% dan 2% pada semua suhu (30°--50°C). Kemampuan R. azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi lipid dipengaruhi oleh suhu pertumbuhan yang berbeda dan konsentrasi substrat (lipid) yang berbeda. ......This study aims to test the ability of Rhizopus azygosporus UICC 539 to degrade 1% (v/v) and 2% (v/v) lipids (olive oil and Tween 80) at temperatures of 30°, 35°, 40°, 45° and 50°C. Agar blocks (6 cm in diameter) were used for the test which contained R. azygosporus UICC 539 in Potato Sucrose Agar (PSA) at 30°C for 5 days with 106 cells/ml. The agar blocks were placed on modified Czapek Dox Agar (CDA) with 1% or 2% lipids and 20% (w/v) Victoria blue as an indicator. Modified CDA containing the cultures were incubated at 30°, 35°, 40°, 45° and 50°C for 3 and 5 days. The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade 1% and 2% lipids was detected in the presence of clear zones, and was calculated using Enzymatic Index (EI). The EI value was calculated by the formula R/r. R was the diameter of the clear zone and r was the diameter of the colony. The results showed that R. azygosporus UICC 539 was able to degrade 1% and 2% lipids at all temperatures (30°--50°C). The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade lipid was affected by different growth temperatures and different substrate (lipid) concentrations.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bauchet, Pierre
New York: Fredrick A. Praeger Published , 1964
338.944 BAU e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>