Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budiyono
Abstrak :
ABSTRAK Kota-kota di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia, sampai saat ini selalu mengalami perluasan wilayah. Oleh karena itu, yang disebut pinggiran kota dari masing-masing kota tersebut, selalu bergeser lokasinya. Dengan demikian persoalan pinggiran kota akan selalu aktual untuk dijadikan sebagai masalah penelitian. Dengan kekhasan pinggiran kota di negara berkembang, yaitu sebagian besar dihuni oleh orang miskin, maka daerah ini sering ditandai dengan kondisi lingkungan hidup yang kurang baik. Dalam hal ini terutama adalah lingkungan rumah tinggal, sebagai lingkungan hidup yang paling dekat dengan manusia sebagai penghuninya. Dalam masyarakat kita saat ini, yang bertanggung jawab dalam mengelola lingkungan rumah tinggal tersebut terutama adalah kaum ibu, sebagai ibu rumah tangga. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsi dan memahami kualitas perilaku ibu rumah tangga dalam mengelola lingkungan rumah tinggalnya tersebut. Perilaku ini dicari kaitannya dengan faktor lingkungan baik secara fisik maupun nirfisik, yang meliputi kondisi lingkungan rumah tinggal; tingkat pendidikan; daerah asal; tingkat kemiskinan; tingkat pemilikan budaya kemiskinan; dan kedudukan ibu dalam hubungan suami-istri. Oleh karenanya, penelitian ini merupakan salah satu kajian ekologi perilaku, sebagai bagian dari ekologi manusia. Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Pedurungan Tengah, Kecamatan Semarang Timur, dan Kelurahan Patemon, Kecamatan Gunung Pati, masing-masing merupakan wilayah Kota Madia Semarang. Ibu rumah tangga sampel masing-masing kelurahan 75 orang, dan 6 orang sebagai telaah kasus. Tehnik pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumenter. Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif (deskriptif, khi-kuadrat, dan koefisien kontingensi), dan analisis kualitatif. Kualitas perilaku ibu rumah tangga, baik di Kelurahan Pedurungan Tengah maupun di Kelurahan Patemon, dalam mengelola lingkungan rumah tinggalnya, dalam kategori sedang, cenderung rendah. Di antara komponen dari perilaku tersebut, yang termasuk dalam kategori terendah adalah : partisipasi para ibu dalam gerakan kebersihan bersama; frekuensi pembersihan bak mandi; pengendalian kebocoran bak air; penempatan pembuangan sampah lokasi tempat buang air besar; peningkatan upaya daur ulang; dan upaya pemanfaatan pekarangan. Dalam kaitan dengan faktor lingkungan, maka perilaku ibu tersebut berasosiasi secara nyata dengan kondisi lingkungan rumah tinggal, tingkat pendidikan, tingkat kemiskinan, dan tingkat pemilikan budaya kemiskinan. Sedangkan dengan daerah asal dan kedudukan ibu dalam hubungan suami-istri tidak berasosiasi secara nyata. Selain hal-hal di atas, hasil telaah kasus menunjukkan, bahwa perilaku ibu tersebut ditentukan juga oleh keberadaan anggota keluarga yang lain (baik dalam arti menunjang maupun menghambat), kebiasaan pengaturan penggunaan waktu, pemilikan dan tanggung jawab rumahnya, serta pengalaman ibu sebagai pembantu rumah tangga.
The Behavior Quality Of Housewives In Managing Their Home Environment (Case Study On Two Administrative Units Of Semarang Suburb)Up till now, cities in developing countries, including Indonesia, always under go a regional expansion. Therefore, the so-called suburbs always shift from their former location. Thus the suburb problems will continually be actual for research proposals. The special case of suburbs in the development countries, which mostly inhabited by the poor makes the condition of the living environment unfavorable. The nearest to the people, the home environment is sometimes very bad. Those responsible for managing the home environment are mainly mothers as housewives. The aim of this research is to describe and understand the quality of housewives behavior in managing their home environment. The interrelationship between their behavior and environmental factors, would then be sought, physical as well as non physical, These include, the home environmental condition, educational level, region of origin, level of poverty, level of poverty culture, and their material status. Hence, this research is a study of behavior ecology as a part of the human ecology. The research takes place in the administrative Anita of Pedurungan Tengah, East Semarang District, and Patemon, Gunungpati District, both of which are in the Semarang region. The sample of each administrative unit consists 75 housewives, 6 of which as a case study. The data is collected form questionnaires, interview, observations, and document. The analysis is based on quantitative (descriptive, Chi--Square and Coefficient Contingency) as well as qualitative methods. The quality of housewives behaviour, either in Pedurungan Tengah and in Patemon administrative units is categorized as medium low in managing home environment. Among the components of medium low are a less participation in common clearings, frequency of bath-tub cleaning, control of water tub leaks, placing garbage pails, placing toilets increasing of recycling, applying the usefulness of the garden. Obviously, the housewives behavior is associated (correlated) with the condition of their homes, education, poverty, and the culture qf poverty. The place of origin and the place of the mother in the husband and wife relationship is not clearly associated. The case study shows that the mother behavior is also influenced by other members in the family, time scheduling, responsibilities of the house, and the experience of the mother as a maid-servent.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Citra Ariwidyasari
Abstrak :
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK merupakan program penanggulangan kemiskinan yang diusung oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dan telah berjalan sejak tahun 2002 PPMK membuka ruang bagi keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat serta menciptakan masyarakat yang mandiri dengan cara menggali dan memaksimalkan setiap potensi yang ada dalam masyarakat Dengan memadukan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif penelitian ini mengkaji hasil dari PPMK mengidentifikasi permasalahan yang ada serta menyusun strategi terbaik untuk meningkatkan efektifitas PPMK dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Tanjung Duren Utara Hasil analisa secara makro menunjukkan terdapat pola hubungan yang beragam antara anggaran PPMK tahun 2008 2010 dan jumlah penduduk miskin di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 Analisis kuadran menunjukkan pelaksanaan PPMK di Tanjung Duren Utara termasuk dalam kategori inefisien Hal ini menunjukkan PPMK dapat lebih efisien bila dilakukan perencanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran yang lebih baik Analisa secara mikro mengkaji secara menyeluruh pelaksanaan PPMK dari sudut pandang masyarakat Dari persepsi responden diketahui bahwa PPMK belum dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan kurang dapat untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam masyarakat di Kelurahan Tanjung Duren Utara Dengan menggunakan analisa SWOT peneliti bersama dengan masyarakat mengidentifikasi kekuatan peluang dan permasalahan yang ada dalam masyarakat serta pelaksanaan PPMK Dari analisa SWOT ini dapat disusun strategi pelaksanaan PPMK yang lebih baik dalam kerangka waktu pelaksanaan dan diharapkan dapat meningkatkan efektifitas PPMK dalam menekan jumlah penduduk miskin di Tanjung Duren Utara Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK is a poverty alleviation program carried by the Provincial Government of DKI Jakarta since 2002 It encourages active participation of the community to take the important role on planning and executing the program This study examines the outcomes of PPMK identifies the problems of PPMK and finds out the best strategy to increase the effectiveness of PPMK on alleviating poverty in Tanjung Duren Utara by utilizing both quantitative and qualitative analysis Macro quantitative analysis shows that there are diverse patterns of correlations between the PPMK budget during 2008 2010 and the poverty reduction in DKI Jakarta Moreover the quadrant analysis shows that the implementation of PPMK in Tanjung Duren Utara can be categorized as inefficient If the community can be more efficient in planning and allocating the PPMK budget there should be less number of poor people in this village Micro qualitative analysis shows comprehensive perspectives of PPMK implementation at community level Respondents rsquo perceptions note that the inefficiency perchance caused by PPMK fails that it can not involve all community members to participate actively and are less able to maximize their strengths in the community The writer and the community identified the strengths opportunities and problems that exist in the society and in the implementation of PPMK by using the SWOT analysis It helps to construct better PPMK action plan strategy which is completed in a timeframe and expected to increase the effectiveness of PPMK on alleviating poverty in Tanjung Duren Utara
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Ul Janna
Abstrak :
Salah satu masalah utama yang dihadapi masyarakat miskin adalah terbatasnya akses terhadap perumahan yang sehat dan layak. Kondisi rumah yang dimiliki masyarakat miskin dibangun dengan tidak memperhatikan kriteria fisik rumah yang layak huni. Salah satu permasalahan dalam pembangunan perumahan dan permukiman saat ini adalah peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai. Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memiliki Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tingkat Kecamatan dengan tujuan untuk meringankan beban masyarakat miskin dalam memenuhi hak dasar berupa rumah yang layak huni yang kukuhkan dalam Peraturan Walikota No. 40 Tahun 2013 sebagai pedoman pelaksana Program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi program menggunakan 6 kriteria yang dikembangkan oleh William Dunn yaitu Ketepatan, Efektifitas, Kecukupan, Efesiensi, Perataan, dan Responsivitas dengan menggunakan pendekatan persepsi para rumah tangga penerima manfaat. Skala pengukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program rehabilitasi RTLH di Kota Depok telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan pedoman pelaksanaan program sebagaimana yang tertera di dalam Peraturan Walikota, hal ini ditunjukkan dengan hasil evaluasi untuk kriteria ketepatan program dengan skor 4.3 atau masuk dalam kategori tepat, efektifitas program dengan skor 4.0 atau masuk dalam kategori efektif, kecukupan program dengan skor 3.0 atau masuk dalam kategori cukup mencukupi, dan responsivitas program dengan skor 4.0 atau masuk dalam kategori responsivitas baik. Hanya terdapat dua kriteria yang masih belum mencapai kategori baik, yaitu kriteria efesiensi program dengan skor 2.8 atau masuk dalam kategori tidak efesien dan perataan program dengan skor 2.4 atau masuk dalam ketegori belum merata. ...... One of the main problems faced by the poor is limited access to healthy and decent housing. The condition of the poor house was built with no regard to physical criteria of decent housing. One of the problems in the housing and settlement development today is the increase in the number of households who occupy the uninhabitable house and is not supported by the edaquate infrastructure, environment and public utility facilities. Depok City Government has an Uninhabitable Houses Rehabilitation Program with the aim to ease the burden of the poor to meet basic rights such as decent housing that strengthen by Mayor Regulation No. 40 In 2013, as a guide to implementing the program. This study will focus on the evaluation of programs using six criteria that is owned by William Dunn namely as Appropriateness, Effectiveness, Adequacy, Efficiency, Equity, and Responsiveness. This study uses the approach of the perception of beneficiaries household of each of the indicators measured in the 6 criteria. The scale of measurement that will be used in this research is the Likert Scale. The results of this study indicate that the implementation of the rehabilitation program RTLH in Depok has been going well and in accordance with the guidelines for the implementation of the program as set forth in Mayor?s Regulation, as shown by the results of the evaluation for program appropriateness criteria with a score of 4.3 or concidered as appropriate, the effectiveness of the program with a score of 4.0 or concidered as effective, the adequacy of the program with a score of 3.0 or concidered as quite sufficient, and the responsiveness of the program with a score 4.0 concidered as good responsiveness. There are only two criteria that has not yet to reach a good result, the efficiency of program with a score of 2.8 or concidered as inefficient and the equity of program with a score of 2.4 or concidered as not evenly distributed.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
Abstrak :
This study looks into the internal process of the urban poverty of Jakarta in terms of the flowering phenomena of building and maintaining specific social relations among the poor to fulfill their basic economic needs. These complex social relations and exchanges among the poor and non-poor-called social integration of the poor-make the boundaries between the two social categories blurred and flexible. The paradox of social and economic statuses of the people involved has made this integration possible. This phenomenon will make poverty reduction programs in Indonesia face more complicated problems.
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library