Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hankes, Elmer Joseph
Minnesota: Hankes Foundation, 1992
401.4 HAN u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Purwanto
Abstrak :
Tujuan pembangunan kesehatan sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sebagai salah satu program yang diunggulkan oleh pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah program imunisasi. Indonesia pada tahun 1977 mulai melaksanakan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) di 55 Puskesmas dengan pemberian vaksin BCG dan DPT 1.2.3 pada tahun 1980 ditambah vaksin polio, dan tahun 1982 ditambah vaksin campak sehingga mencakup 6 macam antigen. Pada tahun 1990 Indonesia mendeklarasikan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) secara nasional, yang dalam operasional dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap lebih sama dengan 80%, yaitu 1 dosis BCG, 3 dosis Polio, 3 dosis DPT, 1 dosis campak, dan 3 dosis hepatitis B, sebelum bayi berusia 1 tahun. Selanjutnya secara bertahap diharapkan tahun 1992 tercapai UCI propinsi, 1994 UCI kabupaten, 1996 UCI kecamatan, dan tahun 2002 UCI desa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian UCI di Kabupaten Lampung Tengah, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian UCI tersebut, dengan menitik beratkan pada pencapaian UCI di masing-masing kecamatan dan Puskesmas. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross sectional dengan pendekatan kuantitalif, pengumpulan data primer menggunakan instrumen berupa kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 30 orang yaitu seluruh petugas imunisasi Puskesmas. Setelah melalui pcngolahan data, kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat (Chi-Square test). Dari hasil uji ternyata didapatkan 5 variabel independen yang mempunyai hubungan bermakna dengan pencapaian UCI, yaitu: motivasi, pengawasan, mitra kerja, imbalan, dan dana. Selain variabel yang rnempunyai hubungan bermakna secara statistik, terdapat beberapa variabel yang secara substansi cukup signifikan berhubungan dengan pencapaian UCI, yaitu kepemimpinan, sarana, supervisi, dan vaksin. Disarankan perlunya kerjasama dari seluruh pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral untuk meningkatkan pencapaian UCI, terutama pada upaya peningkatan motivasi bagi petugas imunisasi, pola kepemimpinan yang baik dari pimpinan Puskesmas, perencanaan yang baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah dalam usulan kegiatan dan anggaran pembangunan kesehatan, Serta perlunya perhatian yang lebih serius dari Pemerintah Daerah dan DPRD setempat pada era otonomi daerah dalam rangka pembangunan bidang kesehatan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Ria Kartini Murat
Abstrak :
ABSTRAK
Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai perbedaan yang mendasar hanya keduanya? mempunyai proses operasi yang berbeda. Organisasi-organisasi penyedia jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan-kegiatan mereka lebih cepat dibandingkan dengan organisasi manufaktur. Konsep perancangan dan pengembangan jasa adalah jauh lebih sukar dipahami daripada perancangan produk.

Organisasi-organisasi penyedia jasa harus memutuskan beberapa faktor kunci pelayanannya, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut :

1. Lini pelayanan yang ditawarkan.

Organisasi jasa harus memutuskan seberapa luas lini pelayanan yang akan ditawarkan.

2. Ketersediaan pelayanan.

Dalam perancangan jasa para manajer perlu mempertimbangkan kapan jasa harus disediakan. Juga perusahaan harus menentukan lokasi fasilitasfasilitas untuk memberikan pelayanan yang baik, apakah suatu lokasi fasilitas yang terpusat atau beberapa lokasi yang tersebar.

3. Tingkat pelayanan.

Organisasi harus menyeimbangkan antara tingkat pelayanan yang diberikan kepada para langganannya dengan kebutuhan untuk beroperasi secara ekonomik pada saat yang sama.

Karya akhir ini bertemakan bagaimana meningkatkan keunggulan suatu organiasi yang memproduksi jasa dengan menggunakan tehnik pengendalian produksi yang baik. Obyek penelitian dalam penulisan karya akhir ini adalah Universal Maintenance Center suatu organisasi yang menyediakan jasa perbaikan mesin-mesin.

Universal Maintenance Center (UMC) merupakan salah satu direktorat pada Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang berlokasi di Bandung. Kegiatan operasinya bersifat khusus yaitu jasa perbaikan (repair), dan overhaul dari mesin-mesin gas turbin pesawat dan industri.

Keadaan yang UMC hadapi sekarang yaitu dibutuhkannya investasi yang cukup besar untuk menunjang tehnologi canggih yang digunakan, selain itu sifat produksinya yang bukan produksi masal dimana sebagian besar suku cadang yang dipakai harus didatangkan dari luar negeri. Melalui analisa pendekatan sistem pengendalian produksi didapatkan bahwa hambatan atau masalah yang menjadi kendala bukan terletak pada sistem pengendalian produksi yang telah mereka rancang selama ini tetapi ada pada faktor manusianya (brain ware). Hasil temuan masalah mengungkapkan bahwa adanya kendala didalam proses pengendalian produksi terutama disebabkan oleh

1. Kedudukannya sebagai BUMN membuat UMC kurang fleksibel karena harus mentaati prosedur, peraturan yang birokratis, selain ketergantungannya kepada IPTN sebagai induk organisasi.

2. Dalam hal tehnik UMC harus mentaati segala aturan, perkembangan tehnik yang dikeluarkan oleh masingmasing pabrik pembuat dan badan-badan keselamatan lalu lintas udara baik lokal maupun internasional.

Tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah untuk mencari penyebab masalah utama serta mencoba memberikan alternatif pemecahan yang mungkin dapat mengatasi masalah dalam sistem pengendalian preoduksinya. Sedangkan untuk metoda yang digunakan adalah analisa sistem pengendalian produksi dengan melalui beberapa tahapan yaitu identifikasi, memahami, analisa permasalahan serta rekomendasi.

Melalui analisa pendekatan sistem ini didapatkan bahwa masalah yang menjadi kendala utama adalah banyaknya peraturan-peraturan pemerintah yang mengikat UMC sebagai BUMN dan ketergantunggannya pada IPTN sebagai induk organisasi seperti misalnya proses pengadaan suku cadang, dana dan yang lebih penting lagi proses pengambilan keputusan yang rumit dan berkepanjangan. Di pihak lain kita harus memperhatikan bahwa hampir semua pemakai jasa adalah dari kalangan penerbangan dan industri minyak dan gas bumi dimana biaya dan waktu merupakan elemen yang sangat penting untuk bisnis mereka sehingga dapat disimpulkan UMC kurang efisien dan produktif.

Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut dicarikan jalan agar paling sedikit UMC dapat terlepas dari IPTN sebagai induk organisasi untuk dijadikan profit center tersendiri, bahkan lebih baik lagi jika UMC dapat dijadikan suatu organisasi swasta.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didih Suyadi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S9274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaelany H.D.
Jakarta: Midada Rahma Press, 2006
297 KAE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cook, V. J.
Oxford : Blackwell, 1997
415 COO c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arthur, Paul, 1924-
Oakville, Ont.: Focus Strategic Communications, 2005
302.222 3 ART p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Yuniari
Abstrak :
Kewaspadaan universal dipandang sangat strategis untuk mengendalikan infeksi HIV/AIDS di sarana pelayanan kesehatan (Depkes, 2010). Berdasarkan wawancara dan observasi penulis pada 10 bidan di Kabupaten Badung, penulis menemukan bahwa 80% bidan belum menerapkan kewaspadaan universal dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penerapan kewaspadaan universal pada pertolongan persalinan oleh bidan di puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pada tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, dengan sampel adalah bidan yang melaksanakan persalinan yang berjumlah 86 orang. Data dianalisis dengan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga α = 5%. Hasil penelitian didapatkan proporsi responden yang berperilaku menerapkan kewaspadaan universal dengan baik pada saat pertolongan persalinan adalah sebesar 18,6%, ada hubungan antara faktor predisposisi yaitu pengetahuan (p=0,000,OR=20,40) dan sikap (p = 0,000, OR = 21,207), faktor pemungkin yaitu ketersediaan sarana prasarana (p=0,000) terhadap perilaku penerapan kewaspadaan universal. Dari penelitian ini disarankan untuk melakukan refreshing training, melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana, dibuat kebijakan kewaspadaan universal yang disosialisasikan pada seluruh tenaga kesehatan serta selanjutnya dilaksanakan pengawasan dan pemberian sanksi yang tegas dalam penerapan kewaspadaan universal. ......Universal precautions is deemed strategic for the control of HIV / AIDS in health care facilities (MOH, 2010). Based on interviews and observations of the author on 10 midwives in Badung regency, the authors found that 80% of midwives have not implemented universal precautions as well. This study aims to determine the factors associated with the behavior of the application of universal precautions to help labor by a midwife at the health center working area Badung Health Agency in 2012. The study was a quantitative study with cross sectional design, the sample is a midwife who perform labor, amounting to 86 people. Data were analyzed with chi square test with 95% confidence level so that α = 5%. The study found the proportion of respondents that is behaving properly implement universal precautions at the time of delivery assistance amounted to 18.6%, there is a relationship between predisposing factors, namely knowledge (p = 0.000, OR = 20.40) and attitude (p = 0.000, OR = 21.207), enabling factors, namely the availability of infrastructure facilities (p = 0.000) on the behavior of the application of universal precautions. From this study it is advisable to conduct refresher training, complete amenities, facilities and infrastructure, created a policy that promoted universal precautions in all health personnel and subsequently conducted surveillance and sanctions in the strict application of universal precautions.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>