Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Susilowati
"ABSTRAK
Penggunaan aditif pada Polipropilena adalah untuk meningkatkan atau memodifikasi karakteristik polimer, terutama dalam hal sifat fisik, kimia maupun sifat mekanik. Aditif yang ditambahkan ke dalam Polipropilena adalah Slip Agent, Anti Oksidan primer dan sekunder, Anti Blocking Agent, dan Lubricant Agent. Slip Agent merupakan amida lemak yang ditambahkan ke dalam Polipropilena dengan tujuan memperbaiki sifat permukaan plastik polimer dengan menurunkan koefisien friksi (CoF). Slip Agent yang digunakan dalam percobaan ini adalah Oleamida.
Pada penelitian ini, sampel dibuat dengan menambahkan aditif ke dalam resin Polipropilena Pluff dengan konsentrasi slip agent yang berbeda. Kadar slip agent yang ditambahkan ke dalam Polipropilena dianalisis dengan Spektrofotometer Ultra Violet pada panjang gelombang maksimum 234nm.
Berdasarkan hasil percobaan, konsentrasi slip agent yang dianalisis tidak sesuai dengan konsentrasi slip agent yang ditambahkan pada resin Polipropilena Pluff. Metode penentuan kadar slip agent dengan Spektrofotometer UV tidak begitu akurat, perlu dicari metoda lain yang lebih akurat untuk penentuan kadar slip agent."
2007
TA1443
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marliana Suteja
"ABSTRAK
Salah satu parameter kualitas wax agar dapat digunakan
dalam aplikasi adalah kandungan minyaknya(oil content ). Penentuan
kandungan minyak dalam wax dapat digunakan teknik UV
Spektrofotometer. Minyak dalam wax mengandung senyawa aromatik
yang dapat mengabsorpsi sinar UV, sehingga hal tersebut yang dapat
dijadikan indikasi dalam penentuan kandungan minyak.
Dalam percobaan ini sample wax yang digunakan yaitu Frw
Ex Tanki K61 yang mengandung 0.28% oil, Frw Ready Feed
mengandung 0.32% oil, Frw P135 mengandung 0.58%. Semakin kecil
kandungan oil dalam wax, maka semakin baik kualitas wax tersebut."
2006
TA1467
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Wulandari
"Sejalan dengan banyaknya obat-obat analgesik-antiinflamasi yang mengandung lebih dari satu komposisi zat berkhasiat, maka perlu ada metode analisis yang cepat, akurat, mudah, dan murah. Salah satu metode analisis yang dapat diterapkan adalah metode spektrofotometri UV-Vis menggunakan program analisis multikomponen persamaan simultan. Pada penelitian ini dilakukan validasi metode persamaan simultan untuk sediaan tablet obat analgesik-antiinflamasi yang mengandung kombinasi dua atau lebih dari zat aktif berikut: parasetamol, ibuprofen, fenilbutazon, propifenazon, dan kofeln. Pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang maksimum dari setiap zat aktif, yaitu 236, 239. 242, 264, dan 272 nm, menggunakan spektrofotometer Shimadzu UV-Vis 1601 dengan lebar celah 2 nm dan panjang lintasan kuvet 1 cm. Sebagai pelarut digunakan HCI 0,1 N. Data serapan molar masing-masing zat aktif dikumpulkan pada panjang gelombang 200 sampai 360 nm melalui perhitungan kurva kalibrasi. Berdasarkan hasil uji perolehan kembali dan penetapan kadar sampel tablet, dapat disimpulkan bahwa metode spektrofotometri UV dengan program analisis multikomponen persamaan simultan dapat digunakan untuk menentukan kadar tablet yang mengandung parasetamol-propifenazon, propifenazon-fenilbutazon, parasetamol-propifenazon-kofein, dan parasetamol-kofein, tetapi tidak dapat diterapkan untuk tablet paten yang mengandung kombinasi parasetamol-ibuprofen.

With the development of analgesic anti-inflammatory medicine, which contains more than one healing elements, there needs to be a fast, accurate, simple, and cheap way of analyzing them. This can be achieved with spectrophotometry UV-Vis method that uses simultaneous multicomponent analysis program, in this research, the validation of that analytical method was performed to commercial tablets containing two combinations or more of these elements : paracetamol, ibuprofen, phenylbutazone, propyphenazone, and caffeine. Measurement of the absorption rate was done with maximum wavelengths of each elements: 236, 239. 242, 264, and 272 nm, using Shimadzu UV-Vis 1601 spectrophotometer with width of vision 2 nm and length across cuvette 1 cm. The solvent used was HOI 0.1 N. Calibration curve method was needed in calculating molar absorption of each healing elements collected from wavelength 200 nm until 300 nm. Based on the results of the recovery test and the assay of tablet samples showed that spetrophotometry UV with simultaneous multicomponent analysis program can be used for determining concentration of tablet samples which contain paracetamol-propyphenazone, propyphenazone-phenylbutazone, paracetamol-propyphenazone-caffeine, and paracetamol-caffeine. It was seen that the commercial tablets which contain paracetamol-ibuprofen could not be validated with this method.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S32359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA1497
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Mochammad Mada Indra
"ABSTRAK
Ketidakmampuan obat untuk dapat menyesuaikan pelepasan dosisnya di dalam tubuh dapat mengakibatkan efek samping yang signifikan terhadap penggunanya. Pelepasan terkendali dengan mikrosfer kitosan adalah metode yang digunakan untuk mengatasi pelepasan yang tiba-tiba oleh obat. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh pH saluran pencernaan terhadap profil pelepasan terkendali oleh mikrosfer kitosan. Analisis spektrofotometri digunakan untuk mengetahui penjerapan obat dan profil pelepasan oleh kitosan mikrosfer. Hasilnya, pelepasan pada pH 4,0 memiliki performa 10 kali lipat dibandingkan pelepasan pada pH 1,2 dan 7,4.

Abstract
Inability to adjust to the release of the drug dose in the body can result in significant adverse effects on users. Controlled release of the chitosan microspheres were the methods used to cope with the sudden release of the drug. This study aims to demonstrate the influence of pH on release profile of the digestive tract controlled by the chitosan microspheres. Spectrophotometric analysis is used to determine the drug adsorption and release profile of the chitosan microspheres. The result, release at pH 4.0 has 10 times the performance compared to release at pH 1.2 and 7.4.
;"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43479
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan
"Akrilamida merupakan senyawa karsinogen yang ada dalam rokok, kopi, dan makanan yang diproses dengan pemanasan tinggi (≥120oC). Di dalam tubuh, akrilamida dimetabolisme menjadi glisidamida yang lebih reaktif. Resveratrol merupakan salah satu senyawa bahan alam yang dilaporkan dapat mendetoksifikasi akrilamida dan glisidamida. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis akrilamida dan glisidamida dalam Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS), mulai dari optimasi kondisi kromatografi dan metode preparasi sampel, validasi metode analisis, hingga aplikasinya dalam studi farmakokinetika pada tikus yang diberikan resveratrol. Kondisi kromatografi optimal adalah kolom C-18 Sunfire TM Waters® (5 µm; 250 x 4,6 mm); fase gerak dapar fosfat 6 mM pH 3,5-metanol (96:4); laju alir 0,5 mL/menit; suhu kolom 30oC; dideteksi menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 210 nm; dan menggunakan isoniazid sebagai baku dalam. Metode preparasi sampel VAMS yang optimal menggunakan pengendapan protein dengan asetonitril 100% sebagai pelarut pengekstraksi, pengocokan dengan vorteks selama 30 detik, sonikasi selama 5 menit, dan pemutaran dengan setrifugasi selama 1 menit. Hasil validasi memenuhi persyaratan sesuai Pedoman Bioanalisis FDA 2018. Metode analisis yang valid digunakan untuk studi farmakokinetika akrilamida dan glisidamida pada tikus jantan Sprague-Dawley yang diberikan resveratrol. Hasil analisis secara statistika menunjukkan bahwa pemberian resveratrol menurunkan nilai t1/2, Cmax, AUC0-72, dan AUC0-∞, serta meningkatkan nilai Cl dan Ke dari akrilamida dan glisidamida (p<0,05).

Acrylamide is a carcinogen that can be found in cigarette, coffee, and foods heated at high temperatures (≥120oC). In body, acrylamide is metabolized to glycidamide which is a more reactive agent. Resveratrol is one of natural product which has been reported that it can detoxify acrylamide and glycidamide. This study was aimed to develop an analytical method of acrylamide and glycidamide in Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS), from chromatographic condition and sample preparation optimization, analytical method validation, until its application to a pharmacokinetics study in rats administered resveratrol. The optimum chromatographic condition was obtained using C-18 SunfireTM Waters® column (5 µm; 250 x 4.6 mm); buffer phosphate 6 mM pH 3.5-methanol (96:4) as the mobile phase; the flow rate was 0.5 mL/min; the column temperature was 30oC; detected by UV detector at wavelength of 210 nm; and using isoniazid as the internal standard. The optimum sample preparation in VAMS was using protein precipitation with acetonitrile 100% as the extracting solvent, vortexed for 30 s, sonicated for 5 min and centrifuged for 1 min. The results of validation fulfilled the requirements according to FDA 2018 Bioanalytical Guideline. The valid analytical method was applied for pharmacokinetics study of acrylamide and glycidamide in male Sprague-Dawley rats administered resveratrol. The statistical analysis showed that the administration of resveratrol decreased t1/2, Cmax, AUC0-72, and AUC0-∞, and increased Cl and Ke of acrylamide and glycidamide (p<0.05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Audi Sentosa Alfatih Sochib
"Gliserol, produk sampingan dari produksi biodiesel, telah menarik perhatian yang signifikan untuk potensinya dalam menghasilkan bahan kimia bernilai tinggi melalui proses inovatif. Studi ini mengeksplorasi potensi ekonomi dari oksidasi gliserol menggunakan metode fotoelektrokimia (PEC) dengan BiVO4 sebagai fotoanoda. Tujuan utamanya adalah menerapkan oksidasi gliserol menggunakan BiVO4 yang dimodifikasi dengan iradiasi UV/Ozon sebagai fotoanoda. Studi ini menyelidiki efek perlakuan UV/Ozon pada sampel BiVO4 selama 5 dan 10 menit. Pengukuran dilakukan dengan menganalisis proses elektrokimia melalui teknik seperti Voltametri Siklis (CV), Voltametri Sapu Linear (LSV), dan Spektroskopi Impedansi Elektrokimia (EIS), dengan variasi molaritas gliserol di 0.5 M-2 M. pada pengukuran CV dan LSV terjadi peningkatan signifikan pada BiVO4 yang disinari sinar UV/Ozon selama 5 menit pada 0.5 molar gliserol dengan nilai current 1.187 dan 1.028 mA memiliki peningkatan sekitar 80% dibandingkan dengan BiVO4 pristine. namun, dalam peningkatan molaritas gliserol menuju 1 M dan 2 M, penurunan pada BiVO4 yang disinari UV/Ozon selama 5 dan 10 menit mengalami perbedaan sedikit dibandingkan dengan bivo4 pristine. dapat terlihat bahwa nilai CV dan LSV pada bivo4 yang disinari sinar UV/Ozon selama 5 dan 10 menit dalam 1 M gliserol berada pada nilai range 0.600-0.722mA dimana sedikit mendekati nilai BiVO4 pristine yang ada pada renge 0.515-0.632mA. jika dibandingkan dengan 2M peningkatan justru terjadi pada BiVO4 pristine yang memiliki range 0.900-1055mA dibandingkan dengan BiVO4 yang disinari sinar UV/Ozon selama 5 dan 10 menit yang memiliki range 0.500-0.800mA. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan modifikasi dalam proses oksidasi di bawah kondisi ini, memberikan wawasan tentang peningkatan sifat elektrokimia dan potensi aplikasi industri.

Glycerol, a byproduct of biodiesel production, has garnered significant attention for its potential to produce high-value chemicals through innovative processes. This study explores the economic potential of glycerol oxidation using photoelectrochemical (PEC) methods with BiVO4 as the photoanode. The primary objective is to apply glycerol oxidation using UV/Ozone-modified BiVO4 as the photoanode. The study investigates the effects of UV/Ozone treatment on BiVO4 samples for 5 and 10 minutes. Measurements were conducted by analyzing the electrochemical process using techniques such as Cyclic Voltammetry (CV), Linear Sweep Voltammetry (LSV), and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), with glycerol molarity variations ranging from 0.5 M to 2 M. In CV and LSV measurements, there was a significant increase in UV/Ozone-irradiated BiVO4 for 5 minutes at 0.5 molar glycerol, with current values of 1.187 and 1.028 mA, representing an approximately 80% increase compared to pristine BiVO4. However, with increasing glycerol molarity to 1 M and 2 M, the UV/Ozone-irradiated BiVO4 samples for 5 and 10 minutes showed slight differences compared to pristine BiVO4. It can be seen that the CV and LSV values for UV/Ozoneirradiated BiVO4 for 5 and 10 minutes in 1 M glycerol were in the range of 0.600-0.722 mA, slightly approaching the pristine BiVO4 values of 0.515-0.632 mA. In contrast, at 2 M glycerol, pristine BiVO4 showed an increase, with a range of 0.900-1.055 mA compared to UV/Ozone-irradiated BiVO4 for 5 and 10 minutes, which had a range of 0.500-0.800mA. This research aims to illustrate modifications in the oxidation process under these conditions, providing insights into the enhancement of electrochemical properties and potential industrial applications."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Dita Agretta
"ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu pengekspor hasil ikan terbesar di Asia. Namun
belakangan ini timbul masalah yang menjadi tantangan ekspor komoditi udang
Indonesia yaitu adanya dugaan bakteri patogen yang terkandung di dalam udang. Dari
hasil pegujian BPPMHP 1997 dari kombinasi ikan nila dan udang positif mengandung
Salmonella. Salmonela typhimurium sangat berbahaya bagi tubuh manusia selain dapat
menyebabkan penyakit tipus, bakteri ini juga dapat menyebabkan kematian. Pada
penelitian ini penulis mencoba meneliti cara untuk mengolah air. Air yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah air danau UI. Penyinaran dengan
menggunakan sinar Ultraviolet (UV) dan sinar Infrared (IR) adalah proses utama
dalam proses pengolahan air yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui efektivitas kinerja sinar Ultraviolet (UV) dan Infrared (IR) dalam
pengolahan air untuk membunuh bakteri Salmonella thypimurium. Parameter yang
diukur adalah jumlah kandungan mikroorganisme yang ada dalam air. Dalam
penelitian ini dilakukan 3 variasi laju alir yaitu: 6,55mL/s; 7,98 mL/s; dan 9,13mL/s
dengan penyinaran sinar UV, IR serta konfigurasi sinar UV dan IR.
Dari hasil penelitian untuk masing-masing laju alir diperoleh hasil mikroorganisme
yang ada dalam air danau akan mengalami penurunan pada laju alir 6,55mL/s dan akan
mengalami kenaikan pada laju alir 7,93 mL/s. Hal ini menunjukkan bahwa pad laju alir
yang kecil mikroorganisme cendrungan akan mudah dibunuh dengan penyinaran UV,
IR atau konfigurasi UV dan IR. Dari hasil perbandingan proses pengolahan air yang
digunakan, diperoleh bahwa konfigurasi sinar Ultraviolet (UV) dan sinar Infrared (IR)
memiliki Efektivitas yang paling baik jika dibandingkan dengan menggunakan
penyinaran sinar Ultraviolet dan sinar Infrared (IR) tanpa konfigurasi. Jumlah bakteri
setelah dilakukan proses penyinaran dengan konfigurasi UV dan IR
8,8 x 106; 1,0 x 105; 1,2 x 107 dan 4,5 x 106."
2007
S49718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Metafisika
"Benzena dikenal sebagai salah satu senyawa karsinogen. IARC telah menggolongkan benzena sebagai senyawa karsinogenik golongan 1 yang menunjukkan paparan benzena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Paparan dari aktivitas merokok dan emisi kendaraan bermotor pada polisi lalu lintas secara terus menerus akan mengakibatkan tingginya resiko paparan benzena sehingga perlu dilakukan kajian resiko paparan benzena terhadap polisi lalu lintas khususnya di wilayah Depok yang merupakan kota penyangga ibukota Jakarta. Asam s-fenilmerkapturat (SPMA) dalam urin merupakan metabolit spesifik terhadap paparan benzena sehingga representatif sebagai biomarker paparan benzena. Rata-rata konsentrasi SPMA pada polisi lalu lintas yang merokok, polisi lalu lintas yang tidak merokok, dan kontrol memberikan hasil 150,44 + 75,13 μg /g kreatinin, 70,44 + 64,21 μg /g kreatinin, dan 14,3 + 19,61 μg /g kreatinin. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor emisi kendaraan bermotor, lama bekerja serta merokok meningkatkan resiko paparan benzena polisi lalu lintas.

Benzene has been known as one of the carcinogen agent. IARC had been categorized benzene as carcinogen compound in group 1 that indicates benzene exposure very harmful to human health. Exposure over and over from smoking activities and automobile emission to traffic policemen, will resulting a high risk benzene exposure, as a result, risk study of benzene exposure need to be done toward traffic policemen, specially in Depok area as Jakarta’s buffer zone. Sphenylmercapturic acid (SPMA) in urine is specific metabolite to benzene exposure, so it represents as biomarker benzene exposure. SPMA concentration average in smoking traffic policemen, nonsmoking traffic policemen and control respectively, give a result 150,44 + 75,13 μg /g creatinine, 70,44 + 64,21 μg /g creatinine, dan 14,3 + 19,61 μg /g creatinine. The statistical test result, show that automobile emission, working duration as traffic policemen, and smoking habit factor can increase traffic policemen benzene exposure risk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30693
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Prihantini
"Buah dan sayur mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral yang bermanfaat, serta mengandung pigmen yang berfungsi sebagai pemberi warna buah dan sayur, diantaranya adalah beta karoten dan likopen. Likopen berkhasiat sebagai anti oksidan pelindung sel-sel tubuh dari radikal bebas, dan banyak terdapat dalam tomat dan semangka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan likopen dalam beberapa jenis buah dan sayuran yang berwarna merah yang diambil dari pasar tradisional dan supermarket. Buah dan sayur yang sudah dihaluskan, diekstraksi dengan n-Heksan. Ekstrak tersebut dianalisis menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis dengan n-Heksan sebagai pelarut. Sampel dianalisis pada panjang gelombang 501 nm, nilai koefisien variansi antara 0,17%-0,95% dan nilai uji perolehan kembali antara 92,35%-97,09%. Dari 13 sampel yang digunakan, terdapat 3 macam buah yang terdeteksi mengandung likopen, yaitu jambu merah, jeruk Bali dan pepaya. Masing-masing kadarnya; 6,10417±0,04630 mg/kg, 1,38014±0,03007 mg/kg dan 1.23293±0.01109 mg/kg.

Fruits and vegetables contain a lot kind of beneficial vitamins, minerals and pigments that gave color to them. Beta carotene and lycopene were two kind of pigments can be found in fruits and vegetables. Lycopene can be used as antioxidant, which has the ability to protect body's cells from free radicals, and mostly can be found in tomatoes and watermelons. The purpose of this research was to analyze lycopene contain in several kind of red fruits and vegetables, randomly picked up from traditional markets and supermarkets. Smashed fruits and vegetables were extracted with n-Heksan. The lycopene contain were analyzed using Spectrophotometric UV-Vis method, with n-Hexane used as solvent. Those samples analyzed at 501 nm, with coefficient variant between 0,17-0,95% and the percentage of the recovery were between 92,35-97,08%. From 13 samples analyzed, 3 kind of fruits with lycopene contain detected. Those are red guava (Psidium guajava), pomelo (Citrus maxima) and papaya (Carica papaya). With each lycopene contain 6,10417±0,04630 mg/kg, 1,38014±0,03007 mg/kg and 1.23293±0.01109 mg/kg."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32941
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>