Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dzikry Dalwatul Ielmi
Abstrak :
Sumber tenaga atau penggerak pada sebuah industri mengahasilkan panas yang sangat tinggi. Namun pada kenyataanya banyak tidak termanfaatkan hanya dibuang sebagai salah satu sisa proses. Namun walau ada pemanfaatan teknologi panas, hanya digunakan untuk mengalirkan panas dengan cepat sebagai teknologi pendinginan. Salah satu teknologi penukar kalor adalah Heat Pipe yang fungsinya sebagai penghantar kalor. Panas tinggi yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan, sebagai contoh untuk memanaskan ducting sebagai alat dehumidifikasi tanpa memberi daya tambahan untuk prosesnya. Salah satu kebutuhan dehumidifikasi ada pada industri elektronik yang sangat sensitif terhadap kelembaban. Pada Skripsi ini dilakukan perencanaan penggunan Heat Pipe berbentuk U sebagai alat untuk memanaskan udara (dehumidifikasi). Tahap berikutnya dilakukan pembuatan konstruksi U-bend heat pipe untuk proses dehumidifikasi. Tahap selanjutnya dilakukan pengujian terhadap konstruksi U-bend heat pipe. Setelah pengujian dilanjutkan dengan analisa dengan konstruksi heat pipe yang dibuat apakah memenuhi tingkat kelembaban udara yang dibutuhkan industri elektronik, JEDEC J-STD-020 Standard <30 °C dan <60 %RH. Heat recovery terbaik didapatkan dari kondisi kecepatan udara 1.0 m/s dan temperature inlet 35 oC yaitu sebesar 175,20 W. Sementara efektifitas terbaik berada pada kondisi kecepatan udara 0.5 m/s dan temperature masuk 30 oC yaitu sebesar 26,09 %. Dari perolehan data, sistem heat pipe dapat memenuhi standar keadaan temperature dan RH sesuai JEDEC STD-020.
......Power Source or driver in an industry make heat very high. Thus most of them cant be used and just become waste. But most of using heat waste just for cooling process. One of heat transfer technology is heat pipe. Heat pipe can move heat from one side to another side. Heat that usually wasted could be moved to reheating air in the ducting. Heat pipe can work without initial power. One necessary in HVAC is to control air moisture. Electronic industry very sensitive about humidity, if air condition too wet can make electronic part fail with the electrostatic discharge. In this final task consisting some work path, first design heat pipe configuration from u-bend heat pipe heat exchanger that already given. Next, experiment that analize performance of the heat pipe configuration. The output of the HVAC for electronic industry that specific for some fabrication is about 30 °C and below 60 %RH. Best heat recovery gain from 1.0 m/s intake velocity and temperature 35 °C as 175,20 W. Best Effectivity gain from 0,5 intake velocity and temperature 30 °C as 26,09 %. In different variable some condition make the configuration fulfill of standrard before. For next experiment the system could be more effective with improvement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Auli Rahman
Abstrak :
Kelembaban merupakan parameter yang menunjukan kandungan air dalam udara. Untuk menurunkan kelembaban, dapat dilakukan dehumidifikasi dengan proses overcooling dan reheating menggunakan cooling coil dan heater. Dengan menggunakan U-bend heat pipe, proses dehumidifikasi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat pemanas tambahan. Dengan begitu kita dapat menghemat energi yang dipakai daripada sistem sebelumnya. Salah satu kebutuhan dehumidifikasi adalah untuk memenuhi kebutuhan termal dari ruang bersih. Pada Skripsi ini dilakukan permodelan dan simulasi sistem U-bend Heat Pipe sebagai dehumidifier. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software ANSYS FLUENT 2020 R1 Student Version. Kemudian dari hasil simulasi dilakukan analisa apakah dengan model konfigurasi heat pipe yang dibuat apakah memenuhi kebutuhan termal ruang bersih sesuai dengan ASHRAE Standard 22 - 24 °C dan 40 - 60 % RH serta karakteristik efektivitas heat pipe terhadap temperatur dan kecepatan inlet. Hasil simulasi menunjukan heat recovery tertinggi didapatkan dari kondisi kecepatan udara 2.0 m/s dan temperatur inlet 45 °C yaitu sebesar 199.30 W. Efektivitas terbaik berada pada kondisi kecepatan udara 0.5 m/s yaitu sebesar 55.4 %. Dari perolehan data, efektivitas berbanding terbalik dengan kecepatan inlet dan sistem heat pipe dapat memenuhi standar keadaan temperatur dan RH dari ruang bersih. U-Bend Heat Pipe baik diterapkan untuk dehumidifikasi karena dapat menggantikan fungsi heater dan mengurangi beban pendinginan sebesar 55.4 % pada kecepatan inlet 0.5 m/s untuk menurunkan relative humidity sampai dengan 57% RH.
......Humidity is an important parameter to show water vapour contained in air. Overcooling and reheating using cooling coil and heater can be used to lower the humidity. With Ubend heat pipe, dehumidification can be done without additional heater. So the energy used will be lower than previous system. One of the needs of dehumidification is to satisfy thermal needs of a cleanroom. In this final project, U-bend Heat Pipe system is being modelled and simulated for dehumidification. System is simulated with ANSYS FLUENT 2020 R1 Student Version software. The simulation result then be analyzed to see if the said heat pipe system is fulfilling thermal needs of the cleanroom corresponding to ASHRAE Standard 22 - 24 °C and 40 - 60% RH. Also to observe the characteristic of heat pipe effectivity to inlet velocity and inlet temperature. The simulation result shows highest heat recovery 199.30 W is obtained on 2.0 m/s inlet velocity and 45 °C inlet temperature. The best effectivity 55.4 % is obtained on 0.5 m/s. The simulation shows that effectivity is directly proportional to inlet velocity and heat pipe system can fulfill the standard thermal needs of a cleanroom. U-Bend Heat Pipe is recommended to be applied for dehumidification because it can replace heater’s function and lighten the cooling load by 55.4 % at 0.5 m/s inlet velocity to lower the relative humidity up to 57% RH.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library