Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
LP.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Candrasuci
Abstrak :
Vortex tube adalah sebuah atat yang mampu memisahkan panas dari sebuah aliran udara bertekanan menjadi dua buah aliran, dimana temperatur atiran yang pertama menjadi tebih panas sedangkan atiran yang Iainnya menjadi tebih dingin daripada temperatur udara masuk. Saat ini atiran udara dingin yang dihasitkan oteh vortex tube telah diaptikasikan ke berbagai masalah spot cooling di dunia industri. Wataupun efisiensinya sangat rendah apabila dibandingkan dengan teknik pendinginan konvensional, sebuah vortex tube memitikt berbagai keuntungan, yaitu dirnensi yang relatif kecil, ringan dan sederhana, tak ada satupun bagiannya yang bergerak dan tidak menggunakan zat refngeran. Parameter terpenting untuk mengetahui karaktenstik suatu vortex tube adatah nitai fraksi massa dingin. Untuk mengetahui pengaruh pembahan temperatur udara panas dan udara dingin serta kapasitas pendinginan yang mampu dihasrtkan, maka dilakukan suatu penelitian secara eksperimenta! pada sebuah vortex tube FTUI X-1 dengan merubah nilai fraksi massa dingin yang digunakan pada berbagai tekanan udara masuk. Berdasarkan hasil penelitian pada setiap nilai tekanan udara masuk, didapatkan temperatur udara dingin akan mrhimum pada nitai fraksi massa dingin sekitar 0,6, temperatur udara panas akan maksimum pada nttai fraksi massa dingin sekitar 0,8 dan kapasitas pendinginan akan makstmum pada nitai fraksi massa dingin sekitar 0, 75. Temperatur udara dfngin akan semakin turun seiring dengan peningkatan tekanan udara masuk, tetapi perubahan temperatumya akan semakin kecfl dan cenderung konstan pada tekanan yang sangat tinggi. Sedangkan kapasitas pendinginan yang dihasilkan akan terus maningkat seiring dengan peningkatan tekanan udara masuk. Pada tekanan udara masuk 9 bar dengan temperatur 26, 4°C, dan nilai fraksi massa dingin aktuar' 0, 545, vortex tube FTUI X~1 ini mampu menghastlkan udara panas dengan temperatur 42,2°C dan udara dingin dengan temperatur teren dah mencapai 2, 9 °C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmadi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mencari penyebab kegagalan pada tube superheater. Tube superheater adalah alat bantu Boiler yang berfungsi untuk menghasilkan uap superheat dengan temperatur 462 ºC yang selanjutnya digunakan untuk penggerak turbin uap. Tube menerima panas dari gas alam dengan temperatur 919 ºC. Material tube superheater adalah Baja Karbon Molybdenum (15 Mo3) yang direncanakan untuk beroperasi selama 12 tahun. Tetapi baru beroperasi 2 tahun, 4 bulan telah mengalami kegagalan. Setelah dilakukan pemeriksaan fraktografi mikro dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) pada daerah pecah ditemukan retak mikro di permukaan pecah. Retak mikro ini terbentuk diperkirakan ketika dilakukan proses pengerolan panas sewaktu tube dibuat. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan EDS (Energy Dispersive Spectroscopy) ditemukan unsur S (sulphur) hanya di daerah pecah saja. Penambahan retak mikro ini dipicu oleh proses dan kondisi overheating yang mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tio Adi Bayu Adjie
Abstrak :
ABSTRACT
Perhitungan kondenser Shel! & fube dengan metode Kern, secare prinsip lidakjauh berbeda dengan melode Iainnya, seperti metode Bell-Delaware, dan Taborek. Namun yang membedakan melode Kem dengan Iainnya adalah langkah-langkah perhitungan dan rumus-mmus yang digunakannya. Permasalahan yang timbui dalam merancang kondenser she!! & tube ini adalah masih digunakannya metode perhitungan secara uji coba ( Ma! & error) sehingga membuluhkan wakiu yang lame sehingga pengujian kelayakan kondenser tersebut jedi jarang dilaksanakan_

Untuk mempercepai dan mempermudah perhiiungan kondenser she!! & tube ini, disusunlah subroutine sehingga masaiah yang ada dapat lera1asi_ Submutlne yang dibuat dari bahasa pascal ini, dlsesualkan dengan l ngkah perhiiungan dengan metode Kem, sohlngga dapet mempermudah pemakai untuk melacak urutan perhiiungen kondenser shelf 8 tube.
1999
S36888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zendi Bramantya
Abstrak :
ABSTRAK
Efisiensi suatu kolektor Surya konvensional (tube solar collector) dapat ditingkatkan dengan melapisi dinding dalam tabung-tabung kolelctor dengan Suatu media berpori. Dalam penelitian ini, metode di atas akan disimulasikan dengan menggunakan Compufatiozzai Fluid Dynamics (CFD). Simulasi akan dilakukan terhadap salah satu tabung dari suatu tube solar collector yang dilapisi dengan media berpori dengan ketebalan tertentu, yaitu dimulai dengan tabung tampa penambahan media berpori (N1= 1) hingga tabung yang dipenuhi dengan media berpori. (N1= O). Dari simulasi ini dapat diperoleh data-data mengenai temperatur outlet, sehingga modifikasi tersebut dapat dilihat pengaruhnya terhadap efisiensi kolekton Dari hasil simulasi didapatkan bahwa dengan penambahan media berpori maka etisiensi dapat ditingkatkan khususnya pada kolektor dengan koefisien kerugian UL yang tinggi
1999
S36991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Rosid
Abstrak :
ABSTRACT
Vortex tube merupakan suatu hat yang sedang diteliti dan dikembangkan di Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Untuk itu diperlukan adanya suatu alat uji untuk mengetahui karakteristik dari vortex tube tersebut Alt uji tersebut mempergunakan alat-alat yang terdapat di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia-

Beberapa alat ukur yang dipergunakan untuk menguji vortex tube tersebut adalah alat pengukur tekanan, alat pengukur Iaju aliran tluida, serta alat pengukur temperatun Diantara alat pengukur tersebut, terdapat beberapa jenis alat pengukur yang dapat dipergunakan, yaitu untuk alat pengukur tekanan digunakan manometer dan pressure gauge, sedangkan pada alat pengukur Iaju aliran fluida, terdapat tiga jenis alat pengukur yang dapat digunakan yaitu rotameter, pitot tube, dan oritis. Sedangkan untuk mengukur temperatur dipergunakan thermokopei.

Agar hasil yang didapat dari pengujian karakteristik vo/tex tube dapat sebaik mungkin, maka diantara jenis-jenis aiat ukur tersebut haruslah dibandingkan antar hasil yang didapat oleh alat ukur yang satu dengan hasil yang didapat oleh alat ukur Iainnya. Dengan demikian maka diketahui sejauh mana kesamaan data yang dihasilkan oleh alat-alat ukur tersebut. Oleh karena ini, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alat ukur yang dipergunakan dalam pengujian karakteristik vortex tube.
1999
S36998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ian Ronald
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan terhadap vortex tube ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi diameter dengan panjang yang tetap pada pipa hot tube dari vortex tube Proto X-1 yang dimiliki oleh Jurusan Mesin FT-UI terhadap tingkat efisiensinya, sehingga akan didapatkan performa yang mampu menghasilkan kerja maksimal vortex tube dari perbandingan antara panjang pipa panas dengan diameter pipa panas. Pengujian ini menggunakan tiga buah variasi diameter pipa panas. dengan diameter dalam masing-masing pipa 6 mm, 8 mm dan 10 mm dengan panjang pipa 400 mm. Untuk besar tekanan udara masuk dipakai empat variasi tekanan yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar dan 8 bar. Metode yang digunakan pada eksperimen ini sama dengan yang dilakukan pada eksperimen helical vortex generator pada vortex tube X-1, dengan dimensi vortex chamber yang digunakan adalah 45 x 50 mm, tebal 10 mm, inlet tangensial dua buah dengan O inlet 1 mm, tipe Ranque - Hilsch dengan O eksentrik spiral 6 dan 7 mm. Dari pengujian yang dilakukan, temperatur udara dingin dicapai pada tekanan 8 bar dengan diameter pipa panas sebesar 6 mm dengan panjang 400 mm. Temperatur udara dingin yang dicapai sebesar Tcold = 11,9 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual Mcold akt = 0,350. Sedangkan besar kapasitas pendinginan yang dicapai adalah 38,548 J/s, yang berada pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,827. Kapasitas pendinginan maksimum ini terjadi pada pipa panas yang memiliki diameter 8 mm dengan panjang pipa 400 mm, pada tekanan udara masuk sebesar 8 bar. Sehingga akan didapatkan nilai perbandingan yang optimal antara panjang pipa panas dan diameter pipa panas untuk karakteristik geometri vortex tube adalah U/D > 40. ......The aim of this research is to know the impact from diameter variation with constant length at the hot tube, towards it‘s efficiency grades. So that, the performances of the hot tube can reach the maximum result. The research is done to the vortex tube Proto X-1, by using three inside diameters variation from hot tube. The three inside diameters are 6 mm, 8 mm, and 10 mm. The method used for this experiment is the same with the experiment before. The cold air temperatur is reached at 8 bar pressure with hot tube diameter size as 6 mm and 400 mm long. Other wise the maximum of refrigeration capacity happens to the hot tube in 8 mm diameter and with 400 mm long tube at the air pressure in 8 bar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Noviana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dari diameter orifis terhadap kemampuan penurunan temperatur dan kapasitas pendinginan maksimum yang dapat dicapai. Pada penelitian ini penulis membuat tiga buah orifis dengan diameter yang berbeda-beda. Diameter orifis masing-masing adalah 2mm, 3mm dan 4 mm. Pipa panas yang digunakan pada penelitian ini memiliki panjang 240 mm dengan diameter dalam 6 mm, sedangkan vortex generator yang digunakan adalah type Ranque-Hilsch dengan diameter inlet 1 mm sebanyak 2 buah yang diposisikan secara aksial. Diameter Ektrensik dari Helical vortex generator yang digunakan adalah 6 dan 7 mm. Pengujian terhadap masing-masing oritis dilakukan pada tekanan udara masuk yang berbeda, yaitu 5, 6, 7 dan 8 bar. Kapasitas refrijerasi maximum untuk orifis dengan φ 2 mm adalah 39,048 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,718 untuk oritis dengan φ 3 mm adalah 52,324 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,914 dan untuk orifis dengan φ 4 mm adalah 50,115J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,947. Suhu terendah untuk oritis dengan φ 2 mm adaiah 14,3 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,381 untuk orifis dengan φ 3 mm adalah 10,7 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,389 dan untuk orifis dengan φ 4 mm adalah 13,2 ºC pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt= 0,385.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wright, A. E.
London: Constable, 1921
613.29 WRI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sonde, B.S.
New Delhi: Tata McGraw-Hill, 1973
621.381 SON m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>