Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratnaesih Maulana
"Telah kita ketahui tentang 3 dewa Hindu jang kite kenal sebagai suatu kesatuan jang merupakan suatu manifestasi pentjiptaan alam semesta ini, jaitu Brahma sebagai pentjipta, Visnu sebagai pemelihara, dan Siva sebagai perusak, dan dalam kesatuannja dikenal sebagai Trimurti (Ramacharaka, 1936,253). Selain sebagai satu kesatuan dalam pemudjaan, djuga mesing-masing dewa mempunjai pemudja-pemudja sendiri. Diantara ketiga itu, Vini dan Siva-lah jang lebih banjak dikenal, lebih-lebih Siva. Hal ini mungkin sekali karena dewa tersebut merupakan landjutan dari masa Veda sebab pada awal masa Veda kita djumpai tokoh Visa dan kudra. Kemudian Rudra ini, dikenal dengan nama Siva, jaitu dalam Rg-ve_da, Yajur-veda, dan kitab Atarva-veda jang berarti baik. Namun ini merupakan nama penghalus dari Rudra jang sifatnja menakutkan. Meskipun nama Siva telah disebutken tetapi sebenarnja tak ditudjukan kepadanja melainkan kepada Rudra. Rudra sebagai pangkal pertumbuhan dewa-dewa. Karena perbuatan Rudra menimbulkan kerusakan dan kematian, penjair Rg-veda berusaha memperhalus sifat jang serba buruk, dan diminta untuk melindungi_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1970
S11895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sendi Maulana Agusti
"ABSTRAK
Pemberontakan di Yaman merupakan fenomena yang unik dalam rekap sejarah revolusi Timur Tengah, meskipun pada pola dan alur pemberontakan tersebut mempunyai kesamaan dengan apa yang terjadi di Tunisia dan Mesir, kondisi sosio-politik yang menjadi latarbelakang menghasilkan kejadian berbeda. Selain itu, pra-kondisi perpecahan Yaman yang sangat penuh dengan nuansa kesukuan dan afiliasi kuat rezim berkuasa dan militer membuat nuansa pemberontakan yang berbeda. Banyak orang mungkin akan melihat penggulingan Saleh sebagai manifestasi dari demokratisasi Yaman. Namun, apakah hal tersebut benar terjadi? Apakah penggulingan rezim selalu menjadi barometer dari demokratisasi? Dalam menjawab pertanyaan tersebut, penulis berpendapat bahwa Yaman gagal dalam membangun demokrasi yang sesungguhnya, karena salah satu fitur utama dari demokrasi adalah meredam pertumpahan darah, namun tidak demikian dengan Yaman yang gagal dalam mengimplementasikan fitur utama tersebut. Untuk sampai pada kesimpulan tersebut penulis menggunakan pendekatan teori politik Samuel Huntington. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu melalui pendekatan fenomenologi Schutz untuk membangun konstruksi makna dari kejadian sebelum penggulingan Saleh dari 2007-2011.

ABSTRACT
Rebellion in Yemen is a unique phenomenon in the recap of the history of the Middle East revolution. Although at first glance the pattern and flow of the rebellion can be said to be similar to what happened in Tunisia and Egypt, the socio-political conditions underlying it produce different events, so that they must be viewed and addressed differently. In addition, the pre-conditions of the Yemeni split with nuansa tribal nuances and the regime s strong affiliation with it and the military made different nuances of the rebellion. Many people might see the overthrow of Saleh as a manifestation of Yemen s democratization. However, is that right? Is the overthrow of the regime always a reflection of democratization? In answering this question, the author argues that Yemen failed in the development of real democracy because the main feature of democracy was to reduce the bloodshed. To arrive at this conclusion the author uses Samuel Huntington s political theory approach. The method used is a qualitative method, namely through the Schutz phenomenology approach to construct the meaning construction of Saleh s pre-overthrow from 2007-2011."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Happy Nusa Bhina
"ABSTRAK
Arca Trimurti ialah arca-arca dewa Brahma, Visnu dan Siva yang merupakan dewa-dewa tertinggi di dalam agama Hindu dan masing-masing dewa memiliki pengikutnya sendiri-sendiri. Di dataran tinggi Dieng, di mana terdapat bangunan-bangunan candi tertua di Indonesia banyak ditemukan arca Trimurti yang bentuk penggambarannya bervariasi. Dalam penelitian ini arca Trimurti dengan penggambaran duduk pralambhasana di atas pundak vahana seperti manusia duduk dijadikan sebagai data utama, arca Trimurti dengan penggambaran bukan duduk di atas pundak vahana dijadikan sebagai data pembantu, dan arca Trimurti dengan penggambaran duduk pralambhasana di atas pundak vahana seperti manusia duduk yang berasal dari daerah lain selain Dieng dijadikan sebagai data pembanding. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk dan aturan-aturan pokok yang dijadikan landasan berpikir oleh masyarakat pendukung kesenian arca Dieng dalam pembuatan arca Trimurti . Selain itu, melihat apakah unsur-unsur dalam pembuatan arca ini mengikuti pokok-pokok ketentuan ikonografi India, melalui pendekatan Deskripsi ikonografi ( menggunakan buku Edi Sodyawati Pemerincian Unsur Dalam Analisa Seni Arca, dalam PIA 1 1977) dan ikonometri, induktif dan komparatif diharapkan tujuan penelitian dapat dicapai. Hasil yang diperoleh baik dari segi ikonografi maupun ikometrinya (secara proporsional) secara umum menggambarkan adanya keseragaman dalam pola berpikir, dan banyak ditemukan unsur-unsur pembuatan area yang menunjukkan bahwa seniman-seniman pendukung keseni-arcaan Dieng tidak sepenuhnya terikat pada aturan-aturan pokok keseni-arcaan India."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library