Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Wahyudi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara faktor latar belakang pendidikan peserta, sebagai bagian dari karakteristik peserta, kemampuan instruktur, proses interaksi belajar mengajar dan ketersediaan fasilitas pelatihan dengan tingkat keberhasilan dalam mengikuti uji keterampilan bagi calon TKI bidang penatalaksana rumah tangga. Di samping itu, juga untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas pelatihannya, ditinjau dari tingkat reaksi peserta dan tingkat hasil belajar. Hal ini didasari kenyataan adanya disparitas masukan dan proses penyelenggaraan pelatihan antar BLK-LN. Unit analisis penelitian ini adalah individu peserta uji keterampilan, dengan sampel sejumlah 80 orang yang terpilih dari penarikan secara berkelompok sederhana. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kombinasi dari teknik angket, observasi, studi kepustakaan dan wawancara. Sedangkan untuk melakukan analisis data digunakan teknik korelasi dan regresi baik sederhana, parsial maupun berganda. Secara umum hasil penelitian menjelaskan bahwa berdasarkan analisis korelasi dan regresi sederhana, keempat faktor yang dipilih dalam penelitian ini, memiliki derajat keeratan hubungan yang signifikan dengan nilai skor uji keterampilan. Sedangkan berdasarkan atas analisis korelasi parsial dan analisis regresi berganda, temyata proses interaksi belajar mengajar, tidak menunjukkan adanya pengaruh dan kontribusi yang signifikan dengan nilai skor uji keterampilan, sedangkan ketiga lainnya signifikan menentukan nilai skor uji keterampilan sebesar 78,1 %. Dari analisis efektivitas pelatihan dapat dijelaskan bahwa tingkat reaksi dan tanggapan peserta terhadap isi dan proses pelatihan di BLK-LN Aji Ayah Bunda Sejati sebesar 92,1 % dari kriteria yang ditentukan, atau berada pada posisi mendekati sangat baik. Sedangkan tingkat belajar, dijelaskan bahwa pelatihan telah secara efektif meningkatkan pengetahuan dan kemampuan belajar sebesar 41,8 %. Implikasi dari penelitian ini diharapkan akan menjadi acuan dalam melakukan perbaikan kinerja BLK-LN, yaitu penyempurnaan .fasilitas pelatihan yang ada di BLK-LN dan rekrutmen calon peserta yang memenuhi standar minimal oleh perusahaan pengerah jasa TKI.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darma Setiawan
Abstrak :
Penilaian tingkat kesesuaian program pelatihan merupakan salah satu cara untuk mengukur efektivitas program pelatihan. Pendapat peserta terhadap program pelatihan yang diikuti mereka dapat dijadikan ukuran untuk menentukan efektivitas program pelatihan. Faktor-faktor program pelatihan yang dinilai adalah: kurikulum, persyaratan peserta, materi instruksional, peralatan, bahan, persyaratan instruktur, metode pelatihan, dan evaluasi peserta pelatihan. Penilaian dilakukan juga terhadap persepsi peserta tentang manfaat pelatihan bagi pelaksanaan tugas/pekerjaan dan prestise mereka. Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuestioner. Data yang diperoleh ditabulasikan dan dideskripsikan berdasarkan analisis univariat, dan analisis korelasi digunakan untuk mengukur intensitas hubungan antara variabel kurikulum, persyaratan peserta, materi instruksional, serta peralatan dan bahan pelatihan sebagai kelompok variabel independen dengan manfaat pelatihan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta pelatihan yang mengatakan setuju dengan manfaat pelatihan cenderung masih ragu terhadap materi instruksional dan sistem evaluasi pelatihan di BLIP CEVEST. Hasil analisis korelasi juga menunjukkan bahwa diantara hubungan variabel manfaat pelatihan dengan variabel lain, ternyata variabel kesesuaian kurikulum mempunyai hubungan yang paling kuat dengan manfaat pelatihan. Impiikasi dari hasil studi ini adalah bahwa upaya untuk meningkatkan utilitas peserta terhadap program pelatihan dapat dilakukan melalui penyusunan kurikulum pelatihan yang mencerminkan kebutuhan peserta. Tentu saga kurikulum bukan merupakan variabel yang secara independen dapat menjelaskan variabilitas persepsi peserta terhadap manfaat pelatihan. Ketersediaan sarana dan prasarana pelatihan di BLIP CEVEST tetap merupakan salah satu prasyarat, disamping kemampuan peserta yang didasarkan atas seleksi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sormin, Jhonny
Abstrak :
Banyak sudah upaya-upaya pemerintah didalam pembangunan BLK - BLK di ingkungan Departemen Tenaga Kerja, mulai pembangunan BLK - BLK hingga pembinaan para nstrukturn, baik pembinaan terhadap pengetahuan dan keterampilan nya juga pembinaan terhadap kariernya. Apakah dengan pembinaan selama ini terutama setelah diberlakukannya KEP. 480/EN/990, Mutu para instruktur las menunjukkan hasil yang memuaskan. Mutu instruktur perlu mendapat perhatian lebih serius karena keberhasilan suatu pelatihan sangat ditentukan oleh keberadaan instruktur. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap mutu instruktur di Balai Latihan Kerja Jakarta, Condet, BLIP CEVEST, Bekasi, dan Tangerang. Mutu instruktur perlu mendapat perhatian lebih serius karena keberhasilan suatu pelatihan sangat ditentukan oleh keberadaan instruktur. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap mutu instruktur di Balai Latihan Kerja Jakarta, Condet, BLIP CEVEST, Bekasi, dan Tangerang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara/teknik kuesioner dan wawancara mendalam (indepth interview). Ada dua kuesioner : Kuesioner pilihan ganda, respondennya adalah instruktur guna mendapatkan data dasar yang berkaitan dengan instruktur seperti misalnya : Pendidikan, Pangkat, Jabatan (echelon), Lama Mengajar, Lama Pelatihan dan sebagainya. Rating Scale, respondennya ialah para peserta latihan guna mendapatkan data mutu instruktur yang meliputi : Ketepatan Waktu, Sistematika Pengajaran, Penggunaan Metoda dan Alat Bantu, Penampilan Mengajar, dan sebagainya. Hasil penelitian ini dicari dan dianalisis dengan cara statistik deskriptip untuk mendapatkan nilai statistik deskriptip seperti Mean. Dari hasil analisis statistik deskriptip tersebut diperoleh mutu instruktur yang beragam sesuai dengan status dan fungsi dari BLK - BLK yang diteliti. Dari score-score yang diperoleh BLK Las Condet terhadap Mutu Instruktur, Angka Kredit, Lama Mengajar, Lama Pelatihan dapat disimpulkan Instruktur Las di BLK Las Condet memenuhi syarat untuk dikatakan bermutu. Dengan demikian perlu suatu kebijakan untuk lebih meningkatkan mutu instruktur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin Maula
Abstrak :
Pengembangan pegawai merupakan salah satu tugas pokok setiap instansi untuk meningkatkan kinerja pegawai yang melayani kepentingan masyarakat. Dalam rangka itulah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan yang melibatkan semua unsur yang berkepentingan dalam instansi tersebut.

Di lingkungan Depdiknas (nama Depdikbud berubah menjadi Depdiknas dalam Kabinet Persatuan Nasional 1999-2000), usaha pengembangan pegawai dilaksanakan oleh suatu lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang dikenal dengan nama Pusdiklat Pegawai Depdiknas atau lengkapnya adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pendidikan Nasional. Pada Pusdiklat inilah pegawai baik yang dari tingkat pelaksana sampai pejabat diberikan pendidikan dan pelatihan yang berkenaan dengan peningkatan kemampuannya pada bidang yang merupakan tugas dan tanggung jawabnya di tempat Ia bekerja. Dalam tesis ini penulis mencoba untuk memberikan gambaran tentang keadaan kinerja pegawai pada Pusdiklat Depdikbud pada tahun 1998 dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Tesis ini dimaksudkan untuk dapat memberikan bahan secara deskriptif tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan Pusdikiat Pegawai Depdiknas dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk itu maka dilakukan penelitian dengan mengusahakan informasi baik secara lisan maupun tertulis dari pihak-pihak yang berwenang pada Pusdiklat dan pimpinan teras Depdikbud.

Dalam penelitian, penulis menemukan bahwa faktor penilaian prestasi kerja, pendidikan dan pelatihan, pengembangan karier dan tingkat pendidikan pegawai mempunyai pengaruh terhadap upaya peningkatan kinerja pegawai pada Pusdiklat. Adanya pengaruh ini telah dinyatakan oleh para pegawai Pusdiklat Pegawai Depdiknas yang dihasilkan dari pengisian kuesioner secara sampel.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis menyarankan agar Pusdiklat Pegawai Depdiknas memperhatikan peningkatan dan penyempurnaan pelaksanaan penilaian prestasi kerja, pendidikan dan pelatihan, pengembangan karier dan tingkat pendidikan formal pegawai, sehingga kinerja pegawai Pusdiklat Pegawai Depdiknas akan lebih meningkat dan menghasilkan prestasi yang diinginkan.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yasin
Abstrak :
Masalah ketenagakerjaan nasional masih diwarnai oleh ketidaksesuaian (discrepancy) antara output lembaga pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA) dengan kualitas yang dibutuhkan oleh dunia kerja atau industri. Sehingga banyak kesempatan kerja yang tersedia tidak dapat diisi oleh calon tenaga kerja. Ketidaksesuaian output tersebut disebabkan kerena kecepatan perubahan dunia kerja sebagai akibat kemajuan teknologi relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan kesiapan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam mengantisipasi kecepatan perubahan tersebut. Selain itu terjadi restrukturisasi industri dari padat karya ke industri padat modal yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan jabatan dalam dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pengetahuan dan keterampilan tenaga juru las di perusahan dan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh calon peserta latihan di BLK Condet. Kemudian menentukan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan materi pelatihan juru las di BLK Condet yang relevan dengan dengan kebutuhan perusahaan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan, yaitu menentukan kesenjangan (discrepancy) antara pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tenaga jurulas di perusahaan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki calon peserta latihan di BLK. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menyebar kuesioner kepada 63 orang responden tenaga juru las diperusahaan dan 72 orang calon peserta latihan di BLK Condet. Dari hasil analisis, penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang disebar kepada tenaga juru las di perusahan dan calon peserta latihan di BLK dengan tingkat kebutuhan materi pelatihan 58,85 % - 70,84 % (tabel.4.18), berdasarkan tabel 1.1, maka pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah dibutuhkan sebagai materi pelatihan di BLK Condet Jakarta. Dengan adanya perbedaan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan tenaga juru las dari beberapa perusahaan dan perbedaan kemampuan dari calon peserta latihan yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda ( SMU dan SMK Teknologi ), maka dalam menentukan kebutuhan materi pelatihan di BLK hendaklah sungguh-sungguh mempertimbangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh tenaga juru las di perusahaan serta mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki oleh calon peserta latihan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Wahyu Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui sejauh mana tingkat Etos Kerja Instruktur dan Kepuasan Kerja Instruktur di Balai Latihan Kerja Yogyakarta. (2) Mengungkap hubungan antara Kepuasan Kerja Instruktur dengan Etos Kerja Instruktur di Balai Latihan Kerja Yogyakarta. Sampel penelitian ini berukuran 38 responden yang diperoleh secara populasi dari 6 kejuruan yaitu : Kejuruan Teknologi Mekanik, Teknik Otomotif, Teknik Bangunan, Teknik Listrik, Tataniaga dan aneka kejuruan. Data ini dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan statistik deskriptif, korelasi produk moment dan regresi. Interpretasi dari hasil analisis data menggunakan tarif signifikansi 5%. Hasil uji reliabilitas instrumen Etos Kerja Instruktur dan Kepuasan Kerja Instruktur masing-masing sebesaar 0,734 dan 0,696. Hasil analisis diskriptif menunjukkan (1) Etos Kerja Instruktur tergolong dalam kategori tinggi dan Kepuasan Kerja Instruktur tergolong dalam kategori tinggi. Hasil analisis korelasi menemukan adanya (2) hubungan yang positip dan signifikan antara Kepuasan Kerja Instruktur dengan Etos Kerja Instruktur di Balai Latihan Kerja Yogyakarta dengan korelasi r = 0,819.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Andewi
Abstrak :
Mengingat beban pemerintah cukup berat dalam pembiayaan di sektor kesehatan termasuk pengembangan sumber daya manusia kesehatan. Hal tersebut diperberat dengan terjadinya krisis ekonomi yang mengakibatkan biaya penyelenggaraan pelatihan semakin berkurang. Sementara itu Balai Pelatihan Kesehatan Cilandak sebagai unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan di lingkungan Departemen Kesehatan harus tetap survive. Berkaitan dengan hal tersebut sebagai langkah awal dilakukan analisis tarif pelatihan pada tahun 2002 sehingga akan diperoleh gambaran besaran biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelatihan dan memberikan pelayanan non pelatihan. Pelayanan yang dianalisis biayanya pada penulisan ini adalah pelayanan konsumsi, pelayanan ruang auditorium, kelas dan ruang rapat yang merupakan bagian dari suatu pelatihan. Untuk menetapkan besarnya tarif aspek lain yang dipertimbangkan selain biaya adalah keadaan pesaing, peluang pasar dan PP no 43 tahun 2001 tentang tarif jasa dan sewa PNBP. Berdasarkan pada laporan keuangan, inventaris dan laporan kegiatan Bapelkes Cilandak tahun 2002, pada analisis tarif ini menggunakan metode simple distribution dalam mengalokasikan biaya dari cost centre ke revenue centre . Digunakan pula metode wawancara mendalam untuk mendapatkan data aspek yang mempengaruhi penetapan tariff. Berdasarkan data dan laporan keuangan diperoleh hasil perhitungan biaya bahwa tidak proporsional antara biaya invetasi (25,82%), biaya variabel (72,23%) dan pemeliharaan (1,96%). Biaya satuan aktual dibandingkan tarif saat ini masih lebih rendah untuk konsumsi Rp.50.537,61; asrama Rp.28.090,95 dan ruang belajar Rp. 48.215,86, hanya ruang rapat yang lebih tinggi dari tarif yang dikenakan, yaitu Rp. 69.380,02. Bila kinerja Bapelkes lebih baik lagi, maka biaya-biaya tersebut akan menjadi lebih kecil dengan CRR total saat ini mencapai 62,28%. Tarif yang dikenakan maupun hasil perhitungan masih dapat dikatakan bersaing, hanya untuk tetap survive bapelkes masih perlu meningkatkan mutu layanannya baik pelatihan maupun non pelatihan dan meningkatkan efisiensi. Daftar Pustaka : 39 (1977 - 2002)
Analysis of Training Cost in Utilizing of Training Facilities at Cilandak Health Training Center 2002Nowadays, the government load has been hard enough in the health sector including health human resource development and it becomes harder due to the economy crisis, which impacts the lack of organizing cost for the training. As technical implementing unit, it has a duty to organize trainings surrounding Ministry of Health must survive. For that reason, analysis of training cost in the year 2002 was conducted as preliminary step to obtain the description of cost needed to organize the training and to provide the non-training service as well. The kinds of service that analyzed were service for meal, auditorium, class and meeting room. To determine the cost of another aspects excluding cost itself were competitor, market opportunity, and Government Regulation Number 43 Year 2001 about service fee and Non-tax Nation Revenue (PNBP) According to financial statement, inventory report, and activity report of Cilandak Health Training Center (Bapelkes Cilandak) year 2002, the analysis of training cost used simple distribution method on allocating cost from cost center to revenue center. This analysis also used in-depth interview to get another aspects affected the pricing. From data and financial statement showed that there was not proportional between investment cost (25.82%), variable cost (72.23%), and maintenance cost (1.96%). Actual unit cost compared with recent cost was lower for the meal (Rp 50,537.67), boarding house (Rp 28,090.95), class room (Rp 48, 215.86). There was only cost for meeting room that higher than recent cost (Rp 69,380.02). If the performance of Bapelkes were much better, the costs stated before would be lower with recent total CRR 62,28%. The analysis result and the recent cost can be assumed competitive. However, in order to keep survive Bapelkes should improve its service quality for both training and non-training, and also should maintain its efficiency. References: 39 (1977-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Dawud
Abstrak :
Penelitian ini bermaksud mengungkap kontribusi iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung., dengan analisis fungsional dan derajat keterkaitan antara variabel iklim organisasi, kepuasan kerja dan kinerja kerja instruktur. Hipotesis yang diajukan adalah : (1) Derajat keterkaitan dan daya determinatif antara variabel iklim organisasi BLIP Bandung dengan kinerja kerja instruktur cukup berarti dan signifikan, (2) Derajat keterkaitan dan daya determinatif antara variabel kepuasan kerja instruktur dengan kinerja kerja instruktur cukup berarti dan signifikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh gambaran bahwa : (1) Variabel iklim organisasi BLIP Bandung mempunyai pengaruh terhadap kinerja kerja BLIP dengan klasifikasi cukup; (2) Variabel kepuasan kerja instruktur mempunyai pengaruh cukup terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung, (3) Secara empirik kinerja kerja instruktur BLIP Bandung dapat diterangkan oleh variabel iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur; (4) Iklim organisasi BLIP Bandung ternyata merupakan faktor determinan terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur turut pula berkontribusi terhadap kinerja kerja instruktur; (5) Secara bersama-sama variabel iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur merupakan faktor yang mempunyai kesejajaran fungsi dalam meningkatkan kinerja kerja instruktur. Kedua hipotesis tersebut ternyata dapat diterima dengart tingkat korelasi yang cukup menurut skala Guilford tentang ketentuan batas-batas r. Terdapatnya koefisien korelasi ini bukan berarti hanya variabel iklim organisasi dan kepuasan kerja instruktur yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung, namun masih ada variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur. Karena itu perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai varibel-variabel yang lain yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadjmah Nasir
Abstrak :
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan yang berperan dalam pengembangan profesionalisme sumber daya manusia. Sejalan dengan terjadinya perubahan lingkungan organisasi dan lingkungan luarnya, maka penelitian ini berupaya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal organisasi dan untuk mengetahui sejauhmana kondisi Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan serta strategi yang sesuai, maka diperlukan penelitian perencanaan strategis Bapelkes Provinsi Sumatera Selatan tahun 2005 - 2009. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan strategis Bapelkes Prov. Sumsel tahun 2005 - 2009. Penelitian merupakan penelitian operasional, menurut David pada perumusan strategi disusun melalui tiga tahapan yaitu tahap I (Input Stage), tahap II (Matching Stage) dan tahap III (Decision Stage). Pada tahap I (Input Stage) menganalisis data kualitatif dan data kuantitatif terhadap variabel eksternal (geografi, ekonomi, teknologi, kebijakan, pesaing, pelanggan, dan pemasok) dan variabel internal (manajemen, visi dan misi, keuangan, produk layanan, fasilitas dan peralatan, pemasaran, SIM, dan SDM). Pada tahap II (Matching Stage) dari hasil analisis menggunakan matriks EFE dan matriks IFE diperoleh nilai total EFE 2,65 dan nilai total IFE 2,72 yang selanjutnya dengan menggunakan matriks IE menempatkan posisi Bapelkes Prov. Sumsel pada sel V (hold and maintain) dengan alternatif strategi yang direkomendasikan adalah market penetration dan product development. Sedangkan analisis dari matriks TOWS menempatkan posisi Bapelkes Prov. Sumsel pads quadrant 3 (eksternal fix-it quadrant) dengan alternatif strategi yang direkomendasikan adalah related diversification, unrelated diversification, market development, product development, enhancement, status quo. Selanjutnya dilakukan matching antara matriks IE dan TOWS sehingga diperoleh alternatif strategi product development (pengembangan produk). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Consensus Decision Making Group (CDMG) diperoleh informasi berupa peluang yaitu perkembangan teknologi informasi komunikasi semakin canggih, ekonomi sudah mulai stabil, W dan Perda, jumlah tenaga kesehatan yang meningkat. Sedangkan yang menjadi ancaman ialah lokasi Bapelkes, networking antar instansi diktat, komitrnen tentang pelaksanaan diktat satu pintu bidang kesehatan, pesaing memberi kemudahan dalam pertanggungjawaban keuangan, kebutuhan tenaga widyaiswara. Dilain pihak kekuatan adalah visi dan misi, Bapelkes sudah terakreditasi, meningkatnya jumlah anggaran, fasilitas dan peralatan, jumlah pegawai, sistem informasi, produk layanan. Sedangkan yang menjadi kelemahan adalah sistem perencanaan dan pengawasan, pelayanan belum berorientasi kepada kepuasan pelanggan, sistem pemasaran, kualitas SDM, tenaga fungsional non edukatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Bapelkes Prov. Sumsel memiliki strategi terpilih pengembangan produk yaitu mengembangkan program pelatihan dan diktat unggulan yaitu pelatihan quality assurance, pelatihan out bound, dan pelatihan metodologi dan teknologi kediklatan; mengembangkan pelayanan akomodasi yang sudah ada untuk penginapan dengan mengembangkan fasilitas untuk berbagai kegiatan pertemuan, seminar, resepsi pernikahan; mengembangkan sistem informasi Iptek bidang kesehatan dan kediklatan melalui layanan internet; mengembangkan program pelatihan mandiri (peserta membayar sendiri); dan mengembangkan peran Bapelkes Prov. Sumsel sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan bidang kediklatan. Pada tahap III (Decision Stage) dan strategi yang akan dikembangkan dianalisis lagi dengan matriks QSPM untuk menentukan prioritas strategi yang akan dikembangkan yaitu mengembangkan program pelatihan (mengembangkan program pelatihan yang ada dan merencanakan program pelatihan yang baru) dan menyelenggarakan diktat unggulan (pelatihan quality assurance, pelatihan out bound, pelatihan metodologi dan teknologi kediklatan). Peneliti menyarankan agar Bapelkes Prov. Sumsel mensosialisasikan kepada pelaksana dan instansi terkait, advokasi kepada penentu kebijakan tentang rencana srategis Bapelkes Prov. Sumsel, menyusun rencana operasional tahunan yang dilanjutkan dengan rincian kegiatan tahun 2005. Daftar bacaan : 32 ( 1989 - 2003)
Strategic Planning for Health Training Center of the Province of South Sumatera Year 2005-2009Health Training Center of the Province of South Sumatera is one of the Technical Unit belongs to the Health Office of Province of South Sumatera which plays a part in development of human resource professionalism. In line with the change of organizational environment and its outside environment, hence this research coped to assess the factors influencing the organization both internal and external environment and to assess the condition of Health Training Center of the Province of South Sumatera and also the appropriate strategy, hence needed to conduct the research of strategic planning of Health Training Center of the Province of South Sumatera year 2005-2009. This study aimed to arrange the strategic planning of Health Training Center of the Province of South Sumatera Year 2005-2009. The study was an operational research, in which according to David formulation of strategy was divided through three stages that was stage I (Input Stage), stage II (Matching Stage), and phase III (Decision Stage). At phase I (Input Stage) was analyzed data qualitative and quantitative to external variables (geography, economic, technology, policy, competitor, customer, and supplier) and internal variables (management, mission and vision, finance, service product, equipments and facility, marketing, information management system, and human resources). At phase II (Matching Stage), the result of analysis that used EFE and IFE matrix obtained total values of EFE and IFE in sequence were 2.65 and 2.72. Then, analysis used IE matrix placed the position of Health Training Center of the Province of South Sumatera in cell V (hold and maintain) with recommended strategy alternative was market penetration and product development. While analysis from TOWS matrix placed the position of Health Training Center of the Province of South Sumatera in quadrant 3 (fix-it quadrant external) with recommended strategy alternative was related diversification, unrelated diversification, market development, product development, enhancement, and status quo. After that, matching between IE and of TOWS matrix was conducted so that obtained strategy alternative of product development. The study result showed that according to Consensus Decision Making Group (CDMG) was obtained the information about the opportunity that was development of sophisticated communication information technology progressively, stable economic, national and local regulations, and the increase of health human resources. While including the threat as follows: location of Health Training Center, networking among training centers, one gate health training commitment, competitors gave the amenity in financial responsibility, and requirement of widyaiswara. On the other hand, strength factor included mission and vision, accredited Health Training Center, the increasing of budget, equipment and facility, amount of officer, information system, and service product. While weakness factor included planning and controlling system, service not yet oriented to customer satisfaction, marketing system, human resources quality, and non-educative functional officer. The study concluded that Health Training Center had a chosen strategy of product development: training development program and pre-eminent education and training such as quality assurance training, out bound training, and education and training technology and methodology training; developing the existing accommodation service such as lodging by developing facility to various activities for meeting, workshop, wedding reception; developing health information and technology system and education and training through intemet; developing self-supporting training program (out of pocket payment); and developing the role of Health Training Center of the Province of South Sumatera as a center for education and training studies. At phase III (Decision Stage) out of strategy that would be developed was analyzed again with QSPM matrix to determine strategy priority that was developing training program (developing the existing training program and planning new training program) and carry out pre-eminent education and training (quality assurance training, out bund training, education and training technology and methodology training). It is recommended to Health Training Center of the Province of South Sumatera to socialize the strategic planning to the relevant institution and operator, giving advocacy to the stake holder about strategic planning about Health Training Center of the Province of South Sumatera, and making annual operational plan which continued with detail of activity of year 2005. References: 32 (1989-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhmat
Abstrak :
ABSTRAK
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan merupakan unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Pertahanan yang dipimpin oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang teknis fungsional pertahanan. Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan adalah untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia pendukung pertahanan bagi Departemen Pertahanan Republik Indonesia, dalam rangka melaksanakan fungsi pemerintahan di bidang pertahanan sesuai Undang-undang RI nomor 34 tahun 2004. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa kesesuaian antara tingkat harapan peserta pendidikan dan pelatihan dengan tingkat kinerja yang telah ditunjukkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan. Jenis pendidikan dan pelatihan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XII Tahun Anggaran 2006. Penelitian ini menggunakan metode Importance and Performance Analysis, yaitu suatu pengukuran yang membandingkan tingkat harapan/kepentingan dengan tingkat kinerja/pelaksanaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survey dengan pengukuran dan pengumpulan data dilakukan sesuai skala Liken (I - 5). Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja yang ditunjukkan PusdikIat Tekfunghan Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Pertahanan dalam menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV secara umum sudah sesuai harapan peserta pendidikan dan pelatihan dengan tingkat kesesuaian sangat baik antara 83 % sampai dengan 94 %. Hal ini dapat dilihat juga dari perhitungan tingkat kepuasan berupa nilai gap sebesar - 0,44 (lebih besar dari - 1). Namun demikian berdasarkan hasil pemetaan Diagram Kartesius terdapat factor-¬faktor yang sangat penting namun belum dilaksanakan dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XII. Tahun Anggaran 2006, yaitu kurang dalam hal kelengkapan audiovisual dan alat-alat tulis, penerangan lampu, pengukuran jam belajar, kompetensi Widyaiswara, kompetensi karyawan administrasi, dan kompetensi pars Pembina, birokrasi yang tidak efisien, kurangnya pelayanan kesehatan, dan kurangnya lembaga dalam menghargai keberadaan peserta pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi terhadap faktor-faktor tersebut untuk lebih meningkatkan kinerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahnan dalam menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV.
ABSTRACT
Education and training center of Defense technical function is an institution which executes several duties and functions of the education and training section of the Department of Defense of the Republic of Indonesia. The center is led by the head of education and training who is in charge of administering education and training in the field of defense technical functions. Such education and training are aimed to meet the needs of human resources encouraging defense for the Department of Defense of the Republic of Indonesia in accordance with the governmental functions in the field of defense which is stated in the statute no. 34 year 2004. This research is aimed to identify and analyze the suitability between the expectancy level of education and training participants and the performance level of the education and training center of defense technical function as the executor of the education and training. The object of this research is the leadership education and training level N, I2th Batch, Fiscal year 2005. The research uses the importance and performance analysis method- a measurement that compares the expectancy/importance level with the performance/execution level. The research also uses survey method for the data measurement and collection based on Likert scale (1-5). The result of the research shows that the performance indicated by the education and training center of defense technical function in managing the leadership education and training level IV generally meets the participant' expectancy with a satisfactory level of suitability from 83% to 94%. It can be observed from the calculation of the satisfaction level in a form of gap score reaching -0,44 (higher than - 1). However, according to Cartesian diagram, there are some important elements which have not been implemented in the leadership education and training lever IV, 12th Batch, Fiscal year 2004. They are lack of audiovisual devices and stationary, poor lighting, unorganized training schedule, lecturer competence, administration staff competence, mentors' competence, inefficient bureaucracy, insufficient healt service, lack of institution's appreciation towards the participant' existence. Therefore, an evaluation to those element is required to enhance the performance of the education and training center in organizing Leadership Education and Training Level IV.
2007
T20784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>