Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Koagouw, A.M.
Abstrak :
Pnghasilan pokok yang diberikan oleh rumah tangga pegawai PNKA dikompleks rawamangun, yaitu penghasilan yang diterima oleh para pegawai yang masih aktif bekerja pada PNKA, para pensiunan PNKA, dan para janda PNKA, sebagai balas jasa yang mereka terima dari PNKA, adalah sebesar 27,01 persen dari keseluruhan penghasilannya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1972
S12805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asisti Wulan Ningrum
Abstrak :
Kecelakaan kereta api sering terjadi dan dapat disebabkan oleh faktor manusia (penumpang, masyarakat, dan awak kereta api), faktor teknis (sarana dan prasarana KA), faktor lingkungan (cuaca dan iklim), dan faktor manajemen. Pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan penelitian pada aspek manusia, khususnya persepsi masinis. Kecelakaan tersebut disinyalir terjadi karena perilaku masinis yang tidak aman saat mengoperasikan kereta api. Perilaku tidak aman ini merupakan implikasi dari persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedure, mengetahui gambaran pengetahuan, motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, umur masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedure, mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, umur dengan persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedur. Disain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode pendekatan cross sectional (potong lintang), yaitu penelitian non experimental menggunakan data primer (kuesioner) untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang diamati pada saat bersamaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah seluruh dari populasi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan, yaitu sebanyak 114 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan memiliki persepsi baik terhadap SOP. Hal ini menunjukkan bahwa masinis KRL sudah memiliki kesadaran untuk memperhatikan prosedur dan telah memiliki kepedulian untuk mematuhi peraturan. Dari hasil uji statistik chi-square diperoleh hasil bahwa yang mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap SOP adalah motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, dan umur masinis. Sedangkan pengetahuan masinis tidak mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan disebabkan karena seluruh masinis baru harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis yang sama serta harus mengikuti beberapa persyaratan teknis yang sama untuk menjadi masinis.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Moh. Armand R.
Abstrak :
Kereta api merupakan salah satu bagian dari infrastruktur di Indonesia dan merupakan sistem transportasi yang sudah mengakar sejak lama. Keberadaan jaringan infrastruktur transportasi dalam hal ini kereta api dipandang sebagai pemicu/penggerak perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Sebagai alat transportasi kereta api telah banyak membantu kegiatan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan pembangunan (Infrastructure driven economic growth). Di sisi lain pengelolaan dan pengembangan jaringan kereta api memerlukan biaya yang sangat besar sedangkan dana yang tersedia dari pemerintah terbatas dan penyelenggaraan kereta api cenderung dimonopoli sehingga terjadi penurunan aset dan pelayanan. Oleh karena itulah untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja perekeretaapian serta memacu pertumbuhan ekonomi (PAD dan APBD) dalam konteks otonomi daerah perlu dilakukan suatu terobosan dengan mengelola kereta api secara terbuka baik dari sistem pengelolaan termasuk kelembagaan maupun sumber pendanannya. Dalam rangka memacu perkembangan perkeretaapian dan pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan profit merupakan bagian dari kinerja dan hasil akhir yang ingin dicapai dari pengelolaan kereta api secara keseluruhan. Untuk mencapai peningkatan tersebut diperlukan pola pendanaan yang diperkuat dengan bentuk kelembagaan yang optimal dimana di dalam pola kelembagaan ini akan dilakukan kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan kereta api. Untuk itu maka dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan mengidentifikasi pola kelembagaan dan pendanaan yang mampu meningkatkan profit perusahaan pengelola kereta api. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan bentuk pola kelembagaan yang optimal maka digunakan 3 (tiga) macam metode analisis yaitu analisis AHP (untuk melihat peringkat faktor yang berpengaruh pada pola kelembagaan dan pendanaan), analisis deskriptif (untuk mencari tingkat pengaruh variabel penelitian terhadap profit), dan yang terakhir adalah analisis sensitivitas (mensimulasi Net Present Value/NPV dengan simulasi Monte Carlo yang bertujuan mencari NPV yang paling tinggi). Setelah ketiga metode tersebut dilaksanakan, maka diperoleh hasil penelitian bahwa bentuk pola kelembagaan yang paling optimum adalah Joint Venture dengan masa konsesi 54 tahun (dilihat dari NPV dan profit yang paling tinggi) serta pihak yang terlibat adalah Pemerintah Pusat dan Daerah, PT. KA, Developer dan Kalangan Industri.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditiya Mininda
2009
T26746
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaki Mubarak
Abstrak :
Moda transportasi kereta merupakan transportasi umum yang cukup diminati penduduk Indonesia. Namun, Moda transportasi ini masih sedikit menggunakan energi yang bersih. Kereta Api jarak jauh Indonesia masih menggunakan diesel. Bahan bakar diesel tentunya merupakan energi konvensional yang penggunaannya ingin dikurangi oleh dunia. Salah satu solusinya adalah dengan mengurangi pengurangan diesel pada kereta api jarak jauh. Untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi dari mesin, maka kereta api bisa dibuat secara hibrid dengan menggabungkan mesin diesel dengan sumber energi listrik, seperti baterai. Kereta hibrid memerlukan EMS (Energy Management System) untuk mengatur energi apa yang dipakai dengan cara yang optimal. Salah satu basis dari EMS ini adalah MPC (Model Predictive Control). Salah satu hal yang menjadi pertimbangan dari Model Predictive Control adalah prediktor nya. Dengan perkembangan Deep Learning, Long Short Term Memory Neural Network (LSTM) dikenal baik untuk memodelkan data sequence. LSTM bisa membuat model prediksi kecepatan dengan data yang telah dikumpulkan. Dengan prediksi daya yang akurat, Model Predictive Control bisa menghasilkan kontrol EMS yang lebih ekonomis dengan biaya komputasi yang bisa diimplementasikan. ......The train mode of transportation is public transportation that is quite attractive to the Indonesian population. However, this mode of transportation still uses little clean energy. Indonesian long-distance trains still use diesel. Diesel fuel is of course a conventional energy whose use the world wants to reduce. One solution is to reduce diesel reduction on long-distance trains. To reduce fuel use and reduce emissions from the engine, a hybrid train can be made by combining a diesel engine with a source of electrical energy, such as a battery. Hybrid trains require an EMS (Energy Management System) to regulate what energy is used in an optimal way. One of the bases of this EMS is MPC (Model Predictive Control). One of the things to consider in the Predictive Control Model is its predictors. With the development of Deep Learning, Long Short Term Memory Network (LSTM) is well known for modeling data sequences. LSTM can create a speed prediction model with the data that has been collected. With accurate power predictions, the Predictive Control Model can produce EMS control that is more economical with computational costs that can be implemented.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nasir
Abstrak :
ldentitas agama dan militanisme dalam karya saslra telah lama muncul, yaitu sejak tahun l940-an, tidak hanya di Timur tengah , tetapi juga di Asia selatan. Mereka umumnya mengangkat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan identitas agama. Berdasarkan pengamatan bahwa identitas agama bukanlah sesuatu yang esensial dan fundamental, namun sesuatu yang tidak esensial. Penulis mencoba melihat problema identitas agama dan militanisme dalam novel Train to Pakistan dan Laffa, Penulis melakukan analisa terhadap tokoh, konflik, latar, sudut pandang dan nada untuk membcrikan gambaran hal-hal yang berhubungan dengan konsep idcntitas agama dan militanisme. Train to Pakistan menyorot seorang pemuda Pakistan yang pemah mengecap pendidikan di Barat dan menetap di India. Iqbal merupakan lokoh yang menjalankan misi organisasi BIP di Mano Majra sebagai daerah konflik. Ia bergelimang dengan problema identitas agama untuk menoapai tujuannya, meskipun gagal. Dalam novel yang sama seorang tokoh yang bemama Jugga mengalami konflik yang sama, tetapi deugan cara yang berbeda. Ia berpisah dengan kekasihnya Noora karena konflik agama. Kckasihnya beragama Islam scdangkan dirinya Sikh. Pada hal bagi mereka berdua agama bukanlah penghambat dalam membina tali kasih, temyata agama dapat memisahkan mereka. 'I`okoh yang lain adalah Malli, seorang pencuri kelas kakap, yang mengaku sebagai sikh deng n tujuan untuk menindas, merampas, dan membunuh umat Islam. Ia sclalu terlibat dalam bcrbagai konflik, bail: dengan temannya maupun dengan orang Iain. Identitas agama dalam Lajja sama problemanya dengan Train to Pakistan. Novel tersebut mengangkat stereotip Islam yang tidak toleran dan bnital yang ditunjukkan dengan perilaku militan oleh tokoh-tokoh dalam novel. Mesldpun demikian, stercotip tersebut tidak ada relevansinya dengan kehidupan umat yang scbenarnya. - Problema identitas agama dan militanisme dipresentasikan dalam kedua novel penuh dcngan kesulitan. Konflik diantara tokoh-tokoh menunjukkan bahwa perjuangan mereka untuk mcmbentuk identitas tidak pemah tetap, selalu berubah~ ubah. Karcna posisi mereka berubah akibat pengaruh politilc. Pengarang tersirat dalam kedua novel sangat perhatian terhadap isu idcntitas agama karena pemikiran mereka tentang identitas tersebut sangat erat kaitannya dcngan pluralisme agama dibandingkan dengan singularitas. Mereka mcnyarankan agar idcntitas agama tidak dipermasalahkan dalam kehidupan bemegaia dan bermasyarakat, khususnya di Pakistan dan Bangladesh.
Abstract
Religious identity and militanism in litarary work has been coming up since 1940s, was not only in the Midle East, but also in the South Asia. Most of them explore questions of religious identity and militanism. Based on the observation that religious identity is not an essential and fundamental, but it is anti essential. The present writer tries to focus on religious identity and militanism in Train to Pakistan and Lalja. The writer carries out an analysis of character, conflict, setting, point of view and tone to give a description of the matter which is related to the concepts of religious identity and militanism. Train to Pakistan focused on a Pakistanise young man who is westem educated and lived in India. Iqbal is a prominent figure who carried out his BJP organization mission in the conflicted area, namely Mano Majra. He is involved with religious identity in order to get his aim, yet it is fail. ln the same novel another figure named Jugga had the same problem, but in di&`erent way. He is a part from his girl friend, Noora, because of religion conflicts. His girl ti'iend's identity is Islam and he is Sikh. For both of them, religion is not a barrier or an obstacle in loving each other. Another tigure is Malli, he is a dacoit and claims that his religion is Sikh, in order to be able to oppress the muslim, to loot and to kill them freely. He is always involved with conflicts between his friends and other believers. Religious identity in Lajja is as problematic as in Train to Pakistan. It supports the stereotype that Islam is intolerant and brutal as shown by the militanism attitudes of the characters in the novel. Yet, this stereotype is not relevance to the real life of ummat. The problems of religious identity and militanism represented in both novels are complicated. Conflicts between characters show that their struggle to construct religious identity is not perfect, but alwayas changes. These changes are caused by their political will and situation. The implied authors of the two novels are concemed with issues of religious identity and their rethinking of term redefines it in tenns of religious pluralism rather than singularity. They suggest that religious identity is not questioned in the state life and in corelation with one-another, especially in Pakistan and Bangladesh.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T5287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Adi Sampurno
Abstrak :
Pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan PDRB merupakan faktorfaktor penting yang mempengaruhi terciptanya kegiatan transportasi. Ser3nua variabel diatas merupakan suatu variabel yang bersifat linear artinya jumlah dari masingmasing variabel tersebut akan meningkat dari tahun ke tahun. Kereta merupakan salah sate mods transportasi yang memfasilitasi kebutuhan perjalanan. Sebagai moda transportasi yang murah,cepat,bebas macet dan hemat energi kereta akan menjadi salah satu moda transportasi masa depan mengingat kemacetan di daerah Jabotabek sudah semakin tidak terbendung. Serpong dan Tanah Abang merupakan dua daerah yang mewakili zona origin (sebagai trip maker) dan destination (sebagai trip attraction). Kedua daerah tersebut di fasilitasi dengan jalur Kereta Rel Listrik Jabotabek yang menggunakan sistem jalur tunggal (single track). Berdasarkan data data jumlah penumpang,temyata petak jalan Pondok Ranji - Kebayoran merupakan petak jalan yang terpadat. Maka analisis perhitungan dikonsentrasikan pada bagian ini. Dengan melakukan peramalan (forecasting) jundah penumpang, yang menggunakan metode regresi linear, dilakukan perbandingan antara pertumbuhan jumlah penumpang dengan kapasitas yang tersedia. Tujuannya adalah untuk menentukan sampai kapan jalur tunggal ini masih bisa melayani jumlah penumpang yang melewati jalur Tanah Abang - Serpong. Ternyata pada tahun 2007 fluktuasi jumlah penumpang yang menggunakan fasilitas single track ini sudah tidak bisa dilayani lagi. Load Factor pada tahun 2007 adalah 1.057 sehingga pada tahun 2007 jalur Tanah Abang- Serpong sudah membutuhkan penambahan jalur baru yaitu dengan sistem jalur ganda (double track). Dengan menggunakan sistem jalur ganda ini akan menambah kapasitas hingga dua kali lipat dibanding kapasitas jalur tunggal (tergantung ketentuan headway mini mum),mempersingkat headway,dan mempersingkat travel lime . Hal tersebut dikarenakan pada sistem jalur ganda ini kereta dapat bersilangan di antara block sinyal dan di antara petak jalan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuthia Firdanianty
Abstrak :
Penelitian tentang pajanan bising telah banyak dilakukan pada kereta api lokomotif, sedangkan penelitian sejenis pada kereta api commuter line masih jarang dilakukan. Kabin masinis commuter line juga berpotensi terpajan bising yang tinggi baik dari suara yang berasal dari kereta itu sendiri maupun dari kereta lain yang berpapasan saat diperjalanan. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel pada penelitian ini adalah 199 masinis kereta api commuter line Jabodetabek. Pengukuran tingkat bising di dalam kabin diukur dengan sound level meter dan faktor risiko lainnya dikumpulkan dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62.3% masinis tidak memiliki keluhan pendengaran subyektif dan rata-rata tingkat kebisingan di dalam kabin masih di bawah nilai ambang batas sehingga tidak ada faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan pendengaran subyektif. Namun perlu dipertimbangkan untuk melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada semua jenis rangkaian kereta, dan selalu menutup kaca jendela kabin, serta melakukan pemeriksaan audiometri sebagai base line data bagi PT. KAI terhadap fungsi pendengaran masinis.
Research about noise exposure has been much done on a locomotive train, while similar research on commuter line train is still rare. Cabin machinist the commuter line also potentially exposed to high noise from sound that coming from the train itself or from another train that passed while on the road. This research method is quantitative cross-sectional approach. The sample size in this research was 199 machinist commuter line. Measurement noise rate inside the cabin is measured with a sound level meter and other risk factors was collected by questionnaire. The result showed that 62.3 % machinist have no disorders of hearing subjective and average rate of noise in the cabin was still below threshold value so there was no risk factors associated with hearing complaints subjective. However, it should be considered to measure noise rate in all types of circuit train, and always close the window cabin, as well as audiometric examination as base line data for PT. KAI on auditory function machinist.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Diantorio Putri
Abstrak :
ABSTRACT
Mass Rapid Transit MRT Jakarta adalah salah satu transportasi kota yang ada di DKI Jakarta. MRT Jakarta muncul sebagai jawaban atas permasalah transportasi di Jakarta yang meliputi kemacetan, keakuratan jadwal, dan kenyamanan. Dari segi kemacetan, MRT Jakarta unggul karena memiliki jalur yang tidak beririsan dengan jalan raya. Proses operasional MRT tidak dipengaruhi kemacetan dan tidak menyebabkan kemacetan. Dari segi keakuratan jadwal, MRT Jakarta telah mengeluarga janji berupa target headway yang cukup singkat. Headway adalah interval kedatangan kereta. Dari segi kenyamanan, MRT Jakarta memiliki kualitas kereta yang cukup tinggi namun hal ini belum dapat memastikan tingkat kenyamanan MRT Jakarta, mengingat banyak faktor yang memengaruhi tingkat kenyamanan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kenyamanan MRT Jakarta berdasarkan kepadatan penumpang dan keakuratan jadwal kedatangan. Penulis menggunakan perangkat lunak ProModel 7.5 untuk melakukan simulasi atas 12 kebijakan yang telah dirancang berdasarkan tiga variabel kontrol, yaitu jumlah rangkaian kereta, jumlah kereta per rangkaian, dan headway. Dengan mempertimbangkan kepadatan penumpang dan pemenuhan target headway, kebijakan terbaik untuk peak hour adalah menggunakan 14 rangkaian kereta dengan 6 kereta per rangkaian untuk headway 5 menit, dan untuk off-peak hour menggunakan 7 rangkaian kereta dengan 8 kereta per rangkaian untuk headway 10 menit.
ABSTRACT
Mass Rapid Transit MRT Jakarta is one of the new urban transportation in Greater Jakarta area. MRT Jakarta appear as an answer for Jakarta rsquo s transportation problem, such as congestion, schedule accuracy, and level of comfort. MRT Jakarta rsquo s track is separated from highways, so it wouldn rsquo t impacted by congestion nor leads to congestions. MRT Jakarta has publish the headway target to promise the schedule accuracy. Headway is the interval time between train arrivals. MRT Jakarta has a high quality rolling stock, but this couldn rsquo t indicates MRT Jakarta overall level of comfort, since this level of comfort is affected by many factors. Therefore this research goal is to analyze MRT Jakarta level of comfort by considering passenger density and its headway target fulfillment. The researcher uses ProModel 7.5 to simulate 12 optional policies. This 12 optional policies are made of combined three control variable, which are train set, car number, and headway. By considering the passenger density and headway target fulfillment, the best specification for peak hour is 14 train set and 6 cars for each set with 5 minutes headway and for off peak hour is 7 train set and 8 cars for each set with 10 minutes headway.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Venita
Abstrak :
Dalam kehidupan masyarakat, transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan berfungsi sebagai pendorong bagi proses pembangunan di barbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Tersedianya pelayanan jasa transportasi juga merupakan salah satu syarat bagi perkembangan daerah perkotaan dan berfungsi sebagai urat nadi tata kehidupan nasional nasional, seperti yang tertera di dalam Undang-Undang Perkeretaapian No. 13 tahun 1992, pasal 3 yaitu : "Perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara masal, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong dan penggerak pembangunan nasional ". Selain itu sebagai moda transportasi yang hemat energi, hemat lahan, sangat bersahabat dengan lingkungan, tingkat keselamatan tinggi dan mampu mengangkut dalam jumlah besar dan massal, kereta api juga merupakan angkutan umum massal perkotaan, yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai alternatif moda transportasi darat Iainnya selain bus dan kendaraan pribadi, yang sangat diharapkan dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di kota-kota besar seperti halnya Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek); dimana mobilitas penduduknya sangat tinggi dan pada akhirnya kereta api justru sangat diharapkan dapat menjadi tulang punggung sistem angkutan penumpang di wilayah tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai kereta api terutama dalam hal tarif, yang sangat berkaitan erat dengan masyarakat dan kebutuhannya untuk menggunakan moda ini, mengingat sejak tahun 80-an, menetapkan tarif angkutan yang pas untuk semua pihak sangatlah sulit dilakukan apalagi ditambah keragu-raguan pemerintah sebagai regulator untuk mengambil keputusan terakhir. Pemerintah hingga saat ini masih menetapkan tarif angkutan kereta api kelas ekonomi lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan, dan secara prinsip bila ditinjau dari prinsip cost accounting, hal itu tentunya sangat merugikan perusahaan, terutama dalam hal pendapatan dan kesinambungan moda transportasi kereta api ini di masa-masa yang akan datang, namun sekali lagi menyeimbangkan antara kepentingan pengelola (operator), masyarakat dan juga pemerintah bukanlah hal yang mudah mengingat kebijakan yang diterapkan justru paling tidak harus dapat menjembatani kepentingan semua fihak agar tidak ada yang merasa terlalu diuntungkan ataupun merasa dirugikan. Karena itu menghitung tarif yang tepat berdasarkan biaya pasokan rata-rata di masa depan, biaya kapasitas dan tingkat subsidi yang dibutuhkan untuk angkutan umum perkeretaapian - terutama untuk kereta api ekonomi Jabotabek, diherapkan dapat menjadi salah satu masukan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan yang tepat mengenai perkeretaapian khususnya kereta api Jabotabek di masa-masa yang akan datang.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>