Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretha Suryata
Abstrak :
Abstrak Krisis ekonomi yang melanda negara Asia termasuk Indonesia berdampak pada transaksi bisnis perusahaan, yang selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Perkembangan perekonomian di Indonesia mengalami penurunan yang drastis, dapat dilihat dari berbagai faktor, yaitu pertama tingkat pertumbuhan GDP yang diramalkan akan negatif 5% tahun 1998, kedua, tingkat inflasi yang tinggi untuk tahun 1998 mencapai 44,3% menurut ramalan IMF, ketiga, angka kurs mata uang Ruapiah yang terdepresi sangat bedar dibanding negara Asia lainnya yaitu mengalami kemerosotan sampai 52% hingga tahun 1997, keempat, besarnya hutang luar negeri Indonesia per Desember 1997 mencapai USD 136,2 Milyar mengakibatkan lonjakan beban yang harus ditanggung pemerintah, terlihat pada meningkatnya angka APBN sebesar 45% (biasanya sekitar 11-12%). Ksemua faktor tersebut berpengaruh terhadap perkembangan industri di Indonesiam khususnya tekstil dan bahan kimia yang masih banyak memuat kandungan impor. Kedua insdustri tersebut erat sekali kaitannya dengan PT Argo Beni yang bergerak di bidang pencelupan kain grey. Walaupun dari sejak berdirinya perusahaan ini (1992) masih mengalami kerugian, tetapi terdapat perbaikan dengan makin menurunnya angka kerugian dari tahun ke tahun sampai 1996. Perbankan merupakan sektor yang paling terpuruk akibat krisis ini, sehingga mengakibatkan langkanya likuiditas di pasaran, hal ini berdampak pada meningkatnya suku bunfa pinjaman. Pada situasu dimana suku bunga bank sangat tinggi dan pinjaman bank tidak dapat diharapkan, maka pengelolaan modal kerja merupaka salah satu alternatif yang sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan. Komponen Modal kerja terdiri dari aktiva lancar (kas, surat-surat berharga, piutang dagang, persediaan) dan hutang lancar (hutang dagang, pinjaman jangka pendek bank). Kesemuanya ini erat sekali hubungannya dengan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Jika pengelolaannya tidak benar akan berpengaruh terhadap pengikisan kekayaan para pemegang saham. Dengan menggunakan berbagai pendekatan dan pembahasan dan pengawasan terhadap masing-masing komponen modal kerja akan jelas terlihat kinerja dari masing-masing bagian yang terkait. Setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap pengelolaan modal kerja di PT Argo Beni, penulis berkesimpulan: 1. Tidak ada koordinasi dan pengawasan sehingga menimbulkan banyak pemborosan dan inefisiensi, hal ini tercermin pada pertama, tingginya nilai piutang overdue, kedua, tingginya nilai persedian dan ketiga, besarnya pinjaman jangka pendek perusahaan pada situasi dimana suku bunga sangat tinggi dan mata uang rupiah melemah terhadap dollar. 2. Struktur organisai yang tidak mencerminkan mekanisme pengaturan dan pengawasan dan proses pemberian wewenang serta pembuatan keputusan. Untuk melakukan pembenahan diperlukan komitmen dari pimpinan untuk mendukung pelaksanaan proses pembenahan. Penempatan orang yang tepat (capable) pada posisi yang tepat pula, akan mempercepat proses tersebut, sehingga dapat memimpin perusahaan dalam era yang menuntut efisiensi, transparasi dan profesionalisme yang tinggi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Rahayu
Abstrak :
Penelitian ini menginvestigasi determinan pemegangan kas pada perusahaan non keuangan di Indonesia periode 2002 2011 Penelitian ini fokus pada hubungan antara pemegangan kas dan trade credit Perusahaan dapat menggunakan credit management untuk mengatur tingkat pemegangan kas perusahaan Ada beberapa hal yang didapatkan dari penelitian ini Pertama peneliti mendapatkan adanya dampak asimetris dari hutang usaha dan piutang usaha pada pemegangan kas perusahaan dimana credit receivable tidak dapat dijadikan substitusi dari kas untuk menutupi credit payable karena adanya risiko piutang tak tertagih Kemudian peneliti mendapatkan bahwa pemegangan kas tidak secara signifikan memiliki hubungan dengan credit payable dan pemegangan kas secara signifikan memiliki hubungan dengan credit receivable Di Indonesia sebagian besar variabel yang digunakan pada penelitian ini relevan untuk menjelaskan kebijakan pemegangan kas Kata Kunci Determinan Hutang Usaha Pemegangan Kas Piutang Usaha Trade Credit. ...... This research investigates the determinants of the cash holdings of non financial Indonesia firms over the period 2002 2011 This paper focus on the relationship between cash holding and trade credit Firms can use credit management to manage cash holding There are few findings first this research document an asymmetric effect of trade payables and trade receivables on cash holding in that firms don rsquo t use the credit receivables as a substitute for cash to cover trade payables caused the risk of non payment of these receivables Furhermore there is no significant relationship between credit payable and cash holding and significant relationship between credit receivable and cash holding In Indonesia setting most of the variables that are relevant for explaining cash holdings Key words Cash Holding Determinan Receivable Payable Trade Credit.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiara Henoviota
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji penggunaan trade credit oleh perusahaan-perusahaan yang berada pada sektor non keuangan yang mempengaruhi profitabilitas. Penggunaan trade credit sebagai sumber pendanaan eksternal banyak digunakan perusahaan dan memiliki hubungan erat dengan profitabilitas yang dihasilkan perusahaan. Proksi yang digunakan untuk variabel trade credit adalah account payable. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan trade credit terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian ini memiliki 4 hipotesis: pertama, trade credit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan, kedua, liquidity berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan, ketiga, ukuran perusahaan size berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan, dan keempat, umur perusahaan age berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan. Sampel penelitian diambil dari perusahaan-perusahaan non-keuangan yang tercatat di BEI pada periode tahun 2007-2016. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi data panel dengan menggunakan model estimasi OLS, 2SLS, fixed effect model dan random effect. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menggunakan trade credit akan cenderung kurang menguntungkan, dimana semakin tinggi rasio account payable maka semakin kurang menguntungkan. Hal tersebut tercermin dari hasil penelitian yang menunjukkan koefisien negatif dan signifikan pada variabel trade credit terhadap profitabilitas. ......This study examines the use of trade credit by companies in the non financial sector that affect firm profitability. The use of trade credit as an external funding source is widely used by the company and has a close relationship with the profitability of the company. The proxy used for trade credit variable is account payable. The purpose of this study is to analyze the effect of the use of trade credit on corporate profitability. This study has four hypotheses first, the trade credit is negatively related to firm profitability, second, liquidity is positively related to firm profitability, third, firm size is positively related to firm profitability, and fourth, firm age is negatively related to firm profitability. The sample of this study are non financial companies listed on the Indonesian Stock Exchange IDX in the period of 2007 2016. The research method used panel data regression by using estimation model of OLS, 2SLS, fixed effect model and random effect. This study found that firms using trade credit will tend to be less profitable, where the higher ratios of account payable will be less profitable. This is reflected from the results of research showing negative and significant coefficients on the variable trade credit to profitability.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The purpose of this paper is to investigate the role of trade credit during the banking crisis in Japan. Trade credit is one of the most important sources of short - term external finance for small firms....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chong, Zhang
Abstrak :
Traditional EOQ models are assumed that it is upstream full trade credit and down steam partial trade credit. In most business transactions, this assumption is debatable. In this note, this paper establishes a new EOQ model under two levels of trade credit, in which the supplier offers to the retailer a partial trade credit period for payments even if the order quantity is less than W, and simultaneously the retailer in turn provides a full trade credit period to its customers. Furthermore, we assume that the trade credit period (N) offered by the retailer to the customers is less than or equal to the trade credit period (M) offered by the supplier. And the retailer starts earning revenue from time N to time (T + A/), not from time 0 to time T. Six theorems are developed to determine retailer's optimal ordering policies and numerical examples are given to illustrate these theorems.
Taylor and Francis, 2018
658 JIPE 35:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tomy Yudo Prabowo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari stock, size, collateral, profit, liquid asset dan short term bank loan terhadap corporate trade credit. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang disajikan oleh Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2012. Penelitian ini menggunakan teknik sampling judgement, dan diperoleh data observasi sebesar 81 perusahaan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa stock berpengaruh positif signifikan terhadap account payable, dan berpengaruh negatif signifikan pada account receivable dan net trade credit. Size berpengaruh positif signifikan pada account receivable dan account payable, sedangkan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada net trade credit. Collateral berpengaruh negatif signifikan terhadap account receivable dan net trade credit, sedangkan tidak ada pengaruh yang signifikan pada account payable. Profit berpengaruh negatif signifikan terhadap account payable, dan tidak ditemukan pengaruh yang signifikan pada account receivable dan net trade credit. Liquid asset ditemukan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada account receivable, account payable, dan net trade credit. Short term bank loan berpengaruh positif signifikan pada account receivable dan net trade credit, serta hungan yang negatif signifikan terhadap account payable. Stock, size, collateral, profit, liquid asset,dan short term bank loan secara simultan berpengaruh terhadap corporate trade credit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 ......This research aims to analyze the effect of stock, size, collateral, profit, liquid asset, and short term bank loan on corporate trade credit. This research used data derived from financial statement of manufacturing companies provided by Indonesian Stock Exchange in 2008 - 2012 period. The samples obtained by sampling judgement, which is found 81 companies as observation data. As for the result, this study found that stock has positive significant relationship with account payable, and negative significant relationship on both account receivable and net trade credit. Size has positive significant relationship with account receivable and account payable, however it is insignificant related to net trade credit. Collateral has negative significant relationship on both account receivable and net trade credit, and insignificant relationship with account payable. Profit has negative significant relationship with account payable, but insignificant with account receivable and net trade credit. Liquid asset turn to insignificant with all specification (account receivable, account payable, and net trade credit). Short term bank loan has positive significant influence on both account receivable and net trade credit, and negative significant influence with account payable. Stock, size, collateral, profit, liquid assets and short term bank loan simultaneously affect on corporate trade credit in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange, period 2008-2012.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erzanda Nugraha Ridhwan Amir
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan jaringan rantai pasok atau supply chain network pada umumnya hanya memperhatikan model optimasi biaya dengan menentukan konfigurasi supply chain yang optimal dalam lingkungan bisnis yang tidak pasti. Sekarang ini, muncul banyak tekanan dari masyarakat untuk merancang supply chain network yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan supply chain dengan biaya yang proporsional. Studi ini membahas perancangan supply chain network yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan skema perdagangan karbon dan ­trade-credit dari pemasok untuk memaksimalkan total profit supply chain. Permasalahan yang dibahas tidak hanya tentang pengambilan keputusan mengenai jumlah, lokasi, dan kapasitas dari fasilitas supply chain, aliran produk antar fasilitas di dalam network, dan harga jual produk, tetapi juga mengenai jumlah pemesanan material kepada pemasok yang optimal berdasarkan pada skema trade-credit yang berbeda-beda. Sebuah model robust fuzzy programming yang dikembangkan dari integrasi model robust optimization dan fuzzy programming digunakan untuk menangani ketidakpastian pada permintaan pelanggan dan komponen biaya. Sebuah studi kasus pada perusahaan baja Taiwan dilakukan untuk menunjukkan kinerja dan efisiensi model yang diusulkan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model yang diusulkan dapat meningkatkan total keuntungan supply chain sebesar 3 persen dan mengurangi waktu perhitungan sebesar 76% dibandingkan dengan model scenario-based robust stochastic programming. Temuan kami juga menunjukkan bahwa konfigurasi supply chain network yang optimal dipengaruhi oleh skenario perdagangan karbon yang berbeda dan pemilihan pemasok juga dipengaruhi oleh skema trade-credit
ABSTRACT
Classical supply chain networks mainly concern on the economic optimization model by determining the optimal supply chain configuration under the chaotic business environment. There has been an immense pressure from the society to design more sustainable supply chain networks for reducing the carbon emissions generated from supply chain activities with reasonable cost. This study addresses the sustainable supply chain network design problem considering carbon trading policy and trade-credit from suppliers to optimize the total supply chain profit in both physical market and carbon market. The problem entails decisions regarding not only the number, location, and capacity of facilities, the product flow among entities in the network, and the product-selling price but also the optimal economic order quantity to suppliers under different trade-credit schemes. A robust fuzzy programming model based on the integration of robust optimization and fuzzy programming is applied to tackle the uncertainties in demand and relevant costs. A case study in Taiwan steel firm was conducted to demonstrate the efficacy and efficiency of the proposed model. Results show that the proposed model improves the total supply chain profit, including the profits from physical and carbon markets, by approximately 3 percent and reduces the computational time by 76% compared to the scenario-based robust stochastic programming. Our findings also show that the optimal configuration of supply chain network is sensitive to different scenario of carbon trade and selection of supplier is affected by the trade-credit policy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Riana Maretha Elisabeth
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh determinan trade credit terhadap trade credit dan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan determinan trade credit pada perusahaan yang tergabung dalam sektor industri manufaktur di BEI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 109 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Penelitian ini menggunakan enam model regresi yang memrepresentasikan trade credit untuk masing ? masing tiga sektor industri manufaktur. Keenam model regresi tersebut diregresikan menggunakan metode multiple regression panel data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam sebagian besar perilaku penggunaan trade credit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dapat dijelaskan oleh teori financing advantage, transaction cost, dan price discrimination. Selain itu hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan penerapan teori yang menentukan perilaku penggunaan trade credit. Pada sektor industri dasar dan kimia terdapat beberapa teori yang diterapkan yaitu teori financing advantage, transaction cost, dan price discrimination. Sedangkan pada sektor aneka industri dalam penerapan penggunaan trade credit digunakan teori teori financing advantage dan transaction cost. Pada sektor barang konsumsi, teori financing advantage dan transaction cost yang diterapkan dalam penggunaan trade credit.
ABSTRACT This research aims to examine how the trade credit behavior in manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange is affected by determinants of trade credit and find difference determinants of trade credit in manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange. There are 109 manufacturer firms analyzed with 4-years observation from 2010 to 2013. This research uses 6 models of regression which represents trade credit for each manufacturer sector firms. Those models are regressed using multiple regression panel data method. The results of this study indicate that most of trade credit behavior in manufacturer firms listed in Indonesia Stock Exchange is explained by financing advantage, transaction theory and price discrimination theory. Furthermore, this research shows there are differences in application of trade credit behavior theory. In chemical industry, financing advantage, transaction cost and price discrimination theory is applied. While in various industry, financing advantage and transaction cost theory is applied. Financing theory and transaction cost theory is also applied by consumer goods industry.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Laurensius
Abstrak :
Pengusaha UMKM berkontribusi besar atas PDB perekonomian Indonesia sehingga apabila terjadi krisis perlu dilakukan intervensi pemerintah untuk mempercepat pemulihan pengusaha UMKM, salah satunya dengan penjaminan kredit. Peneliti melihat bahwa pemberian penjaminan kredit dapat merubah perilaku pengusaha UMKM terhadap utang dagang dan piutang dagang mereka. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh signifikan pemberian penjaminan kredit terhadap jumlah kredit perbankan pengusaha UMKM, kemudian dari jumlah kredit perbankan diketahui bahwa tidak ada pengaruh signifikan kepada perilaku utang dagang dan terdapat pengaruh signifikan terhadap piutang dagang. Penambahan piutang dagang ini membawa dampak positif karena memberikan modal bagi pengusaha lain untuk bertumbuh. Di sisi lain, belum konklusifnya utang dagang membawa dampak negatif dikarenakan kredit perbankan bersifat komplementer yang berarti pengusaha UMKM dapat membebani pemasok untuk mendapatkan sumber pembiayaan. Selain itu, penelitian ini juga melihat bahwa dalam implementasi pemberian penjaminan kredit terdapat adverse selection dan moral hazard yang dilakukan oleh PT Jamkrindo selaku pemberi jaminan dan pengusaha UMKM selaku penerima manfaat jaminan. ......MSME entrepreneurs contribute greatly to the GDP of the Indonesian economy, so if a crisis occurs, government intervention is necessary to accelerate the recovery of MSME entrepreneurs, one of which is credit guarantees. Researchers see that providing credit guarantees can change the behavior of MSME entrepreneurs towards their trade payables and trade receivables. The results of the study explain that there is a significant effect of providing credit guarantees on the amount of bank credit for MSME entrepreneurs, then from the amount of bank credit it is known that there is no significant effect on the behavior of trade payables and there is a significant effect on trade receivables. The addition of trade receivables has a positive impact because it provides capital for other entrepreneurs to grow. On the other hand, the inconclusive trade debt has a negative impact because banking credit is complementary, which means that MSME entrepreneurs can burden suppliers to obtain sources of financing. In addition, this study also sees that in the implementation of the provision of credit guarantees has an adverse selection and moral hazard carried out by PT Jamkrindo as the guarantee provider and MSME entrepreneurs as the beneficiaries of the guarantee.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Angelica Marcia
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji penggunaan trade credit oleh perusahaan-perusahaan yang berada pada keadaan financial distress. Trade credit merupakan sumber pembiayaan jangka pendek yang dapat berguna bagi perusahaan yang mengalami financial distress. Proksi yang digunakan untuk variabel financial distress adalah coverage ratio. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh financial distress terhadap keputusan penggunaan trade credit. Penelitian ini memiliki 3 hipotesis: pertama, perusahaan yang financial distress berpengaruh positif terhadap ratio of trade payable to cost of good sold, kedua, perusahaan yang financial distress berpengaruh positif terhadap ratio of trade payable to equity dan yang ketiga, perusahaan yang financial distress berpengaruh positif terhadap ratio of trade payable to financial debt. Sampel penelitian diambil dari perusahaan-perusahaan non-keuangan yang tercatat di BEI pada periode tahun 2007-2016. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi data panel dengan menggunakan model estimasi fixed effect model dan random effect. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengalami financial distress cenderung meningkatkan penggunaan trade credit. Hal tersebut tercermin dari hasil penelitian yang menunjukkan koefisien positif dan signifikan pada variabel financial distress terhadap ratio of trade payable to cost of good sold dan ratio of trade payable to equity. ......This study examines the use of trade credits by firms that are in a state of financial distress. Trade credit is a short term financing that can be useful for firms in financial distress. The proxy used for financial distress variables is coverage ratio. The purpose of this study is to analyze the effect of financial distress on trade credit. This research has 3 hypotheses first, the firms in financial distress have a positive coefficient on the ratio of trade payable to the cost of good sold, secondly, the firms in financial distress have a positive coefficient on the ratio of trade payable to equity and third, the firms financial distress have a positive coefficient on the ratio of trade payable to financial debt. The study sample was taken from non financial firms listed on the IDX in the period of 2007 2016. The research method is panel data regression by using estimation model of fixed effect model and random effect. This study found that firms in financial distress tend to increase the use of trade credit. This is reflected from the results of research showing the positive and significant coefficients on the variable financial distress on the ratio of trade payable to cost of good sold and the ratio of trade payable to equity.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>