Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurni Marliana
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai pengaruh sistem sankin kotai terhadap pelapisan sosial era tokugawa. Tesis ini menjelaskan dengan diberlakukannya sistem sankin kotai pada tahun 1635 yang pada dasarnya merupakan upaya pemerintah untuk sentralisasi kekuasaan, dilain pihak menghasilkan perkembangan ekonomi perdagangan yang luar biasa. Sistem sankin kotai menimbulkan adanya mobilitas penduduk yang sangat besar, yaitu pergerakan penduduk ke Edo dalam waktu yang bersamaan. Mobilitas penduduk ini menimbulKn kebutuhan akan barang dan jasa yang tidak bisa dipenuhi sendiri oleh bushi sehingga memerlukan bantuan pedagang. Sankin kotai mengukuhkan kelas pedagang. Di dalam masyarakat Jepang era Tokugawa, pedagang merupakan golongan kelas bawah. Tetapi semenjak ekonomi perdagangan mulai berkembang sebagai akibat dari kebijakan sankin kotai, kedudukan pedagang mulai berubah dalam struktur masyarakat Jepang. Hubungan antar kelas sosial dan mobilitas vertikal maupun horisontal mengacaukan garis batas status yang sudah ditetapkan dan diterima oleh masyarakat itu.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gordon, Andrew
New York: Oxford University Press, 2003
952 GOR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: Kodansha International, 1986
895.642 SHO II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Earl, David Magarey
Seattle: University of Washington Press, 1964
923.252 EAR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Princeton, New Jersey: Princeton University Press, 1986
952.025 JAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Frisian Yuniardi
Abstrak :
Tokugawa leyasu adalah tokoh sentral sejarah Jepang karena keberhasilannya menyatukan seluruh wilayah Jepang dan membuat Jepang menjadi negeri yang aman setelah menderita perang saudara selama seratus tahun Iebih. Lahir dari seorang putra seorang penguasa wilayah kecil yang secara de facto tidak berkuasa karena wilayahnya diinvasi oleh penguasa wilayah tetangganya yang Iebih besar dan kuat, sejak kecil Ieyasu sudah kenyang oleh penderitaan karena masa kecil sampai remajanya dihabiskan menjadi sandera musuh-musuh ayahnya. Bahkan setelah ayahnya meninggal, ia tidak otornatis langsung berkuasa karena saat itu ia masih menjadi sandera.

Setelah lepas masa sanderanya karena musuhnya yang menyandera, Imagawa Yoshimoto mati di medan perang di kalahkan oleh Oda Nobunaga, seorang penguasa wilayah Owari, ia baru bisa pulang ke daerahnya dan mulai menegakkan lagi pemerintahan daerahnya yang sudah lama menjadi jajahan Imagawa Yoshimoto. Ia lalu bergabung dengan Oda Nobunaga. Setelah bergabung, kemenangan-demi kemenangan diperoleh oleh kedua tokoh yang bersekutu tersebut, sampai, sebelum cita-citanya untuk menguasai seluruh wilayah Jepang berhasil, Oda Nobunaga keburu tewas oleh pengikutnya sendiri.

Pengganti Oda adalah jendral Oda yang paling berbakat, yaitu Toyotomi Hideyoshi. Pada awal masa-masa pemerintahan Toyotomi Hideyoshi, ada beberapa konflik terjadi dan sempat terjadi pertempuran kecil antara Tokugawa leyasu dan Toyotomo Hideyoshi. Namun berkat kearifan dan bantuan dari pengikut kedua belah pihak yang setia, konflik tersebut dapat diselesaikan, dan keduanya meneruskan cita_cita Oda Nobunaga untuk menguasai seluruh wilayah Jepang. Wilayah mereka juga semakin luas. Pada saat-saat tersebut, leyasu pindah wilayah kekuasaannya dari Hamamatsu ke Edo (Tokyo sekarang) yang wilayahnya Iebih luas dari sebelumnya.

Di Edo. Tokugawa Ieyasu dan pengikutnya membangun kota dari desa perikanan yang kecil menjadi kota yang besar dan megah. Pengaruhnyapun semakin kuat di Jepang. Hal ini membuat pengikut setia Toyotomi Hideyoshi merasa camas melihat Toyotomi sudah tua dan penerus kekuasaannya masih terlalu kecil untuk memerintah.

Keteganganpun memuncak setelah Toyotomi Hideyoshi meninggal, karena yang paling berpengaruh kini tinggal Tokugawa leyasu. Pengikut-pengikut setia Toyotomi Hideyoshi tidak mau kekuasaan jatuh ke tangan Tokugawa leyasu. Maka pertempuran besar yang disebut dengan perang Sekigahara pun terjadi, dan dimenangkan oleh Tokugawa leyasu.

Setelah menang di perang Sekigahara, otomatis Tokugawa leyasu yang terkuat di seluruh wilayah Jepang. Ia lalu diangkat oleh Kaisar Jepang menjadi Shogun, penguasa militer di seluruh wilayah Jepang. Semasa ia berkuasa, kebanyakan waktunya digunakan untuk menumpas sisa-sisa musuh yang masih mempunyai rencana unluk merebut kekuasaannya, dan juga membuat kebijakan kebijakan yang membuat penguasa-penguasa daerah tidak bisa lagi menggalang kekuatan untuk melawannya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S13643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nailusyifa
Abstrak :
Samurai adalah prajurit berpedang yang telah lama dikenal sebagai salah satu lambang budaya Jepang. Dalam kebijakan shinokosho yang ditetapkan oleh keshogunan Tokugawa, samurai menempati kelas tertinggi pada zaman Edo. Kebijakan tersebut bertahan selama berlangsungnya kekuasaan keshogunan Tokugawa dari tahun 1603 sampai tahun 1867. Artikel ini menjelaskan secara rinci bagaimana segala aspek kehidupan samurai pada zaman Edo sebagai awal era modernisasi Jepang. Penelitian ini bersifat kualitatif dan dilakukan dengan metode studi pustaka dan penelitian sejarah. ...... The samurai were the warriors with sword who have been known as one of the epitome of Japanese culture. On shinokosho policy which ruled by the Tokugawa shogunate, samurai took the highest position in Edo period. This policy was occured as long as the authority of Tokugawa shogunate lasted from the year of 1603 to 1867. This article explains in detail how every aspects of samurai's life were, that took time in Edo period as the beginning of Japan's modernization era. This is a qualitative research and conducted with history research methods and literature studies.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Jamaluddin
Abstrak :
Kelas pedagang di Jepang pada masa Tokugawa secara politik tidak berada dalam posisi menentukan. Kalau kelas pedagang di Eropa merupakan kelas yang memimpin, maka di Jepang mereka adalah yang dipimpin. Bukti-bukti historis, seperti diuraikan dalam skripsi ini, membuktikan hal itu. Kelurga Tokugawa, yang menguasai pemerintahan Bakufu, setelah jatuhnya keluarga Toyatomi, menjalankan politik konfusianisme membentuk masyarakat feodal. Masyarakat dipilah-pilah menjadi empat kelas, yaitu: militer, petani, tukang, dan pedagang. Dan satu lagi yang tidak masuk hitungan sebagai manusia, yaitu eta/hinin. Petani dan tukang dianggap kelas produktif sehingga mereka berada dalam urutan kedua dan ketiga setelah kaum samurai. Pedagang tidak termasuk kelompok sosial terhormat di mata Bakufu, walaupun ia mengakui akan pentingnya kelas ini. Peraturan-peraturan yang membatasi gerak pedagang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka proses refeodalisasi yang disempurnakan dengan penstabilan negara. Ditinjau dari segi status sosial kelas pedagang memang berada dalam urutan paling bawah, tetapi sesungguhnya mereka memiliki kenikmatan hidup yang lebih daripada petani dan tukang. Para petani senantiasa dibebani berbagai pajak oleh pemerintah yang sangat merugikan. Kondisi politis yang demikian mengakibatkan para petani banyak yang berubah status menjadi pedagang. Bahkan samurai banyak yang meninggalkan pedang-nya (pedang sebagai lambang ketinggian status bagi kaum samurai) berubah menjadi pedagang, hanya untuk memperoleh keuntungan dan kenikmatan hidup. Diberlakukannya sistem Sankin Kotai telah menaikkan pamor pedagang. Para penguasa daerah, akibat sistem tersebut, dan mengalami kesulitan keuangan. Mereka sering kali meminjam uang kepada para pedagang. Karena itu tidaklah heran bila para Daimyo (penguasa daerah) lebih menarik simpati kepada pedagang dari pada kepada para petani. Sistem ekonomi uang yang mulai nampak pada masa Tokugawa menambah kuatnya posisi kelas kaum pedagang dan sekaligus mengancam sistem feodal. Petani juga terkena dampak dari pada sistem ekonomi uang ini. Melihat kenyataan ini, muncul beberapa pemikiran, yaitu beberapa orang mengusulkan agar ekonomi uang dibatasi, dan agar sistem monopoli dibatasi. Usul lain: Alat tukar bukan menggunakan uang tetapi menggunakan biji-bijian. Walaupun ada usul agar para pedagang dibatasi dan ekonomi feodal dikembalikan, para pedagang tetap melaju, nenikmati keuntungan yang banyak. Kaum usahawan, industiawan, para bankir semakin bermunculan. Timbulnya hal ini sedikit banyak menjadi ancaman bagi Bakufu. Atau paling tidak menjadi kesulitan bagi Bakufu, disamping Bakufu menyadari akan pentingnya kedudukan para pedagang. Problematik yang dialami oleh Bakufu terutama apakah monopoli diijinkan dan menarik pajak dari buruh atau dihapuskannya (monopoli, pajak, kenaikan harga). Ini adalah sebuah dilema karena sumber pendapatan feodal tidak lagi memenuhi kebutuhan, terutama setelah para petani meninggalkan ladang-ladang. Walaupun kesulitan-kesulitan dialami Bakufu, akan tetapi supremasi politiknya tetap bertahan. Para pedagang masih tetap tidak menduduki posisi yang menentukan secara politis. Bahkan para pedagang pada masa Tokugawa sering kali terbentur sebagai akibat kebijaksanaan Bakufu. Pada permulaan abad ke-17, misalnya, sistem monopoli dihapuskan sehingga mengacaukan para pedagang. Dari sini nampak bahwa para pedagang atau pengusaha Jepang sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan para pedagang/pengusaha di Eropa. Para pengusaha di Eropa, seperti sudah disebutkan, memiliki posisi yang menentukan dan memiliki kemerdekaan politis, sehingga mampu mengadakan perubahan secara fundamental. Para pengusaha di Jepang tidak demikian. Sistem feodal konfusianisme telah menempatkan pedagang pada posisi yang tidak menguntungkan, sebaliknya kaum samurai yang menguasai pemerintanan Bakufu telah mapan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sundari Sucipta
Abstrak :
Skripsi ini Strategi Tokugawa Ieyasu Dalam Merestorasi Hubungan Jepang dan Choson Korea Setelah Invasi Toyotomi Hideyoshi.Jepang dan Choson merupakan dua negara yang berbatasan langsung dan telah memiliki hubungan yang baik selama dua ratus tahun. Namun hubungan kedua negara tersebut mulai memburuk karena invasi yang dilakukan oleh Toyotomi Hideyoshi pada 1592-1598. Setelah Toyotomi Hideyoshi wafat, Tokugawa Ieyasu yang mengambil alih kepemimpinan Jepang berusaha untuk memperbaiki hubungan Jepang dan Choson. Penelitian yang ditulis dengan menggunakan pendekatan sejarah dengan metode deskriptif analisis yang disusun secara kronologis da sistematis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Tokugawa Ieyasu menggunakan pendekatan secara halus untuk dapat merestorasi hubungan Jepang dan Choson Korea. ...... This study focused on Tokugawa Ieyasu strategy to restore the relation between Japan and Choson Korea after Toyotomi Hideyoshi invasion. Japan and Korea are two country that have contact frontier and maintain good relation for two hundred years. However the relation between two countries had been worse because Toyotomi Hideyoshi invasion at 1592-1598. After Toyotomi Hideyoshi died, Tokugawa Ieyasu took over the authority and try to re-established the relation between Japan and Choson. This study use historical approach with analytical descriptive method that have been arranged in chronologies and systematic. The analysis concluded that Tokugawa Ieyasu use soft approach so he can re-established the relation between Japan and Choson Korea.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Glenn Brown
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang tanggapan pemerintah militer bakufu terhadap penyebaran agama Kristen di Jepang antara abad 16-17 dan Pemberontakan Shimabara, kejadian yang sering dianggap sepenuhnya didasari oleh agama karena pihak yang terlibat memberontak memeluk agama Kristen. Pandangan ini didukung oleh beberapa era pemerintahan sebelumnya yang tegas melarang dan mengeksekusi pemeluknya. Berbeda dengan yang terlihat, adanya pelarangan dan pecahnya pemberontakan tersebut tidak serta-merta disebabkan hanya oleh agama. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diterapkan oleh pemerintahan militer bakufu Jepang tidak hanya berdasarkan perbedaan paham, tetapi juga dipengaruhi sudut pandang shogun terhadap agama Kristen yang semakin memburuk setelah serangkaian insiden dan bakufu ingin melindungi masyarakat Jepang dari pengaruh buruk negara asing. Di sisi lain penolakan keras terhadap pengaruh dari negara lain juga dapat dimaknai sebagai usaha bakufu untuk menjaga agar masyarakat Jepang tetap berada dalam satu paham yang sama, sehingga menguatkan posisi bakufu sebagai pemerintah.
ABSTRACT
This study discussed about the military government bakufu rsquo s policy over the spread of Christianity in Japan between 16th and 17th century in which ultimately lead to the Shimabara Revolt, an incident that often explained as a religion based revolt. Such conclusion is achieved because all of the rebels were Christian, and they finally retaliate after several years living under persecution but in reality the main cause of the revolt was not religion. The main focus of this study are to explain how the bakufu react towards the spread of Christianity through policies and what is the main cause of the Shimabara Revolt in relation to the society condition under bakufu rsquo s policies. This study result reveals that the policies applied by the bakufu were not only based of differences in belief, but also affected by the shogun rsquo s viewpoint about Chrisianity that worsened after several incidents and the bakufu wanted to protect Japan from bad foreign influence. On the other hand, these policies could also be interpreted as the bakufu rsquo s effort to keep the people in the same perspective so it would hold the bakufu rsquo s position as the ruler.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>