Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ferdiansyah Putra
Abstrak :

Pencemaran air merupakan isu permasalahan lingkungan yang krusial karena berbagai dampak yang timbulkan, salah satu penyebab pencemaran air adalah limbah pewarna yang merupakan polutan organik. Upaya pengurangan limbah tersebut dianggap masih belum optimal sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut. Prinsip fotokatalisis merupakan metode yang efektif untuk dikembangkan, penelitian ini bertujuan mempelajari dan menganalisis komposisi unsur kimia, ukuran partikel, tingkat kristanilitas, energi celah pita, serta performa fotokatalisis nanopartikel TiO2 yang disintesis dari mineral ilmenite melalui metode pelindian dengan jalur asam sulfat dan metode pendidihan serta menggunakan larutan prekursor komersial Tt-iP melalui metode sol-gel. Perbedaan komposisi, ukuran partikel, tingkat kristalinitas, dan energi celah pita dari variasi jenis prekursor menyebabkan performa fotokatalisis nanopartikel TiO2 memiliki perbedaan yang signifikan, di mana nanopartikel TiO2 dari larutan TiOSO4 memiliki persentase degradasi yang rendah sebesar 18,48%, nanopartikel TiO2 dari larutan komersial Tt-iP sebesar 83,11%, dan nanopartikel TiO2 dari residu sebesar 77,03%. Apabila hasil dibandingkan dengan hasil nanopartikel TiO2 dari komersial Tt-iP, nanopartikel TiO2 dari TiOSO4 memiliki tingkat efisiensi 4 kali lebih rendah dan nanopartikel TiO2 dari residu memiliki tingkat efisiensi yang cukup sama. ......Water pollution is a crucial environmental issue due to various resulting impacts, and one of the causes of water pollution is dye waste, which is organic pollutant. Reducing such waste is regarded as a substandard effort that requires improvement. The development of the photocatalysis principle is an effective approach. This study aims to investigate and analyze the chemical composition, particle size, crystallinity level, bandgap energy, and photocatalytic performance of TiO2 nanoparticle synthesized from ilmenite mineral using leaching with sulfuric acid and boiling method. Additionally, commercially available Tt-iP precursor solution via the sol-gel approach. Variations in precursor types resulted in significant differences in the chemical composition, particle size, crystallinity level, and bandgap energy of TiO2 nanoparticle, leading to varied photocatalytic performances. The deterioration percentage of TiO2 nanoparticles from the TiOSO4 solution is low at 18.48%, whereas the commercial Tt-iP solution has a degradation percentage of 83.11%. TiO2The residue's nanoparticles show a degradation percentage of 77.03%. TiO2 nanoparticles from TiOSO4 have an efficiency rate that is four times lower than that of the commercial Tt-iP, whereas those from the residual have an efficiency rate that is equivalent.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Hamdani
Abstrak :
ABSTRAK Titanium dioksida (TiO2) yang mempunyai struktur kristal murni (kristalin) merupakan bahan isolator yang sangat baik untuk dipakal sebagai material pada peralatan penyimpan memori. Namun demikian, dalam kondisi tertentu, bahan tersebut dapat berfungsi sebagai bahan semikonduktor. Mengetahui bagaimana cara mengontrol sifat-sifat isolator dan semikonduktor dari lapisan tipis TiO2 menjadi sangat penting untuk menentukan penggunaan yang spesifik dari material tersebut. Sampel-sampel dalam penelitian ini dipersiapkan dengan teknologi deposisi sol-gel pada substrat kaca yang dilapisi dengan indium tin oxide (ITO). Karakterisasi sifat-sifat listrik dilakukan dengan menganalisis tahanan jenis, Hall effect dan mekanisme konduksi yang terjadi pada film tipis TiO2. Dari analisis tahanan jenis dan Hall effect dapat diperoleh mobilitas, densitas dan jenis dari carrier yang ada. Sedangkan mekanisme konduksi didapatkan dengan menganalisis karakteristik hubungan antara arus dan tegangan. Morfologi dan struktur kristal film tipis TiO2 juga mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat listrik, oleh karena itu juga dianalisis. Dalam penelitian ini didapatkan film tipis TiO2 dengan struktur kristal anatase dan mempunyai tahanan jenis dalam rentang 1-2 MSZ cm. Film tipis TiO2 mempunyai carrier jenis n dengan carrier density ± 1017 cm-3 .
ABSTRACT Pure cristalline titanium dioxide (TiO2) is very promising insulator for application in memory device, however under certain condition it can behave as a semiconductor. Knowing how to control the insulating and semi conducting properties of the TiO2 thin film is essential to determine the specific application for that material. The samples were prepared using sol-gel deposition methods on the ITO coated glass substrates. The characterization was performed by analyzing the resistivity, Hall effect, and conduction mechanism of TiO2 thin film. From resistivity and Hall effect can be determined carrier mobility, carrier density, and carrier type. Conduction mechanism was achieved by analyzing the characterization of current - voltage profiling. Morphology and crystal structure of TiO2 thin films are also considered have some effects to the electrical properties that mention above, therefore, they were also examined in this project. Anatase structure was achieved with the resistivity in order of 1-2 MO,. The film has n-type of carrier with the net carrier density ± 1417 cm 3.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Darmawan
Abstrak :
Poliuretan banyak digunakan dalam aplikasi cat karena memiliki sifat yang memuaskan yaitu daya tahan yang baik terhadap perubahan cuaca dan serangan bahan kimia. Poliuretan adalah senyawa makromolekul atau polimer yang terbentuk melalui reaksi antara poliisosianat dan suatu polimer lain, umumnya merupakan poliol yang mengandung atom hidrogen yang labil (OH, COOH, dll). Polimer yang digunakan dalam aplikasi cat secara umum kental apabila diaplikasikan secara langsung. Campuran polimer tersebut harus dilarutkan dengan pelarut supaya dapat dikuas, atau disempot. Larutan poliisosianat yang dilarutkan dengan komposisi pelarut dinamakan hardener karena kombinasinya dengan poliol dapat menghasilkan lapisan film yang keras. Hardener memiliki tingkat kestabilan yang rendah karena tingginya reaktifitas poliisosianat. Dua jenis poliisosianat dalam pembuatan hardener dipelajari yaitu Coronate HXR 90 B dan Basonate HI 190 B/S. Hardener yang dibuat menggunakan coronate HXR 90 B memiliki tingkat kestabilan yang rendah dimana setelah 6 bulan masa penyimpanan di temperatur ruang menghasilkan endapan putih (gel) yang melayang dalam larutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan gel ini diakibatkan karena reaksi poliisosianat dengan air. Dua jenis rutile titanum dioksida berskala nano (KRONOS 2160 dan UV TITAN L 531) di formulasikan dalam cat putih berbasis acrilic poliol, dimana hasil reaksi silangnya dengan hardener menghasilkan cat putih poliuretan. Analisa mikroskopi terhadap sampel menggunakan alat Transmission Electron Microscopy menunjukkan bahwa ukuran rata-rata partikel UV titan L 531 lebih rendah sekitar 35 nm jika dibandingkan KRONOS 2160 sekitar 200 nm. Efek fotokatalitik titanium dioksida dipelajari berdasarkan aktivitasnya terhadap degradasi zat warna perylene dalam lapisan cat. Degradasi warna terukur berdasarkan perubahan warna setelah terkena paparan sinar UV secara visual ataupun menggunakan alat ukur kolorimeter. Tidak terdapat perbedaan yang nyata dari efek fotokatalitik diantara kedua variasi ukuran partikel, akan tetapi ditemukan lapisan film yang lebih kuning pada cat putih yang menggunakan titanium dioksida berukuran partikel lebih besar akibat degradasi langsung radiasi sinar ultra violet. ......Polyurethane is widely used in paint application due to their outstanding properties and especially for their exceptional resistance to weathering and chemical attack. Polyurethanes are macromolecules or polymers formed by the reaction between a polyisocyanate and another polymer, generally called a polyol, which contains a labile hydrogen atom (OH,COOH, etc). The polymers used in coating applications are generally too viscous to be applied directly. The polymer (mixture) must therefore be diluted with solvent(s) in order to be brush or spray. We call the diluted of polyisocyanate with various solvent composition as hardener, due to result hard film while combined with poliol. The stability of hardener is less due to high reactivity of polyisocyanate. Two typed of polyisocyanate on processing hardener are studied: Coronate HXR 90 B and Basonate HI 190 B/S. Hardener which was processed using coronate HXR 90 B is less stable after 6 months storage in a room temperature, indicated a white floating residue (gel) on the solution. Investigation results show that the gel formation is caused by reaction of polyisocyanate with water. Two typed of nanosized rutile titanium dioxide (KRONOS 2160 and UV TITAN L 530) is formulated using acrylic polyol based, and the cross linked with the hardener results white polyurethane paint. Microscopic analysis using Transmission Electron Microscope (TEM) into sample shows that average particle size of UV TITAN L531 about 35 nm is less than KRONOS 2160 about 200 nm. The photocatalytic effects of titanium dioxide were studied on their activities toward dye degradation of perylene on surface coating. Dye degradation was observed by the color change after UV exposure as visually and measured with colorimeter. There is no significant different of catalytic activity on variation of particle sized titanium dioxide but the more yellowing film was observed on white paint using higher particle size caused by direct degradation of UV radiation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinky Ninndomena
Abstrak :
Ekstraksi TiO2 dari pasir mineral dan penerapannya sebagai fotokatalis telah dilakukan. Ekstrak TiO2 tersebut dianalisa dengan XRD untuk mengetahui jenis daripada ekstrak tersebut,dari hasil analisa ekstrak TiO2 adalah jenis rutil yang diperkuat dari data PCPDFWIN dari The Powder Diffraction Database yaitu PDF-1283. Untuk meningkatkan kemurnian TiO2 dengan pencucian berulang kali menggunakan pelarut HNO3 dan HCl telah berhasil dilakukan sehingga terjadi peningkatan dari 77,74%wt menjadi 89,56%wt dengan pelarut HNO3 dan 97,32%wt dengan pelarut HCl. Untuk mengetahui keaktifan daripada ekstrak TiO2 tersebut ,dilakukan pada satu unit reaktor fotokatalitik dengan ekstrak TiO2 yang diimobilisasikan pada dinding bagian dalam kolom gelas. ......The extraction of TiO2 from mineral sand and application as a photocatalyst has been done. XRD analyzing to TiO2 extract show TiO2 extract data is in rutil structure PCPDFWIN data from The Powder Diffraction Database ( PDF-1283) to force this structure. The purity TiO2 was improved by using HNO3 and HCl as solvent.This methode can improve the purity 77,74% wt to be 89,56% wt using HNO3 and 97,32% wt using HCl. Activity TiO2 extract was analysis by application a unit photocatalytic reactor was coating with TiO2 extract and was immobilized on inner wall of glass column.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarnuzi Gunlazuardi
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian detoksifikasi air secara fotokatalisis dengan menggunakan lapisan tipis titanium dioksida yang dilekatkan pada permukaan logam titanium. Didalam penelitian yang dilaporkan telah dikembangkan cara pembuatan lapisan tipis titanium dioksida dengan teknik sol-gel dan pemanasan. Inovasi dilakukan dengan mengganti perkursor yang umum dipakai (titanium isopropoksida=TIPP) dengan prekursor lain, yaitu titanium diisopropoksi bis asetil asetonate (TAA) dan titanium diisopropoks bis asetil asetoasetat (TEA), yang memberikan kemungkinan diterapkannya suatu prosedur yang memberikan lapisan tipis yang homogen, terikat kuat, dan mempunyai bentuk kristalinitas yang dikehendaki. Keadaan ini dimungkinkan karena (tidak seperti TIPP) TAA dan TEA diudara terbuka cukup stabil sehingga hidrolisis dan pembentukan oksidanya dapat dikontrol. Dengan cara demikian kita mempunyai banyak kesempatan mengarahkan pelekatan titanium dikosida yang masih sangat kecil ukuran partikelnya dan menjamin diperolehnya lapisan-lapisan yang terikat kuat. Kenyataannya, prosedur yang cukup reliable dan mudah dikerjakan berhasil ditetapkan melalui penelitian ini.

Matrik katalis yang dikembangkan dengan cara tersebut diatas kemudian disusun dalam konfigurasi reaktor fotokatalisis. Inovasi konfigurasi reaktor dilakukan dengan pendekatan baru, yakni konfigurasi yang memungkinkan kita memberikan bias potensial pada permukaan lapisan tipis titanium dioksda. Dengan cara demikian tidak hanya proses fotokatalisis saja yang dapat dipelajari dan atau dijalankan, tetapi juga proses fotoelektrokatalisis.

Konfigurasi reaktor yang disusun telah dicobakan untuk mematikan e.Coli dan mendegradasi 2,4-diklorofenol didalam air. Dalam penelitian ini telah berhasil dikonfirmasi keberadaan fenomena fotoelektrokatalisis disamping fenomena fotokatalisis. Lebih jauh, dapat dikenali bahwa fotoelektrokatalisis mempunyai potensi yang lebih baik dalam hal menurunkan kualitas toksisitas air yang terkontaminasi.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfalina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy T. Nugroho Adi
Abstrak :
Studi preparasi titanium dioksida yang didoping dengan tembaga(II) telah dilakukan. Teknik doping dilakukan dengan memodifikasi prekursor titanium tetraisopropoksida (TTIP) dengan menggunakan kompleks tembaga(II) ? dietanolamina pada sistem 2-propanol. Modifikasi dilakukan menggunakan ratio molar tembaga(II):dietanolamina: TTIP = 1:4:9; 1:4:4; 1:4:1 dan 1:6:9; 1:6:6; 1:6:1. Pembentukan asosiasi kompleks antara tembaga(II) dengan TTIP melalui ligan dietanolamina menghasilkan prekursor proses sol gel yang homogen dan stabil. Matriks katalis dapat diimobilisasi pada substrat gelas untuk keperluan uji aktivitas fotokatalitik. Matriks katalis induk yang dimodifikasi dengan tembaga mengkristal sebagai anatase pada pemanasan 450°C dan mengalami transformasi menjadi rutil pada 900°C. Spesi dopan tembaga(II) terdispersi pada material induk dan mengkristal sebagai tembaga(II) oksida pada pemanasan 900°C. Uji aktivitas fotokatalitik menunjukkan bahwa katalis yang dimodifikasi dengan tembaga(II) memiliki aktivitas yang lebih lemah daripada katalis titanium dioksida terhadap substrat metilen blue. ......Copper(II) dopped titanium dioxide film was being studied. Copper(II) was dopped into titanium dioxide host matrixes by modifying titanium isopropoxide precursor with copper(II) complexes of diethanolamine in 2-propanol system solution. The copper(II) complexes made a homogenic association with titanium tetraisopropoxide precursor by diethanolamine ligand. The modified precursor could be immobilized onto glass surface for photocatalytic test. The titanium dioxide host matrixes crystallized as anatase on 450°C heating and transformed into rutile phase on 900°C. The copper(II) spesies were dispersed in the matrixes of titanium dioxide and start crystallizing on 900o C heating. Photocatalytic test result showed that copper(II) doped titanium dioxide had lower photoactivities toward degradation of methylene blue substrates than titanium dioxide.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T40058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Lusyiana Irawati
Abstrak :
ABSTRAK
Industri tekstil di Indonesia telah semakin berkembang menyebakan penggunaan zat warna dalam proses pencelupan semakin bertambah . Zat warna ini dapat bertindak sebagai limbah dan polutan dalam air bila penanganannya tidak benar. Sebagian besar zat warna yang digunakan dalam industri tekstil merupakan zat warna golongan azo (N=N) yang mempunyai sifat non biodegradable. salah satu contohnya Reactive Yellow dan Reactive Red.

Untuk membuang limbah cair zat warna industri tekstil salah satu saratnya adalah dengan menghilangkan intensitas warnanya. Salah satu metode yang digunakan yaitu fotokatalitik AgI/TiO2, dalam percobaan ini dilakukan karena ingin mengetahui bagaimana pengaruh metode fotokatalitik AgI/TiO2 terhadap zat tunggal maupun campuran. Dalam keadaan sebenarnya industri tekstil dalam mendegradasi limbah cair zat warna tekstil dalam bentuk campuran lebih dari satu macam zat warna dalam proses degradasi.

Penelitian kali ini dengan menggunakan metode fotokatalitik AgI/TiO2 dibawah radiasi sinar UV pada Reactive Red diperoleh kondisi optimum pada pH 3 dengan konsentrasi 50 ppm dan waktu radiasi selama 45 menit dengan persentase sebesar 97,383%. Reactive Yellow diperoleh kondisi potimum pada pH 4 dengan konsentrasi 50 ppm dan wakru radiasi selama 30 menit dengan persentase sebesar 95,829%. Untuk campuran zat warna dengan komposisi Reactive Red dan Reactive Yellow 1:1 ; 1:2 ; 2:1 mempunyai persentase degradasi sebesar 94,00%, 98,915%, 92,015%.

Dari hasil yang diperoleh zat warna ini terdegradasi sesuai yang diharapkan sehingga metode fotokatalitik Agi/TiO2 dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk pengurangan intensitas warna.
2007
S30641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Muhammad
Abstrak :
Quenching adalah proses pemanasan logam hingga suhu austenisasi dan diikuti dengan proses pendinginan cepat untuk mendapatkan sifat material tertentu yang diinginkan. Media pendingin yang digunakan dapat disesuaikan berdasarkan sifat hardenability dari paduan logam, geometri sampel, dan ketebalan sampel. Beberapa di antaranya memerlukan laju pendinginan yang spesifik untuk mendapatkan mikrostruktur dan sifat material yang diinginkan. Salah satu media pendingin yang digunakan adalah nanofluida yang merupakan campuran antara fluida dasar dan suatu partikel tertentu . Penambahan surfaktan diperlukan untuk menstabilkan partikel yang terdispersi dalam nanofluida. Dalam penelitian ini, serbuk TiO2 berukuran nano digunakan sebagai partikel yang ditambahkan kedalam fluida dasar dengan penambahan tiga jenis surfaktan yang berbeda. Pengujian Field Emission Scanning Electron Microscopy (FE-SEM), Energy Dispersive X-Ray (EDX), Zeta Potensial dan Konduktivitas Termal dilakukan untuk menentukan ukuran partikel, morfologi partikel,perubahan permukaan partikel, tingkat kestabilan partikel dan nilai konduktivitas termal dari larutan. Pengamatan awal oleh FE-SEM dan EDX menunjukkan bahwa ukuran partikel setelah penggilingan sekitar 21 nm, dan bebas dari kotoran. Kandungan nanopartikel TiO2 dalam media quench nanofluid yang digunakan untuk penelitian ini adalah 0,5% dari total volume nanofluida, dan konsentrasi surfaktan yang ditambahkan pada setiap media pendingin adalah 1%, 2% 3%, 4% dan 5% untuk setiap jenis surfaktan. Selanjutnya, media pendingin ini digunakan untuk mendinginkan sampel baja karbon JIS S45C yang dipanaskan pada suhu 1000 ° C selama 1 jam. Pengamatan metalografi dan pengujian kekerasan pada baja dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari media pendingin yang memiliki jenis dan konsentrasi surfaktan yang berbeda-beda. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi 2% CTAB sebagai surfaktan kationik menghasilkan nilai konduktivitas termal larutan nanofluida yang optimum serta nilai kekesaran sampel baja S45C yang didinginkan dengan larutan tersebut memiliki nilai kekerasan yang tertinggi. ......Quenching is the soaking of a metal at a high temperature, above the recrystallization phase, followed by a rapid cooling process to obtain certain desirable material properties. The choice of quench mediums based on the hardenability of the metal alloy, the geometry of the component, and the thickness of the component. Some of these need specific cooling rate to obtain the desired microstructure and material properties. Recently, nanofluid as a quench medium has been studied using several different fluid as the base. Furthermore, surfactant is added to stabilize the suspended particle in nanofluid. In this research, laboratory-grade TiO2 powder were used as nanoparticle with three different types of surfactant.. Field Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), and Energy Dispersive X-Ray (EDX) measurement were carried out to determine the particle size, material identification, particle morphology, and surface change of samples. Zeta potential and thermal conductivity measurement were used to determine level of solution stability and thermal conductivity value of nanofluid. TiO2 nanoparticle content in nanofluid quench mediums used for this study was 0.5% of the total volume of the nanofluid, and the amount surfactant added on each medium were 1%, 2% 3%,4% and 5% for each type of surfactant. Furthermore, these mediums were used to quench JIS S45C carbon steel samples which annealed at 1000°C for 1 hour. Metallography observation and hardness testing were then conducted to find out the effect of different quench medium in steel samples. The results showed that the addition of 2% CTAB concentration as a cationic surfactant produced the optimum thermal conductivity value of the nanofluid solution and the hardness of the S45C steel sample cooled with that solution had the highest hardness value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yusuf Ismail
Abstrak :
Lemari pendingin merupakan salah satu bentuk sistem refrigerasi kompresi uap yang saat ini banyak digunakan di kalangan masyarakat terutama pada sektor rumah tangga. Lemari pendingin menggunakan energi listrik dengan kapasitas yang cukup besar untuk dapat beroperasi dengan baik. Dari data statistik PLN pada tahun 2018, konsumsi energi terbesar diperoleh dari sektor rumah tangga dan terus meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Oleh karena itu, penghematan energi perlu dilakukan agar ketersediaan energi listrik dapat ditingkatkan, salah satunya adalah penghematan konsumsi energi listrik sebuah lemari pendingin. Lemari pendingin merupakan pendingin dengan sistem kompresi uap (Vapor Compression Refrigeration System). Sistem pendingin kompresi uap disusun oleh beberapa komponen, yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Pada kompresor sistem, diperlukan pelumas (lubricant) yang berfungsi untuk melumasi bagian-bagian kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan dan untuk meredam panas di bagian-bagian kompresor. Sebagian dari pelumas akan bercampur dengan refrigeran dan ikut bersirkulasi pada sistem. Penghematan energi dilakukan dengan cara mencampurkan lubricant kompresor Polyolester Oil (POE) dengan nanopartikel Titanium Dioksida (TiO2) menghasilkan nanolubricant POE-TiO2. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan heat transfer rate dari lubricant kompresor sehingga dapat mengurangi beban kerja kompresor. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan investigasi karakteristik aliran fluida kerja pada pipa sistem dengan mengamati nilai convective heat transfer coefficient menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD) dengan software ANSYS Fluent. Simulasi dilakukan dengan memvariasikan nilai Reynolds Number aliran fluida yaitu 100, 300, 600, 900, 1200, dan 1500 dan fraksi volume dari nanopartikel terhadap lubricant yaitu 1%, 2.5%, dan 5% kemudian dibandingkan dengan fluida tanpa campuran nanopartikel (Pure POE). Hasil dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan nilai overall convective heat transfer coefficient dengan penambahan nanopartikel TiO2. Peningkatan terendah sebesar 38.91% pada POE-TiO2 1% dengan Re 100 dan peningkatan tertinggi sebesar 200.79% pada POE-TiO2 1% dengan Re 1500. ......Refrigerator is a form of steam compression refrigeration system that is currently widely used in many sectors, especially in the household sector. Refrigerators use electrical energy with a large enough capacity to operate properly. From the PLN statistical data in 2018, the largest energy consumption is obtained from the household sector and continues to increase significantly each year. Therefore, energy savings need to be made so that the availability of electrical energy can be increased, one of which is saving electricity consumption of a refrigerator. Refrigerator is a cooler with a vapor compression system (Vapor Compression Refrigeration System). The vapor compression cooling system is composed of several components, such as compressors, condensers, expansion valves, and evaporators. In the compressor system, a lubricant needed to lubricate the compressor parts so that it does not wear out quickly due to friction and to reduce heat in the compressor parts. Part of the lubricant will mix with the refrigerant and will circulate in the system. Energy saving is done by mixing the compressor lubricant Polyolester Oil (POE) with nanoparticles Titanium Dioxide (TiO2) to produce nanolubricant POE-TiO2. The aims is to increase the heat transfer rate of the compressor lubricant so as to reduce the compressor workload. This study aims to investigate the characteristics of the working fluid flow in the pipe system by observing the value of convective heat transfer coefficient using the Computational Fluid Dynamics (CFD) method with ANSYS Fluent software. The simulation is done by varying the Reynolds Number value of fluid flow which is 100, 300, 600, 900, 1200, and 1500 and the volume fraction of nanoparticles to the lubricant which is 1%, 2.5%, and 5% then compared with the fluid without a mixture of nanoparticles (Pure POE). The results of this study are an increase in the overall convective heat transfer coefficient value with the addition of TiO2 nanoparticles. The lowest increase of 38.91% in POE-TiO2 1% with Re 100 and the highest increase of 200.79% in POE-TiO2 1% with Re 1500.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>