Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Kurnia Utari
Abstrak :
ABSTRAK
Ekeplan tangkai daun brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers) dikultur pada empat media, yaitu Muraehige dan Skoog (MS), 0,5 MS, Linsmaler dan Skoog (LS) dan Woody Plant Medium (WPM) dengan penambahan IBA 6 ppm dan BA 2 ppm. Kuitur dipelihara pada kondisi terang dengan fotoperiodisitas 16 jam pada 800 lux. Kalus T. crispa mulai terbentuk seteiah 10 hari penanaman dengan warna krem dan bertekstur kompak. Berat basah dan berat kering kalus rata-rata tertinggi pada minggu ke-4 terdapat pada kalus dalam medium LS, yaitu 382,73 mg dan 21,5 mg. Berat basah dan berat kering kalus rata-rata tertinggi pada minggu ke-8 dan 12 juga terdapat pada kalus dalam medium LS, yaitu 938,83 mg dan 1245,5 mg untuk berat basah serta 50,59 mg dan 66,0 mg untuk berat kering. Wi ANAVA menunjukkan adanya pengaruh penggunaan media terhadap berat basah dan berat kering kalus pada minggu ke-4, 8, dan 12 penanaman. Hasil uji statistik terhadap berat basah dan berat kering kalus pada minggu ke-4 dan 8 menunjukkan bahwa medium LS merupakan medium yang terbalk dibandlngkan dengan media MS, 0,5 MS, dan WPM. Sedangkan pada minggu ke-12, media MS, 0,5 MS, dan LS merupakan media yang balk bagi pertumbuhan kalus brotowali.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Andayani
Abstrak :
ABSTRAK
Potongan tangkai daun brotowali Tinospora crispa (L. ) Miers dikultur pada media Murashige & Skoog (1962) modifikasl. Pada setiap mediun tersebut digunakan 9 konsentrasi sukrosa yang berbeda yaitu 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; dan 4,0%. Kultur dipelihara dalau ruang bersuhu ±25°C dan diberi cahaya dengan fotoperiodisitas 16 jam/hari dan intensitas 800 luks.

Kalus pada semua media perlakuan mulai terbentuc pada hari ke-15 setelah penananan, kecuali pada mediun tanpa sukrosa. Semua kalus yang terbentuk berwarna krem dan berjenis kompak pada minggu ke-4 dan ke-8; namun terjadi perubahan jenis kalus pada minggu ke-12 yaitu jenis kompak untuk kalus pada media dengan sukrosa 0,5 dan l,0%, dan kalus remah-konpak untuk sebagian kalus pada media dengan. sukrosa 1,5--4,0%.

Produktivitas kalus tertinggi pada minggu ke-4 diperoleh dari mediun dengan sukrosa 4,0%; pada minggu ke-8 diperoleh dari mediun dengan sukrosa 3,5%; sedangkan pada minggu ke-12, produktivitas kalus tertinggi diperoleh dari mediun dengan sukrosa 3,0%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewangga Oky Bagus Apriandanu
Abstrak :
Karbondioksida merupakan gas utama penyebab pemanasan global. Strategi yang dilakukan untuk mengurangi gas CO2 salah satunya dengan konversi menjadi senyawa yang ramah lingkungan dengan bantuan katalis. Katalis yang telah berhasil disintesis adalah Cu-Bentonit/AuNP. Cu-Bentonit/AuNP merupakan hasil modifikasi bentonit alam yang dipilarisasi dengan logam Cu dan dilakukan green imobilisasi oleh nanopartikel emas menggunakan ekstrak daun brotowali EDB. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Particle Size Analizer PSA, Transmission Electron Microscopy TEM, Difraksi sinar-X XRD, Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy EDX, spektrofotometer Fourier Transmission Infra Red FT-IR dan Gas Chromatography Mass Spechtroscopy GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air EDB memiliki rendemen sebesar 1.04. AuNP-EDB hasil sintesis memiliki kondisi optimum pada konsentrasi ekstrak 0,25 ; 0,10 mM larutan AuCL4-; pH 4,5; memiliki ?max sebagai fenomena surface plasmon resonance SPR pada 536 nm serta memiliki kestabilan selama 21 hari. Morfologi AuNP-EDB yang dikarakterisasi menggunakan TEM memperlihatkan bentuk bulat serta memiliki ukuran 25 nm yang tersusun dalam bentuk fcc. Karakterisasi spektrofotometer FT-IR menunjukkan bahwa keberadaan gugus hidroksil -OH berperan sebagai pereduksi dan penstabil dalam sintesis AuNP-EDB.Bentonit telah berhasil dipilarisasi dengan logam Cu dan dimodifikasi secara green imobilisisasi menggunakan ekstrak fraksi kasar EDB. Karakterisasi spektrofotometer FT-IR menunjukkan bahwa keberadaan gugus amina berperan sebagai sumber basa nitrogen dan penghidrolisis dalam sintesis green pilared Cu-Bentonit. Karakterisasi XRD menunjukkan bahwa nilai dspasing Cu-bentonit lebih besar pada 2? 5,290 dibandingkan dengan nilai dspasing Na-bentonit. dspasing Cu-bentonit adalah 16,811. Hal ini menunjukkan bahwa logam Cu telah terpilar pada interlayer bentonit. Karakterisasi EDX menunjukkan bahwa massa Au yang terkandung dalam Cu-Bentonit/AuNP sebesar 31,2. Cu-Bentonit/AuNP dapat digunakan sebagai katalis konversi gas CO2 menjadi asam format. ......Carbon dioxide is the main gas which responsible for global warming. One of strategies to reduce CO2 are converting into environmentally friendly compound using a catalyst. Cu Bentonite AuNP is a catalysts which have been successfully synthesized. It is the result of modified natural pilared with Cu and immobilized of gold nanoparticles using a leaf extract brotowali. Characterization is conducted by UV Vis spectrophotometer, Particle Size analyzer PSA, Transmission Electron Microscopy TEM, X ray Diffraction XRD, Energy Dispersive X Ray Spectroscopy EDX, Fourier Transmission spectrophotometer Infra Red FT IR and Gas Chromatography Mass Spechtroscopy GC MS. The results showed that the aqueous fraction EDB has main concentration 1.04. AuNP EDB synthesized has optimum condition at 0.25 of extract concentration 0.10 mM solution of AuCL4 pH 4.5 and max as the phenomenon of surface plasmon resonance SPR at 536 nm. Morphology AuNP EDB is spherical at 25 nm. Crystal structure are face centered cubic fcc. FT IR characterization showed that the presence of hydroxyl OH act as a reducing and caping agent in AuNP EDB synthesis.Bentonite has been successfully pilared with Cu and immobilized of gold nanoparticles using aqueous fraction EDB. FT IR Characterization showed that the presence of an amine group acts as a source of bases and hydrolizing agent in the green pilared of Cu Bentonite. XRD characterization showed that the d spasing value of Cu bentonite is 5.290. It compared with the d spasing value of Na bentonite. d spasing Cu bentonite was 16.811. It indicates that the Cu has benn pillared in the interlayer bentonite. EDX characterization showed that the mass percent of Au in Cu Bentonite AuNP is 31.2. Cu Bentonite AuNP can be used as a catalyst to convert CO2 into formic acid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Mastna Zuhri
Abstrak :
Latar Belakang: Resistensi insulin pada jaringan otot skelet, hepar, dan adiposit merupakan penyebab utama terjadinya DM tipe 2 serta berbagai penyakit metabolik lain. Resistensi insulin masih sulit diatasi menggunakan obat yang tersedia, sehingga pencarian obat sensitisasi insulin, terutama pada jaringan otot skelet menjadi urgensi dalam riset obat antidiabetes. Salah satu tanaman obat yang berpotensi dikembangkan sebagai obat sensitisasi insulin adalah brotowali. Tujuan: Mengidentifikasi target terapi utama dari brotowali sebagai agen sensitisasi insulin melalui pendekatan in silico, menguji aktivitasnya secara in vitro pada kultur sel otot skelet L6.C11, dan mengidentifikasi senyawa aktifnya menggunakan metode LC-MS/MS metabolomik. Metode: Pencarian target terapi utama resistensi insulin yang ditarget oleh brotowali dilakukan melalui analisis jejaring farmakologi yang diikuti dengan simulasi penambatan molekuler dan dinamika molekuler. Kultur sel otot skelet L6.C11 digunakan sebagai model sel resisten insulin pasca-induksi tinggi glukosa dan tinggi insulin. Hasil fraksinasi terhadap ekstrak metanol brotowali (n=33) diuji aktivitasnya terhadap peningkatan kadar glikogen dan inhibisi fosforilasi serin-312 pada IRS1(metode enzime-linked immunosorbent assay), serta peningkatan GLUT4 tertranslokasi (metode konfokal-imunositokimia). Metode LC-MS/MS metabolomik digunakan untuk menganalisis metabolit dari fraksi-fraksi uji. Analisis statistik komparatif melalui uji ANOVA satu arah dan analisi multivariat melalui PCA dan OPLS untuk mengidentifikasi senyawa penanda bioaktif. Hasil: Analisis jejaring farmakologi memprediksi adanya tiga jalur terapi dari resistensi insulin yang ditarget oleh senyawa kandungan brotowali (jalur persinyalan PI3K, TNF, dan MAPK). Fosforilasi serin-312 pada IRS1 ditentukan menjadi target terapi dalam pengujian in vitro didasarkan pada perannya yang besar pada patogenensis resistensi insulin (degree: 12). Hasil uji in vitro mengidentifikasi fraksi 3 sebagai fraksi dengan aktivitas tertinggi dari seluruh fraksi uji (2,55+0,12 ?g/mL; 45,68+3,20%; 64,07+1,78 AU) dalam aktivitas peningkatan glikogen, inhibisi pIRS1 ser-312, dan peningkatan translokasi GLUT4. LC-MS/MS metabolomik mampu mengidentifikasi senyawa penanda bioaktif batang brotowali berupa tinoskorsida D, higenamin, dan tinoskorsida A. Kesimpulan: Analisis komputasi jejaring farmakologi mampu memprediksi dengan baik target terapi dan senyawa aktif brotowali. Secara in vitro, senyawa kandungan batang brotowali mampu meningkatkan sensitisasi insulin dengan senyawa penanda bioaktif berupa tinoskorsida D, higenamin, dan tinoskorsida A. ......Background: Insulin resistance in skeletal muscle tissue, liver and adipocytes is the main cause of type 2 DM and various other metabolic diseases. Insulin resistance is still difficult to overcome using available drugs, so the search for insulin sensitizing drugs, especially in skeletal muscle tissue, is an urgency in antidiabetic drug research. One of the medicinal plants that has the potential to be developed as an insulin sensitizing drug is brotowali. Objectives: To identify potential therapeutic targets of brotowali as an insulin sensitizing agent through an in silico approach, to test its in vitro activity in L6.C11 skeletal muscle cell culture, and to identify its active compounds using the LC-MS/MS method. Methods: The search for the potential therapeutic target of insulin resistance targeted by brotowali was carried out through network pharmacology analysis followed by molecular docking and molecular dynamics simulations. The fractionation of brotowali methanol extract (n=33) were tested for their activity on increasing glycogen levels and inhibition of serine-312 phosphorylation on IRS1 (enzyme-linked immunosorbent assay method), as well as increasing translocated GLUT4 (confocal-immunocytochemical method). The LC-MS/MS metabolomics method was used to analyze the metabolites of the tested fractions. Comparative statistical analysis through one way ANOVA test and multivariate analysis through PCA and OPLS to identify bioactive marker compounds. Results: Network pharmacology analysis predicted three therapeutic pathways of insulin resistance targeted by brotowali’s compounds (PI3K, TNF, and MAPK signaling pathways) with the PI3K pathway as the main pathway. Sequentially the signaling pathway regulate the glucose homeostasis, anti-inflammation, and cell proliferation. Phosphorylation of serine-312 in IRS1 was determined to be a therapeutic target in in vitro testing based on its major role in the pathogenesis of insulin resistance (degree: 12). In vitro tests identified fraction 3 as the fraction with the highest activity of all tested fractions (2.55+0.12 µg/mL; 45.68+3.20%; 64.07+1.78 AU) in glycogen increasing activity , inhibition of pIRS1 ser-312, and increased GLUT4 translocation sequentially. The bioactive marker compounds of brotowali stems were identified as tinoscorside D, higenamin, and tinoscorside A. Conclusion: Network pharmacology computation was successfully predict the therapeutic targets and active compounds of brotowali. At in vitro test, compounds contained in brotowali stems can increase insulin sensitization with bioactive markers were tinoscorsida D, higenamin, and tinoscorsida A.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahratul Syifa Aisya
Abstrak :
Sintesis nanopartikel Sm2O3 menggunakan prekursor Sm NO3 3.6H2O dengan ekstrak daun brotowali Tinospora crispa yang berperan sebagai sumber basa telah berhasil dilakukan. Penambahan ekstrak daun brotowali dalam sintesis Sm OH 3 optimum pada konsentrasi 0,12 w/v yang menghasilkan spektrum absorbsi UV-Vis tertinggi pada panjang gelombang maksimum 318 nm. Karakterisasi dengan TEM Transmission Electron Microscopy menunjukkan Sm2O3 NPs memiliki ukuran sebesar 10-15 nm dengan bentuk batang. Hasil karakterisasi SEM Scanning Electron Microscope menunjukkan Sm2O3 NPs memiliki morfologi berpori. Hasil karakterisasi XRD X-ray Diffraction Sm2O3 NPs memiliki fase kubik dengan Indeks Miller 222, 400, 440, dan 622. Hasil karakterisasi UV-Vis DRS Diffuse Refectance Spectroscopy menunjukkan Sm2O3 NPs hasil sintesis memiliki band gap 3,24 eV. Aplikasi Sm2O3 NPs pada uji fotodegradasi metilen biru di bawah sinar UV menunjukkan penurunan absorbansi pada panjang gelombang maksimum 664 nm dengan persen reduksi mencapai 57,52 selama 60 menit. ......The synthesis of Sm2O3 nanoparticle using Sm NO3 3.6H2O precursor with brotowali leaf extract Tinospora crispa which act as base sources has been done. The optimum concentration of brotowali leaf extract in synthesis Sm OH 3 is 0.12 w v which gives highest absorbance at 318 nm. The characterization using TEM Transmission Electron Microscopy shows that Sm2O3 NPs having 10 15 nm rod particle and porous morphology that identified by SEM Scanning Electron Microscope. The characterization using XRD X ray Diffraction give the result of NPs have cubic crystal phase with Miller Index 222, 400, 440, and 622. The result of characterization by UV Vis DRS Diffuse Refectance Spectroscopy shows that Sm2O3 NPs having 3.24 eV band gap. The application of Sm2O3 NPs on photodegradation test of methylene blue under the light of UV results in decreasing of absorbance with maximum wavelength 664 nm and 57.52 percent of reduction within 60 minutes.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2016
S66672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ameerul Amin Bakar
Abstrak :
Malay medicine is one of complementary and alternative medicines in preventing and treating many diseases. However, scientific observation on Malay medicine in treating several non-infectious diseases, including obesity and cancer has not been fully documented and may be obsoleted. Thus, this review compiled several data on the potential of Malay medicine practice by consumption of Gelam honey and herb named Tinospora crispa in controlling obesity and treating cancer. In obesity study, findings revealed Gelam honey, and T. crispa significantly decreased body weight, total cholesterol, triglycerides and the glucose level compared to controls. Meanwhile, in several cancer studies, both Gelam honey and T. crispa were found inhibited colon, breast, liver and lung cancer cell growth. Although the results were at the early stage, the reported studies revealed the potential of Gelam honey and T. crispa, which are applied in Malay medicine to control obesity and treat cancers effectively in the future. The data is also useful to conserve both native natural products and to promote a significant application of Malay medicine until to date.
Terengganu: UMT, 2017
500 JSSM 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salina Febriany
Abstrak :
Diabetes adalah penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang untuk dapat mencegah efek komplikasi. Salah satu cara adalah dengan pengobatan tradisional. Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar, Indonesia juga memiliki obat tradisional yang disebut JAMU. Pengkajian secara bioinformatik dengan aplikasi berbasis web diperoleh kandidat formula antihiperglikemik terkuat yaitu brotowali, jahe, sembung, dan pare. Untuk membuktikan bahwa formula jamu berdasarkan bioinformatika dengan komposisi tersebut dilakukan pencarian komposisi terbaik jamu antihiperglikemik pada Zebrafish serta tikus jantan albino galur Sprague Dawley. Induksi pada Zebrafish dilakukan menggunakan larutan glukosa 111 mM selama 14 hari sedangkan pada tikus jantan albino galur SD digunakan streptozotosin pada dosis 45 mg/kgBB dengan penambahan larutan fruktosa 10%. Dari hasil diperoleh kombinasi pare dan sembung dengan perbandingan 1:1 merupakan formula dengan penurunan kadar glukosa darah tertinggi pada Zebrafish (57.36%), dan dosis 400 mg/kgBB merupakan dosis terbaik dalam menurunankan kadar glukosa darah tikus (66,56±7,93 %) yang tidak berbeda bermakna terhadap kadar glukosa darah tikus yang diberikan glibenklamid 5 mg/kgBB (p>0,05). Hasil histologi pankreas menggunakan pewarnaan HE menunjukan bahwa pada pankreas dengan pemberian jamu 800 dan 400 mg/kgBB tidak mengalami kelainan yang spesifik, namun sel yang terdapat pada pulau langerhans tidak sebanyak seperti pada kelompok kontrol normal.
Diabetes is a chronic disease that requires long-term treatment to prevent complications effects. Some people in some countries use traditional medicine. Indonesia is a country with enormous biodiversity, therefore Indonesia has a traditional medicine is called Jamu. With is a web-based bioinformatics applications assessment, it is obtained the antihyperglycemic formula for diabetes which strongest candidate is brotowali (Tinospora crispa), ginger (Zingiber officinale), sembung (Blumea balsamifera), and pare (Momordica charantia). In order to get the best composition of herbs antihyperglycemic formula based in bioinformatics the research have performed test in zebrafish and Sprague Dawley strain albino male rats. Induction in zebrafish carried out using a solution of 111 mM glucose for 14 days and the male albino rats used streptozotosin at 45 mg/kg dose with the addition of 10% fructose solution. The result shows that sembung (Blumea balsamifera) and pare (Momordica charantia) combination with a ratio of 1: 1 is the formula with the highest decrease in blood glucose levels in Zebrafish (57.36%), and a dose of 400 mg / kg was the best dose decrease blood glucose levels in rats (66.56 ± 7.93%) which did not differ significantly on blood glucose levels of mice were given glibenclamide 5 mg/kg (p> 0.05). Pancreatic histology results using HE staining showed that the pancreas which is given 800 and 400 mg/kg herbs has no specific abnormalities, but the cells contained Langerhans island is not as much as in the normal control group.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library