Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cucuk Suwandi
Abstrak :
Kecemasan pada anak yang dirawat di rumah sakit merupakan fenomena yang sering ditemui dan berdampak terhadap penolakan tindakan. Penelitian ini untuk menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada Anak usia Sekolah selama dirawat di kelas III Ruang Parikesit RSMM Bogor. Desain cross sectional, dengan sampel 23 responden melalui concecutive sampling. Analisa menggunakan chi square dan Independent T-Test. Hasil menunjukkan tingkat kecemasan dialami oleh 53 % responden, selanjutnya terdapat hubungan signifikan antara karakteristik anak, keluarga dan lingkungan dengan kejadian takut. Kesimpulan bahwa Tingkat kecemasan yang dialami oleh anak sekolah yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi, Karakteristik anak pada penelitian ini antara lain usia anak yang rata-rata berada pada usia sekolah, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, berada pada tipe temperamen lambat, belum pernah dirawat sebelumnya dan rata-rata lama dirawat lebih dari tiga hari, Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik anak: usia dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang di rawat di Rumah Sakit.
Anxiety as experienced by hospitalized children is a phenomenon that is often encountered and the impacted on the children rejection to nursing intervention. This study was to analyze factors associated with the level of anxiety in school-age children during in-patient in class III Space Parikshit RSMM Bogor. Crosssectional design, with a concecutive sampling of 23 respondents was used and used chi-square analysis and Independent T-Test. Were Applied results showed that anxiety experienced by 53% of respondents, then were is a significant relationship between the characteristics of the children, the family and the environment with the level of anxiety. The conclusion that the level of anxiety experienced by school children who were hospitalized quite high, characteristic of the present study included age children on average are at school age, the majority of male sex, type of temperament is at a slow, yet never been treated before, and the average length of hospitalized more than three days, There was a significant relationship between child characteristics: age and family support with level of anxiety in hospitalized school-age children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Nur Azza
2002
S3080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Wahyuni
Abstrak :

Kecemasan adalah emosi dasar berupa pikiran negatif akan ketidakpastian yang muncul ketika adanya ancaman, seringkali disertai nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Rasa cemas berlebih akan menghambat fungsi seseorang dalam hidup. Di dunia, prevalensi gangguan kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk, sedangkan di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) mencapai 9,8%. Pada tahun 2018 ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa FKM UI sebesar 87,2%, proporsi tertinggi pada tingkat severe (25,3%) dan terendah pada tingkat moderate (18,3%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2020. Pendekatan dilakukan secara kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional, serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan kecemasan. Sampel penelitian sebanyak 146 orang dari populasi 1121 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS-21, dan pengumpulan data menggunakan google form. Ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tahun 2020 sebesar 83,6%, proporsi tertinggi pada tingkat extremely severe (39,7%), dan terendah pada tingkat mild (4,1%). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin dan usia dengan kecemasan. Diharapkan UI dan FKM UI dapat meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait kesehatan mental terutama kecemasan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Klinik Makara agar dapat menangani kasus kesehatan mental lebih optimal kedepannya.


Anxiety is a basic emotion in the form of negative thoughts of uncertainty that arise when there is a threat, often accompanied by headaches, palpitations, mild gastric disturbances or sweating. Excessive anxiety will inhibit a persons function in life. In the world, the prevalence of anxiety disorders reaches 5% of the population, while in Indonesia mental emotional disorders (depression and anxiety) reach 9.8%. In 2018 the proportion of anxiety found in FKM UI students was 87.2%, the highest proportion was at the severe level (25.3%) and the lowest was at the moderate level (18.3%). The purpose of this study is to determine the factors associated with anxiety in FKM UI students in 2020. The approach was carried out quantitatively, with cross-sectional study design, and analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables with anxiety. The research sample of 146 people from a population of 1121 people. The instrument used was the DASS-21 questionnaire, and data collection using google forms. The proportion of anxiety found in regular S1 FKM UI students in 2020 was 83.6%, the highest proportion was at the extremely severe level (39.7%), and the lowest was at the mild level (4.1%). Statistical tests show there is a relationship between sex and age factors with anxiety. It is hoped that UI and FKM UI can improve promotive and preventive interventions related to mental health, especially anxiety, and improve the quality and quantity of human resources at the Makara Clinic so that they can handle mental health cases more optimally in the future.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Erwanto
Abstrak :
Penyebab kematian penyakit tidak menular terbesar peringkat tiga di propinsi Yogyakarta adalah stroke. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan spiritual keluarga dengan tingkat kecemasan lansia paska stroke di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional . pengambilan sampel secara sampling jenuh atau total sampling dengan responden berjumlah 80. Sampel penelitian ini adalah lansia dengan paska stroke dan anggota keluarga yang merawat lansia dengan paska stroke. Hasil analisa chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan intrapersonal, interpersonal, dan transpersonal dengan tingkat kecemasan lansia paska stroke. Dukungan spiritual yang dominan adalah dukungan transpersonal. Peran perawat komunitas dibutuhkan untuk mendukung keluarga dalam memberikan dukungan spiritual pada lansia paska stroke. ...... The third rank common cause of the death on non communicable diseases in Yogyakarta was stroke. This study was conducted to determine the association between spiritual support of family caregiver and the level of anxiety in the older people with post stroke disease in Mergangsan health center Yogyakarta. A analytic correlation with cross sectional approach was used in this study. Saturated sampling technique or total sampling was held in the study with the sample size of the study was 80. The Results showed that there is association between intrapersonal, interpersonal, transpersonal support and the levels of anxiety in the older people with post-stroke. The dominant variable of spiritual support was transpersonal support. The Community Health Nursing is needed to support families in providing the spiritual support to decreased anxiety for older people with post stroke in the community.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
Abstrak :
ABSTRAK Nyeri pasca bedah abdomen adalah gabungan dari beberapa pengalaman sensori, emosional, dan mental yang tidak menyenangkan akibat trauma bedah. Walaupun nyeri telah dikelola dengan baik, kira-kira 86% pasien mengalami nyeri sedang ke hebat pasca bedah meskipun analgesik ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik responden (exploratory study) dan selanjutnya menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri pasca bedah abdomen (explanatory study). Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 67 orang responden pasca bedah abdomen. Pada penelitian ini digunakan instrumen State Anxiety Inventory (S-AI) Form Y untuk menilai keadaan cemas pasien pasca bedah abdomen, sikap dan keyakinan terhadap nyeri, dan skala nyeri untuk menilai intensitas nyeri pasca bedah menggunakan kombinasi Visual Analog Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap intensitas nyeri pasca bedah abdomen adalah jenis kelamin (p value = 0,005), letak insisi (p value = 0,0005), dan tingkat kecemasan (p value = 0,0005). Faktor yang paling mempengaruhi intensitas nyeri pasca bedah abdomen adalah tingkat kecemasan (standardized coefficient β 0,501). Hasil penelitian ini bermanfaat bagi praktisi keperawatan sebagai acuan asuhan keperawatan dalam melakukan pengelolaan nyeri pasca bedah abdomen untuk mempertimbangkan faktor tingkat kecemasan, jenis kelamin, dan letak insisi. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nyeri.
ABSTRACT Abdominal postoperative pain is a combined of several unpleasant sensory, emotional, and mental experience precipitated by the surgical trauma. Pain experience are influenced by many factors and it is difficult to understand and about 86% of patients experience moderate to severe pain following surgery in the hospital. The purpose of this study was to identify the characteristic of respondent (exploratory study) and to explain influencing factors of abdominal postoperative pain intensity (explanatory study). The design was an analytic description using a cross sectional for 67 respondents abdominal postoperative. In the study using State Anxiety Inventory (S-AI) Form Y instrument was used to measure the abdominal postoperative state anxiety, attitudes and beliefs about pain, and pain scale using a combined Visual Analog Scale (VAS) and Numeric Rating Scale (NRS) was used to measure postoperative pain intensity. The finding showed that gender (p value = 0,005), incision site (p value = 0,0005), and anxiety levels (p value = 0,0005) were significantly influencing factors of abdominal postoperative pain intensity. The most influencing factor of abdominal postoperative pain intensity was anxiety levels (standardized coefficient β 0,501). This study information for nursing practitioner as reference in nursing care planning should be considered anxiety levels, gender, and incision site to management of patients with postoperative pain relief. It is recommended to conduct further research using more samples and other factors that also may alter pain reaction.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Apriliawati
Abstrak :
Hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan pada anak. Biblioterapi adalah pemanfaatan buku sebagai media terapi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh biblioterapi terhadap tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi. Jenis penelitian kuasi eksperimen dengan sampel 30. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata tingkat tingkat kecemasan anak yang mendapatkan bibliotarapi sebesar 29,27 dan rata-rata tingkat kecemasan anak yang tidak mendapatkan biblioterapi sebesar 36,07. Hasil uji statistik menunjukan pengaruh biblioterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitaliasi. Tidak terdapat hubungan usia, jenis kelamin, pengalaman dirawat, lama rawat dan frekuensi membaca dengan tingkat kecemasan anak. Pemberian biblioterapi dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan anak usia sekolah selama menjalani hospitalisasi. ......Hospitalization can cause anxiety in children. Bibliotherapy is using the book as a medium of therapy. The purpose of this study was to identified the effect of bibliotherapy on anxiety levels school-age children who underwent hospitalization. This type of study was quasi-experimental with a sample of 30. Sampling technique was purposive sampling. The results of this study showed the average level of anxiety levels of children who got bibliothrapy is 29.27 and the average level of anxiety of children who did not get biblioterapi is 36,07. Statistical test results showed the influence of bibliotherapy on reducing anxiety levels school-age children who underwent hospitalization. There is no relationship of age, gender, experience, length of care and frequency of reading with a child's anxiety level. Giving biblioterapi can be applied as a nursing intervention to reduce anxiety during schoolage children hospitalization.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Francisca
Abstrak :
Banyaknya fenomena kecemasan dalam masyarakat yang diakibatkan karena isu rnenyebabkan topik mengenai persepsi terhadap isu dan tingkat kecemasan dijadikan pokok permasalahan. Menurut Rosnow & Pine (dalam Berkowitz, 1980), isu yang timbul pada saat adanya bencana, dapat menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta biasanya yang diceritakan adalah hal-hal buruk yang akan terjadi. Akibatnya, orang yang mempersepsi isu secara berbeda (sebagai fakta, antara fakta dan bukan fakta dan bukan sebagai fakta) memiliki tingkat kecemasan yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis informasi yang dianggap berpotensi menimbulkan bahaya, untuk mengetahui bagaimana hubungan antara persepsi terhadap isu dengan tingkat kecemasan, mendapatkan gambaran mengenai persepsi masyarakat terhadap isu dan tingkat kecemasan antara kelompok pribumi dan keturunan Cina.

Melalui metode accidental sampling, subyek sebanyak 100 orang (59 orang masyarakat pribumi dan 41 orang masyarakat keturunan Cina) dengan usia subyek berkisar antara 26-60 tahun dilibatkan sebagai sampel penelitian. Data mengenai informasi yang dianggap berpotensi menimbulkan bahaya, persepsi terhadap isu dan tingkat kecemasan diperoleh melalui skor yang diuji dengan kuesioner. Untuk mengetahui informasi yang dianggap berpotensi menimbulkan bahaya, dengan menggunakan median, untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan pengujian dengan korelasi Pearson Product Moment dan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok dilakukan perhitungan dengan menggunakan Factorial Design. Analisa terhadap data pendukung lainnya dilakukan dengan presentase.

Hasil utama penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang positif antara persepsi terhadap isu (sebagai fakta, antara fakta dan bukan fakta dan bukan sebagai fakta) dengan tingkat kecemasan masyarakat Jakarta. Kedua, ternyata ada perbedaan tingkat kecemasan antara masyarakat yang mempersepsi isu sebagai fakta, antara fakta dan bukan fakta dan bukan sebagai fakta. Ketiga, tidak ada perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antara kelompok masyarakat pribumi dan keturunan Cina. Keempat, tidak ada perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antara kelompok masyarakat pribumi dan keturunan Cina yang mempersepsi isu secara berbeda. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa informasi yang dianggap paling berpotensi menimbulkan bahaya adalah informasi yang berkaitan dengan masalah SARA.

Penelitian ini menunjukkan adanya kesesuaian antara teori dan Rosnow dan juga fenomena yang ada dalam masyarakat. Hal yang menarik di sini adalah tidak adanya perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antara kelompok masyarakat pribumi dan keturunan Cina. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain jumlah subyek yang tidak sama untuk masing-masing kelompok dan situasi yang sudah lebih baik. Oleh karena itu disarankan untuk penelitian selanjutnya diusahakan untuk mendapatkan jumlah subyek penelitian yang sama untuk masing-masing kelompok dan penelitian hendaknya dilakukan pada saat ada ada kejadian menakutkan atau perubahan suhu politik. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan pada saat yang berbeda dapat dibandingkan.
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Nur Hidayah
Abstrak :
Kecemasan pada remaja dapat membawa remaja pada perilaku menyimpang dan gangguan kesehatan. Aktivitas fisik dapat mengalihkan kecemasan dengan menjadikan suasana hati menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara aktivitas fisik remaja dan tingkat kecemasan yang mereka alami. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan menggunakan instrumen International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS). Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan tipe deskriptif korelatif dan pendekatan cross sectional terhadap100 remaja SMA kelas X dan XI yang dipilih dengan quota sampling. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan tingkat kecemasan (p=0,222;α=0,1). Kecemasan sedang berat lebih banyak dialami oleh remaja perempuan (p=0,417; CI: 95%). Peran bimbingan dan konseling di sekolah perlu ditingkatkan untuk membangun koping remaja dalam menurunkan kecemasan.
Anxiety among adolescent could lead to negative behavior and caused many health problems. Physical activity could distract the anxiety by enhancing the mood. The purpose of the study was to identify the correlation between physical activity and anxiety level of adolescent. This study used cross sectional design and descriptive method with data accumulated by questionnaire given to 100 high school students grade X and XI were selected by quota sampling and analyzed by chi square test. International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) was used to measure activity level and Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS) was used to measure anxiety level. Based on correlation analysis, there were not significant correlation among anxiety level with physical activity (p= 0, 222, α= 0,1). Moderate to severe level of anxiety were more prevalent in girl adolescent (p=0,417; CI: 95%). Guidance and counseling in schools need to be improved to build positive coping to reduce anxiety.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Kezia Arihta
Abstrak :
Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan ujian yang dapat menyebabkan kecemasan bagi mahasiswa kesehatan. Individu berupaya dalam menangani stressor dan salah satu bentuk maladaptifnya adalah perilaku self-harm yang merupakan upaya menyakiti diri sendiri. Penanganan stressor dapat adaptif bila menggunakan mekanisme koping yang cocok dengan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan, perilaku self-harm, dan mekanisme koping mahasiswa yang menjalani OSCE. Desain penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian 107 responden (52 responden angkatan 2019 dan 55 responden angkatan 2020), dengan teknik proportional sampling. Instrumen yang digunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A/HARS), Self-Harm Inventory (SHI), dan Brief COPE Scale. Analisis univariat dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan ringan (51%), perilaku self-harm rendah (79%) dengan memukul diri sendiri (38,31%), dan mekanisme koping sedang dengan jenis problem-focused paling banyak digunakan (72%). Saran dari penelitian ini adalah promosi kesehatan mengenai tingkat kecemasan, perilaku self-harm, dan mekanisme koping serta bagaimana solusinya. ......The Objective Structured Clinical Examination (OSCE) is an exam which can cause anxiety for health students. Students are trying to deal with stressors and self-harm behavior is one of the maladaptive forms, which is defined as an attempt to hurt themselves. The coping mechanism students using to handle stressor can adaptive if it matches for each individual. This study aims to see the characteristics of respondents and the overview of the level of anxiety, self-harm behavior, and student coping mechanisms during OSCE. This research is quantitative descriptive. The research sample consisted of 107 FIK UI students consisting of 52 respondents from class of 2019 and 55 respondents from class of 2020 with a proportional sampling technique. The instruments used are the Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A/HARS), the Self-Harm Inventory (SHI), and the Brief COPE Scale. This study uses univariate analysis with the results showed that students experienced mild levels of anxiety (51%), low self-harm behavior (79%), and moderate use of problem-focused coping mechanisms (72%). The main suggestion of this research is health promotion regarding anxiety levels, self-harm behavior, and coping mechanisms and how to solve them.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adil Sidik
Abstrak :
Kualitas tidur merupakan keadaan tetap tidur berdasarkan penilaian kualitas tidur yang melibatkan aspek kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan durasi tidur yang kurang dari 7 jam setiap malam berkaitan dengan kesehatan. Beberapa kendala kesehatan yang terjadi seperti hipertensi, penyakit jantung, depresi, dan peningkatan risiko kematian. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara konsumsi kopi, jenis kopi, kecanduan smartphone, higiene tidur, tingkat kecemasan, tingkat kelelahan, dan aktivitas fisik terhadap kualitas tidur pada mahasiswa. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan responden berasal dari mahasiswa FKM UI semester 6 sebanyak 145 mahasiswa. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner online yaitu google form. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59% mahasiswa S1 Reguler FKM UI mengalami kualitas tidur yang baik. Analisis bivariat yang dilakukan memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hiegene tidur p-value 0,02 dan odds ratio OR = 2,176 (1,104-4,291), tingkat kecemasan p-value 0,002 dan odds ratio OR = 3,588 (1,632-7,894), dan tingkat kelelahan p-value 0,03 dan odds ratio OR = 2,314 (1,107-4,836) terhadap kualitas tidur mahasiswa. Selain itu, analisis bivariat juga memperlihatkan hasil yang tidak terdapat hubungan signifikan antara konsumsi kopi, jenis kopi, kecanduan smartphone, dan aktivitas fisik terhadap kualitas tidur mahasiswa S1 Reguler FKM UI. Peneliti menyarankan mahasiswa lebih memperhatikan hiegene tidur dengan mengutamakan kenyamanan saat tertidur dan melakukan kontrol tingkat kecemasan serta memperhatikan kelelahan. Pihak FKM UI disarankan memberikan edukasi hiegene tidur kepada mahasiswa dan melakukan promosi pencegahan kecemasan dan kelelahan dengan informasi berupa poster.  ......Sleep quality is a steady state of sleep based on an assessment of sleep quality that involves both quantitative and qualitative aspects. Based on the duration of sleep less than 7 hours per night related to health. Some health problems that occur such as hypertension, heart disease, depression, and an increased risk of death. The purpose of the study was to determine the description and relationship between coffee consumption, type of coffee, smartphone, sleep hygiene, anxiety levels, fatigue levels, and physical activity on sleep quality in college students. The study used a sectional with 145 students from FKM UI in semester 6 of the study. Data were collected using an online namely google form. The data collected is presented in the form of univariate and bivariate analysis. The results showed that 59% of FKM UI Regular S1 students experienced good sleep quality. The bivariate analysis performed showed that there was a significant relationship between sleep hygiene p-value 0.02 and odds ratio OR = 2.176 (1.104-4.291), anxiety level pvalue 0.002 and odds ratio OR = 3.588 (1.632-7.894), and Fatigue level p-value 0.03 and odds ratio OR = 2.314 (1.107-4.836) on the sleep quality of students. In addition, the bivariate analysis also showed that there was no significant relationship between coffee consumption, type of coffee, smartphone, and physical activity on the sleep quality of the Regular S1 FKM UI students. Researchers suggest that students pay more attention to sleep hygiene by prioritizing comfort while sleeping and controlling anxiety levels and paying attention to fatigue. The FKM UI is advised to provide sleep hygiene education to students and promote the prevention of anxiety and fatigue with information in the form of posters. 
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>