Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarti
Abstrak :
Perunggu merupakan salah satu artefak peninggalan masa Perundagian memiliki suatu potensi yang cukup penting untuk mengungkapkan teknologi logam purba, Perunggu tersebut umumnya ditemukan sebagai bekal kubur di beberapa situs yang tersebar di wilayah Jawa dan Bali. Oleh beberapa ahli arkeologi artefak tersebut diklasifikasikan dalam peninggalan dari tradisi masa Perundagian. Penelitian artefak perunggu yang dilakukan adalah terdiri dari analisis komposisi unsur-unsur kimia, dan analisis teknik-teknik pembuatan yang pernah diterapkan di dalam proses produksi. Hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa teknik pembuatan benda perunggu secara cetak atau penuangan, dan penempaan erat kaitannya dengan kemampuan manusia dalam menyerap teknologi yang berkembang pada saat itu. Ditemukan adanya kecenderungan bagi para undagi untuk mempermudah, dan mempercepat proses pembuatan benda-benda perunggu cetakan yang dibuktikan dengan penambahan unsur timbel (Pb) yang berlebihan. Kehalusan penampilan suatu benda perunggu juga menjadi perhatian, yaitu dengan dipakainya silika sebagai bahan untuk mengupam atau menggosok permukaan benda, sehingga diperoleh hasil yang mengkilap dan halus.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Utami Pramudyastuti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26520
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harianto Ludirdja
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian : Polisi lalu lintas yang bekerja di jalan raya akan terpapar timbal dari gas buang kendaraan bermotor, keracunan timbal dapat dilihat dari indikator urin dan akibat keracunan ini antara lain adalah infertilitas. Penelitian ini, dilakukan untuk mengetahui apakah polisi lalu lintas yang terpapar timbal selama lebih dari 5 tahun akan mengalami perubahan pada analisis semen (air mani) yaitu menyebabkan oligozoospermia, astenozoospermia ataupun teratozoospermia. Kepada polisi lalu lintas pia, dilakukan wawancara serta pemeriksaan fisik. Parameter yang diukur yaitu kadar timbal udara lingkungan kerja, kadar timbal urin 24 jam dan analisis semen dilakukan dengan cara World health organization (WHO) terhadap 232 orang polisi lalu lintas yang bekerja di jalan raya dan 58 orang polisi lalu lintas yang bekerja di kantor sebagai staf. Hasil dan kesimpulan : Nilai rata-rata kadar timbal udara lingkungan kerja (77.5 ± 16.8 µg/m3udara) masih lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai baku mutu lingkungan (60 µg/m3 udara). Hasil pengukuran kadar timbal win secara keseluruhan (266.5 ± 155.8 µg/1 urin) masih lebih tinggi daripada nilai yang diperbolehkan (65 µg/1 urin) dan setelah dilakukan uji analisis statistik yaitu uji z ternyata terdapat perbedaan bermakna antara kelompok polisi lalu lintas yang bekerja di jalan raya dan polisi lalu lintas yang bekerja di kantor (p < 0.05). Hasil analisis semen yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan WHO adalah derajat keasaman (pH) semen, secara keseluruhan adalah 8.4 dan apabila dibandingkan dengan nilai yang ditetapkan WHO (7.2-7.8) maka derajat keasaman (pH) semen mempunyai nilai yang lebih tinggi. Jumlah spermatozoa, motilitas dan morfologi spermatozoa apabila dibandingkan dengan nilai yang ditetapkan WHO mempunyai nilai yang lebih rendah. Hasil uji statistik terdapat perbedaan bermakna dalam kualitas semen (air mani) antara kelompok polisi lalu lintas yang bekerja di jalan raya dan yang bekerja di kantor (p< 0.05).
Scope and Research Method : Traffic Police working in high-ways are exposed to lead from motorized vehicle gas emission. Lead intoxication can be seen from urine indicator and the result of this, among others, is infertility. This study is undertaken to know whether the Traffic Police exposed to lead from more than 5 years will experienced changes in semen analysis namely causing oligozoospermia, astenozoospermia or teratozoospermia. Interview and physical examination are carried out to male traffic Police Officers. The parameter measured are the air concentration of lead in the working environment, Lead concentration in the 24 hours wine and semen analysis conducted by using World health organization (WHO) Method on 232 Traffic Police Officers working in High-ways and 58 Traffic Police Officers working in the office as staff members. Results and Conclusions The average value of lead concentration in the air of the working environment (77.5 ± 16.8 µg/m3 air) is still higher if compared with the standard value of environmental quality (60 µg/m3 air). The results of urine Lead concentration in its entirely (266.5 ± 155.8 µg /l urine) is still higher than the allowable value (65 µg /l urine) and statistical analysis test, namely z test, showed significant difference between the Traffic Police Group working in High-ways and those working in the office (p < 0.05). The results of semen analysis which differ from the value stipulated by WHO is the degree of semen acidity (pH), on the whole is 8.4 and if compared to the value as determined by WHO (7.2 - 7.8) hence the degree of acidity (pH) has a higher value. The value of spermatozoa, its motility and morphology when compared with the value as stipulated by WHO, they have a still lower value. The results of statistical analysis test, showed significant difference in semen analysis between the Traffic Police Group working in High-ways and those working in the office (p < 0.05).
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubin Camin
Abstrak :
Keberhasilan pembangunan nasional di sektor industri telah melahirkan konsentrasi pabrik-pabrik di daerah-daerah tertentu. Hal ini akan menimbulkan masalah dalam penanganan dan pembuangan limbah serta peningkatan resiko pemaparan manusia terhadap bahan buangan beracun, termasuk di dalamnya logam berat yang banyak digunakan dalam proses produksi atau merupakan komponen dalam produksi itu sendiri. Salah satu logam yang banyak digunakan dalam industri adalah timbal. Timbal banyak dipergunakan dalam industri aki, cat, pikmen, karet dan pelapis kabel. Timbal dalam bentuk tetraetiltimbal banyak digunakan sebagai campuran untuk bahan bakar, yang saat ini merupakan sumber utama pencemaran timbal melalui gas buangan kendaraan bermotor (Lin-Fu, 1982). Timbal merupakan pencemar lingkungan dengan efek toksik yang luas baik pada manusia maupun pada hewan. Timbal mengganggu sintesis hem dan mempunyai efek merusak pada ginjal, saluran pencernaan dan sistem saraf (Hammond, 1977). Pemaparan timbal telah lama dikaitkan dengan penurunan fertilitas pada pekerja dan peningkatan aborsi spontan pada istri para pekerja tersebut. Landsdown (1983) melaporkan bahwa pekerja pria di industri baterai diketahui mempunyai jumlah spermatozoa di bawah normal dan didapati adanya peningkatan spermatozoa abnormal. Gangguan spermatogenesis dilaporkan terjadi pada tikus yang diberi timbal asetat 0,3 mg/kgBB selama 30 hari (Hilderbrand dkk., 1973). Namun pemaparan dengan dosis tiga kali lipat selama satu tahun dilaporkan tidak mengganggu histologi testis, walaupun kadar timbal darah mencapai 70 ug/dL (Der dkk., 1976; Fahim & Khare, 1980). Demikian pula hasil penelitian pengaruh timbal terhadap jumlah, motilitas dan persentase spermatozoa abnormal (Stowe & Goyer, 1971; Wyrobeck & Bruce, 1978; Krasoviskii dkk., 1979). Adanya hasil yang berbeda dapat terjadi karena faktor jenis hewan percobaan, umur, makanan (Rose & Quarteman, 1987), jenis senyawa timbal (Hammond, 1982), cara pemberian dan dosis (Sokol, 1990). Dalam hal jenis hewan percobaan misalnya, diketahui adanya perbedaan kepekaan sistem saraf tikus dan mencit terhadap pemaparan timbal. Tikus ternyata kurang lebih empat kali lebih peka dibanding mencit (Reiter, 1982).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andang Tjahjandi
Abstrak :
Penggunaan BBM di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan bensin bertimbal, sehingga makin besar konsumsi energi BBM dari bensin bertimbal, maka makin tinggi tingkat pencemaran timbal (Pb) di udara ambien. Efek Pb terhadap sistem haemapoietic menyebabkan berkurangnya synthesis haemoglobin dan rnenyebabkan anemia. Di Kota Sukabumi saat ini penggunaan bahan bakar minyak (BBM) masih didominasi oleh penggunaan bensin bertimbal. Salah satu pekerja yang memiliki resiko tinggi terpapar Pb adalah pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pb di udara ambien dan hubungannya dengan Pb dalam darah serta kejadian anemia pada pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Tahun 2007. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dan sampel adalah pegawai UPTD Terminal, dengan besar sampel sebanyak 44 pegawai yang diambil secara total sampling. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi dan uji chi square. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa : ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb di udara ambien pada lingkungan kerja dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai, ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb dalam darah dengan kadar Hb darah pada pegawai, dan ada hubungan yang signiiikan antara umur dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai UPTD Terminal. Selanjutnya, didapat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara; kebiasaan merokok, memakai masker, dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai UPTD Temainal. Hasil penelitian ini semakin memperjelas betapa pentingnya pengendalian pencemaran udara khususnya pencemaran Pb di udara Upaya penghapusan bensin bertimbal sudah tidak dapat ditunda lagi untuk mencegah dampak kesehatan dan kerugian biaya yang ditanggung oleh masyarakat.
BBM usage in Indonesia still dominated by lead gasoline, so that consumption of BBM energy from lead gasoline increasing, then lead (Pb) pollution level in ambient air is more and more increasing. Pb effect toward haemopoietic system caused the decreasing of hemoglobin synthesis and causing anemia. At Sukabumi recently, BBM usage still dominated by lead gasoline usage. One of the workers that has high risk of exposed to Pb is Terminal UPTD employee of Sukaburni City Transportation Department. The purpose of the study is to find out the relation between Pb in the ambient air and Pb in blood and anemia cases of transportation department a employees of UPTD terminal at Sukabumi 2007. Research design used is cross sectional. Population and sample are Tenninal UPTD employee, with total samples of 44 employees that gathered by total sampling. Further obtained data processed statistically using analysis technique of frequency distribution and chi square test. From research result, obtained that: there is significant relation between Pb level in ambient air of working environment with Pb level in employees blood, there is significant relation between Pb level in blood and blood Hb in employees, and there is significant relation between age and Pb level in employees blood of Terminal UPTD. Accumulation of Pb level could not define in those employees blood because exposed to Pb in ambient air of work environment Furthermore, obtained that there are no signiiicant relations between smoking behaviors along as well as using mask with Pb level in employees? blood of Terminal UPTD. The result of this research clarifies the importance of controlling air pollution especially from Pb contamination. The effort for elimination of gasoline containing Pb can not be delay to prevent the impact to health and the loss of expense that burden by the people.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T23770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Noor
Abstrak :
ABSTRAK
Pada setiap perusahaan terdapat tiga komponen pokok yaitu pekerja, alat kerja dan Iingkungan kerja di mana satu dengan yang lainnya saling memepengaruhi produkrivitas kerja karyawannya. Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja guna mewujud kan produktivitas kerja yang optimal. Pabrik daur uiang batere Pb, akan melepaskan berton-ton Pb ke Iingkungan jika tidak dikendalikan. Pb yang di cairkan pada proses daur ulang akan menghasilkan fume dan debu Pb yang termasuk Iogam berat. Ketika masih di udara logam berat ini dapat saja terabsorbsi ke dalam tubuh manusia melalui jalur pernafasan, pencernaan dan kulit. Peneritian ini dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kandungan timbal di dalam darah pekerja pabrik daur ulang batere timbal (Pb) PT. X. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode cross sectional karena pengukuran paparan dan akibat yang ditimbulkan dibuat pada waktu yang sama dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Data primer didapatkan dari observasi Iangsung di PT. X, dan wawancawa dengan pekerja dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Pb di ruang kerja berhubungan dengan kandungan Pb di dalam darah pekerja pabrik PT X. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan alat pelindung diri dengan kandungan Pb di dalam darah pekerja. Di samping itu tempat kerja, yaitu ruang produksi atau ruang kantor, juga merupakan faktor yang berhubungan dengan kandungan Pb di dalam darah pekerja pabrik PT X. Saran bagi pabrik PT X, adalah penambahan exhaust fan di area mehfing, penunjukan pengawas pemakaian APD, dan sosiafisasi kembali tentang bahaya Pb dan penggunaan APD kepada para pekerja.
ABSTRACT
Every company has three main component, i.e. workers, equipment and working environment. These componets are interacted each other to create worker productivity. Every worker has right to be protected of their occupational health and safety to optimize the productivity. Lead battery recycling factory, will generate tons of Pb to the environment if it is not managed. Lead melting proces will generate Pb fume and dust that categorized as heavy metals and hazardous. The fume and dust can be absorbed to workers body through inhalation, ingestion and skin. This research is conducted to assess factors that related to blood lead in workers of lead battery recycle factory PT. X. Method used in this research is cross sectional due to exposure is measured at the same time with the consequence. The research used primary and secondary data. Primary data is get through observation at PT. X and distribute quetionnaire to the workers. The result shows that there is relation between Pb concentration in working area and workers blood Pb. There is signiticant relation between used of personal protective equipment (PPE) and workers blood Pb. The other factor, i.e, working place, is related to workers blood Pb significaltly as well. Some recommendation for PT X, includes add of exhaust fan at melting area, appoint supervisor to control use of PPE and re-socialize hazard Pb and use of PPE to workers.
2007
T34524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Idawaty Elisabet
Abstrak :
Timbal, mangan, fenol, merupakan zat-zat kimia yang banyak terdapat diperairan karena berasal dari limbah buangan industri, maupun sisa-sisa penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya diperairan, terutama timbal dan mangan juga terdapat di linkungan udara.Kandungan yang berlebihan akan zat-zat tersebut diperairan dapat menimbulkan kemsakan dalam sistem biota akuatik, terutama pada ikan, yang akhirnya dapat merugikan manusia pula, karena hidup manusia tidak bisa lepas dari air dan lingkungan sekitar.Dalam penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut zat-zat tersebut terhadap ikan mas yang berusia sekitar 1 bulan dengan berat antara 1 - 2 gr.Timbal dan mangan yang dipergunakan dalam bentuk senyawaan dengan nitrat, dan fenol dalam bentuk fenol mumi. Parameter dalam uji toksisitas akut ini adalah LCso. yaitu konsentrasi toksikan dimana diperoleh 50% hewan uji mati. Pengujian dllakukan selama 96 jam atau 4 hari. Penelitlan ini juga mengamati apakah ada bioakumulasi zat-zat tersebut dalam tubuh ikan. Hasii yang diperoleh dari penelitlan ini adalah harga LCso - 96 jam bagi fenol adalah sebesar 40 ppm, timbal nitrat sebesar 50 ppm, dan 100 ppm bagi mangan nitrat. Tidak terlihat adanya akumulasi pada ikan mas untuk semua senyawa tersebut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elang Aji Defrianto
Abstrak :
ABSTRACT
Sel surya perovskite kini telah mencapai efisiensi senilai 23,3% yang beranjak dari 3,8% hanya dalam jangka waktu beberapa tahun. Material utama yang digunakan pada sel surya perovskite merupakan material dengan struktur perovskite sebagai lapisan aktif dari sel tersebut, seperti contohnya, methylammonium lead halide (CH3NH3PbI3). Material perovskite CH3NH3PbI3 ini menggunakan senyawa inorganik timbal klorida (PbCl2), dimana senyawa tersebut memiliki toksisitas yang tinggi dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti kerusakan sistem saraf, otak, kanker, dan lainnya. Berbagai penelitian telah menunjukkan secara lebih lanjut bagaimana pengaruh timbal klorida terhadap kesehatan. Namun, belum ada penelitian yang secara langsung membahas mengenai bagaimana pengaruh jumlah kandungan PbCl2 terhadap karakteristik elektris sel surya perovskite CH3NH3PbI3. Pada skripsi ini dibahas mengenai pengaruh jumlah kandungan PbCl2 terhadap karakteristik elektris sel surya perovskite CH3NH3PbI3. Pada skripsi ini pula, difabrikasikan tiga sel surya pervoskite dengan lapisan aktif perovskite yang memiliki jumlah kandungan PbCl2 yang berbeda, yaitu 120 mg, 130 mg, dan 140 mg. Dari fabrikasi yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa peningkatan jumlah kandungan PbCl2 membuat sel surya CH3NH3PbI3 memiliki karakteristik elektris yang lebih baik. Sel dengan performa terbaik pada penelitian ini adalah sel dengan140 mg PbCl2, dengan nilai Voc = 0,879 V;
ABSTRACT
Isc =3,3 mA, FF = 0,47 dan η = 0,88%. Perovskite solar cells has reached 23.3% from 3.8% efficiency only in a few years range. The main material that used in perovskite solar cells are materials with perovskite structure as an active layer of those cells, such as methylammonium lead halide (CH3NH3PbI3). CH3NH3PbI3 perovskite contains inorganic compound lead chloride (PbCl2), which has high toxicity that can cause health hazards, such as damage to nervous systems, brain, cancer, etc. Many researches has shown further how the influence of lead chloride on health. However, there are currently no research that directly discusses about the effect of the amount of PbCl2 content on the electrical characteristics of CH3NH3PbI3 perovskite solar cell. This research discusses the effect of the amount of lead chloride on the electrical characteristics of perovskite solar cell. Three perovskite solar cells were fabricated in this research which the active perovskite layer has varying amounts of PbCl2 content, namely 120 mg, 130 mg, and 140 mg. The results of the fabricated cells shows that the increase in the amount of PbCl2 content makes the CH3NH3PbI3 solar cells have better electrical characteristics. Cell with the best performance in this research is the cell with 140 mg amounts of PbCl2 content, with the value Voc = 0,879 V, Isc = 3,3 mA, FF=0,47, and η=0,88%.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Fachruroji
Abstrak :
Perilaku korosi logam Pb murni di dalam larutan H2SO4 dengan penambahan variasi PbNO3 dikarakterisasi pada penelitian ini. Metode linear sweep voltammetry (LSV) menunjukkan proses selama elektrolisis di dalam larutan 0,5 M H2SO4. Dengan adanya penambahan PbNO3 ternyata mampu meningkatkan ketahanan korosif dari logam timbal murni. Sehingga dapat menyiratkan bahwa terjadi penekanan pelarutan logam dan reduksi oksigen. Dari analisis X-ray difrractometer (XRD) mengungkapkan adanya perbedaan fasa setelah proses elektrolisis, dimana pembentukan PbSO4 yang relatif tinggi akan mempengaruhi ketahanan korosi dari logam timbal. Untuk mengevaluasi morfologi permukaan logam timbal dilakukan dengan teknik scanning electron microscope (SEM). Analisis permukaan menunjukkan bahwa sampel dengan kandungan PbSO4 berlebih akan mengalami tingkat kekasaran yang cukup parah. ......The pure Pb metal corrosion behavior in H2SO4 solution added with PbNO3 was characterized in this study. The linear sweep voltammetry (LSV) method demonstrated the electrolysis process in a 0,5 M H2SO4 solution. The PbNO3 addition improved the corrosive resistance of pure lead metal. Therefore, it indicates that metal solubility suppression and oxygen reduction occurred. The X-ray diffractometer (XRD) analysis revealed phase differences post-electrolysis, where relatively high PbSO4 production will affect the corrosion resistance of the lead metal. The scanning electron microscope (SEM) technique was employed to evaluate the lead metal surface morphology. The surface analysis showed that samples with excessive PbSO4 concentration experienced severe roughness levels.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>