Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahmi Syafaat
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian kali ini TiO2 nanotube dibuat dengan metode Rapid Breakdown Anodization menggunakan plat Ti dalam elektrolit HClO4 0,15 M. Serbuk TiO2 dikalsinasi pada 4500 C selama 3 jam, dan dikarakterisasi dengan SEM, XRD, UV-Vis DRS, FTIR and BET. Zinc-Phorphirin-Imide telah berhasil dilekatkan pada TiO2 Nanotube dengan merendam TiO2 Nanotube ke dalam larutan Zinc-Phorphirin-imide selama 24 jam. zinc-Phorphirin bebas memperlihatkan karakteristik spektra serapan pada daerah cahaya tampak, yaitu 439 nm and 620 nm. Saat dilekatkan dengan TiO2- Nanotube terjadi pergeseran serapan padathe 421 nm dan 640 nm. Zinc-Phorphirin/TiO2 electrode memperlihatkan respon arus yang baik pada daerah cahaya tampak dengan photocurrent density sebesar 1,1 mA/cm2. Saat fotoelektroda dirakit menjadi Solar Cell (DSSC), kurva I-V menunjukkan efisiensi fotokonversi dari Zinc-Phorphirin/TiO2 DSSC sebesar 1,914% (frontside illumination) dan1,147% (backside illumination).
ABSTRACT
In this work, TiO2 Nanotube were prepared by rapid breakdown electro oxidation of Ti foil in electrolyte containing 0.15 M HClO4. Obtained TiO2 Nanotube bundling powder was calcinated at 4500 C for 3 hrs, then was characterized by SEM, XRD, UV-Vis DRS, FTIR and BET. Zinc-Phorphirin-Imide dyes was deposited into TiO2 Nanotube by immersion of TiO2Nanotube in Zinc-Phorphirin-imide solution for 24 hours. Free zinc- Phorphirin-Imide dyes shows characteristics absorbtion spectra in visble region, these are 439 nm and 620 nm. While, when it was immobilized in to TiO2-Nanotube the absorbtion peak shift to 421 nm and 640 nm. The Zinc-Phorphirin-Imide/TiO2 electrode showed excellent respond toward visible light with the typical photocurrent density of 1,1 mA/cm2. When the fabricated photoelectrode was assemblied in a typical Dyes Sensitize Solar Cell (DSSC), the I-V curve showed photoconversion efficiency of the assemblied Zinc-Phorphirin-Imide/TiO2 DSSC was 1,914% (frontside illumination) and 1,147% (backside illumination).
2016
T44759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrana Kurniawan An`nur
Abstrak :
ABSTRAK
Sampai sekarang proses Haber Bosch adalah pilihan utama bagi industri untuk memproduksi gas nitrogen amonia. Proses ini membutuhkan suhu dan tekanan yang sangat tinggi, dan sumber hidrogen dari bahan bakar fosil, yang kemudian menghasilkan emisi gas CO2 yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan alternatif proses lain untuk mensintesis amonia, yang menggunakan energi lebih rendah dalam produksi dan sumber hidrogen yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini sistem tandem antara sel surya tersensitasi zat warna (DSSC) dan sel fotoelektrokimia (PEC) telah dikembangkan. Sel DSSC disiapkan menggunakan pewarna N719 untuk fotoanoda TiO2. Zona PEC menggunakan komposit TiO2 nanotube-BiOBr, di mana reduksi nitrogen menjadi amonia terjadi, sedangkan elektroda counternya adalah Ti3 + -TiO2 di mana oksidasi fotokatalitik air terjadi untuk menyediakan sumber proton. Zona DSSC yang dikembangkan pada sistem tandem DSSC-PEC menunjukkan efisiensi sel surya hingga 7,22%, sementara secara keseluruhan sistem ini memberikan efisiensi konversi foton menjadi amonia sekitar 0,005%. Dengan hanya menggunakan sumber energi cahaya tampak dan air sebagai sumber proton, jumlah amonia terbaik yang dapat diproduksi di bawah kondisi iradiasi di daerah DSSC dan Ti3 + -TiO2 selama 24 jam adalah 0,1 mikromol.
ABSTRACT
Until now the Haber-Bosch process is the main choice for industry to producing ammonia form nitrogen gas. The process need very high temperatures and pressures, and hydrogen source from fossil fuels, which then produce very large CO2 gas emissions. Therefore we need other alternative process to synthesize ammonia, which use a lower energy in the production and environmental friendly hydrogen source. In this study a tandem system between dyes sensitized solar cells (DSSC) and photoelectrochemical cell (PEC) has been developed. The DSSC cells were prepared using N719 dyes sensitized TiO2 photoanode. The PEC zone employed a composite of TiO2 nanotube-BiOBr, where the reduction of nitrogen into ammonia takes place, while its counter electrode was Ti3+-TiO2 where photocatalytic oxidation of water taken place to provide a source of protons.The DSSC zone of the developed DSSC-PEC tandem system showed solar cell efficiency up to 7.22%, while as a whole the system provide photon to ammonia generation approximately 0.005%. By solely visible light energy source and water as proton source, the best ammonia amount that can be produced under irradiation conditions in DSSC and Ti3+-TiO2 areas for 24 hours is 0.1 micromol.
2019
T54478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelawi, Laily Fitri
Abstrak :
"ABSTRAK
" Amonia NH3 adalah senyawa kimia yang penting dalam kehidupan modern ini. Dari sekitar 100 tahun lalu sampai saat ini produksi amonia masih diproduksi dengan proses Haber-Bosch menggunakan H2 dan N2 di bawahpada tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Metode produksi NH3 dengan fotokatalitik dari air dan N2 pada tekanan atmosfer dan suhu ruang adalah hal yang akan diteliti. Beberapa fotokatalis semikonduktor telah diusulkan, tapi terkendala mengenai efisiensinya yang rendah. Dalam penelitian ini akan dipreparasi TiO2 nanotube dengan sejumlah kekosongan oksigen pada permukaan atau Ti3 surface defects dengan metode reduksi elektrokimia. TiO2-NT difabrikasi melalui anodisasi dari plat Ti selama 45 menit pada 40 V, lalu diannealing selama 2 jam pada 450oC untuk membentuk kristal anatase. Sistem fotokatalitik dengan Ti3 /TiO2-NT yang ketika difotoirradiasi dengan sinar UV dalam air murni dengan bubbling N2 diharapkan dapat menghasilkan gas NH3. Sisi aktif untuk reduksi N2 adalah spesi Ti3 terdapat di sisi-sisi oksigen yang kosong. Spesi ini bertindak sebagai tempat adsorpsi N2. Sifat-sifat ini yang menyebabkan kenaikan kemampuan reduksi N2 menjadi NH3. Konversi energi cahaya menjadi energi kimia didapat dengan efisiensi sebesar 0.0181 "
" "ABSTRACT
" Ammonia NH3 is an important chemical compound in modern life. Since 100 years ago until now, ammonia is still produced by Haber Bosch method from N2 and H2 in very high pressure and temperature. NH3 production by photocatalytic water and N2 in atmosphere pressure and room temperature will be investigated later. Some semiconductor photocatalysts had been proposed but still had a problem about the low efficiency. In this research, TiO2 nanotube is fabricated with some oxygen vacancies or Ti3 surface defect Ti3 TiO2 NT by electrochemical method. TiO2 NT is fabricated by anodization from Ti foil for 45 minutes at 40 V, then annealing for 2 hours at 450oC to form anatase crystals. Photocatalytic system with Ti3 TiO2 NT when photoirradiated by UV light with water and N2 bubbling is expected to produce NH3. The active site for N2 reduction is Ti3 species on the oxygen vacancies. These species act as adsorption sites for N2 and trapping sites for the photoformed conduction band electrons. These properties therefore promote e cient reduction of N2 to NH3. The solar to chemical energy conversion e ciency is 0.0181
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Venturya Wihelmina
Abstrak :
Amonia merupakan bahan kimia yang penting dan banyak digunakan dalam berbagai proses industri kimia. Amonia diproduksi dalam skala industri melalui proses Haber-Bosch. Dalam proses tersebut gas H2 dan N2.direaksikan pada suhu dan tekanan tinggi, serta menggunakan hidrokarbon dari minyak bumi sebagai sumber protonnya. Dalam penelitian ini, sintesis NH3 dilakukan secara fotokatalitik, dalam tekanan dan suhu ruang, menggunakan gas nitrogen dan sumber proton dari air. Pada penelitian sebelumnya digunakan fotokatalis TiO2 yang diperkaya dengan spesi Ti3+ yang disiapkan secara elektrokimia. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan matrik sistem Ti3+ TiO2 nanotube, dengan upaya meningkatkan populasi spesi Ti3+9 dan menedekorasinya dengan nano partikel emas. Sistem fotokatalis Au/Ti3+/TiO2NT yang dihasilkan saat direndam dalam larutan 0,1 M Na2SO4 dan dialiri gas N2, serta disinari dengan sinar tampak menghasilkan NH3, dengan konversi sinar ke produk ammonia sebesar 0.026%. ......Ammonia (NH3) is an important chemical and is widely used in various industrial processes. Ammonia production in an industrial scale is conducted through the Haber-Bosch process, where in this process H2 and N2 gases are reacted in a high temperatures and pressures. In addition, in that process the hydrocarbon was used as proton precursor. In this research, the photocatalytic method of producing NH3 from water, as proton source, and N2 at atmospheric pressure and room temperature is being investigated. In the previous study, it was reported that a specific enriched TiO2 semiconductor material with Ti3 + showed its potential to photocatalytically conver nitrogen to ammonia, under UV irradiation. In this study, the photocatalyst matrix was improved by increasing the Ti3 + species population and decorating with gold nanoparticle. The resulted photocatalyst system, namely Au / Ti3 + / TiO2-NT, then was immersed in 0.1M of Na2SO4 solution, under N2 bubbling, and exposed by visible light, and consistently ammonia productions were observed. In the present condition an efficientcy of solar to ammonia production was approximately 0.026% .
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Venturya Wihelmina
Abstrak :
ABSTRAK
Amonia (NH3) merupakan bahan kimia penting dan banyak digunakan dalam berbagai proses industri kimia. Amoniak diproduksi dalam skala industri melalui proses Haber-Bosch. Dalam prosesnya, gas H2 dan N2 direaksikan pada suhu dan tekanan tinggi, dan menggunakan hidrokarbon dari minyak bumi sebagai sumber proton. Pada penelitian ini, sintesis NH3 dilakukan secara fotokatalitik, pada suhu dan tekanan kamar, menggunakan gas nitrogen dan sumber proton dari air. Pada penelitian sebelumnya, fotokatalis TiO2 yang diperkaya dengan spesies Ti3+ digunakan secara elektrokimia. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan matriks sistem nanotube Ti3+-TiO2, dengan upaya meningkatkan populasi spesies Ti3+, dan menghiasinya dengan nanopartikel emas. Sistem fotokatalis Au/Ti3+/TiO2-NT dihasilkan ketika direndam dalam larutan Na2SO4 0,1 M dan dialirkan dengan gas N2, dan disinari dengan cahaya tampak menghasilkan NH3, dengan konversi cahaya menjadi produk amonia sebesar 0,026%.
ABSTRACT
Ammonia (NH3) is an important chemical and is widely used in various chemical industrial processes. Ammonia is produced on an industrial scale through the Haber-Bosch process. In the process, H2 and N2 gases are reacted at high temperature and pressure, and use hydrocarbons from petroleum as a proton source. In this study, the synthesis of NH3 was carried out photocatalytically, at room temperature and pressure, using nitrogen gas and a proton source from water. In a previous study, TiO2 photocatalyst enriched with Ti3+ species was used electrochemically. In this study, a matrix of Ti3+-TiO2 nanotube systems was developed, with an effort to increase the population of Ti3+ species, and decorate it with gold nanoparticles. The Au/Ti3+/TiO2-NT photocatalyst system was produced when immersed in 0.1 M Na2SO4 solution and flowed with N2 gas, and irradiated with visible light to produce NH3, with a conversion of light to ammonia product of 0.026%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Jati Kusumawardani
Abstrak :
Peningkatan kebutuhan terhadap energi dan kesadaran akan ancaman polusi lingkungan, medorong kebutuhan akan adanya solusi terhadap energi yang bersih dan berkelanjutan. Material semikonduktor TiO2 merupakan material yang diharapkan dapat memainkan peran penting untuk membantu menyelesaikan masalah krisis energi melalui pemanfaatan energi matahari berbasis perangkat fotovoltaik. Dye sensitized Solar Cells (DSSC) merupakan sel surya alternatif yang lebih murah dibandingkan dengan sel fotovoltaik berbasis silikon. Pada penelitian ini dilaporkan proses fabrikasi DSSC menggunakan TiO2 nanotube serbuk yang diperoleh dari anodisasi plat Ti dengan teknik Rapid Breakdown Anodization (RBA) dalam elektrolit HClO4 0,15 M. Beberapa variasi potensial yang diberikan, yaitu 10, 13, 14, 15 dan 20 V dengan tujuan untuk memperoleh area permukaan yang lebih luas dengan waktu sintesis yang cepat, sehingga menghasilkan DSSC dengan efisiensi yang lebih tinggi. Berdasarkan waktu sintesis yang diamati, TiO2 nanotube dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif cepat adalah yang diperoleh dari hasil sintesis pada potensial 15 V dan 20 V, yaitu kurang dari 3 jam. Dari hasil karakterisasi TiO2 nanotube serbuk yang diperoleh tersebut diketahui TiO2 hasil sintesis dengan teknik RBA pada potensial 15 V pada suhu kalsinasi 500oC memiliki area permukaan yang lebih luas, yaitu 69,723 m2/g dibandingkan dengan potensial 20 V pada suhu kalsinasi 500oC, yaitu 63,824 m2/g. TiO2 nanotube-serbuk tersebut kemudian diaplikasikan sebagai perangkat DSSC untuk mengetahui pengaruhnya pada konversi energi surya ke energi listrik. Pada aplikasinya sebagai DSSC, elektroda pendukung yang digunakan dibuat dari deposisi larutan 5 mM H2PtCl6 sebagai partikel Pt pada substrat kaca fluorine-doped tin oxide (FTO) yang memiliki hambatan < 11 Ω/cm2. TiO2/FTO pada sistem DSSC dikarakterisasi gdengan menggunakan FESEM, diperoleh ketebalan film TiO2 sekitar 1,6-1,7 μm dan Spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan pengujian nilai efisiensinya diukur dengan metoda Linier Sweep Voltametry menggunakan potensiostat. Iluminasi pada bagian depan (Frontside Illumination) kemudian dibandingkan dengan iluminasi pada bagian belakang pada system DSSC (Backside Illumination). Nilai efisiensi tertinggi yang diperoleh adalah 2,63% dibawah sumber cahaya lampu halogen 150 watt pada kondisi Frontside Illumination. Nilai tersebut diperoleh dari DSSC berbasis TiO2 yang disintesis dengan potensial 15 V dengan menggunakan zat warna Alizarin Red S. Kondisi yang sama untuk untuk DSSC dengan TiO2 dari proses sintesis pada 20 V menghasilkan efisiensi hanya 0,006%. ...... An increasing energy demand and environmental pollution concern, lead to a pressing need for a clean and sustainable energy solutions. TiO2 semiconductor material is expected to play an important role in helping solve the energy crisis through effective utilization of solar energy based on photovoltaic devices. Dye-sensitized solar cells (DSSCs) are potentially lower cost alternative to inorganic silicon-based photovoltaic cells. In this study, we report on the fabrication of DSSCs, which was constructed by TiO2 nanotubes powder, produced by rapid breakdown anodization (RBA) of Ti foil. The RBA was conducted in 0.15 M HClO4 electrolyte with variations voltage, namely 10, 13 14, 15 and 20 V to obtain better surface area in order to increase efficiency of DSSC in a quickly synthesize. Based on the observation during anodizing process, nanotube TiO2 powder can be obtained in rapid condition, less than 3 hours by anodization potential applied at 15 and 20 V. Characterization of morphology and surface area of these nanotube titania powder showed the best TiO2 nanotube was obtained by the RBA technique with applied potential 15 V, 69,723 m2/g, meanwhile for potential 20 V is 63,824 m2/g in the same calcination temperature. These Titania will be utilized as DSSC to compare its performance. The counter electrode was made by electrodeposition of Pt from an aqueous solution of 5 mM H2PtCl6 onto fluorine doped tin oxide (FTO) glass substrate. The TiO2/FTO were characterized by FESEM which is obtained thin film of TiO2 is around 1,6-1,7 μm and Spectrofotometer DRS UV-Vis, while efficiency was measured by Linier Sweep Voltametry method using potensiostat. The frontside of illuminated DSSCs were compared with the backside one. The highest cell efficiency was 2,63% under 150 W using halogen as light source at frontside illumination which is obtained from TiO2 which is synthesized on 15 V and using Alizarin Red S as sensitizer. That efficiency is higher than TiO2 on 20 V in the same condition (0,006%).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalil Gibran
Abstrak :
ABSTRAK
Teknologi implan gigi semakin banyak dikembangkan karena menjadi solusi terbaik untuk menggantikan gigi yang hilang. Tetapi salah satu kelemahannya adalah resiko timbulnya peri-implantitis yang disebabkan oleh terbentuknya lapisan biofilm karena sifat antibakteri material implan masih kurang baik. Material implan Ti-6Al-4V yang digunakan pada penelitian ini dimodifikasi permukaannya menjadi TiO2 NT dan didopan dengan logam Ag agar kemampuan hambat pembentukan biofilm meningkat. Pada penelitian ini juga dilakukan penambahan SiO2 pada permukaan TiO2 NT sebelum dopan Ag untuk melihat pengaruhnya terhadap persebaran Ag pada permukaan TiO2 NT. Penambahan SiO2 dilakukan juga untuk melihat karakteristik hidrofilitas material implan yang berguna untuk laju pertumbuhan sel. TiO2 NT disintesis dengan metode anodisasi dengan 2 variasi pelarut organik yang berbeda, yaitu etilen glikol dan gliserol, setelah itu akan dipilih pelarut terbaik untuk digunakan dalam sintesis SiO2/TiO2 NT secara in situ saat anodisasi. Pembuatan SiO2/TiO2 NT dilakukan dengan penambahan SiO2 dengan variasi 1 , 3 dan 5 volume . Metode PAD Photo Asissted Deposition dilakukan saat pendopanan Ag pada material TiO2 dan SiO2/TiO2. Hasil Karakterisai FESEM-EDX, menunjukkan SiO2 dan Ag berhasil menempel di permukaan TiO2 NT dengan komposisi massa Ag berkurang dengan semakin banyaknya SiO2 pada permukaan TiO2 NT. Hasil FTIR menunjukkan ikatan Ti-O-Si terbentuk dan hidrofilitas material implan Ti-6Al-4V meningkat setelah ditambah SiO2. Pengujian potensi hambat pembentukan biofilm dilakukan dengan uji TPC Total Plate Count menggunakan material Ti-6Al-4V dan Ag/SiO2/TiO2 NT hasil sintesis. Uji pertumbuhan sel tidak dilakukan. Hasil uji TPC dari inkubasi bakteri selama 3 jam menunjukkan Ag/TiO2 tanpa SiO2 memiliki potensi hambat biofilm terbesar yaitu mencapai 64 . Penambahan SiO2 pada permukaan TiO2 NT menurunkan komposisi Ag yang terdopan sehingga menurunkan kinerja Ag dalam menghambat biofilm. Penambahan SiO2 kurang efektif jika diaplikasikan dalam uji hambat pembentukan biofilm dibandingkan dengan material tanpa SiO2.
ABSTRACT
Teknologi implan gigi semakin banyak dikembangkan karena menjadi solusi terbaik untuk menggantikan gigi yang hilang. Tetapi salah satu kelemahannya adalah resiko timbulnya peri implantitis yang disebabkan oleh terbentuknya lapisan biofilm karena sifat antibakteri material implan masih kurang baik. Material implan Ti 6Al 4V yang digunakan pada penelitian ini dimodifikasi permukaannya menjadi TiO2 NT dan didopan dengan logam Ag agar kemampuan hambat pembentukan biofilm meningkat. Pada penelitian ini juga dilakukan penambahan SiO2 pada permukaan TiO2 NT sebelum dopan Ag untuk melihat pengaruhnya terhadap persebaran Ag pada permukaan TiO2 NT. Penambahan SiO2 dilakukan juga untuk melihat karakteristik hidrofilitas material implan yang berguna untuk laju pertumbuhan sel. TiO2 NT disintesis dengan metode anodisasi dengan 2 variasi pelarut organik yang berbeda, yaitu etilen glikol dan gliserol, setelah itu akan dipilih pelarut terbaik untuk digunakan dalam sintesis SiO2 TiO2 NT secara in situ saat anodisasi. Pembuatan SiO2 TiO2 NT dilakukan dengan penambahan SiO2 dengan variasi 1 , 3 dan 5 volume . Metode PAD Photo Asissted Deposition dilakukan saat pendopanan Ag pada material TiO2 dan SiO2 TiO2. Hasil Karakterisai FESEM EDX, menunjukkan SiO2 dan Ag berhasil menempel di permukaan TiO2 NT dengan komposisi massa Ag berkurang dengan semakin banyaknya SiO2 pada permukaan TiO2 NT. Hasil FTIR menunjukkan ikatan Ti O Si terbentuk dan hidrofilitas material implan Ti 6Al 4V meningkat setelah ditambah SiO2. Pengujian potensi hambat pembentukan biofilm dilakukan dengan uji TPC Total Plate Count menggunakan material Ti 6Al 4V dan Ag SiO2 TiO2 NT hasil sintesis. Uji pertumbuhan sel tidak dilakukan. Hasil uji TPC dari inkubasi bakteri selama 3 jam menunjukkan Ag TiO2 tanpa SiO2 memiliki potensi hambat biofilm terbesar yaitu mencapai 64 . Penambahan SiO2 pada permukaan TiO2 NT menurunkan komposisi Ag yang terdopan sehingga menurunkan kinerja Ag dalam menghambat biofilm. Penambahan SiO2 kurang efektif jika diaplikasikan dalam uji hambat pembentukan biofilm dibandingkan dengan material tanpa SiO2
2018
T50540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Hanum Lalasari
Abstrak :
Teknologi fotokatalitik dengan memanfaatkan katalis TiO2 cukup menjanjikan dalam mengatasi permasalahan energi dan lingkungan. Tujuan penelitian adalah melakukan sintesis Nanotube TiO2 menggunakan proses hydrothermal untuk penyisihan methyl orange. Tahapan penelitian adalah sintesis TiO2 dengan proses non-hydrolytic sol gel (NSG) dari prekursor TiCl4 dan dilanjutkan proses hydrothermal. Pada proses hydrothermal digunakan juga prekursor TiO2 P-25. Hasil penelitian menunjukkan TiO2 dengan morfologi nanotube mempunyai luas permukaan spesifik lebih besar daripada TiO2 morfologi nanopartikel. Proses hydrothermal mengubah stuktur TiO2 dari kristalin menjadi amorf nanotube sehingga post treatment dilakukan untuk meningkatkan derajat kristalin nanotube TiO2. Dari hasil uji kinerja katalis didapatkan katalis nonotube TiO2 paling efektif menyisihan methyl orange sebesar 41, 6 % sedangkan katalis TiO2 P-25 dapat menyisihan methyl orange sebesar 93,8 % selama 90 menit.
Photocatalysis is currently accepted as one of the most promising technologies for overcoming problems of energy and environmental. The purpose of research is to the synthesis of nanotube TiO2 using hydrothermal method for dyes decolorization of methyl orange. The procedure of research was the synthesis of TiO2 catalyst from TiCl4 precursor using non-hydrolytic sol gel (NSG) and continued hydrothermal process. The result of research showed that Nonotube TiO2 has specific surface area bigger than nanoparticle TiO2. Hydrothermal process can change TiO2 from crystalline becomes nanotube amorf. The result of photocatalytic process showed that nonotube TiO2 catalystis was the most effectively of methyl orange decolorization about 41, 6 % whereas nanoparticle TiO2 P-25 catalyst about 93,8 % for methyl orange decolorization during 90 minutes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25901
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Yogi Handoyo
Abstrak :
Pengujian sistem quantum dots Sensitized Solar Cell dengan menggunakan semikonduktor CdS nanopartikel sebagai dyes telah berhasil dillakukan. CdS nanopartikel dilekatkan dengan metode SILAR (succesive ionic layer adsorption and reaction) pada TiO2 nanotubes yang ditumbuhkan di atas plat titanium dengan metode anodisasi. Karakterisasi yang digunakan adalah FE-SEM untuk mengetahui morfologi permukaan, UV-Vis DR untuk mengetahui band gap TiO2, XRD untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk, FTIR untuk mengetahui vibrasi ikatan dari molekul. Kurva linier sweep voltametry menunjukkan TiO2 aktif pada daerah UV sedangkan CdS/TiO2 aktif pada daerah visible. Dalam uji performa sel untuk mendegradasi fenol didapatkan hasil optimum pada konsentrasi sistem CdS/TiO2 yang disiapkan dari larutan prekursor CdS sebesar 0,020 M dengan % degradasi sebesar 49,225 %. ......Performance testing of quantum dots sensitized solar cell system using CdS semiconductor nanoparticles as dyes have been successfully conducted. The CdS nanoparticles was attached by SILAR (succesive ionic layer adsorption and reaction) method on TiO2 nanotubes, which were grown on titanium plate by anodization method. The characterizations were performed by FE-SEM to determine the surface morphology, UV-Vis DR to determine the band gap of TiO2, XRD to determine the crystalline phase, FTIR to determine the vibration bonding of molecules. The linear sweep voltametry curve showed that TiO2 is active in the UV region while CdS/TiO2 is active in the visible region. Performance test of typical modified DSSC system to degrade phenol indicate that optimum results (% degradation of 49.23 %) was found in a CdS/TiO2 system which was prepared from CdS precursor solution of 0.020 M.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasanah
Abstrak :
Fotokatalis TiO2 adalah salah satu fotokatalis yang murah, tidak toksik, stabil dan dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi. TiO2 memiliki potensi yang besar untuk detoksifikasi atau remediasi limbah perariran Karena beragam faktor. Akan tetapi, energi band gap dari TiO2 masih cukup lebar 3.2 eV membuat TiO2 hanya dapat aktif di bawah sinar UV dan kurang aktif di bawah sinar tampak. Untuk meningkatkan aktifitas fotokatalitiknya, terutama di bawah sinar tampak, beragam cara telah dilakukan, salah satu yang menarik perhatian adalah dengan membuat sistem artifisial fotosintesis. Pada penelitian ini TiO2. CdS yang memiliki band gap lebih kecil serta Pt digunakan untuk membentuk fotokatalis Pt-CdS-TiO2. Metode sintesis TiO2 yang digunakan adalah metode anodisasi yang dilanjutkan dengan kalsinasi 450°C untuk menghasilkan TiO2 dalam bentuk anatase. Deposisi nanopartikel Pt dilakukan dengan menggunakan metode fotoreduksi dan deposisi CdS pada fotokatalis dengan metode SILAR. Fotokatalis yang dihasilkan diuji secara fotoelektrokimia serta karakterisasi menggunakan UV-DRS, FTIR, XRD dan SEM. Hasil uji fotodegradasi congo red 10 ppm dengan menggunakan fotokatalis dibawah sinar tampak sebesar 39.33.
TiO2 photocatalyst is an relatively inexpensive, nontoxic and stable photocatalyst and can be used for many applications. TiO2 offers great potential as an industrial technology for detoxification or remediation of wastewater due to several factors. However, TiO2 photocatalyst has an energy gap band gap of 3.2 eV, made TiO2 photocatalyst only active when given UV rays while less satisfactory activity when given a visible light. To increase the photocatalytic activity of TiO2, there are many method can be used, one of the interesting method is creating system called artificial photosynthesis. In this research, TiO2, CdS as narrower band gap semiconductor and Pt used to make a Pt CdS TiO2 photocatalyst. The TiO2 nanotube morphology was obtained by anodizing titanium metal, followed by calcination at 450°C temperature to get a crystal anatase of TiO2. Deposition of Pt was obtained by using photo assisted deposition method Immobilization of CdS nanoparticles on TiO2 nanotube was conducted by using SILAR method. Characterization of photocatalyst include UV DRS, FTIR, XRD and SEM. Photocatalytic test results on visible lamp source illumination to 10 ppm congo red solution in a batch reactor can be degraded by 39.33.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>