Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, A. Besty
Abstrak :
Masalah energi dalam 20 tahun terakhir ini telah menjadi perhatian dunia. Disadari bahwa sumberdaya tak terbaharui seperti minyak bumi, batu bara dan gas bumi suatu saat akan dapat habis, bahkan minyak bumi yang merupakan sumber daya utama yang saat ini dipergunakan diperkirakan akan habis di awal abad ke 21. Dari berbagai alternatif yang dicari, penggunaan sumber daya tenaga listrik termasuk sesuatu yang menarik perhatian oleh karena bahan ini tidak akan habis. Secara konvensional, pemanfaatan energi matahari telah dikenal di berbagai belahan bumi. Namun secara penggunaan teknologi khususnya di Indonesia masih relatif baru diterapkan. Berbagai cara pemanfaatan energi surya telah diuji coba. Cara pemanfaatan energi surya melalui panas (thermal) dapat dipergunakan untuk pemanas air, pemanas ruang, alat pemasak, sterilasi peralatan medis, msnggerakkan pompa air dan pengering hasil panen. Cara pemanfaatan energi surya melalui sinar yang bersifat elektromagnetik dapat pula dimanfaatkan untuk menggerakkan pompa air, pemanas air, lemari pendingin, penerangan listrik dan komunikasi. Semuanya masih mempunyai permasalahan dalam penerapanya. Di bagian akhir dari makalah ini, permasalahan tersebut dihubungkan dengan berbagai peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Sebagai kesimpulan adalah bahwa walaupun investasi untuk pembuatan instalasi relatif mahal, teknologi surya ini tetap harus dimanfaatkan sambil terus mencoba menemukan bahan yang lebih murah, namun lebih efisien.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fayza Yulia Citra
Abstrak :
Sudah diketahui seluruh dunia, bahwa Indonesia merupakan negara maritim dengan garis pantai terpanjang ke-empat di dunia. Terbujur sepanjang 95.181 km mengelilingi 17.480 pulau sehingga sehingga dapat dikatakan sektor kelautan Indonesia menyumbang pendapatan negara yang cukup besar. Namun tidak pada kenyataannya, pada 2011, Indonesia masih mengimpor garam. Dengan kata lain, Indonesia tidak mampu mencapai swasembada garam untuk memenuhi kebutuhan garam. Salah satu solusi yang aplikatif ialah pemanfaatan desalinasi berbasis tenaga surya untuk menghasilkan garam. Solar desalinasi selain dapat digunakan untuk menghasilkan air bersih, distiller ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan garam sebagai hasil dari kandungan NaCl air laut. Sebagai negara kepulauan dan dibawah garis khatulistiwa, Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan desalinasi berbasis tenaga matahari dimana kedua sumber daya baik tenaga matahari dan air laut cukup berlimpah di negara ini. Selain hemat dalam pembuatan dan penggunaan, distilator berbasis tenaga surya ini dapat menghasilkan produk sampingan berupa garam yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dirancang sebagai penghasil garam dan mengamati fenomena yang terjadi di dalam sistem. Alat yang dirancang pun dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti alumunium, kayu, stainless steel, baut, kaca dan plastik film. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengukur tujuh titik temperatur di dalam dan luar sistem untuk mengamati fenomena evaporasi dan kondensasi. Pengukuran relative humidity juga turut diukur untuk melihat fenomena kondensasi maksimum yang dicapai oleh alat. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada iklim di Indonesia, kalor telah masuk ke dalam sistem sejak pukul 06.30-18.00. Selanjutnya, kinerja dari penyerapan radiasi matahari yang paling optimum ialah pada pukul 10.00-15.00. Produk sampingan berupa garam dapat diambil setelah empat hari saat air dalam sistem telah terevaporasi sepenuhnya dan menghasilkan garam sebanyak 0,18 kg dari input air laut sebesar 5 kg dengan kinerja maksimum yang dicapai ialah sebesar 82,01%. Nilai dari relative humidity pada alat ialah berkisar 60%-90%. Jika desain dari alat ini dapat dikembangkan dengan baik selanjutnya, tentunya target sebagai solusi pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat pesisir yang ramah dan hemat energi dapat tercapai. ......It is known all over the world that Indonesia is a maritime country with the fourth longest coastline in the world. Stretched along 95 181 km around the 17,480 islands so that it can be said Indonesian maritime sector contributes substantial foreign revenue. In fact, in 2011, Indonesia is still importing salt. In other words, Indonesia is not able to achieve self-sufficiency in salt to meet the needs of salt. One solution is to use solar desalination to produce salt. Solar desalination than can be used to produce clean water , it can also be used to produce salts as a result of the NaCl content of sea water. As an archipelago country, it is located below the equator line. Furthermore, Indonesia has a great potential to develop solar desalination where either sun or brine are much in Indonesia. In addition, it is economist in manufacturing and usage, solar desalinatio can produce secondary products such as salts that can be consumed by coastal communities. This study aims to determine the efficiency of the tools that have been designed as a producer of salt and to observe phenomena that occurred in the system. A distilator designed is made of simple materials such as aluminum, wood, stainless steel, screws, glass and plastic films.Experiment is done by measuring seven-point temperature inside and outside the system to observe the phenomenon of evaporation and condensation. Relative humidity measurements were also measured to see the maximum condensation phenomena achieved by the distilator. Based on tests performed on the climate in Indonesia, the heat has been entered into the system from 6:30 to 18:00 o'clock. Furthermore, the most optimum absorption of solar radiation is at 10:00 to 15:00. Salt can be taken after four days when the water in the system has evaporated completely and it produces salt approximately 0,18 kg with maximum efficiency is achieved by 82.01% and with the input of brine approximately 5 L. Values of relative humidity on the appliance is the range of 60% -90%. If the design of these solar desalination can be developed well in the next research,of course, the target as a solution to fulfill the needs of friendly and energy saving clean water for coastal communities can be achieved.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Budihardjo
Jakarta: PDII-LIPI, 1980
R 621.470 BUD t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fatyya Hasanah
Abstrak :
Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Desalinasi berbasis tenaga matahari merupakan salah satu solusi aplikatif untuk menghasilkan air tawar di Indonesia. Sebagai negara kepulauan dan berada di bawah garis khatulistiwa, Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan desalinasi berbasis tenaga matahari dimana kedua sumber daya baik tenaga matahari dan air laut cukup berlimpah di negara ini. Penelitian ini menggunakan rancangan sederhana distiler dengan model seperti solar kolektor dan memanfaatkan fenomena natural evaporasi-kondensasi. Distiler pada penelitian ini dimanufaktur dengan menggunakan material sederhana yang sudah banyak berada di pasaran seperti aluminum, kayu, kaca, plastik filem, dan rangka lemari. Penelitian ini berkonsentrasi dalam kemampuan distiler dalam menyerap energi kalor matahari dan penggunaan energi kalor tersebut dalam proses kondensasi guna memproduksi air tawar. Pengukuran volume dilakukan selama 4 hari pada intensitas matahari yang berbeda-beda di setiap harinya. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa intensitas matahari telah ada saat cahaya matahari mulai terlihat di pagi hari pada pukul 6 pagi dan difusi energi kalor matahari telah mulai dimanfaatkan pada pagi hari tersebut. Akan tetapi kinerja distiller masih sangat rendah, hal ini terlihat dari angka efisiensi yang hanya mencapai 3,81%. Rendahnya kinerja distiller disebabkan antara lain losses yang terjadi pada distiller dari segi desain, proses kerja, maupun cuaca. Karenanya dibutuhkan rekayasa pada distiller berupa perubahan variabel fisis maupun teknis. ......The increasing population, the greater the need for drinking water, so the availability of clean water also decreases. Desalination solar energy is one solution applicable to produce freshwater in Indonesia. As an archipelago and is located below the equator, Indonesia has the potential to develop solar desalination where both resources both solar and ocean water is quite abundant in this country. This study used a simple design of distiller with model such as solar collector and utilize the natural phenomenon of evaporation-condensation. The distiller in this study was manufactured by using a common material thas has been on the market such as aluminum, wood, glass, plastic film, and iron frame. This study concentrates on the ability of distiller to absorb solar heat energy and the use of that heat energy in the process of condensation to produce freshwater. Volume measurement of the produces water performed during 4 days in the sun‟s intensity varying each day. Through this study we can conclude that the intensity of the sun has been there as the sunlight began to be seen in the morning at 6 am and diffused solar heat energy has begun to be exploited in that early morning. However, distiller's performance is still very low, as seen from the efficiency figures which only reached 3.81%. The low performance of distiller due among other losses that occur in the distiller in terms of design, work processes, and the weather. Hence the distiller be required engineering changes by changing the variables both physical and technical.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Maulana Nasir
Abstrak :
Meninjau status implementasi EBT sebesar 11,50% pada tahun 2020, maka perlu dilakukan evaluasi strategi PLTS di Indonesia yang telah direncanakan atau diterapkan sebelumnya, baik dari segi kekuatan, kelemahan, peluang, & ancaman  dan, selanjutnya memberikan rekomendasi strategi terbaik tepat sasaran untuk mencapai target RUEN 2025. Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa sulit untuk mencapai dengan Target kapasitas terpasang 6,5 GW solar PV yang direncanakan pada tahun 2025, perlu adanya upaya strategis dan sinergi antara pemerintah dan lembaga usaha guna mempercepat pencapaian. Rekomendasi dari hasil penelitian adalah: Dari sisi sosial pemerintah untuk menggiatkan pelatihan/sosialisasi kepada warga terkait Pembangkit PLTS. Dari sisi Ekonomi adalah perlunya kebijakan pemerintah dalam memberikan suku bunga bank yang rendah bagi pelaku industri panel surya dalam negeri. Darisisi Lingkungan adalah mendorong realokasi subsidi energi fosil ke green energi, dalam hal ini Pengembangan Solar PV. Dari sisi Politik adalah membangun kepastian kebijakan dengan undang-undang khusus EBT, yang mencakup regulasi & insentif untuk pengembangan Solar PV. Dan terkahir dari sisi teknologi adalah membuat dukungan penelitian pengembangan teknologi solar PV di Indonesia. Diharapkan kajian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah merumuskan kebijakan, strategi, dan regulasi dalam rangka percepatan implementasi PLTS di Indonesia demi tercapainya target RUEN 2025. ......Reviewing the status of NRE implementation of 11.50% in 2020, it is necessary to evaluate the PV mini-grid strategy in Indonesia that has been planned or implemented previously, both in terms of strengths, weaknesses, opportunities, & threats, and provides recommendations for the best strategies on target to achieve RUEN 2025 target. From the results of the study, it can be concluded that it is difficult to achieve the target installed capacity of 6.5 GW of solar PV which is planned in 2025, there is a need for strategic efforts and synergies between the government and business institutions to accelerate achievement. Recommendations from the results of the research are: From a social perspective, the government should intensify training/socialization to residents regarding PV mini-grid. From an economic perspective, there is a need for government policies to provide low bank interest rates for domestic solar panel industry players. From the environmental side, it is encouraging the reallocation of fossil energy subsidies to green energy, in this case, the Development of Solar PV. From the political side, it is to build policy certainty with a special law on EBT, which includes regulations & incentives for the development of Solar PV. And lastly, from the technology side, it is to make research support for the development of solar PV technology in Indonesia. It is hoped that this study can become a recommendation for the government to formulate policies, strategies, and regulations in the context of accelerating the implementation of PLTS in Indonesia to achieve the RUEN 2025 target.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
600 JSTI 14:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Munnik Haryanti
Abstrak :
Pemanfaatan panel surya untuk membangkitkan energi listrik terus meningkat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Umumnya panel surya dipasang pada suatu struktur penyangga yang dihadapkan dalam sudut tertentu yang tetap terhadap arah kedatangan cahaya matahari. Metode pemasangan seperti ini berakibat menurunnya efisiensi energi listrik yang dibangkitkan karena arah kedatangan cahaya matahari berubah setiap hari. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu ada peralatan yang berfungsi untuk mengarahkan panel surya sesuai arah kedatangan cahaya matahari yang disebut solar tracker. Dalam penelitian ini, dikembangkan prototipe solar tracker dua sumbu. Solar tracker yang dikembangkan terdiri dari dua buah motor DC penggerak arah azimuth-elevasi, sun sensor yang terdiri dari lima fotodioda, struktur mekanik penyangga, mikrokontroler dan sistem pengendali. Penggunaan lima fotodioda dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menekan biaya pembelian sun sensor yang harganya relatif mahal di pasaran. Dalam penelitan ini, prototipe solar tracker sudah diujikan dengan menggunakan cahaya buatan dengan intensitas yang mendekati cahaya matahari. Dari hasil pengujian, solar tracker sudah dapat bekerja dengan memadai meskipun pengujian di bawah cahaya matahari langsung perlu dilakukan. ...... Utilization of solar panels to generate electricity is increasing throughout the world, including Indonesia. Generally, solar panels mounted on a support structure that is exposed in certain fixed angle to the direction of arrival of the sun. This installation method as the resulting decline in the efficiency of electrical energy generated because of the direction of arrival of sunlight changes every day. To overcome this problem, there needs to be equipment that is used to steer the direction of arrival of solar panels called solar sun tracker. In this study, developed a prototype two- axis solar tracker. Solar tracker is developed consisting of two DC motors driving toward azimuth - elevation, sun sensor consists of five photodiode, the mechanical structure of the buffer, the microcontroller and control systems. The use of five photodiode in this study is intended to reduce the cost of purchasing a sun sensor which is relatively expensive on the market. In this research, prototype solar tracker has been tested by using artificial light with an intensity that is closer to the sun. From the test results, the solar tracker has been able to work with adequately despite testing under direct sunlight needs to be done.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Ohira
Abstrak :
Pemilihan pembangkit listrik di usaha hulu migas sangat tergantung dengan ketersediaan gas dari produksi sendiri untuk digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik kebutuhan sendiri. Wilayah kerja migas yang pada umumnya berada di daerah terpencil sangat jauh dari infrastruktur umum seperti jaringan listrik, sehingga apabila sumber energi dari sumur migas tidak mencukupi untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit, maka pilihan pembangkit listrik cenderung kepada pembangkit listrik tenaga diesel. Penelitian ini membahas tentang pembangkit listrik tenaga surya sebagai alternatif pasokan listrik di usaha hulu migas dengan memanfaatkan ruang terbuka yang kosong di area sumur migas sebagai tempat pemasangan panel surya. Dengan strategi proyek mengikuti jadwal pengembangan dari lapangan migas, sehingga pembangkit listrik tenaga surya mampu memberikan keuntungan lebih besar kepada Kontraktor Production Sharing dan pendapatan Negara dari sektor migas dibandingkan apabila menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel maupun pembangkit listrik hybrid.
The selection of power plants in upstream oil and gas business is highly dependent on the availability of gas from its own production to be used as a source of energy for its own power plants. Oil and gas working areas which are generally located in remote areas are very far from general infrastructure such as power grids, so if the energy source of oil and gas wells is not sufficient to be used as fuel for power plants, then the choice of power plants tend to diesel power plants. This study discusses about solar power generation as an alternative of electricity supply in upstream oil and gas business by utilizing empty open space in area of oil and gas well as place of installation of solar panel. With the project strategy following the development schedule of the oil and gas field, the solar power plant can provide greater benefits to Production Sharing Contractors and State revenues from the oil and gas sector than when using diesel and hybrid power plants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arde Nugroho Kristianto
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan Bali Road Map tahun 2007 dan Copenhagen Protocol tahun 2009, dimana memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas karbon setiap tahunnya. Pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di dalam menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dapat mengurangi emisi gas karbon. Penerapan PLTS memiliki kendala seperti belum adanya peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang harga beli energi listrik oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN). Peraturan Menteri ESDM ini harus diawali oleh pengajuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) oleh PLN. Penelitian ini bertujuan untuk membantu PLN di dalam membuat HPS, yaitu melalui studi kelayakan investasi PLTS di pulau Biaro dengan menggunakan metode real option. Metode ini memudahakan pengambilan keputusan atas fleksibilitas arus kas dimana memperhitungkan volatility didalam decision tree.
Indonesia is one of the nation use Bali Road Map in 2007 and Copenhagen Protocol in 2009, which is have commitment for reduce carbon gas emission every year. The uses of renewable energy like replacement diesel power plant with photovoltaic power plant (PLTS) can reduce carbon gas emission. The uses of PLTS have obstacle because of Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) regulation for purchasing electricity price by PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) not yet available. This regulation should be submitted first by Harga Perkiraan Sendiri (HPS) from PLN. This research have purpose for helping PLN in the making HPS, with photovoltaic power plant investment feasible study in Biaro island with real oprion method. This method facilitate investment decision making cause of volatility in decision tree.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28100
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>