Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parantean, Richard Christian Somalinggi
Abstrak :
ABSTRAK
Kompleksnya persaingan antara operator telekomunikasi seluler saat ini seharusnya mendorong para pelakunya untuk menyusun strategi-strategi baru guna mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya. Telkomsel sebagai salah satu pemain di dalamnya juga kiranya perlu memperhatikan hal ini agar posisi saat ini sebagai pemimpin pasar tidak terancam dan pada akhirnya bisa tergantikan oleh operator telekomunikasi lainnya. Dalam upaya memenangkan persaingan, strategi menerapkan marketing mix (bauran pemasaran )di channel distribution (saluran distribusi), yang lebih dikenal saat ini dengan istilah trade marketing, adalah strategi yang pantas untuk dilaksanakan oleh Telkomsel. Strategi ini pada dasarnya merupakan jembatan antara bidang penjualan dengan bidang pemasaran, yang tujuannya tentunya lebih mengefektifkan kedua bidang tersebut di point of purchase (outlet atau gerai). Penelitian yang dilakukan dalam hal ini adalah dengan menggunakan metode survey dengan pengambilan sample secara random sampling. Adapun yang menjadi sample dari penelitian ini adalah para frontliner Telkomsel yang terdapat pada outlet atau gerai resmi Telkomsel di daerah DKI Jakarta. Diperoleh sebanyak 162 responden yang berada di seluruh DKI Jakarta di mana dari responden tersebut terdiri atas 64 responden pria dan 98 responden perempuan. Adapun masa kerja responden berkisar antara 1 hingga 4 tahun dengan tingkat pendidikan sekolah menengah hingga sarjana. Hasil penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Dari pengujian terhadap seluruh konstruk yang ada, dinyatakan bahwa seluruh konstruk tersebut valid dan reliable. Selain itu, dengan penggunaan indeks Goodness Of Fit (GOF) dapat dinyatakan bahwa model yang ada telah menunjukkan kecocokan yang baik. Berdasarkan penggunaan metode ini pula dapat dinyatakan bahwa konstruk PLACE memberikan pengaruh terbesar terhadap konstruk PROMOTION, sementara konstruk PRODUCT dan PRICE tidaklah menunjukkan hubungan yang signifikan dengan konstruk PROMOTION. Kesimpulan dari penelitian ini ialah bahwa konstruk PLACE memberikan kontribusi yang terbaik terhadap konstruk PROMOTION. Begitu pula dengan konstruk PROMOTION juga sudah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap konstruk KINERJA. Namun, secara menyeluruh, kinerja dari pelaksanaan strategi marketing mix di channel distribution ini masih belum optimal. Artinya bahwa, Telkomsel kiranya masih perlu mengkaji kembali strategi serta pelaksanaannya sehingga penerapan strategi tersebut menjadi optimal dan membawa dampak yang positif bagi para frontliner yang ada di outlet atau gerai.
ABSTRAK
The competition complexity between cellular telecommunication operators nowadays should encourage all performers to build new strategies in order to maintain as well as to improve their market. Telkomsel as one of those performers should also concern about it in order to retain its position as a market leader not to be threaten and finally not to be replaced by any other telecommunication operators. In order to win a competition, implementing the marketing mix strategy on the distribution channel, which is for the time being known as trade marketing, is a proper strategy to be conducted by Telkomsel. Basically, this strategy is a link between a sale and a marketing division whose aim is surely to make those two divisions effective at every point of purchase (outlet or counter). The method used in this research is a survey method with random sampling. The samples of this research are Telkomsel frontliners at the official outlets or counters of Telkomsel in DKI Jakarta area. There are 162 respondents who are spread in DKI Jakarta: there are 64 male respondents and 98 female respondents. The working period of those respondents is between 1 and 4 years and they are from high school graduates or university graduates. The method used in this research is Structural Equation Modeling (SEM). From the analysis on the whole constructs, it can be stated that the whole construct is valid and reliable. Besides, by using Goodness of Fit (GOF) index, it can be stated that the applied model fits well. Based on the method, it can be also stated that PLACE construct gives the greatest impact to PROMOTION construct, meanwhile PRODUCT and PRICE construct does not show any significant relation to PROMOTION construct. The summary of this research is that PLACE construct gives the best contribution to the PROMOTION construct. Meanwhile, PROMOTION construct also gives good contribution to WORKING ABILITY construct. However, overall, the working ability of the marketing mix strategy implementation on the distribution channel has not been optimally done yet. It means that Telkomsel needs to reevaluate its strategy and its implementation so that the application of that strategy becomes optimal and brings positive impact to the frontliners at their outlets or counters.
Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2007
T22920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retta Ida Lumongga
Abstrak :
ABSTRAK
Dewasa ini, alat bantu komunikasi wireless semacam handphone telah menjadi komoditas keseharian masyarakat. Seiring dengan meningkatnya penggunaan handphone, kebutuhan akan operator telepon sebagai komplemen dari handphone juga meningkat.

Di Indonesia, ada beberapa perusahaan yang menjalankan usaha pada bisnis operator selular. Telkomsel merupakan salah satu diantaranya. Semenjak mengeluarkan kartu pasca-bayar Halo pada tahun 1995, yang diikuti dengan kartu pra-bayar simPATI pada tahun 1997, Telkomsel terns menunjukkan peningkatan grafik penjtialan dan hingga kini tetap bertahan menjadi market leader.

Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk memilih Telkomsel menjadi objek dari penelitian terhadap pemasaran, yang pada penelitian ini dibatasi pada strategi komunikasi pemasarannya saja. Adapun tujuan dari melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada penyusunan strategi komunikasi pemasaran serta mengevaluasi efektifitas strategi komunikasi pemasaran yang telah dijalankan Telkomsel selama ini, hingga dapat diperoleh masukan yang bermanfaat bagi pengembangan strategi ke depan.

Adapun metodologi penelitian meliputi riset kuantitatif dan riset kualitatif. Riset kuantitatif dilakukan dengan melakukan analisis secondary data guna inendapatkan primary dan secondary data sebagai dasar pengetahuan akan kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh T elkomsel untuk membantu pemahaman serta membantu kelancaran proses penelitian selanjutnya. Selain itu, pada riset kuantitatif, penulis juga melakukan sun,ey langsung ke perusahaan dengan cara interview dengan pejabat yang berwenang untuk kegiatan komunikasi pemasaran telkomsel dan survey ke lapangan untuk melihat langsung beberapa penerapan dari kegiatan komunikasi pemasaran tersebut. Sedangkan dalam riset kualitatif, penulis menyebarkan kuisioner untuk mengumpulkan informasi dari responden seputar kegiatan komunikasi pemasaran yang dijalankan T elkomsel tersebut.

Objective dari penelitian terhadap reponden adalah untuk mengevaluasi efektifitas strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Telkomsel. Pengukurannya adalah berdasarkan comimmication measures non-sales yaitu awareness, pemahaman pesan, perilaku dan kecenderungan pembelian, dengan melihat tanggapan responden terhadap bauran komunikasi yang telah dilak:ukan Telkomsel, dengan pencapaian langkah-langkah persuasif berdasarkan model hierarchy of effects .

Adapun dari basil temuan riset diperoleh pengetahuan akan profil responden pengguna handphone yang merupakan target konsumen dari Telkomsel. Berdasarkan riset, didapat profil responden, yaitu responden adalah laki-laki dan wanita yang berusia antara 18 hingga 56 tahun, berpendidikan mayoritas sarjana, memiliki profesi mahasiswa 40%, pegawai biasa 50% maupun manajerial 8%, wiraswasta 1% dan profesi lain selain yang telah disebutkan tersebut 1%, pengeluaran responden mayoritas pada kisaran Rp 700.000,- hingga Rp. 4.000.000,- dengan konsumsi pulsa per bulan mayoritas pada kisaran Rp. 100.000,- hingga Rp. 500.000,-, berdomisili di Jakarta. dan sekitarnya, namun responden yang mengaku penduduk asli Jakarta hanya sekitar 37%, Depok 4%, Tangerang 6%, Bekasi 3%, Bogar 5% dan persentase cukup besar juga ditemui untuk penduduk yang berasal dari luar Pulau Jawa 28% maupun luar Jabotabek dan Depok tetapi masih di Pulau Jawa adalah sebesar 17%. Mayoritas responden adalah belum menikah, dengan jumlah keluarga responden mayoritas 2 hingga 5 orang, dan hampir separuh dari total 109 responden mengaku masih tinggal bersama orang tua. Responden yang mengaku tidak pernah berganti nomor sebesar 56,9% sedangkan sisanya pernah berganti nomor minimal satu kali.

Dari hasil penelitian, didapat bahwa media yang paling efektif karena banyak diingat konsumen telah memberikan exposure terhadap T elkomsel adalah media Televisi sebesar 41% diikuti media cetak sebesar 27% dari total 109 responden. Berdasarkan analisis tabulasi silang, ternyata, sumber paparan terhadap T elkomsel ada hubungannya dengan profesi responden. Pegawai banyak terpapar melalui TV dan media cetak, selain melalui pameran, internet, teman/relasi, kantor, keluarga, artikel dan radio. Sedangkan mahasiswa selain juga banyak terpapar melalui TV dan media cetak, juga terpapar melalui mal, internet, flare, ternan, keluarga, artikel dan radio. Sedangkan untuk manajerial, wiraswasta dan profesi lainnya yang diwakili oleh persentase kecil responden, mengaku banyak terpapar melalui TV, ternan dan kantor.

Frekuensi paparan yang teringat oleh responden melalui berbagai media komunikasi yang digunakan adalah sebagai berikut, media komunikasi yang menarik perhatian responden untuk melihat lebih dari dua kali dalam seminggu terakhir adalah media cetak sebesar 53,2% dari total 109 responden, TV sebesar 51,4% dari total 109 responden dan radio sebesar 36,7% dari total 109 responden. Sedangkan media komunikasi yang diakui responden dilihat satu kali dalam seminggu terakhir adalah hil/hoard sebesar 37,6% dari 109 responden dan stand di mal sebesar 37,6% dari total 109 responden. Sedangkan untuk event, sebesar 73% dari total 109 responden mengaku tidak melihat dalam seminggu terakhir. Sedangkan jika hendak diketahui persentase paparan terhadap Telkomsel dalam satu hari, temyata 37% mengaku tidak melihat sedangkan 23% mengaku melihat di TV, 24% di media cetak, 7% di radio, 5% di spanduk, 3% di mal dan 1% di internet.

Sedangkan untuk pemahaman akan pesan, dapat dikatakan sudah cukup efektif karena terbukti telah dapat dipahami oleh mayoritas responden namun belumlah sangat efektif karena helum seluruh responden paham akan perbedaan pesan kartu Halo dan Simpati. Ini terlihat dari persentase responden yang memahami perbedaan tersebut hanya 65% dan adanya responden yang memiliki ketidaksesuaian penangkapan pesan kartu Simpati dengan pesan yang sebenamya hendak disampaikan oleh perusahaan. Responden jt,Iga menganggap bahwa seluruh kegiatan komunikasi pemasaran Telkomsel yang mereka ketahui adalah masih dinilai dalam taraf biasa-biasa saja dan mengharapkan untuk kedepannya supaya dapat lebih menyajikan banyak informasi dalipada yang sekarang. Strategi komunikasi pemasaran T elkomsel yang telah diterapkan tersebut berdasarkan nilai mean masih berada pada level netral dalam menimbulkan ketertarikan responden untuk menggunakan Telkomsel dan terhadap pengaruhnya terhadap peritaku responden untuk membeli adalah pada level bisa berpengaruh bisa juga tidak berpengaruh ( soso).

Jika mengkaji dari strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan Telkomsel, pada dasamya telah melakukan berbagai pilihan komunikasi seperti periklanan, promosi penjualan, unique selling, sponsorship hingga publisitas dan POP, hanya saja khusus untuk publisitas bukan ditangani oleh divisi Marketing Communication melainkan oleh divisi Corporate Secretary. Telkomsel mengangkat corporate tag line sebagai key communication, yaitu " Begitu dekat, begitu nyata" dengan brand promise adalah wide discoverage. Pada pelaksanaan kegiatan komunikasi pemasaran ini, Telkomsel menerapkan sistem selektif untuk mengimbangi budget yang dirasakan menjadi salah satu kendala pada pelaksanaan, selain kendala waktu, yaitu hanya sebesar 2% dari revenue. Jika ditinjau berdasarkan pencapruan prestasi di masyarakat, sebagai brand, T elkomsel telah memperoleh pengakuan sebagai best brand dengan memenangkan beberapa penghargaan, namun, prestasi ini tidak dapat dikatakan murni sebagai keberhasilan strategi komunikasi pemasaran Telkomsel semata hingga tidak dapat dipakai untuk mengukur efektifitasnya, karena ada banyak unsur bauran pemasaran lain yang dapat saja turut mempengaruhi. Meskipun demikian, pencapaian prestasi ini memperlihatkan adanya perhatian publik terhadap brand Telkomsel dan melibatkan communication option yaitu publisitas karena menjadi berita di berbagai media.

Keterbatasan pada penelitian ini terutama disebabkan karena menggunakan prosedur non-probabilistic sampling yaitu convenience sampling dimana responden dipilih berdasarkan convenience, hingga untuk beberapa hal, seperti usia dan pendidikan terakhir, didapat range yang sangat sempit dan proporsi jumlah yang kurang seimbang, hingga kurang dapat mewakili kesempumaan penggambaran responden untuk hal-hal terebut.

Kendala yang dihadapi penulis dilapangan adalah lamanya perolehan izin untuk melakukan penelitian internal pada perusahaan Telkomsel hingga cukup memakan waktu sebelum akhimya izin diperoleh. Untuk hal ini, selain perolehan data internal, penulis juga berupaya menggali data dari sumber ekstemal, yaitu dari berbagai artikel. Kendala lain adalah penyebaran kuisioner hanya dapat di lakukan di Jakarta dan sekitamya, sehingga kurang dapat mewakili pengguna T elkomsel yang sebarannya sangat luas yaitu tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Untuk menyiasati kendala ini, upaya yang dilakukan penulis adalah dengan mencantumkan pertanyaan akan daerah dornisili ( tempat tinggal ) dan daerah asal responden, dengan harapan bahwa responden yang berasal dari luar Jakarta dapat mewakili gambaran responden nusantara. Selain itu, Telkomsel adalah sangat aktif dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasarannya, hingga banyak hal baru dari kegiatan komunikasi pemasaran T elkomsel yang tidak turut terbahas dalam analisis ini. Oleh karenanya, penulis menetapkan time frame, yaitu kegiatan komunikasi pemasaran Telkomsel hingga awal bulan September 2003 saja.

Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah disarankan untuk menggunakan prosedur sampling yang berbeda hingga dapat diperoleh sebaran yang lebih merata.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janova Evi Lavita
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis unsur-unsur yang mempengaruhi ekuitas merek berbasis konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi unsur ekuitas merek berbasis konsumen pada Telkomsel operator jaringan seluler di Jakarta. Elemen faktor yang diteliti adalah Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, Kepercayaan terhadap Merek, dan Loyalitas terhadap Merek. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Nonprobability sampling, wilayah penelitian di Jakarta. Teknik dari pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, data yang diperoleh dari 110 responden, diolah dengan menggunakan SPPS 17,0 menggunakan metode Pearson Corellation, Cochran, Uji Asumsi Klasik, dan Regresi Berganda. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Merek, Loyalitas terhadap Merek dan Kercayaan terhadap Merek memilik dampak yang positif dalam Ekuitas Merek Berbasis Konsumen pada Telkomsel, sedangkan Asosiasi Merek dan Persepsi Kualitas tidak mempengaruhi secara positif dalam Ekuitas Merek Berbasis Konsumen pada Telkomsel.
This essay analyzes the elements that affect the consumer-based brand equity. The purpose of this study was to analyze the factors that affect the elements of consumer-based brand equity on the mobile network operator Telkomsel in Jakarta. Factor elements that researched are Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Trust, and Brand Loyalty. This research uses research methods descriptive with technique sampling using method Non-probability sampling, territory research in Jakarta. Technique of data collection is done through the deployment questionnaires, the data obtained from the 110 respondents, processed with using the SPPS 17.0 using method Pearson Correlation, Cochran, Test Assumptions Classical, and Multiple Regression. From the results of this study concluded that Brand Awareness, Brand Loyalty and Brand Trust in a positive effect on Consumer-Based Brand Equity on Telkomsel, while the Brand Association and Perceived Quality does not affect positively the Consumer-Based Brand Equity.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Herlina
Abstrak :
Perkembangan dan pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen mengenai program TELKOMSELpoin terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survei untuk memperoleh data primer yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden. Responden dari penelitian ini adalah pengguna kartu Telkomsel yang berada di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengolah data. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara persepsi konsumen mengenai program TELKOMSELpoin dengan loyalitas pelanggan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan implikasi manajerial kepada PT Telekomunikasi Selular sebagai pemilik merek kartu simPATI, kartuAS, dan kartuHALO untuk melakukan strategi pemasaran yang berbeda dibandingkan dengan kompetitornya.
The development and the growth of telecommunication industries in Indonesia within the last ten years is relatively increasing every year. The purpose of this research is to see the influence of customer perception of loyalty program on customer loyalty. This research used quantitative approach and survey method to obtain primary data. Primary data gathered use questioner to 100 respondent. The respondent of this research are the user of Telkomsel?s cellular card in DKI Jakarta. After data being collected, these were than analyzed using the simple linear regression. The result of this research shown that there is an influence between consumer perception and customer loyalty. This research aim to provide input and managerial implication to PT Telekomunikasi Selular as the owner oh simPATI, kartuAS, and kartuHALO brand, to do different marketing strategy comparing to its competitors.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Endang Sulistiowati
Abstrak :
Salah satu bisnis telekommikasi yang menarik dan berkembang dengan pesat di Indonesia adalah bisnis seluler, yang pada dua tahun terakhir tumbuh dengan lebih dari 60 persen per tahun. Hal tersebut menjadi fenomena tersendiri karena perkembangan telepon seluler yang pesat akhir tahun 2004, setelah berkembang sekitar 10 tahun, jumlah nomor seluler GSM di Indonesia akan mencapai sekitar 24 juta. Jauh lebih tinggi dibanding nomor telepon tetap yang mayoritas dikelola PT Telkom sejak abad ke-19 yang baru berjumlah kurang dari 9 juta satuan sambungan telepon (SST). Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 220 juta pada tahun 2004, sedangkan jumlah pelanggan seluler GSM pada tahun tersebut diperkirakan mencapai 24 juta. Hal tersebut selain menunjukkan bahwa penetrasi ponsel di Indonesia baru sekitar 11 persen juga pasar seluler di Indonesia yang masih besar sebab penetrasi ponsel di negara maju saat ini berkisar 60 persen - 70 persen. Pemimpin Pasar dalam bisnis operator seluler GSM di Indonesia adalah Telkomsel dengan pangsa pasar sebesar 52 persen pada akhir tahun 2003, diikuti oleh Indosat dengan pangsa pasar sebesar 31 persen dan Excelkom dengan pangsa pasar sebesar 16 persen. Guna memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan sekaligus membuktikan komitmennya menjadi yang terdepan di pasar seluler di Indonesia, Telkomsel mengadakan berbagai survei dan acara temu pelanggan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen yang masih tersembunyi. Jawaban dari kebutuhan dan keinginan konsumen sebagian diterapkan dalam suatu program yang di sebut HALObebas. Program HALObebas adalah program bagi pelanggan paska bayar I calon pelanggan paska bayar untuk mendapatkan produk yang memberikan keragaman pilihan cara berlangganan sesuai dengan perilaku komunikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hierarchy of effects dari pelanggan simPATI di Jakarta terhadap program HALObebas dari Telkomsel. Penelitian dengan metode survey dan bersifat deskriptif ini dilakukan pada populasi pria dan wanita yang bekerja dikawasan Sudirman, Thamrin dan Kuningan serta berusia antara 24 - 55 tahun. Sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah multistage cluster sampling dengan total responden 212 orang. Hasil pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif ini menunjukkan rata-rata tingkat kesadaran responden yang sedang terhadap program HALObebas; rata-rata tingkat pengetahuan responden tentang HALObebas sudah cukup tinggi; rata rata tingkat afeksi responden terhadap promosi HALObebas sedang; afeksi terhadap program HALObebas SMS yang cukup tinggi; kecenderungan responden terhadap program HALObebas Abonemen; keyakinan responden terhadap program HALObebas yang sesuai dengan kebutuhan mereka; serta keputusan sebagian besar responden untuk berlangganan program HALObebas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelanggan simPATI yang menjadi responden pada penelitian ini melalui tahap-tahap yang dilakukan sebelum mereka mengambil keputusan untuk berlangganan maupun tidak berlangganan program HALObebas. Tahap-tahap yang mereka lakukan merupakan tahap-tahap dalam proses hierarchy of effects yang meliputi kesadaran, pengetahuan, afeksi, kecenderungan, keyakinan dan keputusan. Tahap-tahap tersebut dilalui oleh responder karena mereka menganggap bahwa keputusan untuk berlangganan program HALObebas adalah keputusan yang memerlukan keterlibatan tinggi dari konsumen sehingga ada proses dari mulai menyadari keberadaan program tersebut sampai dengan keputusan yang berdasarkan pengetahuan dan keyalflnan konsumen terhadap program tersebut. Rekomendasi yang diberikan kepada Telkomsel adalah lebih menggencarkan program promosi iklan di televisi dan mengadakan pameran di pusat-pusat perkantoran. Edukasi pelanggan melalui publisitas dan hubungan masyarakat juga penting untuk memacu ward of mouth dari pelanggan mengenai program HALObebas. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan pelanggan paska bayar untuk mengecek pulsa sehingga pemakaian pulsa bisa terkontrol sesuai dengan alasan mengapa pelanggan simPAT1 mempertahankan kartu pra bayarnya.
Cellular business is one of the interesting and fast growing telecommunication businesses in Indonesia. In the last two years, the cellular business' growth is more than 60% per year. At the end of 2004, after growing for 10 years, the amount of GSM cellular number will reach 24 million exceeding the amount of fixed phone number of 9 million which has been existed in Indonesia since the late of 19th century. By 2004, Indonesia's population is predicted to reach 220 million people, It means that the market penetration for the cellular phone is only 11 percent. Compare with the market penetration for cellular phone that reach aroung 60 - 70 percent in some countries; Indonesia still has a large potential market. Market leader for Indonesia's cellular operator is Telkomsel with 52 percent of market share at the end of 2001 Followed by Indonesia with 31 pecent market share and Excelkom with 16 percent market share. In order to satisfy the needs and wants of the customers and to prove its commitment to be the leader in cellular market in Indonesia, Telkomsel had conducted several surveys and customer gathering to understand customers' hidden needs and wants. Some of the findings are used in a program called HALObebas. HALObebas is a program for post paid subscribers to have a product with flexibility on subscribing methods which are approriate with the customers communications behaviour. This research is aimed to get a descriptive on hierarchy of effects process of simPATI customers in Jakarta toward Telkomsel's HALObebas program. Research using survey method with descriptive character is being implemented to population of men and women between age 24-55. The samples are chosen by multistage random sampling with total 212 respondents. Result of date processing using descriptive statistic in the survey showing average level of respondents' awareness toward HALObebas program; high level of repondents' knowledge on HALObebas program; high level of respondents' affection, preference and conviction on HALObebas Abonemen program. The survey also shows a large number of respondents who have the intention on subscribing HALObebas program. In conclusion, the respondents passed through some stages before deciding on subscribing HALObebas program. Those stages is known as the hierarchy of effects which involved awareness, knowledge, affective, preference, conviction and purchase. Those stages were passed through by the respondents because they considered the decision was required a high level of involvement. Recommendation given to Teikomsel is to increase promotion on television and to conduct roadshows at office buildings. Customers' education through publicity and public relation is also important to increase word of mouth around customers. And also providing a facility to enable post paid subscriber to check on their phone expenses.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parhusip, Roland Maruio
Abstrak :
Bisnis telekomunikasi saat ini menuntut tiap-tiap operator telekomunikasi untuk lebih kompetitif dalam memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan. Operator telekomunikasi yang menghasilkan produk atau jasa layanan dengan kualitas terbaik tentunya akan dapat mengalahkan kompetitor untuk memasarkan produk dan layanan yang ditawarkan. Peningkatan kualitas suatu produk (barang/jasa) akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yakni dampak terhadap penurunan biaya operasional dan peningkatan pendapatan (Gasperz, 2001). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan pengendalian dan peningkatan kualitas dengan Six Sigma. Six Sigma adalah konsep statistik yang mengukur suatu proses yang berkaitan dengan cacat atau kegagalan. Pada level Six Sigma, hanya terdapat 3,4 cacat dari sejuta peluang. Six Sigma juga merupakan falsafah manajemen yang berfokus untuk menghapus cacat dengan cara menekankan pemahaman, pengukuran dan perbaikan proses. Penerapan Six Sigma juga dapat dilakukan di Telkomsel. Penelitian yang dilakukan dalam tesis ini adalah penggunaan. Six Sigma untuk meminimasi jumlah keterlambatan perbaikan gangguan jaringan transmisi SDH dengan menggunakan data histori gangguan jaringan yang terjadi. Penggunaan Six Sigma akan mengevaluasi jumlah waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap perbaikan gangguan jaringan transmisi yang terjadi. Sehingga, diharapkan secara tidak langsung akan meningkatkan pertumbuhan pelanggan dan juga pendapatan Telkomsel.
Nowadays, telecommunication business demands every telecommunication operator to be more competitive in providing best services for the customers. Those that provide the best quality of services or products will be able to be in front of their competitors in marketing their products and services. Increased the quality of products and services will provide positive impacts to the business through: minimizing operational cost and maximizing revenues (Gasperz, 2001). One way to achieve these is by controlling and increasing the quality through the concept of Six Sigma. Six Sigma is a statistical concept to measure a process which related to defects. In Six Sigma level, there will be only 3,4 defects in every one million opportunities. Six Sigma is also a management philosophy which focuses to eliminate defects by giving definition, measurement, and improvement of the processes. This concept is also applicable at Telkomsel in providing the best services to its customers. Research that is carried on this thesis is focused on the implementation of Six Sigma in order to minimize the number of delay during the restoration of faulty transmission network by using the historical data from the transmission problems. Six Sigma will evaluate the amount of time to each restoration of faulty transmission that is occurred. Furthermore, the result of this evaluation is expected to have indirect impact on increasing Telkomsel?s revenue and its customer growth.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Nazif
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marya Ulfah
Abstrak :
Dalam jasa telekomunikasi apabila konsumen telah dihubungkan dengan jaringan komunikasi dari operator tertentu, hubungan jangka panjang dengan operator tersebut menjadi sangat penting bagi kesuksesan perusahaan dalam kondisi pasar yang kompetitif. Perkembangan ini menjadi ukuran apalagi terjadinya krisis ekonomi yang menjadikan persaingan di bidang telekomunikasi khususnya sektor GSM menjadi semakin ketat. Di dalam sektor GSM, kondisi yang sangat penting dalam melindungi basis terhadap konsumen adalah memenangkan loyalitas, kebutuhan kunci untuk mempertahankan customer life-time value dalam jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, kepuasan dan kepercayaan terhadap konsumen haruslah diukur serta biaya peralihan harus diidentifikasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur efek kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap loyalitas konsumen, serta efek langsung dan tidak langsung biaya peralihan terhadap loyalitas konsumen. Data dianalisis dengan menggunakan analisis multivariate regresi linear untuk menguji hipotesis. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa biaya peralihan seeara langsung mempengaruhi loyalitas terhadap konsumen, serta memiliki efek moderasi terhadap kepuasan dan kepercayaan. Oleh karena itu, biaya peralihan memainkan peranan penting dalam memenangkan loyalitas konsumen. Singkatnya biaya peralihan menjadi quasi moderator. Namun demikian, biaya peralihan diukur sebagai faktor yang unidimensional tetapi biaya peralihan dalam kenyataannya mengandung sub-dimensi psikologi, fmansial, dan prosedural. Dalam hubungannya dengan temuan tersebut, kepercayaan mempunyai kepentingan yang lebih besar dibandingkan dengan kepuasan terhadap konsumen dalam menghasilkan loyalitas, karena kepercayaan mengandung keyakinan atas merek (Telkomsel) yang memberikan hasil positif tidak hanya dimasa sekarang tetapi juga di masa mendatang. Kepuasan konsumen tidak mengandung dimensi ini sehingga efek kepercayaan terhadap loyalitas menjadi lebih besar dibandingkan dengan efek terhadap kepuasan konsumen. Oleh karena itu, bagi operator seluler GSM-Telkomsel dalam mempertahankan basis terhadap konsumennya harus berkonsentrasi dalam memenangkan kepercayaan terhadap konsumen. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil penelitian melalui kuesioner kepada 80 responden yang menjadi konsumen kartu seluler GSM-Telkomsel di lingkungan Universitas Indonesia.
In telecommunication services, if customers are connected with communication network of a certain operator, the long term relation with the operator becomes extremely important for the successful company in the competitive market. This development becomes a parameter in the economic crisis that causes the telecommunication competition stricter especially in the GSM sector. In GSM sector, the most important condition in protecting the customer basis is winning loyalty, a key factor to keep the customer life-time value in the long term. To reach this purpose, the satisfaction and trust of customer must be measured and the switching cost must be identified. This research is intended to measure the effect of customer's satisfaction and trust to their loyalty and effect of direct and indirect switching cost to their loyalty. The data are analyzed with linear multivariate regression analysis to test the hypothesis. From the conducted research, it is implied that the switching cost directly influence the costumer loyalty, and has moderating effect to satisfaction and trust. Therefore, the switching costs play significant roles in winning the customer loyalty. In brief, the switching costs become the quasi moderator. However, the switching costs are measured as uni-dimensional factor, but the reality the switching costs contain psychological, financial, and procedural sub dimensions. In relation to these findings, trust has a higher significance than the customer satisfaction in generating loyalty, because trust contains conviction to the brand (Telkomsel) that result in positive value not only at the present time but also in the future. Customer satisfaction does not contain this dimension, so that the effect of trust to the loyalty becomes higher than that of customer satisfaction. Therefore, the GSM cellular operator-Telkomsel in maintaining its customer basis should concentrate on winning the customer's trust. The used data include primary data obtained from the research originating from questionnaires to 80 respondents who are customers of Telkomsel GSM cellular card at the University of Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Adha Akbari
Abstrak :
Adanya beberapa produk kartu GSM yang sejenis atau beberapa perusahaan penyedia layanan telepon selular yang sejenis akan mengakibatkan timbulnya persaingan di antara produk atau perusahaan tersebut. Penelitian ini dilakukan pads pihak konsumen dan produsen. Hasil penelitian pads pihak konsumen untuk mengetahui keinginan dan kebutuhannya terhadap produk kartu GSM. Sedangkan penelitian terhadap produsen, bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam perusahaan. Dari kedua penelitian tersebut, hasilnya dianalisis untuk memberikan masukan pada perusahaan dalam penyusunan strategi pemasaran yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan, dengan cara memanfaatkan peluang yang dimiliki perusahaan dan berusaha memperkecil ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran persepsi yang diberikan konsumen terhadap produk TELKOMSEL yaitu kartuHALO dan simPATI Nusantara dan terhadap produk pesaingnya: (1) Satelindo dengan produk Satelindo Card dan Mentari, (2) Excelcomindo dengan produk Excelcom dan Pro-XL. Pengukuran persepsi dilakukan dengan cara menggunakan factor analysis dengan angka skala liked, selanjutnya diolah dengan menggunakan cluster analysis, untuk mengetahui posisi bersaing dalam bentuk dendogram. Sedangkan posisi map persepsinya diolah dengan multidimensional Scalling Analysis. Hasil penilaian persepsi dari pars pengguna kartu GSM, dianalisis menggunakan gabungan AHP (analytic hierarchy process) dan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity dan threat), guna mengetahui faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan strategi pemasaran dan menentukan pilihan alternatif strategi pemasaran kartuHALO dan simPAT! Nusantara.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Helmi Godrat Ichtiat
Abstrak :
Penelitian ini memfokuskan pada kajian tentang gaga hidup, brand positioning dan tingkat konsumsi media di kalangan remaja SMA di wilayah Ibukota DKI Jakarta. Dalam studi ini peneliti berusaha memotret profil gaya hidup remaja yang menjadi salah satu segmen dari produk Simpati Telkomsel. Hal ini semata-mata ditujukan untuk melakukan segmentasi dari target market yang ada. Seperti diketahui segmentasi merupakan salah satu strategi yang jitu dalam membidik pasar yang ingin dituju. Dan hasil segmentasi ini selanjutnya akan diperoleh upaya tentang bagaimana menentukan target konsumen dari suatu produk, sehingga dari sini perusahaan dapat menancapkan posisi produk atau brang di benak konsumen. Selanjutnya di sisi lain studi ini juga berusaha memberikan uraian dengan komprehensi untuk pelihat posisi Simpati telkomsel di banding beberapa brand dari produk sejenis. Dari studi ini dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan deskripsi tentang sejauh mana hasil yang diperoleh dari seluruh program promosi yang dibuat oleh Telkomsel yang dimaksudkan untuk meningkatkan brand eqiuty Simpati Telkomsel. Setelah mengetahui posisi brand simpati telkomsel, peneliti mencoba untuk mengaiktannya dengan hasil segmentasi konsumen remaja produk Simpati Telkomsel. Di sisi Lain peneliti juga ingin memberikan deskripsi tentang pola konsumsi media di kalangan remaja SMA. Evaluasi dari program promosi dapat diberikan dari hasil studi ini. Pertama kita memberikan penjelasan tentang posisi brand lalu memberikan uraian tentang segmen yang potensial untuk dijadikan target market. Selanjutnya setelah diketahui media mana yang acap dikonsumsi konsumen remaja, maka dapat diberikan rekomendasi praktis tentang bagaimana menyususn program promosi untuk meningkatkan posisi brand Simpati telkomsel agar dapat meraih pangsa pasar lebih luas lagi. Metodologi Penelitian yang digunakan dalam studi ini mengacu pada pendekatan kuantitatif, dimana sejumlah data primer dikumpulkan dengan menggunakan teknik survey. Terdapat 1368 responden penelitian ini yang tersebar di lima wilayah lbukota DKI Jakarta. Responden ditentukan dari tiga tingkatan sekolah, yang dibagi ke dalam peringkat berdasarkan hasil Ujian Akhir Nasional. Studi ini juga menggunakan teknik sampling probabilistik, dimana setiap anggota sampel dapat mewakili populasi penelitian ini. Dalam studi ini juga menggunakan teknik analisis univariat dan multivariat. Dalam analisis univariat menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan sejumlah ukuran penyebaran dan pemusatan seperti mean, median dan persentil. Untuk analisis multivariat menggunakan analisis cluster dan analisis multidimensional scaling. Dari hasil studi ini diperoleh sejumlah temuan sebagai berikut: Pertama, terdapat empat karakteristik konsumen remaja SMA berdasarkan gaya hidup, yaitu demander, anti demander, escapist dan pro-social. Kedua, karaktreristik konsumen remaja berdasarkan konsumsi media, diperoleh empat karakteristik, yaitu print media reader, electronic media watcher, observer dan anti observer. Kedua, dari hasil segmentasi kemudian riset ini mencoba untuk melihat posisi brand Simpati Telkomsel, yang hasilnya menunjukkan bahwa konsumen remaja cenderung menempatkan smpati Telkomsel sebagai kartu sim yang mereka gunakan. Di sisi lain terdapat kompetitor utama, yaitu Indosat Im3 dan Pro-XL yang juga menjadi andalan konsumen remaja sebagai kartu sim utama.
This research investigates lifestyle, brand positioning and media consumption of high school student in Jakarta. The researcher was tried to draw a profile of high school student as one of Simpati Telkomsel's target market. The objection of this study in to describe a segmentation from a strategy of targeting the market. The result of segmentation is to support on how the PT. Telkom as a state own company can pinpoint the brand position of Simpati Telkomsel. In the other hand this study is try to give an comprehendsive explanation to see the position of Simpati telkomsel comparing to the competitors. In this case we that we can find the brand equity of Simpati Telkomsel. Then, after we find the position of the brand, this studi is intend to see the correlation between the result of segmentation and the brand position of Smpati Telkomsel. The research explore the usage of quantitative research methodology. Population of this research is Highschool student in Jakarta. There are 1366 respondent who gave their opinion by filling a structured questionaire. Founded from the Departemen Pendidikan nasional's website; theta are three level of school in Jakarta, consist of low, middle and upper level, based on the score of EBTANAS 2004_ Cluster analysis and-multidimensional scaling are relevant tools to analyze the collected data of this surveys. The finding shows that there are four characteristics of the respondent, consist of the demander, anti demander, escapist and pro-social. Then, the characteristics of respondent based on the media consumption is consist of the print media reader, electronic media watcher, observer and anti observer. This research is also give the portrait of the brand position of Simpati in the mind of highschool student as a consumers. It shows that the respondent tend to use Simpati Teikomsei. But it founded that there are two relevant competitors from another provider: Indosat Im3 from PT. Indosat and Pro-XL from PT. Excelcomindo.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>