Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanda Intan Sawani Roesman
Abstrak :
Kehamilan remaja merupakan salah satu masalah dalam Obstetri dan Ginekologi, di negara maju sekalipun dan terutama di negara berkembang. Kehamilan remaja membawa morbiditas dan mortalitas, tidak hanya maternal namun juga neonatal. Beragam faktor risiko ikut menentukan morbiditas dan mortalitas kehamilan remaja. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan consecutive sampling dimana data penelitian ini diperoleh dari Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh selama periode waktu Juni hingga November 2012. ......Teenage pregnancy is one of the problems in Obstetric and Gynecology, even in this modern era of Obstetric, mainly in developed country such as Indonesia. Teenage pregnancy can come out with morbidity and mortality, not merely for the mothers but also for the neonates. Several factors may contribute to the morbidity and mortality of teenage pregnancy. This study was using cross sectional design with consecutive sampling data. The data obtained in dr. Zainoel Abidin Public Hospital, Banda Aceh in period of June until November 2012.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Aldila Pratama
Abstrak :
Latar belakang: Kehamilan remaja merupakan suatu masalah kesehatan dan sosial. Beberapa penelitian telah mempelajari psikopatologi pada kehamilan remaja khususnya depresi, psikotik, bipolar, gangguan cemas dan gangguan nafsu makan. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menelaah hubungan psikopatologi pada kehamilan remaja dengan luaran persalinan. Tujuan: Mengetahui hubungan psikopatologi pada kehamilan remaja dengan luaran persalinan. Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan di RSCM dan RSUT pada bulan Mei 2017-Januari 2018. Pengambilan subjek dilakukan secara berurutan (consecutive) yang memenuhi kriteria penerimaan dan tidak termasuk dalam kriteria penolakan sampai dengan target subjek terpenuhi. Subjek akan diminta untuk mengisi kuesioner SCL-90. Setelah mengisi kuesioner, subjek terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan gejala psikopatologi dan kelompok tanpa gejala psikopatologi, dimana masing-masing kelompok akan dilihat luaran persalinannya. Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara kelompok dengan gejala psikopatologi dengan luaran persalinan; usia gestasi (p < 0,001), skor Apgar (p < 0,001) dan berat lahir bayi (p < 0,001). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara luaran persalinan dengan kehamilan remaja disertai gejala psikopatologi dibandingkan tanpa gejala psikopatologi.
Background: Teenange pregnancy is a health and social problems. Several studies have studied psychopathology in teenage pregnancy especially depression, pcychotic, bipolar, anxiety disorder and appetite disoreder. Until now there has been no research that examines the correlation of psychopathology in teenage pregnancy with delivery outcomes. Aim: To determine the correlation of psychopathology in teenage pregnancy with delivery outcomes. Methods: This cross sectional study was conducted at RSCM and RSUT in May 2017-January 2018. Subjects ware taken consecutively that met the inclusion criterias and were not included in the exclusion criterias until the subject target was met. Subjects will be required to complete the SCL-90 questionnaire. After filling out the questionnaires, the subjects were divided into two groups, group with psychopathological symptoms and without psychopathological symptoms, in which each group would be seen the delivery outcomes. Results: There was a significant correlation between group with psychopathological symptoms with delivery outcome; time of delivery (p < 0,001), Apgar score (p < 0,001) and birth weight (p < 0,001). Conclusion: There was a significant correlation between delivery outcomes and teenage pregnancy with psychopathological symptoms compared with no psychopathological symptoms.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Santoso Putra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dan faktor-faktor yang berkaitan dengan kehamilan remaja pada empat negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Filipina, Kamboja, dan Myanmar dengan menggunakan analisis multilevel regresi logistik. Data Demographic and Health Survey digunakan sebagai data pada level individu. Data level kontekstual menggunakan data indikator sosial dan ekonomi dari masing-masing negara. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa penentu utama kejadian kehamilan remaja adalah variabel individual. Durasi lama pendidikan, status sosial ekonomi, dan pengetahuan tentang alat kontrasepsi berhubungan dengan kehamilan remaja di empat negara. Analisis data yang bersifat cross sectional menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. ...... This study aims to analyze the characteristics and factors related to teenage pregnancy in four countries in Southeast Asia: Indonesia, Philippines, Cambodia and Myanmar by using multilevel logistic regression analysis. Demographic and Health Survey data is used as data at the individual level. Contextual level data uses social and economic indicator data from each country. The results of data processing obtained that the main determinant of the incidence of teenage pregnancy is an individual variable. The years of schooling, socioeconomic status, and knowledge about contraception are related to teenage pregnancy in four countries.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Kharrif Indra Utama
Abstrak :
Profil Kehamilan Remaja dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Cara Persalinannya di Rumah Sakit Umum dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Latar belakang : Kehamilan remaja merupakan kehamilan risiko tinggi yang dapat menyebabkan masalah psikologis, luaran neonatal, dan obstetrik yang buruk. Beberapa studi menunjukkan luaran obstetri dan neonatologi yang kurang baik pada kehamilan remaja bila dibandingkan dengan kehamilan dewasa. Salah satunya angka seksio yang sesaria tinggi dibandingkan dengan perempuan dewasa. Tujuan : Untuk mengetahui luaran Obstetrik buruk pada kehamilan remaja serta mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor sosiodemografik dan kunjungan antenatal dengan metode persalinan pada kehamilan remaja. Metode : Analisa potong-lintang dilakukan pada persalinan dengan kehamilan remaja di RSUD Zainal Abidin, Banda Aceh, yang diambil dari rekam medis pasien pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2015. Profil kehamilan remaja, luaran buruk obstetrik, dan indikasi seksio sesaria pada subjek penelitian disajikan secara deskriptif. Analisis bivariat dilakukan untuk menilai hubungan antara metode persalinan dengan jumlah kunjungan ANC, provider ANC, klasifikasi usia Ibu, tingkat pendidikan dan jenis asuransi. Hasil : Dari 186 persalinan remaja, sebanyak 75 subjek atau 40.3 menjalani seksio sesaria. Preeklamsia, kelahiran kurang bulan, dan malpresentasi adalah 3 luaran obstetri terbanyak yang terjadi pada subjek yaitu masing-masing sebesar 14 7.5, 10 5.4, 10 5.4. Indikasi seksio sesaria terbanyak pada subjek penelitian adalah gagal induksi, ketuban pecah dini, dan persalinan sungsang, yaitu masing-masing sebesar 19 25.3, 11 14.7, dan 10 subjek 13.3. Jumlah ANC berhubungan secara bermakna dengan jenis persalinan pada kehamilan remaja OR 4.14, IK 95 1.86-9.21. Sedangkan usia ibu, penyedia jasa kunjungan antenatal, jenis asuransi, dan pendidikan terakhir tidak berhubungan dengan jenis persalinan. Kesimpulan : Angka seksio sesaria pada kehamilan remaja pada populasi di Banda Aceh tinggi. Frekuensi kunjungan antenatal yang adekuat berhubungan dengan jenis persalinan pada kehamilan remaja di Banda Aceh.
Profile of Teenage Pregnancy and Associated Factor of the Delivery Management in dr.Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh Background Teenage pregnancy is one of the high risk pregnancy which can cause psychologic problems and adverse outcome to mother and neonate. Some studies show that adverse obstetrical and neonatal outcomes occur more likely in teenage pregnancy than adult pregnancy. One of the bad outcome is the high rate of caesarian section in teenage pregnancy than adult pregnancy. Objective : To evaluate adverse obstetrical outcome in teenage pregnancy and to investigate whether the social factor, demographic factor, and antenatal care associate with management of delivery in teenage pregnancy. Methods : Cross sectional analysis is conducted to all medical records of teenage pregnancy from January 2010 to December 2015 in Zainal Abidin General Hospital, Banda Aceh. Descriptive analysis was conducted to teenage pregnancy profile, obstetrical adverse outcome, and caesarian section rsquo s indication. Bivariate analysis was conducted to evaluate the association between management of delivery with the amount of antenatal care, the provider of antenatal care, maternal age classification, education, and insurance. Results : From 186 teenage pregnancies, 75 pregnancies was terminated by caesarian section procedures 40,3 . Preclampsia, preterm labour, and malpresentation are the three most common obstetrical outcomes with each percentage is 14 7.5 , 10 5.4 , and 10 5.4. Indication of caesarian section procedures is 25.3 failure of induction N 19, 14.7 premature rupture of membrans N 11, and 13,3 breech presentation N 10. The amount of antenatal care visit significantly associates with teenage pregnancy OR 4.14, CI95 1.86 9.21. with The provider of antenatal care, maternal age classification, education, and insurance do not associate with management of labour. Conclusion : There is high rates of sectio cessaria procedures in teenage pregnancy in Banda Aceh. The frequency of adequate antenatal care associates with management of labour in Banda Aceh.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Ayu Wardani
Abstrak :
Ibu hamil yang berusia remaja seringkali mengalami ketidakpercayaan diri dalam merawat bayi. Kepercayaan diri dalam merawat bayi merupakan komponen penting dalam persiapan peran sebagai ibu. Diperlukan edukasi selama trimester III untuk mempersiapkan ibu dalam merawat bayi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh edukasi secara individu tentang perawatan bayi terhadap peningkatan maternal self-efficacy pada ibu hamil remaja trimester III. Desain penelitian menggunakan randomized controlled trial dengan jumlah responden 60 dibagi menjadi kelompok kontrol dan intervensi yang dilakukan randomisasi dan pelaksanaan penelitian menggunakan double blinding. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner The Self-Efficacy for Self and Health Care, Perceived Social Support from Family PSS-Fa dan Adolescent Prenatal Questionnaire APQ. Hasil penelitin menunjukkan ada pengaruh edukasi secara individu tentang perawatan bayi terhadap peningkatan rerata maternal self-efficacy sebesar 11,733 dengan nilai p= 0,001. Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi secara individu tentang perawatan bayi pada ibu hamil remaja saat kunjungan ANC. ......Teenage pregnancy women often experience self efficacy in caring for the baby. Confidence in caring for the baby is an important component in the preparation of the role of mother. Education is required during third trimester to prepare mother in caring for the baby. The purpose of this study to examine the effect individual education about baby care on improvement maternal self efficacy in adolescent pregnant third trimester. The research design using randomized controlled trial with 60 respondents divided into control group and intervention, conducted randomization and implementation of research using double blinding. The instruments used Self Efficacy for Self and Health Care questionnaire, Perceived Social Support from Family PSS Fa and Adolescent Prenatal Questionnaire APQ. The results of the study showed effect of individual education on infant care to increase maternal self efficacy with average of 11,733 with p 0,001. This study recommends providing individualized education on infant care in adolescent pregnant during an antenatal care.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masyitah
Abstrak :
Kehamilan remaja merupakan kehamilan dengan risiko tinggi yang berhubungan dengan tingginya insiden kelahiran premature, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan hasil kehamilan yang buruk lainnya. Kehamilan remaja didefinisikan sebagai usia ginekologi rendah (< 4 tahun sejak menarche) atau sebagai usia kronologis <16 tahun pada saat konsepsi atau persalinan menunjukkan dampak usia muda ibu pada berat lahir. Tujuan Mengetahui dan mengkaji hubungan usia ginekologis dengan berat lahir dan usia kronologis dengan berat lahir bayi pada ibu remaja di 8 Puskesmas Kota Bekasi dan mengetahui perbedaan kekuatan hubungan antara usia ginekologis dan usia kronologis dengan berat lahir bayi pada ibu remaja di Kota Bekasi. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan cross sectional study untuk mempelajari korelasi antara usia ginekologis dan usia kronologis sebagai variabel bebas, dengan berat lahir sebagai variabel terikat. Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi didapat 170 responden. Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara wawancara. Hasil Ibu dengan usia ginekologis < 4 tahun berisiko 4 kali lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat < 3000 gram, yang merupakan berat lahir terkait penyakit tidak menular di masa dewasa, dibandingkan dengan ibu usia ginekologis >= 4 tahun, dan ibu dengan usia kronologis < 16 tahun berisiko 2 kali lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat < 3000 gram dibandingkan dengan ibu usia kronologis >= 16 tahun. TB pra hamil, IMT pra hamil, penambahan BB selama hamil dan anemia sebagai faktor perancu hubungan usia ginekologis dan usia kronologis dengan berat lahir bayi. Kesimpulan Usia ginekologis dan usia kronologis berhubungan dengan berat lahir bayi pada ibu remaja di Kota Bekasi tahun 2015. Usia ginekologis lebih kuat berhubungan dengan berat lahir dibandingkan dengan usia kronologis. Saran Dianjurkan untuk menunda kehamilan pertama untuk perempuan Indonesia pada usia setidaknya 18 tahun atau pada usia ginekologis >= 4 tahun. Dilakukannya penelitian lain dengan melihat risiko usia ginekologis dan usia kronologis dengan BBLR dan stunted.
Background Teenage pregnancy is a high-risk pregnancy associated with high incidences of premature birth, low birth weight (LBW), and other adverse pregnancy outcomes. Teenage pregnancy is defined as a low gynecological age (< 4 years after menarche) or as chronological age < 16 years old at the time of conception or birth of young mothers. Aims 1). To know and examine relationships between gynecological age and birth weight and also chronological age and the birth weight among teenage mothers in eight Puskesmas Kota Bekasi. 2). To determine differences in the strength of the above two relationships among the teenage mothers in Bekasi Research methods. This is a cross-sectional study conducted to learn correlations between gynecological age and chronological age as independent variables, and the birth weight as the dependent variable. The number of minimal samples required in this study was 170 respondents, calculated using formula to test different proportions. Primary and secondary data collection was done through interview. Result Compared to mothers with gynecological age >= 4 years, mothers with gynecological age <4 years were four times at risk of having baby weight of <3000 grams. Mothers with chronological age < 16 years were 2 times at higher risk of giving birth to babies with weight of <3000 grams as compared to mothers with chronological age>= 16 years. Pre-pregnancy height, pre-pregnancy BMI, the increase of body weight during pregnancy and anemia were found to be confounding factors in the relationship between gynecological age and chronological age and the birth weights. Conclusion Gynecological age and chronological age were associated with infant birth weight amaong teenage mothers in Bekasi, in year 2015. Gynecological age is more strongly correlated to the birth weight, as compared to the chronological age. Recommendation It is advisable to delay the first pregnancy for women in Indonesia for at least 18 years of age or gynecological age >= 4 years. Further research could be done to look at the risk of gynecological age and chronological age and the corresponding low birth weight and stunting.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Avi Amanda
Abstrak :
ABSTRAK
Kehamilan remaja sering digambarkan secara negatif di media. Melihat dari beberapa film Hollywood tentang kehamilan remaja, ibu remaja cenderung terlihat tidak dewasa dan tidak mengerti ketika membuat keputusan dan berurusan dengan bayinya. Hal ini disebabkan pengaruh orang tuanya dan lingkungan mereka. Film Juno 2007 merupakan film yang menampilkan perlawanan terhadap stereotip ibu remaja di masyarakat. Dalam film, Juno, remaja yang hamil di usia 16 tahun, memilih untuk menjaga bayinya dan menempatkannya untuk diadopsi. Menggunakan analisis tekstual agensi seorang perempuan mdash;ibu remaja mdash;melalui film, penelitian ini menunjukkan bahwa Juno mewakili kedewasaan di luar usianya ketika dia sedang dalam proses pengambilan keputusan. Melalui ideologi pro-kehidupan dan pro-pilihan yang ditampilkan dalam beberapa karakter dalam film, Juno menunjukkan agensinya yang mengarahkan dirinya pada keputusan akhir.
ABSTRACT
Teenage pregnancy is often portrayed negatively in the media. Looking from some Hollywood movies about teen pregnancy, teenage mothers tend to be seen as immature and clueless in dealing and making decision of the baby since they often make decision based on their parents and surroundings. Juno 2007 somehow counters the stereotypes of teenage mothers in the society and media nowadays through the character of Juno, a 16 year-old pregnant teenager, who chooses to keep her baby and place it for an adoption. Using a textual analysis of female agency of teenage mother in the film, this research shows that Juno represents maturity beyond her age when she is in the process of making decision. Through the ideologies of pro-life and pro-choice which are represented in some characters in the film, Juno shows her agency that makes her come to the final decision.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Yeni Rahmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Ibu hamil usia remaja memiliki harapan yang rendah dalam menghadapi persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara childbirth self-efficacy dengan childbirth expectancy pada ibu hamil usia remaja. Penelitian cross sectional ini menggunakan teknik consecutive sampling dengan 135 responden ibu hamil usia remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara childbirth self-efficacy dengan childbirth expectancy (p=0,002). Ibu dengan childbirth self-efficacy siap berpeluang 3,7 kali mempunyai childbirth expectancy tinggi dibandingkan ibu dengan childbirth self-efficacy kurang siap (OR=3,7; 95% CI 1,162-8,544). Penelitian ini merekomendasikan bahwa aspek kesehatan mental ibu hamil remaja dalam mempersiapkan persalinan perlu lebih diperhatikan sehingga kesejahteraan ibu hamil remaja dapat tercapai.
ABSTRACT
Adolescent mother have childbirth expectancy less in face of labour and delivery. The purpose of this study was to identify the relationship between childbirth self efficacy with childbirth expectancy in adolescent mother. This cross sectional research used a concecutive sampling technique with 135 adolescent mother as respondent. The result showed that there is relationship between childbirth self-efficacy and childbirth expectancy (p=0,002). Adolescent mothers with high childbirth self-efficacy had childbirth expectancy 3,7 times higher than adolescent mothers with low childbirth self-efficacy (OR=3,7; 95% CI 1,162-8,544). This finding confirms that the mental health status aspects in adolescent mothers facing labour and delivery need to be considered in order to achieve the wellness status for adolescent mothers.
2018
T50376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Mellissa
Abstrak :
Latar Belakang: Meningkatnya angka kehamilan remaja berkorelasi dengan meningkatnya dampak buruk terhadap ibu atau pun bayi. Selain peningkatan kematian ibu atau pun bayi yang diakibatkan kehamilan remaja, depresi pascapersalinan dan gejalanya meningkat secara bermakna pada kehamilan remaja. Prevalensinya berkisar antara 26 % sampai lebih dari 50%. Depresi pascapersalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain status pernikahan, status sosial-ekonomi, kepercayaan diri, depresi antenatal, kurangnya dukungan sosial, stresor, gangguan emosi pada masa anak, kehamilan yang tidak diinginkan, depresi terdahulu. Tujuan: Untuk mengetahui prevalensi depresi pascapersalinan pada kehamilan remaja di RSUPN Ciptomangunkusumo dan Puskesmas jejaring serta untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dukungan pasangan, dukungan orangtua, status pernikahan, kehamilan yang tidak diinginkan, stresor psikososial, luaran janin, penyulit obstetri dengan depresi pascapersalinan. Metode: Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik observasional dengan desain cross sectional yang menggunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya depresi pascapersalinan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta  dan puskesmas jejaring dalam 6 bulan (Februari 2019 hingga Juli 2019). Hasil: Dari 6 bulan (Februari 2019-Juni 2019) terdapat 77 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Prevalensi depresi pascapersalinan di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan 5 puskesmas jejaring adalah 45%. Terdapat hubungan bermakna antara dukungan pasangan, status pernikahan, kehamilan yang diinginkan, stresor psikososial, dan komplikasi obstetrik terhadap terjadinya depresi pascapersalinan melalui analisis bivariat dengan nilai signifikansi p<0,001 (p<0,05), sedangkan untuk faktor dukungan keluarga, status pernikahan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan luaran janin didapatkan hasil analisis bivariat mempunyai hubungan tidak bermakna dengan kejadian depresi pasca persalinan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dukungan suami, stressor psikososial, dan komplikasi obstetrik menjadi 3 faktor utama sebagai pendukung terjadinya depresi pascapersalinan. Terdapat hubungan antara tidak adanya dukungan suami dengan peningkatan depresi pasca persalinan yang terjadi di 31 (93.9%) pasien yang tidak mendapat dukungan suami dengan OR=64,3. Terdapatnya stresor psikososial terbukti pula mempunyai hubungan dengan peningkatan kejadian depresi pascapersalinan pada 14 (93.9%) pasien yang terdapat stressor psikososial dengan OR=67,2. Kesulitan obstetrik yang dialami pasien juga didapatkan hasil analisis yang bermakna terhadap peningkatan kejadian depresi pascapersalinan pada 32 (86.5%) pasien yang mengalami kesulitan obstetrik dengan OR=36,3. Kesimpulan: Berdasarkan temuan penelitian maka faktor-faktor pengaruh dukungan suami, stres psikososial dan kesulitan obstetrik terhadap depresi sebesar 86,6%, sisanya 13,4% dipengaruhi faktor lain. Faktor tersebut penting dalam memprediksi depresi pascapersalinan pada kehamilan remaja, karena memiliki pengaruh yang signifikan. Hal tersebut penting sebagai pertimbangan untuk melakukan skrining awal dan menentukan tatalaksana yang lebih jauh. Kata kunci: Kehamilan remaja, depresi pascapersalinan, faktor-faktor ......Background: Increasing numbers of adolescent pregnancy correlates with increasing adverse effects on mother or baby. In addition to an increase in maternal or infant mortality due to teenage pregnancy, postpartum depression and symptoms increase significantly in teenage pregnancy. The prevalence ranges from 26% to more than 50%. Postpartum depression is influenced by various factors, including marital status, socio-economic status, self-confidence, antenatal depression, lack of social support, stressors, emotional disturbances in childhood, unwanted pregnancy, previous depression. Objective: This study aims to find out the prevalence of postpartum depression in adolescent pregnancy at Ciptomangunkusumo General Hospital and network primary helath care and to find out whether there is a relationship between partner support, parental support, marital status, unwanted pregnancy, psychosocial stressors, fetal outcomes, obstetric complications and postpartum depression. Methods: This study is descriptive observational analytic with cross sectional study design using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) questionnaire with the aim to determine the prevalence and relationship of factors that influence the occurrence of postpartum depression at Dr. Hospital. Cipto Mangunkusumo Jakarta and network primary helath care in 6 months (February 2019 to July 2019) Results: From 6 months (February 2019-June 2019) there were 77 patients who met the inclusion criteria. The prevalence of postpartum depression in Cipto Mangunkusumo General Hospital and 5 networked primary helath care 45%. There was a significant relationship between partner support, marital status, unwanted pregnancy, psychosocial stressors, and obstetric complications of postpartum depression through bivariate analysis with a significance value of p <0.001 (p <0.05). As for the factors of family support, marital status, unwanted pregnancy, and fetal outcomes obtained bivariate analysis results have no significant relationship with the incidence of postpartum depression. The results of multivariate analysis showed that the support of husbands, psychosocial stressors, and obstetric complications were 3 main factors supporting the occurrence of postpartum depression. There was a relationship between lack of husband support with an increase in postpartum depression that occurred in 31 (93.9%) patients with lack of husband support with OR = 64.3. The presence of psychosocial stressors has also been shown to be associated with an increased incidence of postpartum depression in 14 (93.9%) patients with presence of Universitas Indonesia psychosocial stress with OR = 67.2. Obstetric difficulties experienced by patients also obtained results of a meaningful analysis of the increased incidence of postpartum depression in 32 (86.5%) patients with obstetric difficulties with OR = 36.3. Conclusions: Based on the above findings, the factors influencing husband's support, psychosocial stress and obstetric difficulties for depression were 86.6%, the remaining 13.4% were influenced by other factors. This factor is important in predicting postpartum depression in teenage pregnancy, because it has a significant effect. This is important as a consideration for conducting initial screening and determining further management.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Rahmadina
Abstrak :
Kehamilan pada usia dini terjadi pada remaja perempuan yang berusia < 20 tahun. Di negara berkembang, diperkirakan terdapat 21 juta remaja perempuan yang berusia 15-19 tahun mengalami kehamilan remaja dan diantara kehamilan remaja tersebut terdapat sekitar 12 juta kelahiran. Di Indonesia, proporsi kehamilan remaja tertinggi banyak terjadi di Kawasan Timur Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara faktor demografi, ekonomi, lingkungan, dan program pemerintah dengan kehamilan usia dini di provinsi yang tersebar pada Kawasan Timur Indonesia pada tahun 2021. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi ekologi (multiple group design) dengan uji statistik yang digunakan yaitu korelasi dan regresi linear sederhana. Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia pertama menikah < 20 tahun (p=0,002) dan kesertaan ber-KB (p=0,006) dengan kejadian kehamilan usia dini. Saran yang diberikan yaitu dibutuhkan sinergi dan kerjasama dengan pihak orang tua, masyarakat, pemerintah, dan para stakeholder lainnya untuk menurunkan angka pernikahan dan kehamilan usia dini.
Pregnancy at an early age (teenage pregnancy) occurs in adolescent girls aged < 20 years. In developing countries, it is estimated that there are 21 million adolescent girls aged 15- 19 years experiencing teenage pregnancy and among these teenage pregnancies there are around 12 million births. In Indonesia, the highest proportion of teenage pregnancies occurs in Eastern Indonesia. This study aims to determine the correlation between demographic, economic, environmental, and government programs factor with early pregnancy in provinces scattered in Eastern Indonesia in 2021. The study design used in this study was an ecological study (multiple group design) and the statistics test used are correlation and simple linear regression. The results showed that there was a significant correlation between age at first marriage < 20 years (p = 0.002) and participation in family planning (p = 0.006) with the incidence of early pregnancy among girls. The suggestion given is that it takes synergy and cooperation with parents, the community, the government, and other stakeholders to reduce the number of
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>