Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Indriyani
Abstrak :
Berbagai metode tersedia untuk memulihkan logam berharga yang terkandung di dalam limbah elektronik. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk memulihkan logam berharga dalam Waste Printed Circuit Boards (WPCB), komponen paling berharga di dalam produk elektronik, adalah dengan proses pirometalurgi melalui peleburan tembaga hitam (black copper smelting). Penelitian ini akan menganalisis secara tekno-ekonomi usulan model pengelolaan daur ulang WPCB yang layak untuk diterapkan di Indonesia menggunakan proses black copper smelting dalam skala kecil, 10.000 ton per tahun, dengan fokus terhadap sumber limbah elektronik yang berasal dari Pulau Jawa yang menyumbang 56% dari total limbah elektronik di Indonesia. Berdasarkan perhitungan ekonomi, usulan model yang dianggap layak adalah pengelolaan e-waste yang dikelola mulai dari pengumpulan e-waste dari konsumen hingga WPCB didaur ulang di fasilitas daur ulang atau dengan kata lain seluruh proses pengelolaan e-waste secara keseluruhan dilakukan oleh sektor formal. ......Various methods are available to recover valuable metals contained in e-waste. One method widely used to recover valuable metals in Waste Printed Circuit Boards (WPCB), the most valuable electronic product components, is pyrometallurgical processes through black copper smelting. This research will techno-economically analyze the proposed WPCB recycling management model that is feasible to implement in Indonesia using a small-scale black copper smelting process, 10,000 tons per year, with a focus on sources of electronic waste originating from Java Island, which accounts for 56% of total e-waste in Indonesia. Based on economic calculations, the proposed model that is considered feasible is e-waste management which is managed from collecting e-waste from consumers to WPCB being recycled at recycling facilities. In other words, the formal sector carries out the whole process of e-waste management.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wa Ode Rena Zafirah
Abstrak :
Pemenuhan kebutuhan bahan bakar dilakukan dengan aktivitas impor bahan bakar yang menyebabkan defisit pada current account. Indonesia juga berkomitmen untuk ikut serta dalam pembatasan kenaikan suhu rata-rata global di Conference of Parties (COP) 21 dengan menurunkan emisi karbon sebesar 29% dengan usaha sendiri. Produksi Renewable diesel menggunakan teknologi hydrotreatment dengan bahan baku 100% bio-oil dan co-processing dengan bahan baku 50% bio-oil. Kapasitas produksi pada simulasi ini yaitu teknologi hydrotreatment sebesar 1,9 juta ton pertahun dan co-processing 633.600 ton pertahun dengan by-products LPG 297.840 ton pertahun, naphta 316.800 ton pertahun, dan bensin 617.700 ton pertahun. Biaya investasi atau CAPEX hydrotreatment dan co-processing masing-masing 1.198.000.000 USD dan 2.159.290.000 USD. Biaya operasional atau OPEX hydrotreatment dan co-processing masing-masing 1.612.800.000 USD dan 1.097.000.000 USD. NPV selama 25 tahun sebesar USD 18.779.951.443 dan USD 19.268.377.636. Internal rate of return hydrotreatment dan co-processing masing-masing 42% dan 32%. Biaya pokok produksi hydrotreatment dan co-processing masing-masing 68 USD/MJ dan 54 USD/MJ. Teknologi hydrotreatment dengan bahan baku 100% bio-oil lebih sensitif terhadap parameter bahan baku dan harga produk, sedangkan teknologi co-processing lebih sensitive terhadap parameter biaya operasional. Pelaksanaan produksi renewable diesel perlu memperhatikan sensitivitas parameter-parameter tersebut.
Fulfillment of fuel needs is carried out with fuel import activities that cause a current account deficit. Indonesia is also committed to participating in limiting global average temperature increases at Conference of Parties (COP) 21 by reducing carbon emissions by 29% on its own. Renewable diesel production using hydrotreatment technology with 100% bio-oil raw material and co-processing with 50% bio-oil raw material. The production capacity of hydrotreatment is 1.9 million tons per year and co-processing 633.600 tons per year with by-products LPG 297.840 tons per year, naphta 316.800 tons per year, and gasoline 617.700 tons per year. Investment costs or CAPEX hydrotreatment and co-processing are 1.198.000.000 USD and 2.159.290.000 USD, respectively. Operational costs or OPEX of hydrotreatment and co-processing are 1.612.800.000 USD and 1.097.000.000 USD, respectively. NPV for 25 years amounted to USD 18.779.951.443 and USD 19.268.377.636. Internal rate of return hydrotreatment and co-processing are 42% and 32%, respectively. The levelized cost of energy of hydrotreatment and co-processing are 68 USD/MJ and 54 USD/MJ, respectively. Hydrotreatment technology with 100% bio-oil raw material is more sensitive to raw material parameters and product prices, while co-processing technology is more sensitive to operational cost parameters. The implementation of renewable diesel production needs to consider the sensitivity of these parameters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rachman
Abstrak :
Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di sektor transportasi di Indonesia sebagian besar digunakan untuk kendaraan sepeda motor. Dari data BPS pada tahun 2020, terdapat 115.023.039 sepeda motor di Indonesia dengan peningkatan sebesar 14,79% dari tahun 2017-2020. Sehingga teknologi konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik diusulkan sebagai solusi permasalahan ekonomi peralihan penggunaan sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik. Konversi sepeda motor listrik menggunakan komponen baterai Li-NMC 72V 20Ah, motor listrik BLDC hub 2kW, controller, dll. Uji jalan dari sepeda motor listrik hasil konversi menunjukkan kecepatan maksimal 80 km/jam dengan jarak tempuh 76 km dan waktu pengisian baterai dari 40% ke 100% selama 3 jam. Biaya kapital konversi sepeda motor adalah sebesar Rp 16.335.000 dan biaya operasional tahunan sebesar Rp 747.887. Teknologi konversi sepeda motor akan memberikan nilai Total Cost of Ownership(TCO) sebesar 4.276.815/tahun dan Rp 192/km. Teknologi konversi ini dapat menghemat subsidi BBM pemerintah hingga Rp 35 Triliun jika 20% sepeda motor BBM di Indonesia dapat dikonversi menjadi sepeda motor listrik. Hasil perhitungan teknologi konversi sepeda motor listrik ini diharapkan dapat membantu pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan percepatan kendaraan listrik, membantu pengguna sepeda motor BBM untuk mengonversikan motornya, dan membantu industri untuk pembuatan pembangunan pendukung kendaraan listrik. ......Petroleum consumption in transportation sector in Indonesia mostly used for motorcycles. Data from BPS show that 115.023.039 motorcycles in Indonesia in 2020 and there is an increase of 14,79% from 2017-2020. The conversion technology from Internal Combustion Engine (ICE) motorcycles to electric motorcycles are strongly suggested to be the solution for economic problem for transitioning from ICE motorcycles into electric motorcycles. Conversion for electric motorcycle are done using component such as Li-NMC 72V 20Ah battery, 2kW hub BLDC electric motor, controller, etc. Road test for this converted motorcycle resulted in the maximum velocity of 80 km/hours with travel distance of 76 km and time for charging the battery from 40% to 100% in 3 Hours. Capital cost for the converted motorcycle are Rp 16.335.000 and the operational cost yearly in Rp 747.887. Conversion motorcycle technology gives a Total Cost of Ownership rate at Rp 4.276.815/year dan Rp 192/km. This conversion technology will help the government by Rp 35 trillion if 20% of ICE motorcycles in Indonesia can be converted. These result in electric motorcycle conversion technology are hoped to help the government make policy to faster the electric vehicle environment, help ICE motorcycle user convert their motorcycle, and help industrial to build an infrastructure support for electric vehicle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Guritno
Abstrak :
Naskah seminar ini membahas usulan potensi pemanfaatan Natural Gas Hydrates (NGH) sebagai media alternatif transportasi gas bumi. Indonesia saat ini mengalami penurunan produksi gas dan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memproduksi gas dari lapangan stranded. NGH merupakan media alternatif transportasi gas alam yang cukup menjanjikan, namun belum banyak dikembangkan. Berbagai skenario rantai suplai NGH, mulai dari proses produksi dan transportasi telah diuji melalui analisis tekno-ekonomi untuk mengkaji kelayakan dari sisi teknis dan ekonomi terkait kemungkinan penerapan di Indonesia. Butana dengan laju alir 30 MMSCFD dipilih sebagai refrigeran pada satu train produksi NGH dengan kapasitas 25 MMSCFD gas alam. Empat skenario rantai suplai NGH telah dianalisis dan didapatkan harga jual NGH untuk skenario pengiriman dari Sorong ke Makassar, Surabaya, Jakarta, dan Arun berturut-turut US$ 9.56/MMBTU, US$ 8.93/MMBTU, US$ 9.04/MMBTU, dan US$ 9.95/MMBTU pada skenario IRR 15%. Berdasarkan analisis tekno-ekonomi yang dilakukan, NGH layak menjadi media alternatif dalam transportasi gas alam dan memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia. ......The focus of this study is to discusss Natural Gas Hydrates (NGH) utilization potential as alternative medium for natural gas transportation. Indonesia has been facing gas declining problem and one of solution which can be applied is by producing gas from stranded area. NGH is one of promising media for natural gas transportation, but not much developed yet. Various scenarios of NGH supply chain, including production and transportation have been analyzed by applying techno-economic analysis in order to examine its feasibility from technical and economical views concerned with its application in Indonesia. Butane with flow rate of 30 MMSCFD has been chosen as refrigerant at one train of NGH production process with 25 MMSCFD of natural gas capacity. Four NGH supply chain scenarios have been analyzed and NGH sales price has been achieved for delivery scenario from Sorong to Makassar, Surabaya, Jakarta, and Arun respectively with value of US$ 9.56/MMBTU, US$ 8.93/MMBTU, US$ 9.04/MMBTU, dan US$ 9.95/MMBTU at 15% IRR. Based on techno-economical analysis have been performed, NGH may feasible as alternative medium for natural gas transportation and be developed in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ayu Azizah
Abstrak :
Seiring dengan bertambahnya populasi manusia di muka bumi, kepedulian terhadap energi dan sumber pangan juga semakin besar. Masalah muncul terutama di kota-kota perkotaan yang padat dimana tidak mungkin untuk menanam pertanian konvensional. Banyak negara termasuk Indonesia sudah mulai menerapkan sel surya sebagai alternatif sumber energi lama seperti solar atau bahan bakar fosil. Namun, baru sedikit yang mulai menerapkan Agrophotovoltaics (APV), yang mengoptimalkan penggunaan gandanya sebagai sumber energi, khususnya untuk keperluan pertanian. Di sisi lain, pertanian vertikal adalah metode untuk mengolah sumber makanan berkelanjutan dengan memanfaatkan permukaan miring vertikal untuk membantu menghasilkan makanan bahkan di daerah perkotaan. Setelah menjalankan simulasi dengan HOMER Pro untuk APV dengan pertanian vertikal di Jakarta, hasilnya kemudian dianalisis melalui penilaian tekno-ekonomi dan kanvas model bisnis untuk prospek bisnisnya. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa masuk akal jika APV dibangun bersama dengan sistem hidroponik dan kemudian dijalankan sebagai bisnis menengah hingga besar mengingat biaya awalnya yang tinggi dibandingkan jika tidak dibangun bersama dengan sistem PV. Tidak hanya menjalankan bisnis penjualan tanaman dari sistem hidroponik yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi menguntungkan dalam jangka panjang, tetapi juga prospek yang baik untuk dipasang bersama dengan sistem APV dengan mempertimbangkan lingkungan. ......Along with the increasing human population on earth, the concern regarding energy and food sources also grows bigger. The problem arises especially in crowded urban cities in which it is impossible for conventional farms to be planted. Many countries including Indonesia have started implementing solar cells as an alternative to the old energy sources such as diesel or fossil fuels. However, only a few have started implementing Agrophotovoltaics (APV), which optimizes its dual use as an energy source, in particular agricultural purposes. On the other hand, vertical farming is a method to cultivate sustainable food sources by utilizing vertically inclined surfaces to help produce foods even in urban areas. After running a simulation with HOMER Pro for APV with vertical farming in Jakarta, the results were then analyzed through techno-economic assessment and a business model canvas for its business prospect. The conducted analysis shows that it is plausible for APV to be built in together with a hydroponic system and then ran as a medium to big-sized business considering its high initial cost compared to when it’s not built in together with a PV system. Not only running a business of selling crops from a hydroponic system has a high potential to become profitable in the long run, it is also a good prospect for it to be installed along with APV system in consideration the environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Imtiyaz
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara teknis dan ekonomi kegiatan penangkapan, transportasi, dan penyimpanan CO2 di Sumatera Selatan. Sumber CO2 ditangkap berasal dari hasil pembakaran bahan bakar dari PLTU, pabrik semen, dan kilang minyak, sedangkan pada pabrik amonia dan lapangan pengolahan gas bumi dari regenerasi pelarut dalam unit pemisahan CO2. Penangkapan CO2 akan dilakukan menggunakan pelarut MDEA/PZ, dehidrasi CO2 dengan TEG, dan transportasi CO2 dengan pipa disimulasikan dengan perangkat lunak Aspen HYSYS V11. Hasil simulasi penangkapan 98% CO2 menunjukkan bahwa beban reboiler untuk kilang minyak, pabrik semen, dan PLTU berturut-turut 8.091 kWh/ton CO2, 7.907 kWh/ton CO2 dan 7.047 kWh/ton CO2, sedangkan beban reboiler pada unit dehidrasi seluruh sektor adalah 4.100 kWh/ton H2O. Sumber CO2 kemudian dikelompokkan menjadi klaster 1 dari pabrik semen, PLTU, dan lapangan pengolahan gas bumi dan klaster 2 dari pabrik amonia dan kilang minyak, yang mana CO2 ditransportasikan pada fasa superkritis. Kebutuhan energi pompa booster pada klaster 1 dan 2 berturut-turut 220,17 kW dan 984,82 kW. Injeksi CO2 ke dalam depleted oil reservoir dilakukan dengan perangkat lunak IPM Prosper dan Reveal dengan memvariasikan tekanan, laju injeksi, dan jumlah sumur. Dari tiga skenario, injeksi melalui dua sumur pada tekanan maksimum 72,4 bar pada periode injeksi 1 dan laju 45 MMscf pada periode injeksi 2 berhasil menyimpan 50,12 MtCO2 yang telah ditangkap dan ditransportasikan ke dalam depleted oil reservoir. Keekonomian CCS dievaluasi menggunakan metode biaya levelized untuk biaya pokok dan arus kas untuk tarif SPC dengan model bisnis CCS operator dan integrasi vertikal. Biaya pokok CCS yang diperoleh berturut-turut sebesar $100/tCO2 dan $31/tCO2 berturut-turut untuk model bisnis CCS operator dan integrasi vertikal. Tarif SPC per tCO2 yang diperoleh dari model bisnis CCS operator untuk pabrik amonia, pabrik pengolahan gas, pabrik semen, PLTU, dan kilang minyak berturut-turut sebesar $2, $7, $17, $47, dan $77, sedangkan harga surat izin emisi per ton CO2 yang diperoleh dari model bisnis integrasi vertikal adalah $58. ......This study aims to assess the technical and economic aspects of CO2 capture, transportation, and storage in South Sumatra. Sources of CO2 include steam power plant, cement plant, and oil refinery, while in the ammonia plant and natural gas processing field, CO2 will be captured from AGRU. CO2 capture will be carried out using MDEA/PZ, CO2 dehydration with TEG, and CO2 transport with pipeline are simulated with Aspen HYSYS V11 software. The simulation results of 98% CO2 show that the reboiler duty for oil refinery, cement plant, and steam power plant are 8.091 kWh/ton CO2, 7.907 kWh/ton CO2, and 7.047 kWh/ton CO2, respectively, while the reboiler duty at the dehydration unit for each sector is 4,100 kWh/ton H2O. CO2 sources are then grouped into cluster 1 from cement plant, steam power plant, and natural gas processing field and 2 from ammonia plant and oil refinery, where CO2 is transported in supercritical phase. The energy requirement for booster pumps in clusters 1 and 2 are 220.17 kW and 984.82 kW, respectively. CO2 injection into the depleted oil reservoir is carried out using IPM Prosper and Reveal software by varying the pressure, injection rate, and number of wells. From three scenarios, injection through two wells at a maximum pressure of 72.4 bar in the 1st injection period and a rate of 45 MMscf in the 2nd injection period succeeded in storing 50.12 MtCO2 which had been captured and transported into the depleted reservoir. CCS economics is evaluated using levelized cost for the base price and cash flow method for the SPC tariff under the CCS operator and vertical integration business model. Base price of CCS obtained is $100/tCO2 dan $31/tCO2 for CCS operator and vertical integration business model, respectively. The SPC tariff per tCO2 obtained from the CCS operator business model for ammonia plant, gas processing plant, cement plant, steam power plant, and oil refinery are $2, $7, $17, $47, and $77, respectively, while the emission permit price per tCO2 obtained from the vertical integration business model is $58.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Syaifudin Zuhri
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai perhitungan secara tekno-ekonomi konversi bagas menjadi etanol dengan metode proses Sakarifikasi dan Fermentasi Serentak. Secara peluang teknis, industri ini sangat terbuka untuk dikembangkan. Selain terbukti lebih ramah lingkungan, industri ini juga didukung oleh keberadaan pabrik gula dengan kapasitas giling yang cukup besar serta lahan pertanian yang mendukung untuk ditanami, sebagai penghasil bagas sebagai residunya. Nilai konversi yang dihasilkan pun cukup besar yaitu sekitar 36,4% berbasis berat bagas, atau sekitar 91,4% jika dihitung secara teoritis. Perhitungan ekonomi untuk mencukupi skala industri masih belum menunjukkan nilai yang menggembirakan hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya fasilitas fiskal pendukung dari pemeirintah. Untuk memenuhi kapasitas industri 80 KL per hari dibutuhkan bagas murni sekitar 20 ton. Perhitungan secara ekonomi yang juga menyertakan variabel kebijakan fiskal juga masih relatif menunjukkan kelayakan untuk dilakukan sebagi usaha investasi di masa mendatang. Dengan nilai NPV sebesar Rp 32.204.238.747 dan nilai IRR sebesar 9% tentu bukan tidak mungkin akan meningkat seiring semakin langkanya bahan bakar berbasis minyak bumi. Kondisi ini semakin menguntungkan jika diintegrasikan dengan pengelolaan jamur tiram sebagai hasil pretreatment. ......This undergraduate thesis focuses in analyzing of techno-economic analysis of ethanol production from bagasse trough Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF). Technically, it has big chance to be developed into a big scale of industry, beside it relatively safe for environment, it also supported by a big number of sugar mill spread in Java and Sumatera. Although the conversion value is also high enough, about 36, 4% base on bagasse mass, or 91,4% theoretically calculated. But, economically with fiscal policy included in, it doesn't work so good in industrial scale. For capacity of 80 KL per day it needs about 20 ton bagasse. The economic analysis gives enough number to attract people to invest. With value of NPV 32.204.238.747 rupiahs and IRR value 9% it is quiet feasible to be run in the next year, when the capacity of fossil fuel is getting down. In addition, it will be more attractive if we integrate the line with the mushroom produced in pretreatment process. Besides the internal factor of industry, government has important role to keep the industry work, maybe with offering some bigger fiscal policy e.g. tax cut, special tariff, that will attract people to make more innovation in energy resources alternative industry.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51723
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Riyowiyoso
Abstrak :
ABSTRAK
Kapasitas link gateway internasional INDOSATM2 saat ini sebesar 20 Gpbs diprediksi tidak dapat menampung seluruh trafik pelanggan pada tahun 2020 yang diprediksi mencapai sebesar 30 Gbps. ITU-T D.50 Suplemen 2 adalah dokumen rekomendasi pedoman pengurangan biaya koneksi Internet internasional yang berisi tentang metode-metode yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya koneksi Internet internasional dengan melakukan penghematan pemakaian bandwidth internasional. Google Global Cache GGC merupakan salah satu alternatif metode penghematan pemakaian bandwidth link internasional sehingga dapat mengurangi biaya koneksi Internet internasional. Google Group merupakan situs web dan aplikasi yang paling banyak dikunjungi didunia, dan pada tahun 2014, Google mendapat penghargaan dari Business Insider sebagai perusahaan dengan merk paling bernilai. Penelitian ini bertujuan menganalisis tekno ekonomi implementasi Google Global Cache pada jaringan INDOSATM2 dan memberikan rekomendasi strategi implementasi Google Global Cache pada jaringan INDOSATM2 dengan menggunakan metode analisis tekno ekonomi dan cost-benefit analysis. Selain melakukan analisis aspek teknologi dan ekonomi, juga dilakukan analisis sensitivitas, analisis aspek regulasi, dan analisis strategi implementasi GGC. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi GGC terbukti memberikan penghematan pemakaian bandwidth link international sebesar 33,7 dan layak diimplementasikan di INDOSATM2. Rekomendasi model GGC untuk diimplementasikan di INDOSATM2 adalah implementasi GGC Centralize karena memiliki aspek teknologi yang baik dengan biaya investasi awal dan biaya operasional yang lebih rendah.
ABSTRACT
INDOSATM2 international gateway link capacity currently at 20 Gpbs is predicted can not accommodate all customer traffic in 2020 which is predicted to reach as much as 30 Gbps. ITU T D.50 Supplement 2 is a guideline document for reducing the costs of international Internet connectivity which contains the methods that can be used to reduce the cost of international Internet connection by making efficient use of international bandwidth. Google Global Cache GGC is an alternative method of saving bandwidth international links so as to reduce the cost of international Internet connection. Google Group is a web site and application of the most visited in the world, and in 2014, Google received an award from Business Insider as the company with the most valuable brands. This research aims to analyze the techno economic and provide strategic recommendations on the implementation of the Google Global Cache on INDOSATM2 network using techno economic analysis and cost benefit analysis. In addition to the technological aspects and economic analysis, this research also conducted a sensitivity analysis, analysis of the regulatory aspects, and strategies analysis of GGC implementation. The results showed that the GGC implementation proven to provide efficient use of international links as much as 33.7 and decent implemented in INDOSATM2. Recommended models of GGC to be implemented in INDOSATM2 is GGC Centralize because it has a good technological aspects with the lower initial investment and operating costs.
2017
T47289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library