Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yenny Cheriani Aulia Rachmah
Abstrak :
Desentralisasi tata kelola kehutanan dalam paradigma awal di wilayah Asia-Pasifik diartikan sebagai mekanisme prosedural dan aturan dalam mengambil keputusan yang mencakup pada transfer kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah melalui tata kelola yang baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu; 1) Bagaimana tata kelola kehutanan yang baik di Provinsi Jambi dan, 2) Bagaimana proses membangun peran stakeholder dalam tata kelola kehutanan yang baik di Provinsi Jambi sejak berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tata kelola kehutanan yang baik dan proses membangun peran stakeholder setelah berlakunya Undang-Undang No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan post positivisme dan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam (indepth interview) serta wawancara terstruktur. Hasil penelitian diperoleh bahwa sejak berlakunya Undang-Undang 23/2014 yakni; Pertama, berdasarkan enam prinsip tata kelola kehutanan yang baik di Provinsi Jambi masih banyak terdapat kelemahan. Hal ini ditunjukkan dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam keikutsertaannya pada setiap kebijakan sektor kehutanan yang ditetapkan pemerintah. Kurangnya penyuluhan dan informasi terkait kebijakan tata kelola kehutanan dari pemerintah menjadi salah satu faktor munculnya konflik tenurial yang terjadi antara masyarakat dengan pihak swasta atau masyarakat dengan pemerintah. Kedua, dari analisis proses membangun peran dan kepentingan masing-masing stakeholder pada kebijakan tata kelola kehutanan di Provinsi Jambi, pihak swasta lebih mendominasi perizinan dan pengelolaan hasil hutan daripada masyarakat daerah yang tinggal di sekitar dan di dalam hutan. Hal ini terjadi karena sumbangsi pihak swasta pada pemerintah di sektor ekonomi, seperti pada penyerapan dana pendapatan daerah yang sangat tinggi. Dampaknya masyarakat yang tinggal di sekitar dan di dalam hutan menjadi pihak yang paling dirugikan oleh kebijakan tata kelola kehutanan itu sendiri. Oleh sebab itu, rekomendasi yang dapat diberikan adalah peningkatan pada rencana pengelolaan hutan, sosialisasi yang tepat sasaran, dan membangun komunikasi pada masyarakat di sekitar hutan dan SAD. Pentingnya peran masyarakat dan SAD yang harus diikutsertakan karena mereka mengetahui persis kondisi hutan, masalah, dan solusi yang tepat dalam penanganannya. ......Decentralization of backwoods administration in the underlying worldview in the Asia- Pacific district is characterized as a component for methods and decides for settling on choices that incorporate the exchange of focal position to nearby legislatures through great administration. The problem formulations of this study are, 1) How are good foresty governance in Jambi Province, and 2) How are the process of building stakeholder roles in good foresty govenance in Jambi Province since the the authorization of Law 23/2014 about regional government. This study expects to break down great ranger service administration and the method involved with building partner jobs after the order of Law no. 23/2014 concerning Regional Government. The strategy utilized in this exploration is post positivism approach and subjective technique. Information were gathered through top to bottom meetings and organized interviews. The consequences of the review showed that since the authorization of Law 23/2014, to be specific; First, in view of the six standards of good administration in Jambi Province, there are as yet numerous shortcomings. This is shown by the absence of local area cooperation in partaking in each ranger service area strategy set by the public authority. The absence of directing and data connected with ranger service administration arrangements from the public authority is one of the elements for the development of residency clashes that happen between the local area and the confidential area or the local area and the public authority. From the examination of the most common way of fostering the jobs and interests of every partner in woods administration arrangements in Jambi Province, the confidential area overwhelms both permitting and backwoods item the executives than nearby networks living around and in the timberland. This is because of the help of the confidential area to the public authority in the financial area, for example, the extremely high retention of provincial income reserves. individuals living around and in the woods are the most impeded by the timberland administration strategy itself. Consequently, proposals that can be given are improvement of timberland the executives plans, designated socialization, and correspondence to networks around woods and SAD. The significance of the job of the local area and SAD that should be incorporated on the grounds that they know the state of the timberland, the issues, and the right arrangements in taking care of them.

 

Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andar Sudiar Sukma
Abstrak :
Hubungan antara induk dan anak perusahaan selalu menimbulkan risiko pelanggaran prinsip separate entity dan disparitas tujuan induk dan anak perusahaan. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan bagaimana tata kelola yang baik dalam hubungan induk perusahaan dan anak perusahaan serta praktiknya yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance agar risiko dan disparitas tersebut dapat dihindari. Bentuk penelitian dalam tulisan ini adalah sosiolegal dimana mencakup penelitian hukum kepustakaan. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam tata kelola pengendalian anak perusahaan perlu diperhatikan prinsip-prinsip hukum perusahaan serta prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kesimpulannya adalah diperlukan tata kelola perusahaan dalam bentuk sistem pengendalian anak perusahaan yang tertuang pada suatu kebijakan dan diberlakukan sesuai dengan mekanisme hukum perusahaan ......The relationship between parent and subsidiary always poses the risk of violating the principle of separate entity and disparity in the objectives of the parent and subsidiary. This then becomes a question of how good governance is in the relationship between the parent company and its subsidiaries and its practices in accordance with the principles of Good Corporate Governanceso that risks and disparities can be avoided. The form of research in this paper is sociolegal which includes library law research. The results of this study indicate that in the governance of controlling subsidiaries, it is necessary to notice the principles of corporate law and the principles of Good Corporate Governance. The conclusion is that corporate governance is needed in the form of a subsidiary control system that is formed in a policy and enforced in accordance with the company's legal mechanism.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Sediyaningsih
Jakarta: Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), 2014
302.2 MAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Charina
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas bergulirnya kontestasi wacana mengenai pengelolaan sumber daya air tanah yang berlokasi di Babakan Pari, Sukabumi. Kontestasi wacana itu dilatarbelakangi oleh bergulirnya wacana-wacana mengenai kekeringan dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi yang menjelaskan kuantifikasi dari kondisi air tanah di sekitar wilayah mata air di Sukabumi dengan metode dan pengukuran ilmu Hidrologi. Text, discursive practice, dan socio-cultural practices merupakan dimensi yang dibahas dalam menganalisis wacana-wacana yang berkembang setelah debit air, kekeringan, dan konservasi diinterpretasi oleh berbagai agen di berbagai arena kekuasaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi untuk menggali bergulirnya kontestasi wacana yang terjadi di wilayah penelitian saya. Temuan lapangan saya adalah konsep degradasi lingkungan dan konservasi bisa saja muncul dalam pertarungan wacana, dengan interpretasi yang beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh beragamnya arena kekuasaan tempat wacana-wacana digunakan dan dipraktikkan.
ABSTRACT
This thesis discusses the process of discourse contestation on the governance of groundwater resources in the region of Babakan Pari, Sukabumi. Discourse contestation was sparked by thoughts about drought brought up by Sukabumi District Mining Office, which describes the quantification of groundwater conditions around the fountain area in Sukabumi by the science and measurement methods of Hydrology. Text, discursive practices, and Socio-cultural practices are the dimensions discussed to analyze the discourses that develop after the issues of water discharge, drought, and conservation, through the interpretation of various agents in various arenas of power. This study uses an ethnographic approach to explore the process of discourse contestation that occurred in the area of research. During the course of this study, it was found that the concept of environmental degradation and conservation may arise in the clash of discourses, with varying interpretations. It is influenced by the diversity of the arena of power where discourses are used and practiced.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8251
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Gede Ary Suta, 1958-
Abstrak :
Auditor is not only as an institution whose function is to conduct audit activities. The auditor has more important role than merely investigate, document checking and make a report of financial situation. One of the aspects of auditor as an institution is auditor quality. We assume that auditor's quality play more strategic role than produce best financial analysis and report. Our data and hypothesis test show that auditor's quality can enhance information disclosure as well as its contribution to improve the quality of good-corporate-governance (GCG) policy and its implementation. Finally, GCG boost the shareholder's right to access financial information. This study suggest that in order to access reliable information, government body or shareholders should request company to auditor who has good reputation and image to realize audit activities.
2006
MUIN-XXXV-11-Nop2006-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Ita Yenny
Abstrak :
Kemampuan membangun kebijakan penerbitan SUN Ritel di pengaruhi oleh adanya pondasi budaya (culture) yang kuat yang mempengaruhi fungsi kemampuan dari pemangku kebijakan (able people) dan proses yang efisien, efektif, dan responsif (agile process) membentuk suatu kapabilitas dinamis (dynamic capabilities) di DJPPR Kementerian Keuangan sehingga dapat memformulasikan suatu kebijakan penerbitan SUN Ritel yang efektif, inovatif dan adaptif sesuai dengan konsep tata kelola dinamis (dynamic governance). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembangunan dynamic governance dalam kebijakan penerbitan SUN ritel melalui sistem elektronik (e-SBN) di DJPPR Kemenkeu dan pembelajaran (lesson learned) yang diperoleh dari pengalaman DJPPR Kemenkeu dalam membangun adaptive policy pada kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dokumentasi dan studi literatur. Informan wawancara penilitian ini dilakukan kepada 13 narasumber pejabat pemangku kebijakan di DJPPR Kemenkeu yang menyusun kebijakan penerbitan SUN Ritel dan 4 narasumber dari Mitra Distribusi SUN Ritel yang berperan sebagai praktisi di market. Hasil penelitian menemukan bahwa kebijakan penerbitan SUN Ritel melalui sistem elektronik (e-SBN) telah mampu menjadi suatu kebijakan yang inovatif, kereatif dan adaptif yang menunjukkan adanya sistem tata kelola pemerintahan yang dinamis (dynamic governance) dan dapat memberikan lesson learned dalam membangun suatu kebijakan yang adaptif (adaptive policy). Bahkan, capaian transformasi penerbitan SUN Ritel pada platform e-SBN yang dikelola oleh DJPPR Kemenkeu ini diapresiasi oleh lembaga nasional dan internasional. ......The ability to formulate policies for the issuance of SUN Ritel is influenced by the function of the capabilities of policy makers (able people) and efficient, effective, and responsive processes (agile process) which form dynamic capabilities in Ministry of Finance's DJPPR and strong cultural foundation, so that it can formulate a policy issuance of Retail SUN that is effective, innovative and adaptive in accordance with the concept of dynamic governance. This research aims to analyze the development of dynamic governance in the policy of issuing SUN Ritel through the electronic system (e-SBN) in Ministry of Finance's DJPPR and the lessons learned from Ministry of Finance's DJPPR experience in building adaptive policies on this policy. The research uses the post-positivist paradigm with data collection techniques of in-depth interviews, documentation, and literature study. Informant interviews for this research were conducted with 13 resource persons from policy officials at the Ministry of Finance's DJPPR who formulate SUN Ritel issuance policies and 4 resource persons from Retail SUN Distribution Partners who act as practitioners in the market. The results of the research found that the policy of issuing SUN Ritel through the electronic system (e-SBN) has successfully become an innovative, creative, and adaptive policy that shows the existence of a dynamic governance system and provides lessons learned in developing an adaptive policy. In fact, the transformational achievements in SUN Ritel issuance on e-SBN platform, managed by Ministry of Finance's DJPPR were appreciated by national and international institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiani Ramadhanty
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pentingnya Tata Kelola Teknologi Informasi, karena peningkatan peran Teknologi Informasi nantinya harus berbanding lurus dengan investasi yang dikeluarkan yang biasanya mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Hal ini akan membutuhkan perencanaan yang matang dalam pelaksanaan investasi Teknologi Informasi nantinya. Untuk itulah diperlukan adanya tata kelola Teknologi Informasi yang baik pada suatu perusahaan dimulai dari perencanaan sampai dengan implementasi, agar perusahaan tersebut dapat berjalan secara optimal. COBIT framework menyediakan ukuran, indikator, proses dan kumpulan praktik terbaik untuk membantu perusahaan optimal dari pengelolan Teknologi Informasi dan mengembangkan kontrol terhadap manajemen Teknologi Informasi yang pantas untuk suatu organisasi. Dengan demikian perusahaan akan merasa bahwa investasi Teknologi Informasi mereka membawa keuntungan maksimal bagi proses bisnis mereka. Penelitian ini mengangkat kasus pada PT. Indonesia Power, dimana pada saat ini PT, Indonesia Power sedang adalah tahap untuk menerapkan Tata Kelola Teknologi Informasi. Pada PT Indonesia Power terdeteksi terdapat 30 proses dan 182 detailed control objective. Dan PT. Indonesia Power memiliki dua proses teknologi informasi yang berada pada level managed, dua puluh enam proses yang berada pada level define dan dua proses yang berada pada level repeatable.
This thesis discusses the importance of Information Technology Governance, due to an increasing role Information Technology will be directly proportional to the investments incurred by a usually spend large sums of money. This would require careful planning in the implementation of future information technology investments. For that reason it is necessary that the Information Technology governance both at a company starting from planning to implementation, so the company can run optimally. COBIT framework provides a measure, indicators, processes and collection of best practices to help companies optimize the management of Information Technology and develop control over the management of Information Technology are fit to an organization. Thus, companies will feel that their information technology investments to bring in maximum profits for their business processes. This study raised the case at PT. Indonesia Power, which at the moment PT, Indonesia Power is stage to implement the Information Technology Governance. PT Indonesia Power have 30 processes and 182 detailed control objectives. And PT. Indonesia Power has two processes of information technology at the level of managed, twenty-six processes that are at levels that define and two processes at the level of repeatable.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28232
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Junita
Abstrak :
Untuk menjamin pencapaian kinerja berkelanjutan, salah satu strategi PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah meningkatkan kualitas aset utamanya yaitu information capital. Sejak kuartal IV tahun 2007, sejalan dengan penyusunan strategi dan pengembangan bisnis Perseroan, dilakukan pula penyusunan strategi dan masterplan khusus bidang program teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang dinilai memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan bisnis Perseroan. Investasi dana dan kepedulian manajemen yang sedemikian besar terhadap implementasi master plan program ICT, memerlukan adanya pemeriksaan terhadap tata kelola teknologi informasi dan komunikasi Perseroan apakah sejalan dengan strategi bisnis dan mampu menjadi penguat faktor penunjang. Audit tata kelola teknologi informasi dan komunikasi menggunakan Maturity Assesment Tools - COBIT 4.1 yaitu penilaian tujuan bisnis melalui IT Balanced Scorecard dan audit proses TI untuk memperoleh gambaran tingkat kematangan saat ini dan kesenjangan terhadap rencana jangka pendek maupun jangka panjang yang masih perlu diperbaiki. Dari hasil audit, diperoleh tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi Perseroan saat ini berada pada level antara 2 (Repeatable but Intuitive) dan 3 (Defined Process). Perbaikan mendasar yang diperlukan adalah pembentukan unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan internal kontrol TI serta dokumentasi kebijakan umum dan proses tata kelola teknologi informasi dan komunikasi, sehingga pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dapat dilakukan secara efektif dan menjamin adanya penerapan IT Governance.
To ensure the achievement of sustainable performance, one of PT. Semen Gresik (Persero) strategies is to improve the quality of information capital. Since the fourth quarter of 2007, in line with it's formulation of strategy and business development roadmap, the Company also prepares the strategy and master plan of information and communication technology (ICT) to support the business strategies. The Company considers that ICT has a strategic role in achieving the Company business goals. Investment funds and great concern of management on the implementation of ICT master plan, requires audit on Information and Communication Technology governance, to review whether its implementation in line with the company's business strategies and effectively function as supporting factors in achieving the goals of the company. The audit of ICT governance use the Maturity Assesment Tools - COBIT 4.1, by scoring the business goals using IT Balanced Scorecard to determine the IT goals, and ICT audit process to obtain the current maturity level and to acquire the gap from the sort and long term maturity level target that needs to be fixed. The audit results show that current maturity level of the company's ICT is in score range of 2 (Repeatable but Intuitive) and 3 (Defined Process). The fundamental improvements is necessary to establish working unit that responsible for the implementation of ICT internal controls and documentation of IT governance policies. It will enable the company to monitor the policy implementation effectively and ensure adequate implementation of IT Governance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31452
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mustangimah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis potret substansi pengaturan (regulatory substance) dan tata kelola pengaturan (regulatory governance) kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia; 2) merekonstruksi konsep akuntabilitas formal dalam tata kelola pengaturan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia; 3) merekonstruksi konsep akuntabilitas informal dalam tata kelola pengaturan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia; dan 4) mengkonstruksi model institusional untuk memperbaiki akuntabilitas formal dan akuntabilitas informal dalam tata kelola pengaturan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa situasi problematikal dalam tata kelola pengaturan minyak dan gas bumi di Indonesia bersumber dari tataran kebijakan pengaturan UU 22/2001 yang mencakup proses dan substansi kebijakannya, serta tataran peraturan operasional yang mencakup proses penyusunan dan pelaksanaannya. Sebagai hasil rekonstruksi, akuntabilitas formal dikonsepsikan sebagai aspek formal regulasi yaitu aspek yang terkait dengan disain institusional yang merupakan fungsi dari konteks kebijakan dan aturan formal yang berlandaskan pada konstitusi, yang meliputi kesesuaian kebijakan pengaturan dengan konstitusi; kejelasan peran dan tujuan; otoritas; dan akuntabilitas. Adapun akuntabilitas informal dikonsepsikan sebagai aspek pembuatan dan pelaksanaan peraturan formal yang melibatkan pemangku kepentingan yang luas, yang meliputi partisipasi; transparansi; prediktabilitas; dan konsistensi. Tata kelola pengaturan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia dapat diperbaiki dengan model tata kelola pengaturan antar institusi (inter-institutional regulatory governance), yang terdiri dari model akuntabilitas formal antar institusi (inter-institutional formal accountability) dan model akuntabilitas informal antar institusi (inter-institutional informal accountability). Adapun model institusional yang dikonstruksi untuk menopang tata kelola antar institusi dalam rangka memperbaiki tata kelola minyak dan gas bumi di Indonesia adalah model institusional tiga tingkatan fungsional dan tiga tingkatan struktural.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1410
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>