Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Firmansyah
Abstrak :
Air alami merupakan sistem elektrolit heterogen yang mengandung sejumlah besar spesi organik dan anorganik. Logam runutan dapat memasuki perairan dan terlibat baik secara fisik maupun kimia. Proses distibusi logamlogam runutan tersebut dipengaruhi oleh interaksi baik secara fisika maupun kimia. Dalam perairan logam dapat tiadir sebagai ion logam yang terkoordinasi dengan molekul air maupun membentuk kompleks dengan ligan. Salah satu alternatif kemungkinan penanganan limbati cair yang tercemar adaiah dengan cara adsorpsi ion-ion logam oleh bentonit, yang merupakan mineral alam. Bentonit telah banyak diteliti diantaranya untuk menyerap ion logam dalam perairan, sebagai penyerap pestisida, sebagai bahan pemucat pada pemumian CPO, dan penyerapan polimer kationik dalam perairan. Dalam penelitian ini diteliti penyerapan kompleks logam Co-tanin dengan menggunakan bentonit yang diaktivasi dengan asam. Tujuannya adaiah untuk membandingkan penyerapan antara ion Co2+ dalam bentuk kompleks dengan ion Co2+ bebas dalam pelarut air. Bentonit diaktivasi menggunakan H2SO4 sebagai asam pengaktivasi, dengan variasi konsentrasi 0.2 M; 0.4 M; 0.6 M; 0.8 M dan 1.0 M. Aktivasi dengari menggunakan H2SO4 0.6 M menunjukkan penyerapan optimum dalam menyerap Co, baik dalam t)entuk Ion Co2+ maupun dalam bentuk kompleks dengan tanin. Proses yang terjadi dalam penyerapan ion Co2+ melibatkan proses adsorpsi dan pertukaran Ration. Ion Co2+ diserap lebih ttaik dalam keadaan tidak terkomplekskan oleh bentonit. Proses aktivasi meningkatkan daya serap bentonit.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiurlan Esther Paulina
Abstrak :
Daun dewa atau Gynura procumbens Nerr merupaka'i bahan obat tradisional Indonesia Salah satu kegunaannya antara lain untuk pengobatan kulit ada. .juga yang mengatakan untuk anti tumor. Yang biasa dipakai adalah daunnya Data mengenal kandungan kimia dari tanaman tersebut jarang dijumpai Dalam penelitian in! dilakukan pemeriksaan golongan senyawa kimia dengan cara-cara.urnum yaitu me]Jputi beberapa tahap a. Pemeriksaan . Pendahuluan b. Pemeriksaan Lanjutan . Analisa terhadap golongan alkaloida, golongan flavonoida di1änjutkn dengan Kromatografi I.apisan Tipis Ha8il percobaan menunjukkan bahwadaun Thi rnerigandung minyak, tanin, saponin, flavonoid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Asijati Widijaningsih Ichsan
Abstrak :
Percobaan untuk menurunkan konsentrasi logam dalam larutan dilakukan terhadap ion-ion logam Cu(II), Cd(II) dan Ni(II) yang telah dikomplekskan dengan tanin dan diflotasikan (diambangkan) dengan bantuan surfaktan. Perbandingan stoikiometri kompleks logam-tanin ditentukan dengan cara perbandingan mol. Pengaruh pH, konsentrasi dan jenis surfaktan terhadap hasil flotasi diamati dengan mengukur konsentrasi logam sebelum dan sesudah flotasi dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS). Kondisi terbaik untuk flotasi ion Cu(II) adalah pada pH 4 dengan kedua jenis surfaktan, dan untuk ketiga logam lainnya pada pH 8 dengan surfaktan dodesilamina dan pH 7 dengan surfaktan oktadesil amina. Hasil flotasi dengan surfaktan dodesilamina lebih baik dibandingkan dengan oktadesilamina. Flotasi dengan menggunakan surfaktan dodesilamina dapat dimanfaatkan untuk menurunkan konsentrasi keempat logam tersebut dalam larutan dan memisahkan sebagian besar logam Cu(II) dari ketiga logam lainnya.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yane Cahyadi
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zaki Maulidzy
Abstrak :
Pegagan merupakan tanaman yang sudah banyak diolah menjadi produk jadi herbal. Banyak produsen produk jadi herbal mengklaim bahwa produknya memiliki efek antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Dari seluruh penelitian aktivitas antioksidan pada pegagan, belum ada penelitian yang membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak pegagan dengan produk jadinya yang beredar di pasaran.
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan aktivitas antioksidan dan kadar tanin dari ekstrak air dan etanol pegagan dengan 3 jenis produk jadi herbal pegagan. Ekstrak air pegagan dibuat dengan cara infusa sedangkan ekstrak etanol pegagan dibuat dengan cara maserasi. Tiga jenis produk jadi herbal pegagan yang dijual bebas diperoleh dari pasaran. Tingkat antioksidan diuji dengan metode DPPH secara duplo untuk mendapatkan nilai EC50. Kadar tanin diuji secara kualitatif dan semikuantitatif menggunakan reagen FeCl3. Aktivitas antioksidan ekstrak air dan etanol pegagan tidak berbeda bermakna (p = 0,513). Aktivitas antioksidan dari ekstrak air dan etanol pegagan lebih baik daripada produk A,B, dan C (p ≤ 0,05). Hasil uji kualitatif tanin menunjukkan semua larutan uji memiliki kandungan tanin. Berdasarkan uji semikuantitatif, kadar tanin dapat diabaikan karena jumlahnya yang sangat sedikit. Disimpulkan bahwa ekstrak air dan etanol pegagan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada tiga produk jadi herbalnya.
Centella asiatica is a plant that has been processed into the herbal product. Many manufacturers of herbal products claim that their products have antioxidant effects that are beneficial to overcome free radicals in the body. From all studies on antioxidant activity of Centella asiatica, there has been no study comparing the antioxidant activity of extracts of Centella asiatica with its herbal products that are already on the market.

The aim of this study is to compare the antioxidant activity and tannin levels of water and ethanol extracts of Centella asiatica compared with 3 herbal products of Centella asiatica. Water extract is made by infusion while ethanol extract is made by maceration. Three types of Centella asiatica herbal products obtained from the market. Levels of antioxidants is tested by DPPH in duplo to acquire EC50 values. Tannin levels is tested with qualitative and semiquantitative test using FeCl3 reagent. The antioxidant activity of the water and ethanol extract of Centella asiatica is not significant (p = 0.513). The antioxidant activity of water and ethanol extract of Centella asiatica is better than product A, B, and C (p ≤ 0.05). Tannins qualitative test results showed all test solutions contain tannins. Based on semiquantitative test, tannin levels can be ignored because the amount of tannin is very low. It can be concluded that antioxidant activity of water and ethanol extracts of Centella asiatica are better than three herbal products
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firsty Aprielta Aribah
Abstrak :
Tanaman mangga merupakan tanaman yang tersebar luas di negara tropis seperti di Indonesia. Bagian daunnya mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah senyawa tanin. Tanin memiliki gugus polifenol yang dapat berfungsi sebagai ligan polifungsional untuk mengkelat logam Cu II . Cu-ion imprinted polymer dari ekstrak tanin berhasil disintesis menggunakan fenol dan formaldehida sebagai crosslinker dan asam sulfat sebagai katalis dan inisiator. Kestabilan kompleks ekstrak tanin dengan ion Cu II dipelajari dengan metode job dan didapatkan perbandingan mol optimum Cu II :tanin yaitu 1:1. Hasil sintesis Cu-ion imprinted polymer di karakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscope SEM, EDS Energy Dispersive X-ray Spectroscopy dan Fourier Transform Infra Red FTIR. Untuk mengetahui kemampuan adsorpsinya, Cu-ion imprinted polymer hasil sintesis diuji terhadap pengaruh pH dan waktu kontak. Adsorpsi maksimum dari Cu-Ion imprinted polymer dicapai pada pH 7 dan waktu kontak selama 120 menit. Adsorpsi dari Cu-ion imprinted polymer mengikuti model isoterm Freundlich dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 99.08 mg/g. Nilai relatif faktor selektivitas ? r dari Cu II /Ni II , Cu II /Pb II dan Cu II /Fe II pada uji selektivitas ion logam tunggal masing masing adalah 23.89, 55.71 dan 26.25 sedangkan pada uji selektivitas ion logam campuran adalah 22.71, 96.48 dan 36.69 yang menunjukkan bahwa hasil lebih besar dari 1 mengindikasikan bahwa Cu-Ion imprinted polymer bersifat selektif. Penggunaan Cu-Ion imprinted polymer memiliki reusibilitas yang baik dengan nilai RSD sebesar 0.52 dan CV Hotwitz sebesar 1.02. ......Mango plant is a plant that is widespread in tropical countries such as in Indonesia. Part of its leaves contain several compounds are secondary metabolites, one of which is tannin. Tannins have a cluster of polyphenols that can serve as polifunctional ligands for chelating Cu II . Cu ion imprinted polymer of extract tannins successfully synthesized using phenol and formaldehyde as a crosslinker and sulfuric acid as a catalyst and initiator. The stability of the complex extracts tannins with ion Cu II were studied by the job method and obtained mol comparison optimum Cu II tannins that is 1 1. The results of the synthesis of Cu ion imprinted polymer is characterized with Scanning Electron Microscopy SEM , EDS Energy Dispersive x ray Spectroscopy and Fourier Transform Infra Red FTIR. To find out the ability of adsorption of Cu ion imprinted polymer, the synthesis result is tested against the influence of the pH and time contact. Maximum adsorption of Cu ion imprinted polymer obtained at pH 7 and contact time at 120 minutes. Adsorption of Cu ion imprinted polymer followed the Freundlich isotherm model with a maximum capacity of adsorption is 99.08 mg g. The relative values of the selectivity factor r of Cu II Ni II , Cu II Pb II and Cu II Fe II on a single metal ion selectivity test were 23.89, 55.71 and 26.25 whereas in the test of selectivity of mixed metal ions were 22.71, 96.48 and 36.69 respectively, which are greater than 1 means that Cu ion imprinted polymer is selective. The use of Cu ion imprinted polymer has a good reucibility with the value of RSD is 0.52 and CV Hotwitz is 1.02.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Handaya
Abstrak :
Latar Belakang : Jambu air Semarang (Syzygium samarangenase) atau jambu cincalo telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, karena mengandung senyawa Tannin dan Oleanolic acid. Tujuan: Penelitian ini untuk membuktikan daya antimikroba infusum Jambu air Semarang terhadap Streptococcus mutans. Metode: Infusum Jambu air Semarang dibuat dengan proses pemanasan 100o C selama 15 menit terhadap 50 gram jambu air semarang dalam 500 ml air, kemudian disaring untuk mendapatkan 500 ml larutan (konsentrasi 10%), dipanaskan lagi sehingga larutan tersisa 50 ml (konsentrasi 100%), untuk penelitian ini dibuat infusum 80%, 60%, 40%, 30%, 20%, dan 15% sesuai prosedur yang benar. Efek antimikroba masing-masing konsentrasi infusum diperiksa dengan metode difusi serial dilusi sehingga diperoleh nilai KHM dan KBM serta metode difusi sehingga diperoleh nilai zona hambatan terhadap 6 koloni S.mutans. Hasil: Terhadap ke-6 koloni S.mutans diperoleh hasil sebagai berikut: KHM : 80%/ml dan KBM tidak diketahui serta rata-rata zona hambatan 1,533 mm. Kesimpulan: Secara in vitro, Infusum Jambu air Semarang dengan konsentrasi 80% berkhasiat menghambat pertumbuhan bakteri S.mutans(efek bakteriostatik).
Background : Wax apple (Syzygium samarangenase) has been known to prevent the growth of pathogen bacteria since anciety because it is contain fenol (tannin) and oleanolic acid which had been proved to prevent the growth of bacteria. Objectives: This research are for determine the antimicroba activity of Wax apple?s infusum on Streptococcus mutans. Methods: Wax apple?s infusum was made by the process of steeping seedless 50 gram Wax apple in 500 ml water, to see it?s medicinal properties after getting 100% concentration of solution. After that we made 80%, 60%, 40%, 30%, 20%, and 15% infusum. The antimicrobial activity of wax apple?s infusum was examined by dilution method to get the minimum inhibition concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC), and diffusion method to get the inhibition zone to 6 colony of S.mutans. Data obtained from this research in a descriptive method. Results: Effect of Wax apple?s infusum on Streptococcus mutans are : Streptococcus mutans type 1 inhibition zone 1,5 mm; MIC 80% /ml ,MBC unknown; Streptococcus mutans type 2 inhibition zone 1,5 mm; MIC 80% /ml ,MBC unknown; Streptococcus mutans type 3 inhibition zone 1,4 mm; MIC 80% /ml ,MBC unknown; Streptococcus mutans type 4 inhibition zone 1,6 mm; MIC 80% /ml ,MBC unknown; Streptococcus mutans type 5 inhibition zone 1,7 mm; MIC 80% /ml ,MBC unknown; Streptococcus mutan type 6 inhibition zone 1,5 mm; MIC 80% /ml ,MBC unknown; Conclusion: We conclude that Wax apple?s Infusum has anti microbial activity against Mutans Streptococci, in vitro. Hence it may have potential anticariesproperty.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Boiler rentan mengalami korosi akibat adanya air umpan (feed-water) yang mengandung gas CO2 terlarut, O2 terlarut, dan ion-ion sadah seperti Ca2+ dan Mg2+. Salah satu upaya pencegahan korosi yang banyak dikembangkan adalah inhibitor organik dari bahan alam karena mudah didegradasi dan tidak bersifat toksik. Pada penelitian ini digunakan kulit kayu akasia (Acacia mangium) sebagai alternatif inhibitor korosi pada feed-water boiler karena mengandung polifenol alam terutama tanin. Ekstraksi tanin dari kulit kayu akasia dilakukan dengan cara refluks menggunakan aquades dengan perbandingan 1: 20. Selanjutnya, pengujian potensi ekstrak tanin sebagai inhibitor dilakukan dalam media EDTA jenuh gas CO2 menggunakan metode spekstroskopi impedansi elektrokimia (EIS) dan polarisasi potensiodinamik (Tafel). Hasil ekstraksi kulit kayu akasia diperoleh tanin sebesar 29,22 %. Analisis UV-Vis dan FTIR dari produk ekstraksi menunjukan adanya kesesuaian spektra serapan dengan tanin. Berdasarkan hasil pengujian Tafel diketahui bahwa baja karbon terkorosi secara signifikan dan penambahan ekstrak tanin ke dalam media dapat menurunkan laju korosinya. Pada suhu 65oC ekstrak tanin memiliki efisiensi sebesar 36,1% pada konsentrasi 80 ppm. Interaksi antara permukaan logam dengan ekstrak tanin adalah adsorpsi secara fisik yang mengikuti asumsi isoterm adsorpi Temkin dengan nilai ?Gads sebesar -13,383 kJ/mol.
541 JSTK 2:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidia Putri Laksmi
Abstrak :
Kandungan ion logam Timbal dalam air cenderung sangat rendah sehingga proses analisisnya memerlukan teknik prakonsentrasi menggunakan resin penukar ion. Penggunaan resin penukar ion dalam teknik prakonsentrasi memiliki kelebihan, diantaranya faktor kehilangan analit dapat diminimalkan dan jumlah resin yang digunakan sedikit dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, ekstrak tanin daun Akasia Mangium digunakan sebagai bahan baku pembuatan resin penukar ion. Reaksi polimerisasi ekstrak tanin dengan penambahan H2SO4 pekat dilakukan agar resin tidak mudah larut dalam air. Hasil polimerisasi ekstrak tanin PET dikarakterisasi secara kualitatif menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infra Red FTIR dan kuantitatif dengan pengukuran Total Karbon Organik TOC . Untuk mengetahui kemampuannya sebagai resin penukar ion, PET diuji dengan parameter adsorpsi, pola isoterm adsorpsi, dan validasi metode analisis. Kapasitas adsorpsi optimum resin PET diperoleh sebesar 5,261 mg/g pada pH 7 dan waktu kontak 120 menit, sedangkan parameter retensi optimum diperoleh pada konsentrasi eluen HNO3 2 M dengan volume 5 mL. Isoterm adsorpsi yang sesuai untuk resin PET mengikuti isoterm Freundlich dengan nilai regresi 0,9919. Berdasarkan uji validasi metode analisis diperoleh nilai kebolehulangan dengan RSD sebesar 0,97 , linearitas R2 0,9986 pada rentang 0,25-100 ppm, sensitivitas sebesar 0,067 ppm, batas deteksi Limit of Detection/LOD sebesar 0,019 ppm dan recovery sebesar 102,3 -110,91 . Hasil uji sampel menunjukan kadar Timbal di sungai Ciliwung sebesar 105-267 ppb.
The heavy metal ions contained in water tend to be so low that the analysis process requires preconcentration techniques using ion exchange resins. The use of ion exchange resins in preconcentration techniques has advantages, such as factors for loss of analyte can be minimized and the amount of resin used is small and environmentally friendly. In this study, Acacia Mangium leaf tannin extract was used as the raw material for ion exchange resin production. The polymerization reaction of tannin extract with the addition of concentrated H2SO4 is done so that the resin is not easily soluble in water. Results from polymerization of tannin extract PET were characterized qualitatively using Fourier Transform Infra Red FTIR and quantitative spectroscopy with Total Organic Carbon TOC measurements. To find out its ability as ion exchange resin, PET was tested with adsorption parameters, adsorption isotherm patterns, and validation of analytical methods. The optimum adsorption capacity of PET resin was obtained at 5,261 mg g at pH 7 and contact time of 120 min, while the optimum retention parameter was obtained at eluent concentration of HNO3 2 M in 5 mL of volume. The adsorption isotherms suitable for PET resins that follow Freundlich isotherms with a regression value of 0.9919. Based on the validation test of the analysis method, the value of repeatability with RSD is 0.97 , the linearity of R2 0.9986 in the range of 0.25 100 ppm, the sensitivity of 0.067 ppm, the limit of detection Limit of Detection LOD of 0.019 ppm and the recovery of 102.3 110.91 . The result of the sample test shows that the Lead level in Ciliwung River is 105 267 ppb.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citta Devi Guntari
Abstrak :
Senyawa tanin merupakan salah satu jenis polifenol yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim xanthine oxidase. Enzim ini merupakan senyawa yang berperan dalam pembentukkan asam urat di dalam tubuh. Adanya overproduction asam urat menyebabkan timbulnya keadaan hiperuresemia yang mengakibatkan penyakit nyeri sendi atau pirai. Dalam penelitian ini dilakukan isolasi senyawa tanin dengan menggunakan kromatografi kolom terbuka sebanyak tiga tahap dari ekstrak kasar daun belimbing wuluh. Eluen yang digunakan untuk mengisolasi senyawa tanin adalah campuran metanol: etil asetat: asam asetat. Gelatin ditambahkan untuk memilih fraksi mana yang kaya akan senyawa tanin. Hasil dari isolasi tahap tiga yang mengandung tanin diuji aktivitas inhibisinya terhadap xanthine oxidase dan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Dari hasil uji inhibisi diperoleh aktivitas inhibisi sebesar 40,56% untuk hasil isolasi ketiga, 31,54% untuk ekstrak kasar, 33,17% untuk obat herbal komersial dan 56,93% untuk allopurinol. Dari kromatogram HPLC didapatkan bahwa ekstrak kasar, hasil isolasi I, II dan III mengandung senyawa tanin diantaranya ellagitanin, gallotanin, proanthocyanidin. Hasil FTIR juga menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung di dalam hasil isolasi adalah benar senyawa tani yang ditunjukkan oleh bilangan gelombang disekitar 1700 cm-1 dan 1500-1600 cm-1 yang merupakan bilangan gelombang gugus C=O dan C=C. ......Tannin is a polyphenol with inhibitory activity towards Xanthine Oxidase Enzyme which is a compound that plays a role in the formation of uric acid in the body. The overproduction of uric acid causes a state called hyperuricemic that leads to gout or rheumatism. This research isolate tannin compounds using open column chromatography for three times from crude extract of star fruit leaves. Eluent used to isolate tannin is mixture of methanol: ethyl acetate: acetic acid. Gelatin is added to select the fraction that rich of tannin. The result form third isolation step that contains tannin is assessed the inhibitory activity of xanthine oxidase. It is analyzed qualitative using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). The inhibition percentage of third isolation sample is 40,56%, 31,54% for crude extract, 33,17% for commercial herbal medicine, and 56,93% for allopurinol. HPLC chromatogram shows that crude extract, positive fraction of first, second and third isolation contain tannin which are ellagitannic acid, gallotanic acid, proanthocyanidin. FTIR result also show that containing compound in crude extract and third isolation sample is ellagitannic acid which is shown from wave number at about 1700 cm-1 and 1500-1600 cm-1 which are the wave number of C=O and C=C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library