Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Tharia
"Pengaruh penyimpanan terhadap kadar sirup parasetamol telah diteliti. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kondisi penyimpanan terhadap penurunan kadar parasetamol serta menentukan kondisi penyimpanan yang optimal untuk sediaan sirup parasetamol. Pada penelitian ini, sirup parasetamol disimpan selama enam minggu dalam dua kondisi penyimpanan, yaitu dalam suhu kamar (28 ? 31oC) maupun dalam suhu dingin (0 ? 4 oC). Analisis dilakukan pada 0,2, 4, dan 6 minggu.
Penetapan kadar parasetamol dilakukan secara kromatografi lapis tipis (KLT). Sirup parasetamol diencerkan dalam etanol kemudian dielusi dengan menggunakan fase gerak toluen ? isopropanol (20:30) dan panjang elusi 10 cm. Deteksi dilakukan dengan menggunakan lampu D2 (deuterium) dan W (tungsten), detektor UV, dan panjang gelombang analisis 248 nm. Hasil analisis menunjukkan bahwa parasetamol mengalami degradasi selama penyimpanan baik pada suhu kamar maupun suhu dingin. Penyimpanan pada suhu kulkas lebih baik daripada pada suhu ruang. Hal ini dibuktikan melalui uji statistik menggunakan uji t."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S32621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Desima
"Kelabet (Trigonella foenum - graecum L) adalah tanaman yang tergolong dalam suku Fabaceae. Penggunaannya dalam pengobatan yakni dapat menurunkan kadar gula darah dan kadar lemak. Untuk meningkatkan kualitas obat tradisional tanaman obat dan ekstrak herbal harus distandardisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan beberapa parameter spesifik dan non spesifik ekstrak etanol biji kelabet.
Hasil yang diperoleh dari tiga lokasi yang berbeda (Solo, Semarang dan Yogyakarta) menunjukkan bahwa rendemen tidak kurang dari 27,40%, kadar senyawa larut dalam air tidak kurang dari 10,95%, kadar senyawa larut dalam etanol tidak kurang dari 2,98%, kadar air tidak lebih dari 17,43%, kadar abu total tidak lebih dari 3,04%, kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 1,38%, sisa pelarut tidak lebih dari 0,2% dan kadar trigonellin tidak kurang dari 2,7%. Pemisahan secara kromatografi lapis tipis dengan menggunakan fase gerak aquadest - metanol (30:70).
Pengamatan pada sinar tampak dan sinar UV 254nm memperlihatkan 2 bercak berfluoresensi ungu dan kuning pada (Rf 0,37 dan 0,75) dan standard trigonellin berfluoresensi ungu dengan Rf (0,4). Setelah disemprot dengan pereaksi Dragendorff berwarna jingga (Rf 0,37) dan bercak standar berwarna jingga (Rf 0,4).

Kelabet ( Trigonella foenum - graecum L) is one member of Fabaceae family. It has been used to reduce blood sugar and lowering blood lipid. To increase the quality of traditional medicine, the plants materials and the herbal extracts should be standardized. The objective of this research was to determine specific and non specific parameter of ethanolic extract of Foenugraeci semen.
The result from three location (Solo, Semarang and Yogyakarta) which has been determined had rendement value not less than 27.40%, water soluble extract not less than 10.95% and ethanol soluble extract not less than 2.98%, water content not more than 17.43%, total ash content not more than 3.04%, acid soluble ash content not more than 1.38%, solvent residu not more than 0.2% and trigonellin compound not less than 2.7%. The separation using thin layer chromatography (TLC) with mobile phase of aquadest - methanol (30:70).
Observation under visible light and UV 254 nm shown two spots of violet and orange (Rf 0.37 and 0.75), while the trigonellin standard had violet fluorescence (Rf 0.4) in that condition. After sprayed with dragendorff, it change to orange-yellow (Rf 0,37)and the standard (Rf 0.4) with orange ? yellow.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Produk tetes mata kloramfenikol yang beredar di pasaran menggunakan air sebagai pelarut dengan batas Daluwarsa yang relatif panjang, sehingga akan terjadi penguraian selama penyimpanan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kuantitatif kloramfenikol dalam sediaan tetes mata dan sediaan salep mata kloramfenikol yang beredar di pasaran dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis ( KLT ) – spektrodensitometri. Analisis dilakukan dengan menggunakan fase gerak kloroform-metanol-asam asetat glasial ( 79:14:7 ); deteksi dengan instrumen TLC Scanner 3 pada panjang gelombang maksimum 282 nm. Dengan metode akurasi adisi, rata-rata perolehan kembali untuk tetes mata kloramfenikol dengan penambahan 0,1 % pada sampel adalah 101,00 % ± 0,73 % dengan RSD = 0,72 % dan dengan metode akurasi absolut, rata-rata perolehan kembali untuk salep mata kloramfenikol adalah 99,23% ± 1,63 % dengan RSD = 1,64 %. Hasil percobaan dengan 5 sampel tetes mata dan 3 sampel salep mata kloramfenikol ternyata ditemukan 2 sampel tetes mata kloramfenikol yang tidak memenuhi persyaratan kadar menurut Farmakope Indonesia edisi IV dengan kadar kloramfenikol 88,27 % ± 0,35 % dan 57,38 % ± 1,81 %."
Universitas Indonesia, 2007
S32609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Isolation of charantin from the extract of Momordica charantia L and validation of TLC densitometry for the determination of charantin has been done....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo Mangunwardoyo
"The aim of this research is to select and analyse lovastatin from isolated molds of Aspergillus spp. from University of Indonesia Culture Collection (UICC). Lovastatin is an inhibitor 3 hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme-A reductase (HMG-CoA reductase) enzyme and a competitive inhibitor of the biosynthesis of cholestrol. The result revealed that out of 40 cultures, 18 cultures (45%) produced lovastatin and 22 cultures (55%) were negative. Aspergillus flavus UICC 360 showed the biggest lovastatin production compared to a number of selected cultures. Thin Layer Chromatography (TLC) analysis showed an amount of Aspergillus with same similarities of Rf value compared to the standard High Performance Chromatography (HPLC) analysis which confirmed that lovastatin Aspergillus flavus UICC 360 has the same retention time with the standard (13.2) minutes."
Depok: Department of Biology. Faculty of Mathematics and Natural Sciences. University of Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fathoni
"Albertisia papuana Becc termasuk tumbuhan tropis dari famili Menispermaceae. Tumbuhan ini dikenal berkhasiat obat, diantaranya sebagai antibiotik/antibakteri. Selain tumbuhan, mikroorganisme termasuk jamur endofit juga dapat menghasilkan antibiotik. Jamur endofit termasuk mikroorganisme yang hidup pada tumbuhan inangnya. Jamur endofit di alam jumlahnya melimpah (1,5 juta dibandingkan tumbuhan sekitar 300 ribuan). Jamur endofit dapat memproduksi metabolit bioaktif yang beragam. Di lain sisi, jamur endofit belum tereksplorasi secara maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk menskrining dan mengisolasi senyawa bioaktif dari jamur endofit dari tumbuhan A. papuana sebagai antibiotik. Dari kegiatan penelitian didapatkan 15 isolat jamur endofit yaitu dari bagian batang 8 isolat dan daun 7 isolat.
Dari skrining aktivitas antibakteri dengan metode TLC bioassay didapatkan informasi 2 isolat jamur endofit yang bersifat paling aktif yaitu DAP KRI-5 dan BAP KRI-8. Dari pemisahan dan pemurnian didapatkan 2 buah senyawa murni dari DAP KRI-5 yaitu F4.3, dan F2.3.9. Hasil dari elusidasi struktur menggunakan spektr. 1H dan 13C-NMR; UV-Vis; dan GC-MS menunjukkan F4.3 adalah C6H6O3 yaitu floroglusinol. Floroglusinol mempunyai aktivitas antibakteri melawan S. aureus sama kuatnya dengan klorampenikol dengan nilai MIC yaitu 64 𝜇g/mL, namun sampel F4.3 bersifat parsial sebagai antibakteri. Berdasarkan spektr. 1H dan 13C-NMR, 2D NMR dengan DEPT; HMBC; HMQC; dan 1H-1H COSY, spektr. UV-Vis dan IR, dan ToF ESI-MS menunjukkan F2.3.9 mempunyai rumus molekul C30H37NO6 yaitu sitokalasin D.

Albertisia papuana Becc is tropical plants that belong to the family of Menispermaceae. It was known as medicine, such as an antibiotic/antibacteria. Besides plants, microorganisms including endophytic fungi also can produce antibiotics. Endophytic fungi live in their host plant. Endophytic fungi have abundant number in the world (1.5 million compared to approximately 300 thousands of plant). They can produce diversity of bioactive metabolites. The other hand, they have not been maximized exploration yet. This study was conducted for screening and isolating of bioactive compounds of endophytic fungi from A. papuana as antibiotics. This research activities obtained 15 isolates of the endophytic fungi. The isolates are from the stem and leaf, 8 and 7 isolates respectively.
Screening of antibacterial activity with TLC bioassay obtained two isolates which have the most active as antibacterial, there are DAP KRI-5 and BAP KRI-8. Separation and purification obtained two pure compounds from KRI DAP-5, there are F4.3, and F2.3.9. The results of structure elucidation by spectr. 1H and13C-NMR, UV-Vis, and GC-MS showed F4.3 is C6H6O3, phloroglucinol. Phloroglucinol has antibacterial activity against S. aureus as well as chloramphenicol with MIC value are 64 𝜇g/mL, but F4.3 partially activity as antibacterial agent. Based on spectr. 1H and 13C-NMR, 2D NMR with DEPT; HMBC; HMQC; and 1H-1H COSY, spectr. UV-Vis and IR, and ToF ESI-MS showed F2.3.9 is C30H37NO6, cytochalasin D.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erna Fristian
"Penelitian mengenai biologi makan dan bioprospek Dolabella auricularia di Indonesia, khususnya di Pulau Pramuka Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) Jakarta masih sangat terbatas. Penelitian biologi makan dilakukan dengan cara snorkeling di rataan terumbu Pulau Pramuka pada bulan April 2010. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Dolabella auricularia memakan Enteromorpha sp. (makroalga) dan Cymodocea rotundata (lamun). Uji kesamaan metabolit sekunder ekstrak Dolabella auricularia dan makanannya dilakukan dengan cara menggunakan TLC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dolabella auricularia mengakumulasi metabolit sekunder dari makanan karena terlihat persamaan pemisahan senyawaan Dolabella auricularia dan makanannya. Potensi metabolit sekunder ekstrak Dolabella auricularia diuji dengan menggunakan uji toksisitas Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan analisis probit dan menghasilkan nilai LC50 yaitu 185,8 dan 530,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak Dolabella auricularia berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi obat anti kanker."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S31629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Eksopolisakarida (EPS) yang disintesis oleh bakteri asam laktat (BAL), memiliki banyak aplikasi dalam industri farmasi dan industri makanan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa EPS memiliki banyak efek yang menguntungkan bagi kesehatan dan farmasi, yaitu sebagai penurun kadar kolesterol, imunomodulator, antitumor dan efek prebiotik, serta aplikasinya dalam sistem penghantaran obat. Pada penelitian ini, enam isolat BAL hasil penelitian sebelumnya, ditumbuhkan pada medium modifikasi MRS-sukrosa 10%, dan diinkubasi pada suhu 30oC selama 5 hari. Isolasi produk EPS dilakukan dengan metode pengendapan dengan menggunakan etanol dan sentrifugasi. Identifikasi EPS dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Analisis dengan KLT dilakukan dengan menggunakan lempeng silika gel GF 254 dan n-butanol-etanol-air (5:3:2) sebagai fase gerak. Analisis dengan KCKT dilakukan dengan menggunakan kolom resin dengan ion Ca2+ sebagai fase diam, dengan air sebagai fase gerak. Selain itu, dilakukan juga pengukuran peningkatan viskositas supernatan kultur BAL yang memproduksi EPS sebagai salah satu parameter sifat fisik dengan menggunakan viskometer Ostwald. Dari hasil identifikasi, empat isolat LAB diketahui memproduksi EPS yang terdiri dari glukan dan fruktan, dan dua isolat LAB diketahui memproduksi EPS yang hanya terdiri dari glukan."
Universitas Indonesia, 2007
S32601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine
"Serangga atau insekta merupakan hewan dengan jumlah spesies
terbesar di dunia, yaitu ± 900.000 spesies. Di antara spesles-spesles
serangga tersebut, cukup banyak yang dapat memberikan manfaat bag!
kehidupan manusia. Tetapi selain itu juga terdapat banyak serangga yang
merugikan bag! manusia, khususnya dari segi kesehatan, di mana seranggaserangga
ini menjadi vektor berbagai penyakit. |viil ik PERPusTfiKflAf^""!
FfVilPA-U i I
Untuk mengatasi serangga-serangga yang me?up
diperlukan suatu bahan yang dapat menolak serangga-serangga itu, yang
dikenal sebagai insect repellent atau repelen serangga. Sudah tentu
dibutuhkan bahan repelen serangga yang murah dan tidak bersifat toksik.
Oleh karena itu pada peneiitian ini diusahakan untuk membuat salah satu
bahan aktif repelen serangga, yaitu di-n-butil suksinat, dari n-butanol dan
asam suksinat.
Pembuatan di-n-butil suksinat dilakukan dengan merefluks campuran
n-butanol, asam suksinat, dan H2SO4 pekat pada variasi suhu 40°, 60°, dan
80°C: masing-masing seiama 4 jam. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
esterifikasi, dengan H2SO4 pekat sebagai katalisnya. Data uji bercak TLC
yang didapat menunjukkan bahwa reaksi sudah optimum ketika pemanasan
telah berlangsung seiama 2 jam Pemanasan pada suhu tinggi dapat menyebabkan di-n-butil suksinat
terdekomposisi. Hal Ini ditandai dengan terjadlnya perubahan warna cairan
di-n-butil suksinat dari jernih menjadi kuning. Refluks pada suhu 80°C
menghasilkan cairan produk di-n-butil suksinat yang berwarna kuning muda
jernih, sedangkan di-n-butil suksinat yang didapat dari refluks pada 40°, dan
60°C masing-masing berupa cairan yang jernih. Pencucian dan ekstraksi din-
butil suksinat yang diperoleh dilakukan dalam corong pisah, dengan
berturut-turut menambahkan akuades dan larutan jenuh NaHCOa untuk
menetralisir H2SO4 yang masih terdapat dalam campuran produk.
Pemisahan produk di-n-butil suksinat yang diperoleh, dari n-butanol yang
merupakan pereaksi berlebih, serta air yang berasal dari hasil samping reaksi
maupun sisa-sisa pencucian, dilakukan dengan destilasi vakum pada suhu
80°-90°C.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu
pemanasan, maka semakin rendah rendemen produk yang didapat. Hal ini
didukung pula oleh data analisis FT-IR dan GC-MS yang didapat"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S30099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>