Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Ramadhani Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kriteria, fungsi, dan tugas yang seharusnya dilakukan dewan pengawas syariah pada PT. Bank XYZ. Analisis dilakukan berdasarkan Surat Keputusan DSN-MUI dan Peraturan Bank Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pihak PT. Bank XYZ dan DSN-MUI. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam melakukan pengawasan terhadap praktik syariah, DPS dibantu oleh Departemen Sharia Compliance dan auditor syariah sebagai perpanjangan tangannya di PT. Bank XYZ. Secara umum peran dewan pengawas syariah pada Bank XYZ telah sesuai dengan Surat Keputusan DSN-MUI dan Peraturan Bank Indonesia. Namun, kualitas dari pelaksanaan peran tersebut masih kurang. ......This study aimed to analyze the implementation of the criteria, functions, and duties that should be performed by the Sharia Supervisory Board of PT. Bank XYZ. Analysis was conducted by DSN-MUI Decree and Bank Indonesia?s Regulation. Research method used in this study is interview with PT. Bank XYZ and DSN-MUI. The analysis shows that in controlling the implementation of sharia practices, the Sharia Supervisory Board assisted by Sharia Compliance Department and Sharia auditor as their liason officers at PT. Bank XYZ. In general, the role of Sharia Supervisory Board of PT. Bank XYZ is already in accordance with DSN-MUI Decree and Bank Indonesia?s Regulation. However, the quality of the implementation is still lacking.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusianna Elizabeth
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26737
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Subarkah
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu kegiatan usaha yang sangat dibutuhkan keberadaannya di dunia ekonomi dewasa ini adalah kegiatan usaha lembaga perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (intemiediary inslitutiori). Termasuk Bank Syariah yang melakukan kegiatan usaha tidak berdasarkan penerapan bunga (interest free), namun berdasarkan Prinsip Syariah, yaitu prinsip pembagian keuntungan dan kerugian {profit and loss sharing principle). Setelah industri perbankan Indonesia terpuruk dan berlangsung akibat krisis moneter sejak Juli 1997, Bank Syariah dengan sistem bagi hasil dapat bertahan dan sebagai perbankan paling sehat dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional (’’Bank Konvensional”) dikarenakan tidak terpengaruh adanya negatif spread. Bank Konvensional dan Bank Syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, namun juga mempunyai perbedaan yang cukup mendasar, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (“BNI”) selaku Bank Konvensional (dual banking system) dapat melaksanakan usahanya berdasarkan prinsip Syariah Islam. Metode analisis data menggunakan pendekatan metode kualitatif yang memberikan gambaran umum terhadap apa yang diteliti. Pokok permasalahan yang dibahas dalam tesis ini adalah Apakah kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah oleh BNI sebagai Bank Konvensional telah sesuai dengan Peraturan Perbankan; Bagaimanakah cara BNI mempertahankan prinsipprinsip Syariah dalam menjalankan usaha berdasarkan Prinsip Syariahnya; Bagaimanakah cara pengawasan BI dan DPS terhadap BNI yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah. BNI telah melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah sesuai Peraturan Perbankan dan untuk mempertahankan Prinsip-prinsip Syariah, BNI telah mengimplementasikan kebijakan Otonomi Khusus; Pemisahan Bisnis Syariah & Konvensional; Sistem Pengelolaan Dana Bank Syariah; Pembentukan DPS; dan Penerapan Produk dan Jasa BNI Syariah sesuai Syariah. Mekanisme Pengawasan BNI Syariah dilakukan langsung oleh BI dan DPS serta berkoordinasi dengan DSN. BNI harus tetap menjalankan kebijakan Otonomi Khusus dan pengawasan ketat dari BI, DSN serta DPS sangat diperlukan guna menjamin dana nasabah yang menginginkan dananya dikelola sesuai dengan Prinsip Syariah tetap terjaga.
ABSTRACT
One of the much needed business activities existent is the activity of the banking institution that role as intermediary institution. Included the Shari Bank has done business activity, not based on interest (interest free), however based on the Shari Principle, it means profit and loss sharing principle. After the Indonesian banking industry crashed and continuing because of the monetary crisis since July 1997, the Shari Bank with sharing principle can sustain and as healthier banking compared to the Conventional Bank due to it was not affected with the negatif spread. The Conventional Bank and Shari Bank in certain matters has a similarity, but also has a quit basis differences, so that rise up a query whether the business activity based on Shari Principle by IT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (“BN1”) as the Conventional Bank (“dual banking system”) could implement its business based on the Islam Shari Principle. Methodology of data analyses uses qualitative methodology approach, which express the general picture toward the research. The main problems being raised up in this thesis: do the business activity based on the Shari Principle by BNI as the Conventional Bank has been in compliance with the Banking Regulation; How the ways of BNI sustains the Shari Principles in doing business based on its Shari Principle; How the ways of supervision by BI and the Shari Supervisory Board to BNI whom doing business based on the Shari Principle. BNI has been doing business activity based on the Shari Principle in accordance with Banking Regulation and to sustain its Shari Principles, BNI has implemented the policy of Special Autonomy; the Separation the Shari and Conventional Businesses; Management System for Shari Fund Bank; Establishment of the Shari Supervisory Board; and apply the Products and Services of BNI Shari in accordance with Shari. The Mechanism of Shari BNI supervision is done directly by BI and the Shari Supervisory Board and also coordinated with the National Shari Board. BNI has to remain doing the policy of Special Autonomy and the tight supervision is needed in order to guarantee the customer’s fund who want its fund is managed in accordance with Shari Principle remain guarded.
2008
T36988
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Norman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi likuiditas bank syariah dengan studi kasus Bank Mualnalat Indonesia (BMI). Upaya untuk mencapai tujuan bank syariah yaitu mencapai profitabilitas, harus trade off (bertukar posisi) dengan kepentingan likuiditas. Sebagai lembaga keuangan, bank syariah harus mampu menjaga kepercayaan nasabah masyarakat melalui kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya (likuiditas). Bank syariah memang belum nenghadapi masalah likuiditas yang serius. Tetapi masalah ini harus bisa diantisipasi para bankirnya. Jika tidak dideteksi lebih dini dikhawatiikan terjadi individual bank runs (penarikan dana nasabah suatu bank secara besar-besaran) yang menjurus ke arah public distrust (ketidakpercayaan publik) kepada bank syariah secara umum. Oleh karena itu perlu diantisipasi dengan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhinya. Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah salah satu alat ukur yang bisa mewakili rasio likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat dua faktor yang mempengaruhi likuiditas bank syariah (BMI). Dua faktor tersebut adalah volatilitas dana simpanan nasabah dan factor pembiayaan atau investasi yang dilakukan bank syariah (BMI).
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khaidar
Abstrak :
Bank syariah memiliki keunikan tersendiri dibandingkan bank konvensional pada umumnya, diantaranya adalah bank syariah tidak menggunakan bunga melainkan bagi hasil pada sistem operasionalnya, lalu tidak sekedar profit-oriented tetapi juga mengemban misi-misi sosial, memiliki ragam produk khususnya pembiayaan yang lebih Iuas dibandingkan bank konvensional, selain itu tentu juga usaha yang dibiayai harus berdasarkan syariat Islam (halal) dan tidak makruh. Bank syariah sendiri mengalami kemajuan yang luar biasa salah satunya adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama di Indonesia. Setelah beberapa periode mengalami kerugian akibat krisis moileter di Indonesia, pada tahun 2006 bank ini bangkit dan menjadi bank syariah terbaik di Indonesia tahun 2006 versi majalah Investor. Pesatnya kemajuan bank syariah di Indonesia dianggap karena selama ini bank syariah terus membidik pasar sharia loyalis, yaitu konsumen yang meyakini bahwa bunga bank itu haram. Di lain pihak pasar sharia loyalis sudah mulai habis tergarap oleh bank-bank besar sepal-1i Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Artinya saat ini bank syariah mengalami kondisi persaingan yang sesungguhnya karena sama-sama membidik pasar rasional yang sensitif terhadap bunga. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat suku bunga tabungan, deposito dan kredit berpengaruh terhadap tabungan dan deposito mudharabah serta piutang dan pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia. Pengujian statistik yang dilakukan adalah analisis regresi sederhana antara satu variabel terhadap variabel Iainnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh langsung antara satu variabel terhadap variabel lainnya. Sementara pengujian hipotesis dilakukan dua arah dikarenakan belum adanya suatu penelitian yang dapat dijadikan dasar untuk penelitian ini. Dari basil penelitian yang telah dilakukan dengan tingkat keyakinan 95%. dapat dilihat bahwa Suku bunga tabungan pada bank umum mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap jumlah tabungan mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia. Beberapa hal yang mendasari pengaruh ini, diantaranya adalah terdapat kemungkinan bahwa pasar sharia loyalis sudah mulai tergarap habis oleh bank-bank syariah yang cukup besar. Lalu yang kedua dana tabungan merupakan dana yang likuid bagi nasabah sehingga mudah untuk berpindah. Lalu selanjutnya suku bunga deposito pada bank umum mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia. Terdapat beberapa hal yang mendasari pengaruh ini, diantaranya adalah dana deposito meupakan dana yang tidak likuid bagi nasabah Hal ini dibuktikan ketika diteliti lebih lanjut pengaruh tingkat suku bunga deposito (peiode t) pada bank umum terhadap jumlah deposito mudharabah (periode t +1) pada Bank Muamalat Indonesia memiliki pengaruh yang negatif dengan tingkat signifikansi yang lebih baik. Sementara itu suku bunga kredit (konsumsi dan investasi) pada bank umum mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan dengan tingkat keyakinan 90% (a = 10%) terhadap jumlah piutang (murabahah dan is!ishna) pada Bank Muamalat Indonesia. Terdapat beberapa hal yang mendasari pengaruh ini, diantaranya adalah faktor yang mempengaruhi suku bunga adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mark-up dalam murabahah. Bahkan suku bunga ikut diperhitungkan ketika mark-up dalam transaksi murabahah ditetapkan. Sehingga dari sisi jumlah tidak akan jauh berbeda. Suku bunga kredit (modal kerja) pada bank umum mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) pads Bank Muamalat Indonesia. Terdapat beberapa hat yang-inendasari pengaruh ini, diantaranya faktor mark-up yang dapat mempengaruhi penentuan nisbah dan suatu pembiayaan. Walaupun demikian, semuanya tergantung pads proyeksi pendapatan itu sendiri. Lalu yang kedua faktor makro ekonomi yang sama-sama mempengaruhi kedua bank seperti SBI dan SWBI. Dad basil penelitian dapat dibuktikan tingkat suku bunga SBI memiliki korelasi yang positif terhadap SWBI. Namun karena kecilnya return yang ditawarkan oleh SWBI, maka bank-bank syariah lebih agresif dalam melakukan aktivitas pembiayaan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan perbedaan mendasar dari bank syariah dengan bank konvensional adalah pandangannnya mengenai risiko. Bila pads bank konvensional risiko terbesar terletak pada peminjam, karena mereka hams membayar bunga yang sudah ditetapkan berapapun pendapatan yang didapat dari pinjaman tersebut. Sementara pihak lain yaitu deposan dan bank tinggal menikmati bunganya saja. Disisi lain, pads bank syariah masing-masing pihak baik itu deposan, bank, dan peminjam memikul risiko yang sarna. Hal ini mungkin menjawab kenapa dana pihak ketiga bank syariah masih kurang dari 2 dari total perbankan nasional sementara pembiayaan bank syariah sudah diatas 2 % dari total perbankan nasional.
Sharia banks has their own uniqueness compared to common conventional banks, which is, it use profit sharing rather than interest rate, and then it does not always profit-oriented but also has social mission in their operational system, after that it has more financing product than conventional banks, and of course the investment must be based on Islam sharia. Sharia banks were also enjoying incredible growth, one of them is Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia is the first sharia bank in Indonesia. For few periods, Bank Muamalat Indonesia was suffering loss because of the monetary crysis in Indonesia but recently it succeed becoming the best sharia bank 2006 in Indonesia for Investor Magazine version. Many people assuming that the growth of sharia banks in Indonesia were incredible because they were just aiming the sharia loyalis market, who believe that interest rate is forbidden. On the other side, sharia loyalis market starting to short of after some largest sharia banks such as Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri aiming them as their target. It means nowdays sharia banks is moving to the real competition since sharia banks and conventional banks is aiming at the same target which is the rational market, who very sensitive to return. The purpose of this research is to see how far the savings, deposits, and loan rate could effect to the mudharabah savings, mudharabah deposits, receivables and financing in Bank Muamalat Indonesia. For analyzing and process the data, the author use simple regression between one variable to another variable, so it will be show the direct influence from one variable to another variable. While the hypothesis was tested by two tail test because there is no research which can be the basis for this research were found. The result of this research with level of confidence 95%, one can see that the savings rate in common banks had negative influence and significant to the mudharabah savings in Bank Muamalat Indonesia. Some of the reasons are there is a possibility that sharia loyalis is started to sort. And the second is the fund in the savings was liquid for the depositor, so it can be easily moved. Next thing is the deposits rate has negative-not significant influence to mudharabah deposits in Bank Muamalat Indonesia. Some of the reasons are the fund in the deposits was not Iiquid for the depositor. This things was proved by analyzing the influence of deposits rate (at period t) in common banks to the mudharabah deposits (at period t + 1) in Bank Muamalat Indonesia which is also negative and have a better significance level. Meanwhile, the loan rate (consumption and investment) in common banks has negative influence and significant (a = 10%) to receivables (murabahah and istishna') in Bank Muamalat Indonesia. The reasons are the factor which influencing interest rate is also to factor which influencing mark-up in murabahah. Even the interest rate were calculated in mark-up. So there would not be so much different between interest rate and mark-up. And the loan rate (working capital) in common banks has negative influence and not significant to financing (mudharabah and musyarakah) in Bank Muamalat Indonesia. Some of the reasons are mark-up factor which can influencing the profit sharing of the financing. Eventhough it depends on the sales projection itself. And the second things is the makro economy factor such as SBI and SWBI which influence both banks were same. From the result of the research, one can see the SBI rate has positive correlation with SWB1 rate. But the return of SWBI were too low, so sharia banks were tend to be more aggressive in giving financing. From this research, we can conclude that the main difference between sharia banks and conventional banks is their risk perspective. In conventional banks, the biggest risk were on the creditor side because they should give the interest payment whatever the return of the loan. Meanwhile depositor and the bank were just enjoying the interest. On the other side, sharia banks whether the debitor, banks or creditor were having equal risk. This things should answer why until now the third-party fund were still less than 2 % from the total national banks, while the financing in sharia banks has more than 2 % from the total national banks.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mustafa
Abstrak :
Saat ini perbankan syariah di Indonesia sedang berada pada persepsi negatif masyarakat yang menganggap bank syariah sama dengan bank konvensional. Salah satu penyebab utama anggapan masyarakat ini adalah karena bank syariah masih menggunakan suku bunga konvensional sebagai benchmark dalam menetapkan mark-up (marjin) pembiayaannya. Tesis ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif pricing benchmark yang tidak mengandung unsur nonhalal (Islamic Pricing Benchmark) untuk dapat digunakan oleh perbankan syariah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode simulasi dinamis stress testing. Tesis ini membahas beberapa usulan alternatif pricing benchmark yang disimulasikan pada beberapa bank sampel untuk melihat dampaknya pada profitabilitas dan permodalan bank. Hasil simulasi dinamis stress testing ini dijadikan sebagai referensi untuk menentukan alternatif pricing benchmark yang sesuai untuk diterapkan oleh perbankan syariah dengan mempertimbangkan akseptabilitas di industri perbankan syariah dan potensi pertumbuhan bank syariah di masa depan.
Currently, Islamic banking in Indonesia is facing a negative public perception who position Islamic banks similar to conventional banks. One of the main causes of this public perception is that Islamic banks still use conventional interest rate benchmark to price (mark-up/margin) their financing. The purpose of this thesis is to find an alternative pricing benchmark (Islamic Pricing Benchmark) which does not contain non-halal elements and applicable for Islamic banks. This research is a quantitative research with a dynamic stress testing method. Technically, it explores some of the pricing benchmark alternatives which are simulated to some sample banks. The output of this stress testing simulation will be treated as a reference to determine appropriate pricing benchmark to be implemented in Islamic banks by considering its acceptability in Islamic banking industry and Islamic banks? growth prospect in the future.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Permana
Abstrak :
[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia yaitu ROA dan ROE yang dilihat dari; karakteristik bank dan kondisi makroekonomi. Analisis dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif serta menggunakan data dari 3 bank Islam yang terdapat di Indonesia dengan periode 2004-2014. Analisis kuantitatif dilakukan dengan metode Generalised Least Square ( GLS ) serta fixed effect dan random effect. Analisis kualitatif yang dilakukan adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang keterkaitan antara variabel yang di uji berdasarkan model yang ada. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja keuangan bank syariah yang dilihat dari ROA dan ROE dipengaruhi oleh karakteristik bank,dan kondisi makroekonomi yaitu equity to assets ratio, deposit & short term funding to asset ratio, Loan to Asset Ratio, Liabilities to Asset Ratio, Cost of Efficiency, PDB dan inflasi, ROA hanya di pengaruhi oleh variabel EAR, COE dan Inflasi sedangkan ROE di pengaruhi oleh Variabel COE, PDB dan Inflasi. ......This aim of this research is to analyze the profitability determinant of Islamic banks which can be seen from variable, such as; bank characteristic and macroeconomic condition. Quantitative and qualitative are used in this study, by using data from 3 Islamic bank in Indonesia in the 2004-2014. Quantitative analysis is generated through panel data reggression model with Generalized Least Square ( GLS ) also fixed effect well as random effect and also common effect Model based on Hausman test. Qualitative analysis is used to capture description ofthe relationship between variables exist in the model. The result shows that; bank characteristics that appear equity to assets ratio, Cost of Efficiency and macroeconomic that appear inflation have significant effect to ROA, while ROE is only influenced by Cost of Efficiency, GDP and Inflation., This aim of this research is to analyze the profitability determinant of Islamic banks which can be seen from variable, such as; bank characteristic and macroeconomic condition. Quantitative and qualitative are used in this study, by using data from 3 Islamic bank in Indonesia in the 2004-2014. Quantitative analysis is generated through panel data reggression model with Generalized Least Square ( GLS ) also fixed effect well as random effect and also common effect Model based on Hausman test. Qualitative analysis is used to capture description ofthe relationship between variables exist in the model. The result shows that; bank characteristics that appear equity to assets ratio, Cost of Efficiency and macroeconomic that appear inflation have significant effect to ROA, while ROE is only influenced by Cost of Efficiency, GDP and Inflation.]
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniagung Nur Cahyono
Abstrak :
Karya tulis ini membahas hubungan antara non performing financing NPF , capital adequacy ratio CAR, financing to deposit ratio FDR, rasio biaya operasional pada pendapatan operasional BOPO, PDB/PDRB dan inflasi pada return on aset ROA Bank Umum Syariah BUS dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS di Indonesia. Dengan menggunakan regresi data panel, penulis menemukan bahwa non performing financing NPF berpengaruh signifikan terhadap ROA BPRS di Indonesia, capial adequacy ratio CAR berpengaruh positif signifikan pada ROA baik BUS ataupun BPRS, financing to deposit ratio FDR berpengaruh negatif bagi BUS tetapi positif pada BPRS, dan rasio biaya operasional pada pendapatan operasional BOPO berpengaruh negatif signifikan bagi BUS dan BPRS. Penemuan lain pada karya tulis ini adalah ROA BPRS tidak dipengaruhi oleh variabel makroekonomi sedangkan inflasi berpengaruh negatif terhadap ROA BUS. Sosialisasi dan pengawasan pada rasio keuangan perbankan menjadi penting karena mempengaruhi profitabilitas bank syariah baik BUS ataupun BPRS. ...... This thesis discusses the relationship between non performing financing NPF, capital adequacy ratio CAR , financing to deposit ratio FDR, operational efficiency ratio, GDP GRDP and inflation on return on aset ROA of Islamic commercial bank and Islamic rural banks in Indonesia. By using panel data regression, the we found that NPF has negative significant effect on ROA of Islamic rural bank in Indonesia, CAR has positive significant effect on ROA both in Islamic commercial bank and Islamic rural bank in Indonesia FDR has negative effect for Islamic commercial bank but positive in Islamic rural bank, and BOPO has significant negative effect for Islamic commercial bank and Islamic rural bank. Other finding in this thesis is ROA of Islamic rural bank is not influenced by macroeconomic variables while inflation has a negative effect on the ROA of Islamic rural banks. Socialization and supervision from regulator on banking financial ratios are important because it affects the profitability of Islamic banks, whether Islamic commercial bank or Islamic rural bank in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvi Azzahra Putri Neilwan
Abstrak :
Latar belakang dari penelitian yuridis normatif ini adalah kewajiban spin-off yang seharusnya berlaku di tahun 2023 nanti menimbulkan problematika dan diskusi baru dari para pemangku kepentingan di sektor finansial seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada sebuah anggapan bahwa Unit Usaha Syariah tidak harus diwajibkan melakukan spin-off, melainkan hanya bersifat sukarela sesuai dengan kapasitas masing-masing. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana peraturan-peraturan yang mengatur serta dampak berupa peluang dan tantangan apa saja yang mungkin ditimbulkan dari kewajiban spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) dari induknya yang merupakan Bank Umum Konvensional (BUK), sebagaimana diwajibkan oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Hal ini tidak terlepas dari beberapa keterbasan yang ada seperti Capital Adequacy Ratio, Core Capital, dan juga kesiapan dari Sumber Daya Manusia. Selain itu, tantangan dari sisi operasional maupun teknis juga disampaikan oleh beberapa narasumber yang dimintai pendapat seperti yang berasal dari Deputi Direktur Otoritas Jasa Keuangan hingga petinggi-petinggi Bank Konvensional (UUS PT. Bank DKI) maupun Bank Syariah (PT. Bank BSI) serta MES. Adapun penelitian ini menghasilkan beberapa saran dan skema alternatif agar apapun peraturan yang akan diambil nanti oleh pihak otoritas, baik spin-off yang bersifat wajib maupun sukarela, Unit Usaha Syariah dapat melaksanakannya dengan lancar. Setidaknya terdapat empat skema alternatif yaitu; spin-off murni, penggabungan, akuisisi dan konversi, dan konversi. ......The background of this normative juridical research is that the spin-off obligation which should take effect in 2023 will cause new problems and discussions from stakeholders in the financial sector such as the Financial Services Authority (FSA). There is an assumption that Sharia Business Units (SBU) should not be required to carry out spin-offs, but only voluntarily according to their respective capacities. Thus, this study aims to find out how are the regulations and the impacts in the form of opportunities and challenges that may arise from the spin-off obligation of the Sharia Business Unit (SBU) from its parent bank which is a Conventional Commercial Bank (CCB), as required by Law Number 21 of 2008 concerning Sharia Banking. This is inseparable from several existing constraints such as the Capital Adequacy Ratio, Core Capital, and also the readiness of Human Resources. In addition, challenges from the operational and technical side were also conveyed by several interviewees who were asked for opinions such as those from the Deputy Director of the Financial Services Authority to high-ranking officials of a Conventional Bank (SBU of PT. Bank DKI) as well as a Sharia Bank (PT. Bank BSI) and MES. This research produces several suggestions and alternative schemes so that whatever regulations will be taken later by the authorities, whether it will still be mandatory or will change into voluntary regarding the implementation of spin-off, Sharia Business Units can implement them smoothly. There are at least four alternative schemes, namely; pure spin-off, merger, acquisition and conversion, and conversion.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syariah Yus Rizal
Abstrak :
Krisis moneter di Indonesia yang dimulai pertengahan tahun 1997 membuat beberapa bank swasta dan bank pemerintah yang mengalami negative spread mengganti sistem operasinya, yang semula berbasis bunga menjadi bank syariah yang tanpa bunga atau menjalankan kedua sistem tersebut sekaligus (dual banking system). Sementara ini, pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada nasabah penyimpan oleh bank syariah diperlakukan sama seperti pajak atas bunga deposito dan tabungan sebagaimana diatur Peraturan Pemerintah nomor 131 tahun 2000. Padahal bunga merupakan suatu hal yang ditolak oleh bank syariah., karena berdasarkan hukum Islam, status bunga adalah haram, sehingga teknik-teknik finansial yang diterapkan juga menghindari substansi dan keberadaan bunga tersebut. Karenanya, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perlakuan PPh atas penghasilan nasabah penyimpan pada bank syariah dalam kerangka undang-undang perpajakan yang sedang berlaku. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif analitis, dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Berdasarkan hasil analisis, bunga dan bagi hasil mempunyai perbedaan dalam penentuan besarnya penghasilan yang akan dibayarkan kepada nasabah penyimpannya. Selain itu, dengan pertimbangan tidak dapat diterapkannya penafsiran analogis yang mengakibatkan pengertian bunga juga tidak dapat diperluas atau disamakan dengan bagi hasil. Selain itu, sifat final yang diterapkan dalam ketentuan tersebut juga merugikan nasabah yang mempunyai penghasilan relatif kecil. Karenanya ketentuan tersebut tidak dapat dijadikan dasar operasional dan administrasi bagi pemotongan pajak atas bagi hasil yang dibayarkan kepada nasabah penyimpan oleh bank syariah. Oleh karena pasal 23 Undang-undang PPh Tahun 2000 dapat dijadikan acuan untuk perlakuan pajak atas penghasilan nasabah bank syariah dalam negeri, dimana pemotongan pajak bersifat pembayaran pendahuluan yang tidak bersifat final. sehingga penghasilan nasabah penyimpan dari bank syariah tersebut harus dilaporkan dalam SPT PPh dan pajak yang telah dipotong dapat dikreditkan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>