Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1990
660.293 PRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 2008
530.417 SUR (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1983
660.293 PRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Arif Zulfikar
Abstrak :
ABSTRAK
Perairan Teluk Jakarta telah mengalami degradasi ditandai dengan meningkatnya sebaran konsentrasi Total Suspended Solid TSS , ditambah dengan adanya reklamasi yang akan mengubah morfologi pesisir. Faktor yang mempengaruhi sebaran konsentrasi TSS ialah debit, arus dan pasang-surut. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh reklamasi terhadap kualitas perairan dengan menganalisis pola sebaran TSS. Penelitian ini menggunakan citra Landsat 5 dan Landsat 8 OLI/TRS dalam mengidentifikasi sebaran konsentrasi TSS sebelum dan sesudah reklamasi, serta menggunakan metode Trend Surface Analysis untuk melihat kecenderungannya. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis temporal, dan analisis komparatif spasial. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pola sebaran sebelum dan sesudah reklamasi, Debit dan Arus Laut berpengaruh besar terhadap sebaran perairan keruh pada periode sebelum reklamasi. Serta tidak terlepas juga oleh pengaruh pasang-surut sebagai variasi spasial.
ABSTRACT
The waters of Jakarta gulf have been degraded by the increasing concentration of Total Suspended Solid TSS , coupled with the reclamation that will change coastal morphology. Factors affecting the distribution of TSS concentration are discharge, current and tidal. The purpose of this research is to see the effect of reclamation on water quality by analyzing TSS distribution pattern. This study uses Landsat 5 and Landsat 8 OLI TRS in identifying the distribution of TSS concentrations before and after reclamation, and using the Trend Surface Analysis method to see trends. The analysis used in this research is descriptive analysis, temporal analysis, and spatial comparative analysis. The result of the research shows that there is difference of distribution pattern before and after reclamation, water discharge and current sea affect the distribution of TSS concentration after reclamation. And also the influace of tides as spatial variation.
2017
S69459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayu Vanesya
Abstrak :
Dalam melakukan interpretasi struktur bawah permukaan menggunakan data gravitasi, perlu dilakukan pemisahan anomali residual dan regional. Metode yang umum digunakan untuk melakukan pemisahan antara lain yaitu metode analisis spektrum, trend surface analysis (TSA), dan upward continuation. Dalam tulisan ini digunakan ketiga metode tersebut untuk memisahkan anomali regional dan residual. Penelitian dilakukan menggunakan data gravitasi daerah “X” dengan objek penelitian berupa patahan. Data gravitasi yang diperoleh diolah hingga mendapatkan data CBA (Complete Bouguer Anomaly), lalu dilakukan proses separasi. Dari data-data tersebut kemudian dilakukan inversi dan forward modeling 2D. Analisis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil pemodelan anomali gravitasi tanpa dilakukan separasi (CBA) dibandingkan dengan pemodelan anomali residual hasil separasi. Hasil analisisnya memperlihatkan bahwa dari data CBA dan anomali residual metode analisis spektrum tidak dapat mendeteksi adanya patahan. Sedangkan dari data anomali residual metode TSA dan upward continuation sudah mampu mendeteksi adanya patahan. ......In interpreting subsurface structures using gravity data, it is necessary to separate residual and regional anomalies. The methods commonly used to perform separation include spectrum analysis, trend surface analysis (TSA), and upward continuation. In this paper, these three methods are used to separate regional and residual anomalies. The study was conducted using gravity data for area “X” focusing on fault structures as the object of interest. The obtained gravity data is processed to obtain CBA (Complete Bouguer Anomaly) data, then the separation process is carried out. From these data, 2D inversion and forward modeling are then performed. The analysis was carried out to see the differences in the results of the modeling of the gravity anomaly without separation (CBA) compared to the modeling of the residual anomaly resulting from the separation. The results of the analysis show that from CBA and residual anomaly using spectrum analysis method, were not able to detect the faults. Meanwhile, the faults can be detected in residual anomaly from TSA and upward continuation methods.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwintha Zahrianthy
Abstrak :
Dalam akuisisi metode gravitasi penentuan lebar grid merupakan hal yang penting, karena lebar grid ini akan menentukan jangkauan kedalaman benda anomali yang dapat tercapai dan mempengaruhi resolusinya. Jika grid yang digunakan terlalu kecil maka kedalaman penetrasinya tidak akan mencapai target, dan sebaliknya jika grid terlalu besar. Hal ini dikarenakan penetrasinya berhubungan dengan superposisi medan gravitasi dari masing-masing grid tersebut. Spektrum analisis dapat digunakan untuk mengestimasi kedalaman anomali dari suatu data gravitasi. Untuk itu dilakukan simulasi dengan menggunakan data anomali Bouguer sintetik untuk menentukan besar grid yang sebaiknya digunakan (best gridd) dalam akuisisi gravitasi sehingga kedalaman yang dicapai sesuai dengan dengan target anomali yang diinginkan (best grid). Dari hasil analisa spektrum didapatkan bahwa grid yang paling optimal adalah 9% dari target kedalaman yang diinginkan. Kemudian data anomali Bouguer ini diseparasi dengan Polynomial Trend Surface Analysis untuk memisahkan anomali regional dan lokal. Pada grid-to-depth-ratio 9% yang dihasilkan dari spektrum analisis, ditentukan bahwa best order yang direkomendasikan untuk memisahkan anomali regional dan lokalnya adalah orde 2. Jika grid yang digunakan lebih besar, maka kedalamam medan gravitasi yang terukur akan lebih dalam, sehingga orde polinomialnya juga semakin naik, dan sebaliknya. Aturan dalam penentuan hubungan grid, kedalaman dan orde ini akan sangat membantu dalam membuat suatu design akuisisi dan processing dalam survey metode gravitasi. ......Gridding is one of important things in the acquisition of gravity method due to its ability in determining the possible depth of anomaly objects and its effect in resolution. The depth of penetration will not be able to reach the target if the gridding range is too small, and vice versa. Because the penetration associated with superposition of gravitational field the grid respectively. Spectrum analysis can be used to estimate the depth of anomaly of such gravity data. As such, the simulation using anomaly Bouguer synthetic data is needed to determine the grid that should be applied in the acquisition (known as best grid), thus the target of depth anomaly can be reached. Results of spectral analysis showed that the most optimum gridd is 9% of the target depth. After that, this Bouguer anomaly is processed by using Polynomial Trend Surface Analysis (Polynomial TSA) to distinguish the regional and local anomaly. On the grid-to-depth-ratio 9% which had been determined by spectrum analysis, the best order which recommended to distinguish the regional and local anomaly is order 2nd. If the grid is used larger then the depth of measured gravitational field will be deeper, thus the order of polynomial will be increased too, and vice versa. This methodology in determining the correlation between gridding and depth will help peoples in designing the better acquisition of gravity survey and its processing.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Sari
Abstrak :
Anomali Bouguer dalam survey gravitasi merupakan jumlah medan gravitasi yang dihasilkan oleh semua sumber anomali bawah permukaan, yaitu anomali regional dan residual. Anomali regional berasosiasi dengan frekuensi rendah dan anomali residual diidentifikasi dengan frekuensi tinggi yang mengandung informasi mengenai sumber anomali dangkal. Target dalan eksplorasi geofisika pada umumnya struktur-struktur kecil pada kedalaman yang dangkal. Hal inilah menyebabkan pemisahan anomali regional dan residual sangat penting dalam interpretasi data gravitasi. Pemisahan anomali dilakukan dengan variasi metode, yaitu, polynomial trend surface analysis, upward continuation dan lowpass frequency filter. Metode-metode tersebut di aplikasikan menggunakan model sintetik yakni model Syn dan model Intrusi. Hasil dari ketiga metode untuk memisahkan komponen regional dan residual kemudian ditampikan dan dibandingkan. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa anomali regional dan residual yang diasilkan oleh metode polynomial trend surface analysis mempunyai error yang paling minimum diantara kedua metode lain yang digunakan. Rms error anomali regional berturut-turut untuk metode polynomial trend surface analysis, upward continuation and lowpass filter dari model Syn adalah 0,706 mgal, 0,785 mgal, 0,766 mgal and dari model Intrusi yakni 0,410 mgal, 0,451 mgal, 0,540 mgal. ......Bouguer anomaly in gravity surveys are the sum of gravity fields produced by all underground sources, from residual and regional anomaly. Regional anomaly is identified by low frequency and residual anomaly is identified by high frequency that contains information of shallow sources. The targets for geophysical surveys are often small scale structure buried at shallow depths. That's why regionalresidual field separation is essential in gravity data interpretation. A variety of separation techniques have been proposed, namely, polynomial trend surface analysis, upward continuation and lowpass frequency filter. The proposed methods were tested using variation of synthetic models, that are, Syn and Intrusion 3D models. Results from three methods to separate residual and regional component are presented, compared and evaluated. The results show regional and residual anomaly produced by polynomial trend surface analysis have minimal error than two other methods. The rms errors of regional anomaly of Syn model are 0.706 mgal, 0.785 mgal, 0.766 mgal and rms errors of regional anomaly of Intrusion model are 0.410 mgal, 0.451 mgal, 0.540 mgal for polynomial trend surface analysis, upward continuation and lowpass filter, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43406
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosi Handayani Tri Hadi Sukarno
Abstrak :
Pembangunan bendungan di daerah hulu akan berakibat terhadap perubahan keluaran debit aliran dan sedimen yang berada di bagian hilirnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyelidiki pengaruh berfungsinya bendungan jatigede di Kabupaten Sumedang terhadap kondisi padatan tersuspensi total PTT di perairan sekitar Muara Ci Manuk. Untuk mengidentifikasi PTT, maka digunakanlah algoritma Budhiman 2004 PTT = 8.1429 exp 23.704 band merah . Dalam penelitian ini citra yang digunakan yaitu citra Landsat 8 OLI/TIRS multi temporal selama waktu sebelum dan sesudah berfungsinya Bendungan Jatigede sekitar dari tahun 2014-2017 yang digunakan untuk mengidentifikasi besaran PTT. Selanjutnya dalam penelitian ini juga mendiskusikan variasi perubahan spasial dan temporal kaitannya dengan debit aliran dan faktor oseanografi berupa arus dan gelombang laut. Daerah studi dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian wilayah, yaitu Wilayah Muara Barat Ci Manuk, Wilayah perairan antara dua Muara Ci Manuk dan Muara Timur Ci Manuk. Analisis spasial yang digunakan dalam penelitian ini yaitu trend surface analysis. Pada saat sesudah berfungsinya Bendungan Jatigede yang sudah beroperasi kurang lebih 15 bulan luasan sebaran konsentrasi PTT >80mg/l cenderung berkurang dibagian perairan yang dekat dari pantai. Hasil yang didapat juga memperlihatkan bahwa debit aliran mempengaruhi secara signifikan persebaran perairan keruh di Muara Barat pada sebelum berfungsinya bendungan, sedangkan saat ini setelah berfungsinya bendungan tidak lagi baik di ketiga daerah penelitian. ......Construction of dams in the upstream area will lead to changes in flow water and sediment output in the downstream area. The purpose of this paper is to investigate the influence of the functioning of the dam Jatigede in Sumedang District towards the condition of total suspended solids TSS in the waters sea areas around the mouth of the Ci Manuk River. To identify TSS, then the algorithm is used is the Budhiman 2004 TSS 8.1429 exp 23.704 band red. In this study, the imagery used is Landsat 8 OLI TIRS multi temporal during before and after the functioning of dam Jatigede from years 2014 to 2017. This study also discusses the changes in the spatial and temporal variations in relation to the flow rate and oceanographic factors. The research area is divided into three regions, The Western Region at Mouth Ci Manuk River, Water sea areas between two mouth of Ci Manuk River, and The Eastern Mouth of Ci Manuk River. The spatial analysis that used in this study is a trend surface analysis. After Jatigede operated which were already more than 15 months, the distributions and amounts of TSS concentration 80mg l tends to reduce, especially at section the waters areas that close to the coast. The results also show the significance affect of flow rate towards the TSS distribution in Western Region before the functioning of the dam, while after the functioning of the dam it is no longer affect the distribution of TSS in the three research areas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library