Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Adam Putrayani
Abstrak :
Industri konstruksi merupakan kontributor utama kecelakaan kerja di Indonesia, terhitung sekitar 32% dari seluruh insiden. Dan, karena pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk membangun ibu kota baru untuk meminimalkan beban terhadap Jakarta sekaligus mendorong pemerataan perkembangan, proyek besar ini akan mencakup sejumlah besar kegiatan konstruksi. Akibatnya, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) sangat penting dalam membangun tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tiga tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi sub variabel dan indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK); (2) Mengidentifikasi kendala dan strategi yang digunakan untuk menyempurnakan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) berdasarkan ketidaksesuaian Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dengan Permen PUPR No.10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri PUPR No.10 Tahun 2022 ; dan (3) Menentukan indikator-indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi. Penelitian ini menghasilkan lima subvariabel, yaitu sebagai berikut: (1) Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi; (2) Perencanaan Keselamatan Konstruksi; (3) Dukungan Keselamatan Konstruksi; (4) Operasi Keselamatan Konstruksi; dan (5) Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi. Dalam studi ini, juga dikembangkan strategi berdasarkan hambatan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK). Indikator yang dominan dalam penyusunan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) untuk meningkatkan performa keselamatan konstruksi dengan menggunakan metode Relative Importance Index (RII) adalah sesuai urutan sebagai berikut: (1) Komitmen Keselamatan Konstruksi; (2) IBPRP; (3) Rencana Aksi; (4) Kesiapsiagaan dan Tanggap Kondisi Darurat; (5) Kompetensi Tenaga Kerja; dan (6) Evaluasi.
......
The construction industry was the leading contributor to occupational accidents in Indonesia, accounting for around 32% of all incidents. And, because the Indonesian government has decided to build a new capital city in order to minimize the pressure on Jakarta while also promoting equitable growth, this major project will include a huge number of construction activities. As a result, the occupational health and safety management system (OHSMS) is critical in establishing a safe, efficient, and productive workplace. The three main objectives of this study are as follows: (1) To identify the subvariables and indicators that could influence the creation of Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK); (2) To identify the barriers and strategies used to improve Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) based on the non-compliance of the Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) with Permen PUPR No.10 of 2021 and Surat Edaran Menteri PUPR No.10 of 2022; and (3) To identify the indicators that could have a major influence on the construction safety performance. This study produced five sub-variables, which are as follows: (1) Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi; (2) Perencanaan Keselamatan Konstruksi; (3) Dukungan Keselamatan Konstruksi; (4) Operasi Keselamatan Konstruksi; and (5) Evaluasi Kinerja Keselamaan Konstruksi. In this study, strategies are also developed based on the barriers caused by the non-compliance in order to improve the Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) document. The dominant indicators in creating the RKK document to improve the construction safety performance using the Relative Importance Index (RII) method are according to the following order: (1) Komitmen Keselamatan Konstruksi; (2) IBPRP; (3) Rencana Tindakan; (4) Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat; (5) Kompetensi Tenaga Kerja; and (6) Evaluasi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Daffa Rafi Usamah
Abstrak :
Sektor konstruksi menempati urutan tertinggi untuk kecelakaan kerja sebesar 30%, dianggap sebagai penyumbang kecelakaan kerja tertinggi di Indonesia. Penyebab kecelakaan kerja di industri konstruksi berasal dari 67,69% kontraktor yang tidak menaati peraturan. Pada tahun 2019, pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Karena pemindahan ibu kota Indonesia akan menghasilkan banyak proyek konstruksi, maka penting untuk merencanakan dokumen yang mencegah risiko dan memastikan bahwa kontraktor mematuhi peraturan. Penelitian ini memiliki 3 tujuan, yaitu: (1) menganalisis sub variabel dan indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK); (2) mengidentifikasi hambatan dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) berdasarkan ketidaksesuaian Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dengan Peraturan Menteri PUPR No.10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri No. 10 Tahun 2022; (3) mengidentifikasi indikator-indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi dari 3 orang pakar dan survei terhadap 50 responden dengan menggunakan metode Relative Importance Index. Hasil dari penelitian ini diperoleh 8 sub-variabel dengan 24 indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Dokumen RMPK yaitu: (1) informasi proyek; (2) struktur organisasi; (3) jadwal kerja; (4) gambar dan spesifikasi; (5) tahapan kerja; (6) work method statement; (7) inspeksi dan pengujian; (8) pengendalian sub-kontraktor/vendor. Strategi tersebut didasarkan pada ketidakpatuhan dalam rangka meningkatkan kualitas Dokumen RMPK. Indikator terpenting yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi terdiri dari: (1) gambar; (2) spesifikasi; (3) aspek keselamatan konstruksi; (4) jadwal pelaksanaan; (5) pengguna jasa dan tahapan pekerjaan.
......
The construction sector ranks the highest for work accidents at 30%, considered to be the highest contribution of work accidents in Indonesia. The cause of work accidents in construction industry comes from 67.69% of contractor that are not following the regulations. In 2019, the government decides to relocate Indonesia’s capital city to Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, East Kalimantan. Since the relocation of Indonesia’s capital city will produce a lot of construction project, then it is important to plan documents that prevent risks and making sure that contractors follow the regulations. There are 3 objectives of this research, which are: (1) to analyse the sub-variables and indicators that could influence the creation of Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK); (2) to identify barriers and strategies used to improve Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) based on the non-compliance of the Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) with the Permen PUPR No.10 of 2021 and Surat Edaran Menteri No.10 of 2022; (3) to identify the indicators from that have Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) a major influence on the construction safety performance. The method used for this research is validation from 3 experts and a survey towards 50 respondents using Relative Importance Index method. The results of this research are obtaining 8 sub-variables with 24 indicators that can influence the creation of RMPK Documents which are: (1) project information; (2) organizational structure; (3) work schedule; (4) drawings and specification; (5) work stages; (6) work method statement; (7) inspection and tests; (8) control of sub-contractor/vendor. The strategies based on the non-compliance in order to increase the quality of RMPK Document. The most important indicators that have major influence towards the performance of construction safety consisting of: (1) gambar; (2) spesifikasi; (3) aspek keselamatan konstruksi; (4) jadwal pelaksanaan; (5) pengguna jasa and tahapan pekerjaan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library