Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qanitah Salsabila
Abstrak :
Industri alat kesehatan di Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan dengan perkembangannya yang meningkat cepat. Pertumbuhan produsen dan distributor pada industri ini menunjukkan bahwa persaingan semakin kompetitif sehingga mendorong perusahaan di dalamnya untuk bekerja lebih efektif. PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan distributor alat kesehatan di Indonesia. Saat ini, terdapat beberapa risiko di dalam rantai pasok gudang sentral PT. XYZ. Oleh karena itu, diperlukan sebuah manajemen risiko rantai pasok menyeluruh dalam gudang sentral PT. XYZ sebagai tindak pencegahan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi agen risiko prioritas pada gudang sentral PT. XYZ serta menentukan rekomendasi mitigasi risiko prioritas untuk mengatasinya. Metode yang digunakan adalah House of Risk (HOR) yang terdiri dari dua fase. HOR fase 1 bertujuan untuk menentukan agen risiko prioritas dan HOR fase 2 untuk memilih aksi mitigasi prioritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 agen risiko prioritas pada gudang sentral PT. XYZ berdasarkan nilai aggregate risk potential (ARP) tertinggi dengan 9 aksi mitigasi prioritas berdasarkan nilai effectiveness to difficulty ratio (ETD) yang direkomendasikan agar diimplementasikan terlebih dahulu oleh perusahaan. ......The medical device industry in Indonesia possesses promising potential with rapid development in recent years. The growth of manufacturers and distributors within this industry indicates increasing competition, meaning companies are demanded to operate more efficiently. PT. XYZ is one of the medical device distributors in Indonesia. Currently there are several risks associated with the supply chain of PT. XYZ’s central warehouse. Therefore, a comprehensive supply chain risk management within the central warehouse of PT. XYZ is needed as a preventive measure. This study aims to identify the priority risk agents in the central warehouse of PT. XYZ and determine the priority risk mitigation recommendations to address these risks. This study uses House of Risk method which consists of two phases. HOR phase 1 aims to identify the priority risk agents and HOR phase 2 focuses on selecting the priority mitigation actions. The results of the study show that there are 11 priority risk agents in PT. XYZ’s central warehouse based on the highest aggregate risk potential (ARP) values with 9 priority mitigation actions recommended based on the effectiveness to difficulty ratio (ETD) to be implemented by the company first.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rummy Alfadjri
Abstrak :

Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam memenuhi angka kebutuhan pangan masyarakat terutama beras dimana Indonesia memproduksi sekitar 54.748.975,85 ton Gabah Kering Giling (GKG) pada tahun 2022. Guna memenuhi angka kebutuhan beras nasional secara menyeluruh, Pemerintah Indonesia mengambil peran salah satunya melalui pendirian Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG). Dalam menjalankan tugasnya, terdapat beberapa tantangan sektor pertanian yang ada saat ini maupun yang akan datang yang harus dihadapi oleh Perum BULOG terutama potensi terjadinya kemarau ekstrim yang dapat berdampak pada banyaknya lahan padi di Indonesia tidak terkecuali di Provinsi DIY. BULOG-Yogyakarta dalam menghadapi hal ini masih memerlukan kajian mitigasi risiko dalam rantai pasoknya agar ketersediaan stok tetap aman karena masih terdapat beberapa permasalahan yang kerap ditemui di dalam rantai pasoknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko  yang ada di dalam rantai pasok beras BULOG-Yogyakarta serta merancang strategi mitigasi risiko berdasarkan sumber risiko yang teridentifikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode House of Risk (HOR). Metode ini terbagi atas dua tahap, tahap pertama untuk menentukan prioritas agen risiko dan tahap kedua untuk merancang dan menentukan prioritas strategi mitigasi. Dari penelitian yang telah dilakukan, teridentifikasi 27 kejadian risiko dan 23 agen risiko. Hasil pengolahan pada HOR tahap 1 didapatkan 14 agen risiko prioritas yang mencakup 80% dari total nilai Aggregate Risk Potential (ARP) berdasarkan diagram pareto. Kemudian, hasil pengolahan HOR tahap 2 teridentifikasi 26 strategi mitigasi yang diusulkan untuk mengontrol agen risiko prioritas.

 


Agricultural sector plays a crucial role in fulfill the population demand of food, especially rice where Indonesia produced approximately 54,748,975.85 tons of milled rice (GKG) as of 2022. To fulfill the national rice demand comprehensively, the Indonesian Government plays a role, including through the establishment of the State-Owned Enterprise, the Logistics Agency (Perum BULOG). In carrying out its duties, there are several challenges in the agricultural sector, both current and future, that need to be addressed by Perum BULOG, especially the potential impact of extreme drought on rice fields in Indonesia, including the Yogyakarta Special Region (DIY). BULOG-Yogyakarta still requires a risk mitigation study in its supply chain to ensure the availability of rice stocks remains secure due to various commonly encountered issues in their supply chain. This research aims to identify the sources of risks within the rice supply chain of BULOG-Yogyakarta and design risk mitigation strategies based on the identified risk sources. The method used in this research is the House of Risk (HOR) method, which consists of two stages. The first stage is to prioritize the risk agents, while the second stage involves designing and prioritizing mitigation strategies. From the conducted research, 27 risk events and 23 risk agents were identified. The processing results in the first stage of HOR revealed 14 priority risk agents, which account for 80% of the total Aggregate Risk Potential (ARP) value based on the pareto diagram. Furthermore, the processing results in the second stage of HOR identified 26 proposed mitigation strategies to control the priority risk agents.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ash Shofiyah
Abstrak :
Resiliensi rantai pasok adalah faktor krusial bagi kinerja perusahaan logistik dan dapat ditingkatkan melalui upaya manajemen risiko rantai pasok. PT. BHS merupakan sebuah perusahaan logistik di Indonesia yang mengalami beberapa kendala pada operasi rantai pasoknya dengan pola berulang. Penelitian ini menerapkan metode Supply Chain Risk Management Process (SCRMP) untuk mengidentifikasi risiko pada rantai pasok PT. BHS dan merekomendasikan upaya mitigasi risiko rantai pasok, khususnya bagi risiko-risiko yang diprioritaskan, dengan memperhatikan beberapa faktor termasuk aspek ekonomis. Dari 30 risiko rantai pasok yang diidentifikasi, terdapat 19 risiko yang dikategorikan pada level tolerable. Didapatkan 7 risiko prioritas dengan nilai total indeks terbesar, yaitu keterbatasan kapasitas dalam memenuhi permintaan, kendala pencairan uang, keterbatasan opsi vendor, keterlambatan vendor reparasi, keterlambatan penerbitan sertifikat unit, kerusakan unit pasca pemakaian, serta long credit customer. Rekomendasi mitigasi untuk ketujuh risiko tersebut kemudian disusun guna meningkatkan kinerja dan resiliensi rantai pasok PT. BHS sebagai perusahaan logistik. ......Supply chain resilience is a crucial factor for the performance of logistic companies and can be improved through supply chain risk management endeavor. PT. BHS is a logistic company located in Indonesia that encounters several problems along its supply chain operations on a repeating pattern. This research implements the method Supply Chain Risk Management Process (SCRMP) to identify risks within the supply chain of PT. BHS and construct supply chain risk mitigation recommendations, specially for prioritized risks, by taking a number of factors, including economical aspect, into consideration. Out of 30 supply chain risks that are identified, 19 risks are categorized as tolerable. A total of 7 prioritized risks with the biggest total index value are obtained as a result, comprising the risks of limited capacity in demand fulfillment, money disbursement problem, limited vendor options, reparation vendor tardiness, unit certification tardiness, unit damage post utilization, as well as long credit customers. Mitigation recommendations for these 7 risks are then constructed in order to improve the supply chain performance and resilience of PT. BHS as a logistic company.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhilis Syakur
Abstrak :
Lockdown dan pembatasan mobilitas selama wabah COVID-19 mengakibatkan penurunan permintaan hingga aliran barang dalam rantai pasok global. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengeksplorasi praktik Supply Chain Risk Management (SCRM) dalam dampak gangguan akibat pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan prinsip dasar dari resource based view serta wawasan mengenai status manajemen risiko rantai pasokan saat ini dan hubungan antara supply chain resilience dan robustness. Diawali dengan tinjauan literatur yang ada untuk mendapatkan hipotesis dan menentukan indicator untuk masing-masing konstruksi. Model penelitian yang telah dirumuskan kemudian divalidasi dengan menerapkan PLS-SEM pada data survei dari perusahaan Manufaktur Otomotif di Indonesia. Dengan 83 responden yang berpusat di Jawa Barat telah dikumpulkan. Survei dilakukan dengan menyebarkan instrument melalui internet untuk mengisi form yang diberikan. Studi ini dimaksudkan untuk mempelajari pengaruh pandemi COVID-19 terhadap performa rantai pasok mereka berdasarkan status manajemen risiko rantai pasokan mereka. Hasilnya mengindikasikan bahwa faktor manajemen risiko seperti identifikasi, penilaian, mitigasi dan kontrol secara positif memiliki kontribusi terhadap efektivitas rantai pasokan mereka. Hasilnya juga menunjukkan ada nya hubungan positif yang signifikan dengan rantai pasokan ketahanan dan ketangguhan rantai pasokan. Perlunya organisasi untuk lebih menilai kerangka kerja SCRM yang komprehensif dan berkontribusi untuk memperluas saran untuk penelitian lebih lanjut. ...... Lockdowns and restrictions on mobility during the COVID-19 outbreak have resulted in reduced demand and the flow of goods in global supply chains. The purpose of this paper is to explore the practice of Supply Chain Risk Management (SCRM) in the impact of disruption due to the COVID-19 pandemic. This study uses the basic principles of a resource based view-dynamic capabilities as well as insights into the current status of supply chain risk management and the relationship between supply chain resilience and robustness. It begins with a review of the existing literature to obtain hypotheses and determine indicators for each construction. The research model that has been formulated is then validated by applying PLS-SEM to survey data from Automotive Manufacturing companies in Indonesia. With 83 respondents based in West Java has been collected. The survey was conducted by distributing the instrument via the internet to fill out the form provided. This study is intended to study the effect of the COVID-19 pandemic on their supply chain performance based on their supply chain risk management status. The results indicate that risk management factors such as identification, assessment, mitigation and control positively contribute to the effectiveness of their supply chains. The results also show that there is a significant positive relationship with supply chain resilience and supply chain robustness. The need for organizations to better assess the comprehensive of theirs SCRM framework and contribute to extending suggestions for further research.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Chairany
Abstrak :
Industri Pertanian menjadi leading sector program sustainable development goals (SDGs) yaitu pada produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Salah satu indikator program produksi dan konsumsi yang berkelanjutan adalah  Food Loss dan Food Waste (FLFW). Produk pertanian yang memiliki potensi yang sangat luas yaitu cabai rawit. Tetapi cabai rawit merupakan produk yang mudah rusak. Tantangan yang dihadapi para pemegang kepentingan di sektor pertanian dalam mewujudkan program SDGs adalah bagaimana memenuhi permintaan pasar dalam menyediakan cabai rawit yang berkualitas sehingga potensi FLFW bisa dihindari. Sehingga penelitian ini dibuat untuk pemegang kepentingan rantai pasok cabai rawit dalam memodelkan permasalahan tersebut. Penelitian ini melakukan prioritasi aksi pengurangan FLFW dengan menggunakan manajemen risiko, lean supply chain, dan system dynamics. Peneliti memberikan rekomendasi tiga alternatif strategi yaitu contract led by collector, contract led by cooperative, dan contract between farmer and Retailer. Hasil dari simulasi model menunjukkan bahwa strategi contract led by collector menghasilkan penurunan FLFW tertinggi. Sedangkan contract between Farmer and Retailer merupakan strategi yang paling tidak signifikan dalam berkontribusi terhadap penurunan FLFW. Model pada penelitian dapat dijadikan sebagai model dasar untuk kasus yang serupa pada produk pertanian lainnya dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. ......The agricultural industry is the leading sector for the sustainable development goals (SDGs) program: sustainable production and consumption which one indicator of it is Food Loss and Food Waste (FLFW), especially in agricultural products. One agricultural product with vast potential to reduce its FLFW impact in Indonesia is cayenne pepper, a perishable product. The challenge faced by stakeholders in the agricultural sector in realizing the SDGs program is how to meet market demand by providing quality products in an efficient and effective supply chain system to avoid the potential for FLFW. This research aims to find the best strategy to establish this system. This research prioritizes the strategy for FLFW reduction using a combination of three perspectives: risk management, lean supply chain, and system dynamics. The findings recommend three alternative strategies: a contract led by collectors, a contract led by cooperatives, and a contract between farmer and retailer. The model simulation results show that the led-by-collector contract strategy produces the highest FLFW reduction. In comparison, the contract between Farmer and the Retailer is the least contributing strategy. Furthermore, the model in this study can be used as a basic model for similar cases in other agricultural products and further development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dafid
Abstrak :
Di zaman modern sekarang ini, masyarakat industri dicirikan dengan globalisasi, spesialisasi, dan produksi dalam jumlah besar. Masyarakat industri ini sangat tergantung pada aliran rantai suplai yang sangat terintegrasi. Gangguan dalam aliran ini dapat menyebabkan konsekuensi negatif yang merusak bagi perusahaan secara individu, rantai suplai, dan masyarakat industri secara luas. Penelitian ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola risiko gangguan dalam aliran rantai suplai bahan bakar operasional pertambangan batubara. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi, strukturisasi, dan memberikan ringkasan mengenai situasi risiko gangguan dalam aliran rantai suplai bahan bakar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh usulan penanganan serta alokasi biaya yang optimal untuk risiko yang diprioritaskan. Tujuan ini dicapai dengan melakukan wawancara terstruktur untuk mengidentifikasi risiko dan menilai item risiko berdasarkan survei terhadap responden. Dari proses ini diperoleh urutan risiko kategori tinggi hingga risiko kategori rendah. Selanjutnya dilakukan wawancara untuk mengidentifikasi alternatif strategi penanganan dan kemudian dikembangkan matriks hubungan setiap risiko dan alternatif tindakan penanganan risiko. Pada akhirnya risiko yang diprioritaskan untuk ditangani akan masuk dalam tahap analisis alokasi biaya dengan menggunakan simulasi monte carlo. Hasil yang ingin diperolej dari simulasi tersebut adalah optimasi alokasi biaya yang ada dengan beberapa skenario dana yang tersedia untuk mengelola risiko.
Today's modern, industrialized society is based on globalization, specialization and mass-production. It is a society dependent upon highly integrated supply chain flows. Disruptions in those flows may cause devastating negative consequences, both for the individual company, for the supply chain, and for the society at large. This research is to contribute to the knowledge on how to manage disruption risks in operational fuel the supply chain in coal mining project. And the stage conducted is do carry out with identify, structure and summarize the state of the art on supply chain disruption risks in operational fuel for coal mining project. The purpose of this research to get response and do budget alocation analysis to mitigate the risks that prioritized. Those objectives is fulfilled with do semi-structured interviews to identify risks and evaluate risk item by survey; then compiled the risk from high category up to low category. And then do interview to identify alternative treatment activities. And then, developed relationship matrix to each of risk and alternative of risk treatment activities. Finally, risk that prioritized to manage will be enter into analyze cost allocation by using Monte Carlo simulation. The expected result from the simulation is optimation of budget allocation with several available budget scenario to manage the risks.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50305
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hally Hanafiah
Abstrak :
ABSTRAK
Kolaborasi rantai pasok telah banyak dilakukan namun tingkat ketidakstabilan dan kegagalan masih tinggi. Salah satu faktornya adalah pemilihan mitra, di mana penelitian tentang hal ini masih sangat terbatas. Kurangnya literatur tentang pemilihan mitra merupakan dorongan untuk menguji pengaruh kriteria pemilihan mitra terhadap keberhasilan kolaborasi. Studi sebelumnya sebagian besar masih terbatas pada dua kelompok kriteria: the notion of task related motivation dan partner-related consideration. Karena penelitian ini berfokus pada kolaborasi rantai pasok di mana terjadi proses berbagi informasi dan risiko, maka penelitian ini akan mempergunakan kriteria partner technology competence dan partner supply chain risk. Tujuan dari studi ini adalah menguji dan menentukan kriteria mitra dominan dalam pemilihan mitra guna menjamin kinerja perusahaan melalui kolaborasi rantai pasok serta keunggulan kolaboratif. Studi empiris ini merupakan penelitian kuantitatif melalui Structural Equation Model (SEM) dengan 151 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan (firm performance) penyedia layanan logistik yang terlibat dalam kolaborasi yang dinilai dari kepuasan pelanggan sangat dipengaruhi oleh terbentuknya keunggulan kolaboratif (collaborative advantage) dalam bentuk fleksibilitas penawaran layanan logistik. Keuntungan kolaboratif tersebut sangat dipengaruhi oleh kegiatan kolaborasi rantai pasok (supply chain collaboration) dalam bentuk sinkronisasi keputusan yang terjadi selama kolaborasi. Sinkronisasi keputusan diantara mitra kolaborasi ini sangat ditentukan oleh dua kriteria primer berupa kesesuaian organisasional (partner compatability) dalam bentuk pengalaman kolaborasi sebelumnya serta serta sumber daya yang saling melengkapi (partner complementary) dalam bentuk kemampuan operasional logistik yang dimiliki oleh mitra kolaborasi. Komitmen waktu dari anggota rantai pasok (partner commitment) yang memperkuat kesesuaian organisasional di antara mitra serta kompetensi pemanfaatan teknologi informasi (partner technology competence) yang dapat meningkatkan kapabilitas operasional logistik merupakan dua kriteria sekunder yang dipilih dalam proses pemilihan mitra kolaborasi. Sedangkan kriteria risiko rantai pasok mitra (partner supply chain risk) terbukti tidak memiliki pengaruh atau tidak dipertimbangkan dalam pemilihan mitra.
ABSTRACT
Supply chain collaboration has been widely practiced but the level of instability and failure was still high. One of the factors is the selection of partners, where research on this subject is still very limited. The lack of literature on the selection of partners is an impetus to examine the effect of partner selection criteria on the success of collaboration. The previous study of selection partner is largely limited to two sets of major criteria: the notion of task related motivation and partner-related consideration. Because this research focuses on supply chain collaboration where information sharing and risk processes occur, this study will use the criteria of partner technology competence and partner supply chain risk have become a determining factor for successful collaboration. The objective of this is study will examine the criteria of partners that are the dominant factors in the selection of partners to improve the firm performance through supply chain collaboration. This research will also examine the contribution of supply chain collaboration to firm performance through collaborative advantages. This is quantitative research through descriptive analysis, measurement models, structural models using Structural Equation Model (SEM) with using 6-likert scale. The samples were 151 service provider's logistics company in export and import activities in Indonesia. The results showed that the firm performance of logistics service provider that involved in collaboration assessed from customer satisfaction was strongly influenced by the formation of collaborative advantages in the form of offering flexibility. Collaborative advantage is strongly influenced by the decisions synchronization that occur in supply chain collaboration activities. Decisions synchronization is largely determined by the primary criteria in the form of organizational fit in the form of collaboration experiences and reputation obtained from complementary resources in the form of logistical operational capabilities that are owned by potential collaborative partners. Time commitment from the members of the supply chain that strengthens organizational fit among partners and the competency of information technology utilization that can enlarge logistical operational capabilities is the second criterion that logistical service providers receive in the selection of collaborative partners. However, the partner supply chain risk criteria proved to have no influence or were not considered by logistics service companies in selecting partners.
2018
D2748
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsy Hiksas
Abstrak :
Indonesia telah salah urus menangani masalah sampah yang lebih dari setengah dari jumlah sampah plastik yang mereka hasilkan. Untuk mengatasi masalah lingkungan ini, daur ulang sampah plastik adalah salah satu pendekatan terbaik yang bermanfaat bagi lingkungan. PT. Tridi Oasis adalah salah satu sektor informal yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang diciptakan oleh pengelolaan limbah Indonesia yang buruk dan meningkatnya tingkat sampah plastik dengan berfokus pada daur ulang plastik PET. Di setiap perusahaan termasuk PT. Tridi Oasis, akan memiliki serangkaian proses rantai pasokan. Dan dalam setiap aktivitas rantai pasokan, perusahaan juga akan memiliki kesempatan untuk menghadapi risiko.Dengan risiko yang muncul karena tren terkini dan fakta PT. Rantai pasokan Tridi Oasis menjadi rantai pasokan daur ulang plastik, manajemen risiko untuk rantai pasokan mereka diperlukan untuk mengendalikan dan meminimalkan dampak buruk dari risiko pada perusahaan. Metode House of Risk (HOR) digunakan dalam penelitian ini. Tahap pertama HOR adalah identifikasi dan evaluasi risiko dan penyebabnya, dan tahap kedua adalah penciptaan strategi mitigasi risiko. Dari penelitian yang telah dilakukan, tahap identifikasi diperoleh 26 jenis risk events dan 31 risk agents. Menurut temuan pemrosesan HOR fase 1, ada 16 risk agents yang mencakup 80% dari diagram pareto, diurutkan berdasarkan peringkat pada Aggregate Risk Potential (ARP). Akhirnya, temuan pemrosesan HOR fase 2 mengungkapkan bahwa 24 langkah mitigasi diusulkan berdasarkan agen risiko dengan ARP tertinggi, dengan 12 direkomendasikan untuk diimplementasikan terlebih dahulu berdasarkan langkah-langkah mitigasi yang mencakup 80% dari diagram pareto yang diurutkan berdasarkan peringkat pada perhitungan Efektivitas terhadap Kesulitan Rasio (ETDk). ......Indonesia has mismanaged handled waste problem which more than half of the amount of plastic waste they produce. To combat this environmental problem, Recycling plastic waste is one of the best approaches that benefit the environment. PT. Tridi Oasis is one of the informal sectors aims to solve problems created by Indonesia's poor waste management and rising rate of plastic waste by focusing on recycling PET plastic. In every company including PT. Tridi Oasis, will have a series of supply chain processes. And in every supply chain activity, a company will also have the opportunity to encounter a risk. With risks that appeared due to recent trend and the fact of PT. Tridi Oasis supply chain being a plastic recycling supply chain, a risk management for their supply chain is needed to control and minimize the adverse impact of the risks on the company. The House of Risk (HOR) method was utilized in this research. The first phase of HOR is the identification and evaluation of risk with its cause, and the second phase is the creation of risk mitigation strategies. From the research that has been done, the identification stage obtained 26 types of risk events and 31 risk agents. According to the findings of HOR phase 1 processing, there were 16 risk agents encompassing 80% of the pareto diagram, sorted by rank on Aggregate Risk Potential (ARP). Finally, the findings of HOR phase 2 processing revealed that 24 mitigation measures were proposed based on risk agents with the highest ARP, with 12 being recommended to be implemented first based on mitigation measures that cover 80% of the pareto diagram sorted by rank on Effectiveness to Difficulty Ratio (ETDk) calculations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Trindita Ari
Abstrak :
Ditengah era Globlasisasi yang terjadi saat ini persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Perkembangan Produk dan jasa menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan untuk bisa berusaha bertahan. Industri kemasan saat ini menjadi industri dengan prospektifitas yang tinggi, hal ini menggambarkan perusahaan harus memiliki strategi untuk mempertahankan perusahaannya baik dari segi inovasi maupun strategi produksi. PT Samudra Montaz merupakan perusahaan manufaktur yang telah berdiri sejak tahun 1974 dan bergerak dibidang produksi kemasan dengan produk yang ditawarkan berputar pada kemasan yang bersifat non rigid atau fleksibel. Dengan perusahaan menjadikan Managemen resiko pada rantai pasok menjadi fokus utama maka pengaplikasian Metode House of Risk (HOR) digunakan dalam penelitian ini. Tahapan pertama HOR adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko, sedangkan tahapan kedua adalah penciptaan strategi mitigasi risiko. Dari penelitian yang telah dilakukan, tahap identifikasi diperoleh 32 jenis risk events dan 24 risk agents. Hasil dari HOR fase 1, adalah 14 risk agents yang mencakup 80% dari diagram pareto, kemudian diurutkan berdasarkan peringkat pada Aggregate Risk Potential (ARP). Hasil dari pemrosesan HOR fase 2 adalah 15 aksi mitigasi yang, dengan 8 aksi mitigasi direkomendasikan untuk diimplementasikan terlebih dahulu berdasarkan langkah-langkah mitigasi yang mencakup 80% dari diagram pareto yang diurutkan berdasarkan peringkat pada perhitungan Efektivitas terhadap Kesulitan Rasio (ETDk). ...... In the midst of the globalization era that occurs, business competition becomes increasingly fierce . The Packaging Industry become one of the industries with the most prospective growth so company must have their own strategy to maintain both innovation and production strategy in order to prevent upcoming risks. PT Samudra Montaz is a manufacturing company that has been established since 1974 that produce packaging product that revolves around non-rigid or flexible packaging. With the company focusing risk management in their supply chain, the application of the House of Risk (HOR) method used in this study. The first stage of HOR is the identification and evaluation of the risk, while the second phase to made a risk mitigation strategies. From the research, the first stage obtain 32 types of risk events and 24 risk agents. The final results of the HOR phase 1 shows that there are 14 risk agents that cover 80% of the Pareto diagram. The result of the HOR 2 show that there are 15 mitigations action that proposed and with that said, there is 8 recommendation for the company to prioritazing these 8 mitigations action to be implemented based on the pareto diagram.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library