Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Masana
Abstrak :
Pemerintah Kabupaten Dati II Sumedang telah berupaya mengelola diklat pegawai namun hasilnya belum optimal. Dalam sistem diklat pegawai, Pemerintah Daerah Tingkat II Sumedang lebih berperan selaku penyedia peserta diklat. Program-program diklat dibuat secara baku oleh Pemerintah Tingkat Atas (Badan Diklat Departemen Dalam Negeri dan Diklat Propinsi Dati. I Jawa Barat) yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Daerah Tungkat II Sumedang. Penentuan kebutuhan diklat (Training Need) belum dianalisis secara benar, hal ini disebabkan oleh kekurangan informasi (analisis jabatan, evaluasi prestasi kerja, rencana/pola pengembangan karir, rencana induk pegawai dan sebagainya), keterbatasan tenaga perencana yang ahli, keterbatasan perencanaan dan sebagainya. Belum ada keterpaduan perencanaan antara Pemerintah Daerah Tingkat II Sumedang, Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat, Instansi Vertikal Propinsi Jawa Barat (Kanwil), dan Instansi Pemerintah Pusat yang mempunyai sasaran peserta diklat di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. Kecenderungan evaluasi diklat Iebih besar pada penguasaan teori/pengetahuan daripada keterampilan (skill). Hal ini disebabkan keterbatasan sarana dan prasarana, para pelatih yang profesional dan waktu yang dibutuhkan. Evaluasi diklat pada umumnya telah dilaksanakan, baik mengenai penyelenggaraan, peserta maupun terhadap pengajar/pelatih. Peserta diklat diberi peran mengevaluasi penyelenggaraan diklat dan pengajar/pelatih yang tingkat obyektivitasnya masih perlu dibuktikan kebenarannya. Tindak lanjut evaluasi terhadap pengajar/pelatih mengalami kesulitan terutama bagi para pengajar/pelatih yang berasal dari Dinas/instansi yang dinilai kompeten untuk jenis diklat tertentu. Evaluasi hasil diklat setelah peserta kembali ke tempat kerjanya jarang dilakukan karena aturan atau sistem untuk itu belum ada. Evaluasi prestasi kerja pegawai belum terlaksana secara optimal, rencana/pola karir dan pengembangan pegawai belum dibuat secara formal sehingga dalam perencanaan diklat belum memanfaatkan informasi kegiatan tersebut, Diklat Penjejangan secara umum baru mencapai realisasi sebesar 7.06 % Kecilnya realisasi diklat tersebut karena anggaran diklat sangat terbatas. Berdasarkan jawaban responden dapat disimpulkan bahwa nilai skor variabel diklat sebesar 69.27 % dan nilai skor variabel prestasi pegawai yang ikut diklat sebesar 71 %. Itu berarti bila diklat dilaksanakan dengan baik maka prestasi kerja pegawai yang ikut diklat akan baik pula. Belum optimalnya prestasi kerja pegawai karena ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan prestasi kerja pegawai seperti kepuasan kerja, kepemimpinan, sarana/ prasarana dan sebagainya. Diklat sangat penting bagi pegawai, hal ini sesuai dengan pendapat responden, bahwa pegawai yang telah mengikuti diklat lebih berprestasi dibandingkan dengan pegawai yang belum pernah ikut diklat.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S7698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Shinta
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan perluasan penggunaan tanah di Kabupaten Bandung ke arah Timur turut dirasakcat oleh Kecamatan Cikeruh yang merupakan pusat pengembangan pendidikan dan pelatihan pemerintah (Perda Kabupaten DATIII Sumedang No. 5/1992) dengan kawasan perguruan tingginya yang dikenal dengan nama Kawasan Perguruan Tinggi Jatinangor. Pertambahan penduduk senantiasa diikuti oleh pertambahan kebutuhan akan tempat dan sarana untuk menunjang aktivitasnya yang pada akhimya menimbulkan perubahan dalam penggunaan tanah. Sandy mengatakan bahwa penggunaan tanah tanpa pembangunan tidak bisa ada. Karena itu penggunaan tanah tidak dapat dipisahkan dari kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, padaumumnya, aktifitas penduduk dapat tercermin dari penggunaan tanahnya (Sandy, Pembangunan di Desa, 1982) Disamping itu pertambahan penduduk akan menimbulkan persaingan dalam memperoleh dan memanfaatkan tanah mengingat tempat atau tanah mempunyai luas yang relatiftetap sehingga mempengaruhi perubahan nilai tanah itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pola harga tanah di Kecamatan Cikeruh sebelum dan sesudah berdirinya Kawasan Perguruan Tinggi Jatinangor serta bagaimanakan perubahan penggunaan tanah di wilayah tersebut jika dilihat dari perubahan harga tanahnya? Harga tanah yang diteliti adalah nilai tanah dalam arti ekonomi yang terwujud dalam satuan harga yang merupakan ketetapan Bupati Kepala Daerah Tingkat n Sumedang. Penggunaan tanah yang diteliti adalah permukiman, jasa dan usaha, industri, pertanian, dan tanah kosong. Harga tanah dan penggunaan tanah sebelum berdirinya Kawasan Perguruan Tinggi Jatinangor dilihat dari tahun 1978 dan 1985, sedangkan sesudahnya dilihat pada tahun 1995. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menganalisa peta harga tanah serta peta dan tabel perbahan penggunaan tanah pada setiap region perubahan harga tanah, Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Pada setiap tahun penelitian terlihat bahwa distribusi harga tanah memiliki pola tertentu yaitu: a. Sebelum Berdirinya Kawasan Perguruan Tin^ Jatinangor (tahun 1978) Harga tanah tertinggi terletak di sepanjangjalanrayaRancaekekterutama pada daerah dengan aktifitas penduduk tinggi (daerah yang didominasi oleh penggunaan tanah permukiman dan industri) dan semakin menurun ke arah utara, timur, dan selatan. Harga tanah terendah terletak di bagian barat laut, utara, dan timur wilayah penelitian dengan aktifitas rendah (daerah dengan penggunaan tanahnya tanah kosong). Peningkatan harga tanah yang cukup tinggi juga teijadi di sepanjang jalan raya Jatinangor tetapi tidak setinggi di jalan raya Rancaekek. b. Sesudah Berdihnya Kawasan Pergiirucni Tinggi Jatinangor (iahun 1985 dan 1995) Harga tanah tertinggi terletak di sepanjangjalan raya Jatinangor terutamapadadaerah dengan aktifitas penduduk tinggi (daerah yang didominasi oleh penggunaan tanah permukiman serta tanah jasa dan usaha) dan terns menurun ke arah utara, timur, dan selatan wiiayah penelitian, namun di bagian selatan yaitu di sepanjang jalan raya Rancaekek harga tanah mengalami peningkatan yang tinggi juga kemudian menurun lagi ke arah selatan. Harga tanah terendah terletak di bagian timur dan utara wiiayah penelitian. 2. Setiap jenis penggunaan tanah mengalami perubahan luas yang bervariasi di setiap region perubahan harga tanah dengan perincian sebagai berikut: a. Sebelum Berdirinya Kawasan Pergnruan Tinggi Jatinangor (tahiin 1978 - 1985) - Pada region perubahan harga tanah rendah yaitu region I (harga tanah meningkat 200 % sampai dengan 300%) perubahan penggunaan tanah yang teijadi didominasi oleh berkurangnya tanah pertanian kemudian berturut-turut bertambahnya tanah kosong, tanah jasa dan usaha, serta tanah permukiman. - Pada region perubahan harga tanah sedang yaitu region 11 (harga tanah meningkat 300 % sampai dengan 500 %) perubahan penggunaan tanah yang teijadi didominasi oleh berkurangnya tanah pertanian kemudian diikuti berturut-turut bertambahnya tanah permukiman, tanah kosong, tanah jasa dan usaha, serta tanah industri. - Pada region HI (harga tanah meningkat lebih dari 500 %) perubahan penggunaan tanah didominasi oleh berkurangnya tanah pertanian, kemudian berturut-turut bertambahnya tanah permukiman, tanahjasa dan usaha, tanah industri, dan berkurangnya tanah kosong. b. Sesudah Berdirinya Kawasan Perguruan Tinggi Jatinangor (tahun 1985 - 1995) - Pada region perubahan harga tanah rendah yaitu region I (harga tanah meningkat 1000 % sampai dengan 1200 %) perubahan penggunaan tanah yang teijadi didominasi oleh bertambahnya tanah kosong kemudian berturut-turut berkurangnya tanah pertanian, tanah jasa dan usaha, serta bertambahnya tanah permukiman. - Pada region perubahan harga tanah sedang yaitu region II (harga tanah meningkat 1200 % sampai dengan 1400 %) perubahan penggunaan tanah yang teijadi didominasi oleh berkurangnya tanah pertanian kemudian diikuti berturut-turut bertambahnya tanah jasa dan usaha, tanah kosong, tanah permukiman, serta tanah industri. - Pada region III (harga tanah meningkat lebih dari 1400 %) perubahan pengggunaan tanah didominasi berturut-turut oleh berkurangnya tanah pertanian, bertambahnya tanah jasa dan usaha, tanah permukiman, tanah kosong, serta tanah industri.
1997
S33638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diden Rostika
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat miskin, melalui Program Pengembangan -Kecamatan, di Kabupaten Sumedang, Kecamatan Tanjungsari tahun 1999-2002. Dilatarbelakangi oleh ketidakberhasilannya program ini dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat miskin, maka peneliti mencoba melakukan penelusuran terhadap proses sosialisasi ditahap perencanaan kegiatan, proses pelaksanaan kegiatan dan pemeliharaan program. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif analitik untuk menghasilkan informasi-informasi tentang proses pelaksanan program, yang diperoleh melalui informan. Pemilihan informan didahului dengan membuat theoretical sampling dan dilanjutkan dengan penarikan sample secara "snowball sampling" yang meliputi petugas, dan penerima program. Untuk mendapatkan informasi dari informan tersebut peneliti menggunakan teknik "in-depth inleruiew ", observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberdayaan masyarakat miskin di Desa Margaluyu kurang berhasil memberdayakan masyarakat miskin. Penyelenggaraan program tidak mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat miskin, bantuan yang diberikan program terutama untuk UEP dan KSP belum cukup memberikan peluang bagi peningkatan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, dan juga belum bisa membangun kelompok masyarakat dalam bentuk UEP atau KSP yang kuat, juga malah membuat keharmonisan sebagian masyarakat dengan aparat desa menjadi terganggu karena kecurigaan-kecurigaan masalah dana proyek. Kegagalan ini berawal dari sosialisasi program yang kurang memasyarakat. yang berakibat pada persepsi yang berbeda, dan motivasi partisipasi yang berlainan, disini motif ekonomi sangat dominan dalam mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam program ini. Didukung oleh pendampingan yang tidak berkesinambungan, kompetensi sebagai cotmnunity worker tidak memadai dan pendamping masyarakat yang bekerja lebih berorientasi pada tugas sesuai petunjuk teknis dan petunjuk operasional bukan pada proses sehingga kurang bermanfaat bagi anggota kelompok dan anggota masyarakat pada umumnya. Juga pendekatan yang dilakukan pada proses pemberdayaan untuk mencapai.hasil yang maksimal perlu disesuaikan dengan komunitas yang ada, dalam satu komunitas ada saatnya `didekati' dengan pendekatan yang directive tetapi ada saatnya menggunakan pendekatan yang non-directive. Pola perguliran yang dikembangkan tidak menyebarluas menjangkau sasaran yang lebih jauh, tapi membentuk kelompok-kelompok kecil yang lebih eksklusif karena hanya orang-orang tertentu dan orang-orang yang sama yang bisa menikmati pelayanan program melalui UEP. Berbagai upaya perubahan dan perbaikan perlu dilakukan, program pemberdayaan harus dilakukan secara komprehensif dalam seluruh aspek kehidupan dengan memprioritaskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dengan pendekatan directive atau non-directive. Membangun perekonomian desa dengan potensi yang ada dengan memperluas jaringan kerja, membangun lembaga perekonomian seperti misalnya koperasi, guna menghimpun petani tembakau dan kelompok UEP lainnya kedalam satu wadah yang dapat mempermudah dan daya tawar menjadi transparan, menguatkan kelompok UEP agar mampu bersaing dan menumbuhkan produktifitas yang pada akhirnya dapat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Luthfi Khair A.
Abstrak :
Skripsi ini berisi tentang sejarah berdirinya industri tahu di Sumedang dan perkembangannya, terutama pada periode tahun 1990 hingga 2000. Penelitian untuk skripsi ini menggunakan data berupa wawancara dari beberapa perusahaan tahu sumedang dan data-data angka dari Biro Pusat Statistik. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada industri tahu sumedang di masa sebelum dan sesudah terjadinya krisis ekonomi 1997, di mana kemunduran rezim Orde Baru menjadi titik tolak perubahan tersebut. ...... This thesis tells about the history of tofu industry in Sumedang and its development, especially in 1990 rsquo s and after the economic crisis in 1997. The results of this thesis explain that there are significant differences in the industry by the time before and after the 1997 economic crisis, where the fall of Orde Baru regime became the starting point of its changes.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Septiadi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memberikan gambaran umum tentang sistem pertahanan benteng di Sumedang. Objek yang diteliti adalah benteng kolonial pada awal abad ke-20. Benteng di Sumedang menjadi objek penting sebagai sarana pertahanan dalam kaitannya dengan Jalan Pos, Bandung, dan pemerintah pusat Kabupaten Sumedang. Pertahanan tersebut dimotivasi oleh keberadaan Benteng Benteng Palasari, Benteng Koentji, Pintu Air Raga Diem, Bunker Pasir Raja, Bunker Pasir Kolecer, Bunker Darmaga, Bunker Darmaga, Bunker Baterai, dan Bunker Pasir Kiara.
This study aims to explain and provide a general description of the fort defense system in Sumedang. The object under study was the colonial fort at the beginning of the 20th century. The fort in= Sumedang became an important object as a means of defense in relation to Jalan Pos, Bandung, and the central government of Sumedang Regency. The defense was motivated by the presence of Benteng Palasari Fortress, Koentji Fortress, Diem Raga Gates, Sand Raja Bunkers, Kolecer Sand Bunkers, Darmaga Bunkers, Darmaga Bunkers, Battery Bunkers, and Kiara Sand Bunkers.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Puspita
Abstrak :
Tulisan ini meneliti tentang peran broker organisasi dan pengaruh Viking dalam kemenangan pasangan calon Dony – Erwan pada Pemilihan Bupati Kabupaten Sumedang tahun 2018. Dengan membandingkan tiga pasangan calon yang menggunakan peran broker organisasi dalam kampanyenya, diantaranya pasangan calon Dony – Erwan, Zaenal – Asep, dan Irwansyah – Jafar. Ketiga pasangan calon merupakan orang-orang yang terlibat langsung dalam organisasi suporter sepak bola yang ada di Kabupaten Sumedang. Kemenangan Dony – Erwan akan diteliti menggunakan kerangka analisis Broker Organisasi dari Alisha C. Holland dan Brian Palmer-Rubin sebagai teori utama, dan dilengkapi dengan analisis peran broker dari Zarazaga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik purposive. Hasil temuan menunjukkan bahwa tiga pasangan calon melakukan kampanye dengan melibatkan broker organisasi serta melibatkan sepak bola dalam kampanye baik melalui program maupun dukungan yang diberikan oleh pendukung klub sepak bola. Pasangan calon yang melibatkan broker organisasi adalah pasangan calon dengan modal finansial yang kuat dan memiliki hubungan secara personal dengan organisasi tersebut. Pasangan calon Dony – Erwan menggunakan broker organisasi yang berperan dalam membangun brand image kepada anggota organisasi dan juga masyarakat di sekitar daerah pemilihan untuk mendukung pasangan calon yang didukung oleh broker.
This paper examines the role of broker organizations and the influence of the Viking’s in the victory of the candidate pair Dony - Erwan in the 2018 Sumedang Regency Regent Election. By comparing the three pairs of candidates who used the organization broker role in his campaign, including candidate pairs Dony - Erwan, Zaenal - Asep, and Irwansyah - Jafar. The three candidate pairs are people who are directly involved in the organization of soccer supporters in Sumedang Regency. Dony-Erwan's victory will be examined using the analysis framework of Organizational Brokers from Alisha C. Holland and Brian Palmer-Rubin as the main theories and complemented by an analysis of the role of brokers from Zarazaga. This study used qualitative methods with a purposive technique. The findings show that three candidate pairs conducted campaigns involving broker organizations and involving soccer in the campaign both through programs and support provided by football club supporters. A candidate pair involving an organization's broker is a candidate pair with strong financial capital and has a personal relationship with the organization. The candidate pair Dony - Erwan uses the organization's broker who plays a role in building brand image to members of the organization and also the community around the constituency to support the candidate pair supported by the broker.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Punta Ambi Rio
Abstrak :
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kejadian bencana gerakan tanah tertinggi di Jawa Barat. Kejadian gerakan tanah merupakan bencana yang dapat merugikan secara ekonomi hingga dapat memakan korban jiwa, sebab itu kajian mengenai bencana gerakan tanah perlu dilakukan. Kajian yang dilakukan di Indonesia umumnya menggunakan data kejadian gerakan tanah berupa titik, padahal sejatinya gerakan tanah merupakan kejadian yang melibatkan suatu area sehingga penggunaan data kejadian berbasis poligon lebih representatif terhadap kejadian sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reliabilitas data kejadian poligon jika dibandingkan dengan titik dalam pembuatan peta zona kerentanan gerakan tanah (ZKGT). Pembuatan peta ZKGT menggunakan metode weight of evidence (WoE) dengan parameter penyebab gerakan tanah berupa elevasi, kemiringan lereng, aspek lereng, TWI, plan curvature, profile curvature, jarak terhadap sungai, jarak terhadap sesar, formasi batuan, dan tutupan lahan. Data kejadian gerakan tanah yang digunakan berjumlah 336 kejadian berbentuk poligon dan 336 titik centroid dari kejadian poligon sebagai pembanding. Data kejadian gerakan tanah dibagi menjadi training set dan testing set masing-masing sebesar 70% dan 30%. Penelitian membandingkan pemodelan WoE dengan data kejadian poligon dan titik dalam menghasilkan peta ZKGT. Hasil validasi AUC menunjukkan bahwa peta ZKGT berbasis kejadian titik memiliki AUC success rate dan predictive rate yang lebih baik. Namun Peta ZKGT berbasis kejadian poligon tergolong reliabel untuk dapat digunakan dan diterapkan sebab pada penelitian ini menunjukkan hasil validasi AUC yang dikategorikan baik dan memiliki nilai yang tidak berbeda secara signifikan. ......Sumedang Regency is one of the highest region with landslide occurrence rate in West Java. The occurrence of a landslide can cause economic loss and loss of lives, therefore any study about landslide disaster needs to be carried out. Common studies in Indonesia use point-based landslide data, however landslide is actually an event that involves an area so using polygon-based landslide data represent the actual event more. The purpose of this research is to know how reliable polygon-based data compared to point-based data in making landslide susceptibility zone. Landslide susceptibility zone created using weight of evidence method with elevation, slope, slope aspect, TWI, plan curvature, profile curvature, distance to streams, distance to faults, rock formation, and land cover as causative parameters. 336 polygon-based landslide occurrence and 336 point-based landslide occurrence from centroid polygon are used. The landslide occurrence data then divided into 70% for training sets and 30% for testing sets. The study compares WoE modelling with polygon-based and point-based landslide occurrence data in producing landslide susceptibility maps. The result of AUC validation shows that point-based landslide susceptibility map has higher success and predictive rate AUC. However, polygon-based landslide susceptibility still classified as reliable for any use and application because the success and predictive AUC classified as good and the AUC value does not significally different.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endriatmo Soetarto
Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama, 2006
306.2 END e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Ridwan
Abstrak :
Penggunaan jaringan pipa pada sistim iriqasi dimasa mendatang, dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi kehilangan air di jaringan iriqasi. Namun demikian, penerapan jaringan pipa untuk iriqasi belum banyak dikaji secara mendalam, terutama dalam aspek hidrolikanya. Kehilangan energi akibat qesekan, belokan, perubahan penampang, dan lain-lain serinqkali menjadi ken da la, sehingga kecepatan aliran air semakin lemah dan mengecil. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung perencanaan hidrolika jaringan irigasi pipa, terutama dalam penerapan jaringan iriqasi pipa di Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Sumedang. Metode yang digunakan adalah analisis data skunder, don difokuskan kepada analisis hidrolika jaringan irigasi pipa bertekanan dengan prinsip persaman kontinuitas don teorema bernouli. Dari hasil penelitian didapat bahwa debit yang dibutuhkan untuk tanaman padi terbesar adalah sebesar 0,913Ijslha. Dimensi pipa untuk ruas BC-BS3 diperoleh 4-6 inchi don untuk ruas BC-BK4-13 adalah 2-4 inchi. jenis aliran air yang masuk pada jaringan pipa merupakan jenis aliran Turbule, dengan kehilangan energi gesekan (major losses) masing-masing sebesar 11,21 m, don 14,42 m. Sementara kehilangan tinggi lokal (minor losses), ruas saluran utama BC - BBS3 adalah sebesar 5,21 m, don ruas BC-BK4-13 adalah 5,38 m. Kecepatan aliran 0,83-1,35 m/s, sehingga jaringan pipa selain mampu membawa sedimen dengan ukuran butir 0.018 mm,juga cukup aman dari kerusakan jaringan.
Kementerian Pekerjaan Umum, 2015
627 JTHID 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>