Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofi Isnaeni Haqi
"Adanya persaingan bisnis global masa kini salah satunya mendorong masing-masing daerah untuk berinovasi dengan lebih memanfaatkan potensi daerahnya masing-masing, khususnya di sektor pariwisata, agar dapat meningkatkan sektor ekonomi. Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan kunjungan adalah dengan menciptakan destinasi wisata/kota yang dikenal oleh wisatawan maupun wisatawan potensial. Oleh karena itu, terdapat upaya masing-masing daerah, khususnya Kota Sukabumi, dalam menciptakan atau membangun karakter daerahnya agar mudah dikenali oleh target pasar wisatawa.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi persepsi wisatawan domestik dan wisatawan domestik potensial mengenai pemetaan potensi wisata Kota Sukabumi untuk dijadikan sebagai dasar pembangunan city brand atau citra Kota Sukabumi sekaligus dasar perumusan strategi pemasaran citra Kota Sukabumi.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, data diperoleh melalui penyebaran kuesioner dengan teknik simple random sampling yang disebarkan pada 97 responden. Kriteria dari responden salah satunya adalah pernah mengunjungi Kota Sukabumi dan/atau pernah terpapar atau mencari informasi mengenai Kota Sukabumi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi wisatawan domestik dan wisatawan domestik potensial mengenai pemetaan potensi wisata Kota Sukabumi.

The fact that there are global business competition to the present time, it rsquo s encourage many local government to innovate and using more their potential, especially in tourism, in order to enhance their economic sector. One of the ways to raise the income through the increasing visitation number, it caused by the city or the tourist destinations are well known by domestic tourist and domestic tourist potential. Hence, there are efforts of each region, especially Sukabumi City, in creating or building the character of the region so as to be easily identified by market target, or tourist.
This research was conducted for the purpose to identify perception of domestic tourists and domestic tourists potential or travelers on mapping tourism potential of Sukabumi city. The result will used as a base for development of city brand of Sukabumi city as well as its marketing strategy.
Using the quantitative approach, data is collected by distribution of questionnare to 97 responden with simple random sampling technique. One of the criteria of respondents is ever visite Sukabumi city and or ever been exposed or looking information about Sukabumi city.
The results show that there are differences of perception of domestic tourists and domestic tourists potential or travelers on mapping tourism potential of Sukabumi city.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Sella Isnaini
"Aktivitas manusia di perkotaan telah menyebabkan perubahan tutupan lahan yang masif dan mengakibatkan tingginya land surface temperature di daerah perkotaan dibandingkan dengan lingkungan alam sekitarnya yang dikenal sebagai efek urban heat island (UHI). Fenomena urban heat island (UHI) dapat dinilai berdasarkan suhu land surface temperature (LST) dengan threshold temperature diatas 30°C. Peneliti melakukan analisis fenomena urban heat island di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial temporal urban heat island di Kota Sukabumi tahun 2000, 2010, dan 2020. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan land surface temperature dengan perubahan tutupan lahan, kehijauan vegetasi, dan kerapatan bangunan di Kota Sukabumi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena urban heat island semakin meningkat dan menyebar di Kota Sukabumi dan hampir seluruh Kota Sukabumi mengalami fenomena urban heat island. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara land surface temperature dengan kehijauan vegetasi dan kerapatan bangunan yang diketahui bahwa nilai kehijauan vegetasi berbanding terbalik dengan land surface temperature dan kerapatan bangunan berkorelasi positif atau berbanding lurus dengan land surface temperature.

Human activities in urban areas have led to massive changes in land cover, resulting in elevated land surface temperatures in urban areas compared to the surrounding natural environment, known as the urban heat island (UHI). The UHI phenomenon is assessed based on land surface temperature (LST) with a threshold temperature above 30°C. Researchers analyzed the urban heat island phenomenon in Sukabumi City, West Java. This study aims to analyze the spatial-temporal distribution of the urban heat island in Sukabumi City for 2000, 2010, and 2020. Additionally, the research examines the relationship between land surface temperature and changes in land cover, vegetation greenness, and building density in Sukabumi City. The findings reveal a growing and widespread urban heat island phenomenon in Sukabumi City, with almost the entire city experiencing this effect. Statistical tests indicate a correlation between land surface temperature and vegetation greenness and building density. It is observed that vegetation greenness is inversely related to land surface temperature, while building density correlates positively or directly with land surface temperature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Fitrianingsih
"Krisis ekonomi yang berlarut - larut telah menjadikan bangsa Indonesia berada pada kondisi yang kurang beruntung. Ketidak beruntungan lebih nyata pada kelompok rawan yaitu ibu dan balita. Dari dampak indikator program telah menujukkan bukti yang nyata yaitu menurunnya Indeks Pembangunan Manusia / IPM . angka kematian Ibu sebagai salah satu bagian dari indikator utama sektor kesehatan juga menunjukkan trend penurunan yang sama.
Berbagai program telah dicanangkan oleh pemerintah untuk melakukan upaya akselerasi penurunan kematian ibu. Gerakan Sayang Ibu , kemudian disusul dengan Gerakan Pita Putih adalah bentuk -bentuk program yang bertujuan menggalang kepedulian lintas sektor. Dalam skala internasional gaung menyelarnatkan ibu bersalin telah sangat kuat.
Program safe motherhood adalah program yang memiliki tujuan penurunan kematian ibu. Terdapat 4 pilar strategis yang mendukung program ini, yaitu Keluarga berencana , ante natal care , persalinan yang normal serta rujukan obstetri. Program ini secara ekonomi telah dianggap sebagai progrram yang cost efektif dalam menurunkan kematian ibu.
Program safe motherhood di kota Sukabumi memberikan gambaran yang kurang menguntungkan terutama pada keluarga miskin. Cakupan K1 , K4 dan persalinan oleh tenaga kesehatan sangat rendah. Bahwa pelayanan untuk keluarga miskin adalah bagian dari public goods, maka diperlukan informasi biaya yang diperlukan untuk program ini . Oleh sebab itu penulis tertarik untuk menghitung berapa besarnya biaya program ini untuk keluarga miskin di kota Sukabumi yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan dasar. Pada penelitian ini penulis hanya akan menghitung pelayanan yang dapat dilakukan di PKM adalah pelayanan ANC dan persalinan dengan sampel pada PKM Lembursitu.
Penelitian menggunakan metode alokasi biaya activity based costing. Yang akan secara menyeluruh menghitung biaya satuan pelayanan persalinan dan kunjungan Kl s/d K4. Dari angka yang diperoleh kemuadian dijadikan dasar untuk menghitung kebutuhan anggaran pelayanan safe motherhood .
Hasil analisis menunjukkan bahwa, pelayanan ibu hamil keluarga miskin dengan menggunakan anggaran JPSBK mencukupi untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Biaya total yang diperlukan untuk pelayaan ANC dan persalinan Gakin di Kota Sukabumi sebesar Rp 43.156.050,﷓
Secara garis besar hasil dari penelitian ini adalah bahwa diperlukan mekanisme yang memungkinkan akses gakin ke pelayanan kesehatan tidak mengalami kendala. Informasi yang jelas tentang hak hak gakin serta diikuti dengan peningkatan jumlah maupun kualitas bidan akan diharapkan mendorong keberhasilan program. Pada konteks biaya , dimana investasi dan gaji telah disediakan pemerintah , maka peningkatan kuaantitas obat penyediaan vaksin serta sarana skrining VDRL dapat menjadi usulan alokasi anggaran disamping anggaran rutin.

Prolonged economic crises has placed Indonesia in deprived condition. This condition is more obvious among the risk groups, that is, mother and child Indicators on program showed real evidence about impact of the very bad condition as reflected by decreased Human Development Index and Maternal Mortality Rate.
Varied programs have been declared by government to accelerate the reduction of MMR. Mother Friendly Movement, followed by White Band Movement are amongst program aimed to improve the inepter sect oral awareness on the issue. Internationally, the initiative to save delivery mothers has been embarked quite loudly.
Safe Motherhood Program is a program aimed to reduce maternal mortality_ There are four strategic pillars to support this program, these include family planning, antenatal care, normal delivery, and obstetric referral. Economically speaking, this program has been viewed as a cost-effective program in declining the maternal mortality.
Safe Motherhood Program in Sukabumi city provided a not very good situation, particularly among poor families. Coverages of K1, K4, and delivery assisted by health personnel were very low. There is a need to reveal cost information needed by this program since service for poor families is a part of public goods_ Hence, in this study, cost for ANC and delivery in Lembursitu Community Health Center.
This study used activity based costing allocation method which comprehensively calculated the unit cost of delivery care and K1 to K4 visits. The acquired figures was then used as a basis for calculating the safe motherhood budget.
The analysis showed that pregnancy care for poor families using JPSBK budget was sufficient to provide a quality care. Total cost needed for ANC and delivery in Sukabumi City was Rp. 43 156 050,-.
In general the study showed that there is a need to have a mechanism in which the access of poor families to get health care without constraints. Clear information about poor families' rights and followed by adequate quantity and quality of midwives will improve success of the program. In the cost context, where investment and salary are provided by government, it is suggested to allocate budget to increase vaccine stock and to provide facility of VDRL screening.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Khairina
"HAIs, masih menjadi penyebab signifikan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada pasien rawat inap, penyebab pasien dirawat di rumah sakit berkepanjangan, ketidaknyamanan bagi pasien, dan menjadi beban ekonomi pada perawatan kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes nomor27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. RS X Kota Sukabumi juga diketahui sudah memiliki SK mengenai pembentukan komite dan tim PPI untuk mengatasi infeksi terkait pelayanan kesehatan yakni SK Direktur RS X Nomor 85 Tahun 2014 dan SK Direktur RS XNomor 58 Tahun 2015. Namun, SK tersebut masih mengikuti peraturan sebelumnya yakni Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270 Tahun 2007 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382 Tahun 2007, dan belum berdasarkan peraturan yang terbaru.
Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui kesiapan implementasi kebijakan surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan menurut Permenkes nomor 27 tahun2017 di Ruang GICU RS X Kota Sukabumi tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif - analitik dengan desain studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yakni dengan WM, telaah dokumen, dan observasi. Penelitian dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi dan di RS X Kota Sukabumidan. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yakni bulan April sampai dengan Juni 2018.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa Tahapan perencanaan dan evaluasi surveilans yang dilakukan oleh Tim PPI RS X Kota Sukabumi masih belum sesuai dengan Permenkesnomor 27 tahun 2017, selain itu masih ada juga tahapan pengumpulan data, analisis,interpretasi, dan pelaporan surveilans yang belum sesuai dengan tahapan yang ada pada Permenkes nomor 27 tahun 2017. Komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi kesiapan implementasi kebijakan surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan menurut Permenkes nomor 27 tahun 2017 di Ruang GICU RS X Kota Sukabumi masih kurang baik.

HAIs is still being a significant cause of increased morbidity and mortality in hospitalized patients, prolonged hospitalization, discomfort for patients, and aneconomic burden on health care. Therefore, the Minister of Health has issued The Ministerial Regulation of Health number 27 of 2017. X Hospital in Sukabumi City isalso known for having a decree regarding the formation of committees and teams ofinfection prevention and control to overcome health care related infections, Director sdecree of X Hospital Number 85 of 2014 and Director s decree of X Hospital Number58 Year 2015. However, the decree still follows Ministerial Decree of Health Number 270 of 2007 and the Ministerial Decree of Health Number 382 of 2007 regulationsinstead of following the updated ones.
The purpose of this research is to know ifimplementation analysis of health care related infection surveillance policy Ministerial Regulation of Health Number 27 of 2017 in GICU, X Hospital, Sukabumi City can beused properly.
This study is a descriptive analytic case study and using qualitativeapproach such as in depth interview, document review, and observation. It was conducted at Public Health Office in Sukabumi City and X Hospital of Sukabumi Cityfor 3 months, from April until June 2018.
Result shows that Stages of planning andevaluation of surveillance conducted by the Infection Prevention and Control Team, X Hospital, Sukabumi City, didn't match with The Ministerial Regulation of Healthnumber 27 of 2017. Furthermore, there are stages of data collection, analysis, interpretation and reporting of surveillance that didn 39 t correspond with the stages of The Ministerial Regulation of Health number 27 of 2017. Communications, resources, disposition, and bureaucracy structure of the readiness of implementation analysis of healthcare related infection surveillance policy Ministerial Regulation of Health Number 27 of 2017 in GICU, X Hospital, Sukabumi City is still inadequate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library