Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taqwallah
"ABSTRAK
Dengan gizi yang memadai akan terwujud somber daya manusia yang sehat, cerdas, aktif dan produktif. Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan Juli 1997 diperhitungkan akan menimbulkan dampak buruk terhadap perubahan status gizi masyarakat terutama keluarga miskin dan salah satu kelompok rentannya adalah anak usia 12-23 bulan menjadi kurang energi protein. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melaksanakan Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) melalui Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) yang salah satu kelompok sasaran anak usia 12 - 23 bulan.
Penelitian ini untuk mempelajari perubahan status gizi anak usia 12-23 bulan yang mendapat PMT-P JPS-BK dalam rangka mengatasi dampak krisis ekonomi pada keluarga miskin yang sampai saat ini belum ada data evaluasi tentang pengaruh status gizi anak dari program tersebut. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Samalanga Kabupaten Aceh Utara menggunakan data primer yaitu penimbangan berat badan dan umur anak.
Disain penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimental, status gizi dilihat sebelum intervensi, selama intervensi dan satu bulan setelah intervensi. Selain faktor pemberian PMT-P juga diteliti faktor lain yaitu faktor umur dan pendidikan ibu serta jenis kelamin anak. Sebagai unit analisis adalah sebanyak 227 orang anak yang dipantau selama lima kali penimbangan rutin.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa di Puskesmas Kecamatan Samalanga setelah dilakukan intervensi PMT-P JPS-BK terjadi penurunan KEP dari 114 menjadi 84 (penurunan 26,3%) setelah tiga bulan intervensi, perubahan tersebut secara statistik bermakna. Faktor jenis kelamin anak mempengaruhi perubahan status gizi.
Penelitian ini menyarankan program PMT-P untuk anak usia 12-23 bulan pada keluarga miskin dalam keadaan krisis ekonomi dapat dilanjutkan dengan inempertimbangkan hasil penelitian tersebut dengan meningkatkan jumlah waktu intervensi (12 bulan).

ABSTRACT
The human resources will be healthy, brilliant, active and productive, if they get enough/good nutrition. The economic crisis started since the middle of July 1997 has been bringing bad impact on the community nutrition status, especially the poor families. One of the high risk groups is the children 12-23 months of age. They are suffering from the calory protein malnutrition. To solve the problem, the government carried out the supplementary food service though the Health Sector Social Safety Net Program with its target was the children 12-23 months of age.
The study is aimed at looking through the change of nutrition status of the children 12-23 months of age occurred after getting supplementary food service from the Social Protection Sector Development Programme on health. The objective of the program is to solve the problem as the impact of the economic crisis especially on the poor families. Unfortuuately, now the data on the nutrition status as the impact of the program are not available. The study was done by using the weight for age of children primary data in the impact area of Puskesmas of Samalanga sub-district, North Aceh.
The approach applied in this study is an experimental-quasi. The study was done by monitoring the nutrition status of the children 12-23 months of age. The monitoring was done before, during and after one month weighing activities. In addition to the supplementary food giving factor, the factor of age and education of the mothers and as well as the sex of the children were also studied in this resource. Included into this study analysis was 227 children which were monitored during the reguler weighing activities for five times.
The study concluded the calory-protein malnutrition children decreased from 114 to 84 (decreased 26,3%) after three months the supplementary food of the Social Protection Sector Development Programme on health implemented at the Puskesmas of Samalanga subdistried, the change is statistically significant. The sex of the children influenced the change of the nutrition status.
Based on the study, it is suggested that the supplementary food intervention program for the children 12-23 months of age of the poor families has to be continued during the economic crisis since the study indicated that the program cauded increase times of intervention (12 months).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ardyna Octasari
"Status gizi kurus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus mendapat perhatian. Baduta merupakan kelompok rentan dimana kecepatan pertumbuhan dan perkembangan otak sangat pesat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi susu dan edukasi Pedoman Gizi Seimbang Pangan Lokal (PGS-PL) terhadap status gizi baduta kurus. Penelitian ini merupakan penelitian studi analisis data sekunder dengan disain penelitian primer kuasi eksperimental. Kelompok 1 sebagai kontrol (n=31) diberikan edukasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), kelompok 4 (n=25) diberikan susu dan edukasi PMBA dan kelompok 5 (n=30) diberikan edukasi PGS-PL selama 90 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan BB/PB yang signifikan (p<0.05) antara sebelum dan sesudah pada kelompok 1 dan 4, kecuali kelompok 5. Kelompok 4 mengalami perubahan status gizi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Disarankan untuk mempertimbangkan susu formula pertumbuhan 1-3 tahun sebagai salah satu intervensi pada program PMT yang diberikan bagi anak dengan status gizi kurus.

Wasting is a public health issue that must be noticed. Under two children are the vulnerable group where the speed of growth and brain development is very rapid. The purpose of this study was to know effect of milk and "Pedoman Gizi Seimbang Pangan Lokal (PGS-PL)" education to nutritional status of under two children with wasting. This research was a research study of secondary data analysis with quasi-experimental primary research design. Group 1 as control (n=31) were given "Infant and Young Child Feeding (IYCF)" education, group 4 (n=25) were given milk and IYFC education and group 5 were given PGS-PL education for 90 days. The result showed significant (p>0.05) changes in WHZ before and after intervention in group 1 and 4, except group 5. Group 4 have changes nutritional status was higher compared other groups. Recommended consider for milk growth formula 1-3 years as one of the interventions in the PMT program give to children with wasting."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nysa Ro Aina Zulfa
"Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL atau trigliserida di atas nilai normal serta penurunan konsentrasi kolesterol HDL dalam darah atau kombinasi. Dislipidemia merupakan silent risk kesehatan populasi secara umum. Kondisi berat badan lebih berasosiasi terhadap kondisi dislipidemia sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi berisiko terhadap kejadian dislipidemia. Desain studi pada penelitian ini adalah cross sectional menggunakan data rekam medis pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUD Cibabat tahun 2022. Analisis dilakukan secara deskriptif dan estimasi dengan analisis modifikasi cox regresi. Status gizi dibagi menjadi dua, yaitu berisiko jika berat badan lebih dan obesitas, tidak berisiko jika berat badan kurang dan normal. Total responden pada penelitian ini adalah 344. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi insiden dislipidemia adalah 45,9%, dan 64,38% terjadi pada status gizi berisiko. Status gizi berisiko memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk mengalami dislipidemia dibandingkan status gizi tidak berisiko (PR= 2,154; 1,552-2,988). Status gizi berisiko meningkatkan risiko terhadap kejadian dislipidemia.

Dyslipidemia is a disorder of lipid metabolism characterized by an increase in total cholesterol, LDL or triglyceride levels above normal values and a decrease in HDL cholesterol concentration in the blood or a combination. Dyslipidemia is a silent risk to the health of the population in general. Weight conditions are more associated with dyslipidemia conditions, thereby increasing the risk of various chronic diseases. This study aims to determine the relationship between risky nutritional status and the incidence of dyslipidemia. The study design in this study was cross sectional using patient medical record data at the Outpatient Installation of Cibabat Hospital in 2022. The analysis was carried out descriptively and estimated using a modified cox regression analysis. Nutritional status is divided into two, namely at risk if you are overweight and obese, not at risk if you are underweight and normal. The total number of respondents in this study was 344. The results showed that the proportion of incidents of dyslipidemia was 45.9%, and 64.38% occurred in at-risk nutritional status. At-risk nutritional status has a two times higher risk of experiencing dyslipidemia than nutritional status without risk (PR = 2.154; 1.552-2.988). Nutritional status is at risk of increasing the risk of dyslipidemia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irna Trisnawati
"Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif menjadi ancaman serius meningkatnya angka kesakitan dan kematian pada bayi. Persepsi kurang cukup suplai ASI menjadi salah satu penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif. Status gizi ibu terutama selama hamil merupakan salah satu faktor penyebab ibu memiliki persepsi tersebut karena ibu dengan status gizi kurang akan mempengaruhi kemampuan ibu untuk mensintesisi air susu yang menyebabkan bayi tidak cukup ASI untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan status gizi ibu selama hamil dengan Persepsi Kemampuan Laktasi (PKL) setelah dikontrol oleh variabel umur, kenaikan berat badan selama hamil, pekerjaan, bimbingan laktasi prenatal, paritas, IMD, berat bayi lahir dan penggunaan kontrasepsi. Desain yang dipakai adalah Crossectional terhadap 87 ibu yang memiliki bayi umur >6-12 bulan diwilayah Kabupaten Karawang tahun 2010. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square, Uji T independen dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,6% ibu memiliki PKL mampu laktasi. Hasil analisis bivariat yang terbukti berhubungan secara bermakna adalah status gizi selama hamil (0,009), kenaikan berat badan selama hamil (0,002), pekerjaan (0,034) dan berat bayi lahir (0,030). Hasil analisis multivariat menjelaskan bahwa status gizi selama hamil yang sesuai rekomendasi berpeluang 2,176 kali untuk memiliki PKL mampu laktasi dibanding dengan status gizi yang tidak sesuai rekomendasi setelah dikontrol oleh variabel kontrasepsi, umur, paritas, IMD, kenaikan berat badan selama hamil dan berat bayi lahir.
Disarankan untuk bidan/nakes agar memberikan konseling menyusui, mencatat dan memantau status gizi ibu, melatih ibu untuk menilai kondisi bayi yang cukup/tidak cukup ASI, mengajarkan cara penyediaan dan penyimpanan ASI bagi ibu yang bekerja. Bagi Dinas kesehatan mengadakan pelatihan konseling dan penilaian serta pengukuran status gizi, pemberian reward dan mengkaji ulang kebijakan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan untuk ibu-ibu dengan status gizi kurang.

Low adequate supply of exclusive breastfeeding becomes a serious threatment of increasing number in infant mortality and morbidity. Perception of insufficient breastmilk supply in one of the causes on a failure of exclusive breastfeeding supply. Maternal nutrition status especially during pregnancy is one of the factors that causes mother has this perception, because mother who has insufficient nutritional status will influence her ability to synthesize breastmilk that causes infant doesn't have enough breastmilk for his growth and development.
The objectives of this study were to see the correlation of maternal nutrition status during pregnancy with perceived lactation ability after controlled by age variabel, increased body weight during pregnancy, occupation, counseling prenatal lactation, parity, early initiative breastfeeding, baby birth weigh, and the used of contraception. The design crossectional study on 87 mothers who have infants age >6-7 months in Karawang Regency-West Java, Indonesia 2010. The analysis data is used by Chi Sguare Test, T independent Test and Logistic Regression.
The Result study shows that 58,6% mothers who have perceived lactational ability. The Results of bivariate analysis that proved significant correlation are nutritional status during pregnancy (0,009), increased body weight during pregnancy (0,002), Occupation (0,034), and baby birthweight (0,030). The Result of multivariate analisys explains that nutritional status during pregnancy that meets breastfeeding recommendation, has an opportunity 2,176 times to have perceived ability then nutritional status that doesn't meet breastfeeding recommendation after controlled by contraception variable, age, parity, early initiative breastfeeding, increased body weight during pregnancy and baby birth weight.
Conclusions: suggested to health professional can give lactation counseling, record it, monitor maternal nutritional status, train mother to assess baby condition whether he has enough breastmilk or not. They can teach the mother how to provide and keep breastmilk if they work. For health service, they should give a training for counseling, assessment, nutrition status measurement, give reward and recite the policy in giving exclusive breastmilk for 6 month to the mothers who have insufficient nutritional status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28457
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Whelli Mursala
"Penelitian ini membahas model prediksi berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan faktor lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kejadian rata-rata berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok sebesar 3172,96 gram.Untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain penelitian Cross Sectional, menggunakan data sekunder dari rekam medik ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit tersebut.
Hasil penelitian rata-rata usia ibu yang melahirkan 30,29 tahun dengan pendidikan ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tertinggi SMP sebesar 50,4%, SD 22,2%, SMA 25,9%, dan Perguruan Tinggi 1,5%. Rata-rata ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah tidak bekerja sebesar 97,8% dengan paritas atau jumlah anak kurang dari sama dengan tiga orang sebanyak 68,9% dan rata-rata usia kehamilan ibu 38,59 minggu, rata-rata berat badan sebelum hamil sebesar 53,52 kg.
Hasil penelitian menyebutkan 3 variabel yang signifikan yaitu usia ibu, usia kehamilan, dan berat badan sebelum hamil dan usia kehamilan yang paling besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

This study discusses birthweight prediction model based on nutritional status and other factors at the General Hospital in Depok. This research is a quantitative study. Average incidence of birth weight babies in the General Hospital of 3172.96 grams. To determine the predictive model birth weight infants in the General Hospital in Depok conducted research with cross sectional research design, using secondary data from medical records of mothers during their pregnancy or childbirth in the hospital.
The results of the study the average age of mothers giving birth to 30.29 years of education of mothers in the General Hospital of Depok City junior high at 50.4%, SD 22.2%, 25.9% high school, and university 1.5% . Average mothers during their pregnancy or childbirth in the General Hospital of 97.8% does not work with parity or the number of children less than three to 68.9% and an average age of 38.59 weeks gestational mother, average The average pre-pregnancy weight was 53.52 kg.
The results mentioned three significant variables, namely maternal age, gestational age, and prepregnancy weight and gestational age were greatest effect on birth weight infants in the General Hospital in Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rahayu Setyaningsih
"ABSTRAK
Populasi lansia semakin tahun akan semakin mengalami peningkatan. Populasi lansia di Indonesia sendiri sudah mencapai angka diatas tujuh persen yaitu 7,58%, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang berstruktur tua. Semakin bertambahnya umur lansia, maka lansia akan membutuhkan bantuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Salah satunya adalah lansia membutuhkan bantuan caregiver dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Asupan nutrisi sangat mempengaruhi proses penuaan pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan caregiver dengan status gizi lansia di RW 9 dan 10 Kelurahan Jatiraden, Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling, sehingga sampel yang digunakan sebanyak 107 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan caregiver dengan status gizi lansia (p value = 0,144) di RW 9 dan 10 Kelurahan Jatiraden, Bekasi. Hal ini disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhi gizi lansia seperti perubahan pada sistem pencernaan, pengobatan, aktivitas fisik, kondisi mental, adanya penyakit, serta perubahan psikologis.

ABSTRACT
The population of elderly in Indonesia has increased each year, reaching a precentage of 7,58% of the total population. The elderly will need support form someone to meet their needs. One of the needs is meeting nutritional needs. Nutritional intake affects the aging process in the elderly. The aimed of this research was to determine the correlation between caregiver knowledge and the nutritional status of the elderly in RW 9 and 10 Jatiraden, Bekasi. This research used a method quantitative research with descriptive correlative research design. The sampling technique used in this research was proportional random sampling, with a total sample of 107 respondents. The results showed that there is no correlation between caregiver knowledge and the nutritional status of the elderly (p value = 0.144) in RW 9 and 10 Jatiraden, Bekasi. This caused by other factors that affect the elderly nutrition such as changes in the digestive system, medication, physical activity, mental condition, diseases and psychological changes."
2016
S63305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Nyoman Supariasa
Jakarta: EGC, 2001
612.3 Sup p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Mardayanti
"Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesalahan gizi dapat merusak bangsa, baik pada gizi kurang maupun gizi lebih. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah status gizidan kesehatan anak didik.
Tujuan dari ananlisis adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor risiko (jenis kelamin, jumlah anggota keluaraga, pengetahuan gizi, uang saku, kebiasaan makan, aktifitas fisik disekolah, kegiatan diluar sekolah dan kegiatan diwaktu luang) dengan status gizi pada siswa kelas 8 di SLTPN 7 Bogor tahun 2008. Penelitian yang dilakukan pada tanggal 6 dan 10-12 November 2008 di SLTPN 7 Bogor ini menggunakan disain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas 8 SLTPN 7 Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan) menggunakan alat timbangan seca dan microtoice, mewawancarai kebiasaan makan dengan menggunakan Frequency Food Quetionary dan menyebarkan kuesioner ke 204 responden yang dipilih secara acak. Variabel bebas dari penelitian ini adalah faktor biologis (jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi (pengetahuan gizi, uang saku ), dan gaya hidup (kebiasaan makan utama, kebiasaan makan pagi, kebiasaan makan jajanan, aktivitas diluar sekolah, kegiatan waktu luang) dan sebagai variabel terikatnya adalah status gizi pada siswa kelas 8 SLTPN 7 Bogor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 faktor yang diteliti, hanya 1 faktor yang berhubungan secara statistik dengan status gizi, yaitu faktor jenis kelamin. Dari 98 responden laki-laki, sebesar 27,6 % mengalami gizi salah, sebaliknya dari 105 responden perempuan hanya 12,4 % yang mengalami gizi salah. Sedangkan faktor-faktor risiko lainnya tidak menunjukkan adanya hubungan secara statistik dengan status gizi.
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan adanya peningkatan fungsi dan peran Unit Kesehatan Sekolah (UKS), tambahan mengenai pendidikan gizi dan pengawasan peredaran makanan jajanan serta perlu adanya kunjungan rutin untuk mengontrol keadaan status gizi dan pemeriksaan kesehatan siswa oleh pihak Dinkes bekerja sama dengan pihak sekolah serta orang tua agar pengetahuan gizi anak lebih luas dan dapat memilih makanan jajanan yang lebih aman, sehat dan bergizi serta dapat mengatasi keadaan gizi yang salah pada anak."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Parlina
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26474
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ingee Dhita Agustin
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>