Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Darun Nasihin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM muslim di Indonesia dengan analisis faktor demografis, karakteristik usaha dan religiusitas yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis data primer melalui penyebaran kuesioner kepada 203 responden. Metode analisis data yang digunakan yaitu statistics descriptive meliputi uji independent t-Test, ANOVA, dan regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM muslim yang diteliti dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, karakteristik usaha dan religiusitas. Selain itu, terdapat temuan lain seperti pengetahuan ekonomi syariah dari sektor formal dan kepemilikan rekening bank syariah yang berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM muslim di Indonesia.
......This study aims to determine the factors that affected to the level of sharia financial literacy Muslim SMEs in Indonesia with focuses on demographic factor, business characteristics and religiosity to be studied. This study uses primary data analysis through questionnaires distributed to 203 respondents. Data analysis methods used are descriptive statistics include independent test t test, ANOVA, and linear regression.
The results showed that the level of sharia financial literacy of Muslim SMEs in Indonesia influenced by educational background, business characteristics and religiosity. In addition, there are other findings such as sharia economic knowledge from the formal sector and ownership of Islamic bank accounts that affect the level of Islamic financial literacy of Muslim SMEs in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vanindra
Abstrak :
Kehidupan bermasyarakat senantiasa diatur oleh sebuah sistem etika yang dianut secara kolektif oleh anggotanya. Pada masyarakat Islam fundamental Indonesia, perempuan muslim, terutama yang berhijab, memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam menjalankan sistem etika yang ada. Ini berkaitan dengan kepercayaan kolektif masyarakat bahwa ritual penggunaan hijab adalah hal yang sakral. Oleh karena itu, kesucian hijab harus dijaga dengan baik. Adanya kepercayaan ini menyebabkan kecanggungan saat mencampurkan hijab dengan kesenian dalam konteks selain ibadah. Kecanggungan sangat berat dirasakan oleh Hijab Cosplayer yang mencampurkan hijab dengan hobi mereka. Hijab Cosplayer kerap kali mengalami penolakan dari masyarakat karena dianggap telah menistakan hijab dengan melakukan cosplay. Pemahaman ini lah yang ingin didobrak oleh komunitas Hijab Cosplay Gallery melalui kode etik yang dianut oleh anggotanya. Kode etik ini kemudian menjadi sebuah norma yang diemban oleh Hijab Cosplayer sebagai bentuk komitmen terhadap Tuhan juga pembuktian akan kesalehan mereka. Tulisan ini akan berfokus pada kode etik Hijab Cosplayer dan bagaimana ia dijaga dan dijalankan dalam komunitas imajiner melalui kesadaran kolektif kelompok. Melalui tulisan ini, saya berharap dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap komunitas Hijab Cosplayer dan religiusitas dalam dunia modern.
......
The life of a society is bounded by the existence of an ethical system that is collectively believed and internalized by the members. In Indonesian Fundamentalist Muslim society, Muslim women, especially those who wear the hijab, carry a greater responsibility in doing said system. It is connected to how society’s collective belief, that the ritual of wearing a hijab is sacred. Therefore, the hijab’s pureness needs to be protected at all costs. This belief then caused awkwardness when mixing the hijab with art in a non-sacred context. This awkwardness is felt more by the Hijab Cosplayers who mix the hijab with their hobby. They are often subjected to rejection from Muslim society because it is believed that they have committed blasphemy towards the hijab by doing cosplay. Hijab Cosplay Gallery then tries to breach said beliefs using the code of ethics that is held collectively by its members. This code of ethics was later internalized by Hijab Cosplayer as some kind of a norm among them as a form of commitment to God and proof of their faith. This writing focuses on Hijab Cosplayer’s code of ethics and how it is preserved by an imagined community through the community members' collective consciousness. Through this writing, I am hoping to shed more light on the Hijab Cosplayer community and religiosity in modern world.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library