Minyak bumi merupakan sumber energi terbesar di Indonesia. Sedangkan selama sepuluh tahun terakhir, produksi minyak bumi mengalami penurunan. Perlu dilakukan perubahan dengan beralih kepada energi terbarukan. Energi terbarukan adalah yang berasal dari alam dan non-fosil, sehingga tidak akan pernah habis. Salah satu energi alternatif pada mesin motor pembakaran dalam yang telah dikembangkan di Indonesia adalah Bioethanol (C2H5OH) yang umumnya terbuat dari bahan baku tanaman pati yaitu jagung, nira, singkong, umbi, dan tebu. Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No 1 Tahun 2006, disebutkan bahwa Presiden RI menginstruksikan untuk mengambil langkah percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan bioetanol pada specific fuel consumption dan coefficient of variation (COV) motor makara dengan modifikasi penggunaan zat aditif Oxygynated Cyclooctanol. Digunakan engine dynamometer, tachometer dan fuel flow meter yang berfungsi untuk mengukur performa mesin. Campuran E10 dengan penambahan zat aditif Cyclooctanol 1.3% menghasilkan nilai specific fuel consumption paling irit dan nilai COV paling rendah jika dibandingkan dengan campuran E10 murni, E10 + 0,3% Cyclooctanol, dan E10 + 0,5% Cyclooctanol. Hal ini menunjukan bahwa penambahan zat aditif dapat memperbaiki performa motor yang menggunakan bahan bakar bioetanol.
The most significant energy source in Indonesia comes from petroleum. Whereas in the last ten years, oil production has decreased. Changes need to be made by switching to renewable energy. Renewable energy is non-fossil energy that comes from nature and will not run out. One alternative energy that can be used in internal combustion engine and have been developed in Indonesia is Bioethanol, which is generally made from raw materials of starch plants, namely corn, sap, cassava, tubers, and sugar cane. Based on the Presidential Instruction of the Republic of Indonesia No. 1 of 2006, it was stated that the President of Indonesia instructed to take steps to accelerate the supply and utilization of biofuels as alternative fuels. This study aims to determine the effect of Oxygenated Cyclooctanol additive on Bioethanol-Gasoline blends to the Motor Makara’s Specific Fuel Consumption (SFC) and Coefficient of Variation (COV). Tests are occurred using an engine dynamometer to measure engine performance. Based on results, E10 mixture with the addition of 1.3% Cyclooctanol additive produces the most economical specific fuel consumption value and the lowest COV value when compared with the pure E10 mixture, E10 + 0.3% Cyclooctanol, and E10 + 0.5% Cyclooctanol. The experimental test showed that the addition of additives to bioethanol fuel could improve Motor Makara’s performance.
Dewasa ini seluruh dunia sedang berlomba untuk mencari sumber energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Namun, bahan bakar fosil sendiri masih sangat dibutuhkan karena sudah banyak sektor memilki ketergantungan terhadap sumber energi tersebut. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini ialah bahan bakar jenis baru yaitu bioetanol. Bioetanol memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar konvensional sehingga dapat membantu performa mesin menjadi lebih baik. Selain itu gas buang hasil pembakarannya relatif ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Bioetanol digunakan sebagai zat campuran terhadap bahan bakar konvensional agar dapat digunakan pada berbagai jenis mesin yang telah diproduksi sebelumnya dan dipergunakan secara luas. Penelitian ini menggunakan bioetanol fuel grade yang memiliki kadar air dibawah 0,1%. Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh coefficient of variation (COV) terhadap nilai specific fuel consumption (SFC) pada mesin uji berupa motor bakar 125 cc berbasis bahan bakar gasoline. Pengujian dilakukan menggunakan engine dynamometer untuk mengukur performa mesin serta exhaust gas analyzer untuk mengukur kadar emisi pada gas buang yang dihasilkan mesin uji. Penambahan etanol sebanyak 5% dari volume bahan bakar menghasilkan nilai COV paling rendah sehingga performa pembakaran di dalam mesin adalah yang paling baik serta memiliki nilai SFC paling rendah daripada campuran bahan bakar bioetanol lainnya.
Today the whole world is looking for renewable energy sources to obtain fossil fuels that are not environmentally friendly. However, fossil fuels are still very much needed because many sectors have the need for these energy sources. One of the benefits is as a vehicle fuel used by people throughout the world. One solution offered to overcome this problem is a new type of fuel, bioethanol. Bioethanol has a higher octane value compared gasoline so that it can help improve engine performance. In addition, the exhaust gas produced are relatively environmentally friendly compared to the one that fossil fuels produced. Bioethanol is used asa mixture for conventional fuels to be used in various types of machines that have been previously approved and are widely used. This study uses bioethanol fuel which has air content below 0.1%. In this study we discussed the effect of variant coefficient (COV) on the value of specific fuel consumption (SFC) on a test engine consisting of a 125 cc fuel-based gasoline engine. Tests were carried out using an engine dynamometer to measure engine performance, as well as a gas analyzer to measure emission levels in the exhaust gas produced by the test engine. Addition of bioethanol as much as 5% of the volume of fuel produces the lowest COV value which improves the combustion performance and the lowest SFC value compared to the other bioethanol fuel mixtures.