Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Erica Celiawaty
Abstrak :
Benzene bersifat toksik dan karsinogenik yang ditemukan dalam proses operasional Kilang Paraxylene di PT. X. Dalam proses kerjanya, pekerja terpajan benzene sehingga dilakukan analisa pajanan benzene terhadap pekerja. Desain penelitian adalah analisa kuantitatif dengan metode potong lintang dari data sekunder perusahaan. Variabel penelitian meliputi konsentrasi personal benzene, kadar SpMA, usia, masa kerja, status gizi, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, shift kerja, durasi pajanan per hari dan penggunaan APP dari 64 pekerja. Konsentrasi personal benzene diukur pada breathing zone pekerja berkisar antara 0,02 sd 0,44 ppm. Sebanyak 28 pekerja (43,75%) memiliki kadar SpMA melebihi IPB ACGIH 2021 (25 µg/g kreatinin), UCL 1,95% di semua SEG melebihi IPB, berarti ada ketidakyakinan sebesar 95% bahwa kadar SpMA pekerja Kilang Paraxylene tidak melebihi IPB. Uji korelasi pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi personal benzene dengan kadar SpMA, p=0,195. Hasil uji statistic menemukan adanya hubungan signifikan antara kadar SpMA dengan masa kerja, p=0,04. Kadar SpMA hanya menggambarkan metabolit di tubuh namun tidak dapat memberikan rute pajanan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menganalisa dampak pajanan benzene pada pekerja yang melebihi durasi aman pajanan benzene pada PT. X. ......Benzene is presence in routine operational activities of Paraxylene Refinery Unit in PT. X. The process exposed the worker to benzene. Hence, the need to analyze its exposure to the workers. The study design was quantitative analysis with cross sectional design by analyzing secondary data. The variables studied were personal benzene, SpMA level, age, length of work, BMI, smoking habit, alcohol consumption, shift/non shift, length of exposure per day, and use of PPE from the sampel of 64 workers. The result showed personal benzene concentrations measured in the breathing zone are below the recommended exposure limit (NAB Permenaker No 5/2018: 0,5 ppm), 28 respondents (43,75%) had SpMA level above the value of BEI ACGIH 2021 (25 µg/g kreatinin ), UCL 1,95% of all SEG is higher than BEI meaning there is 95% inconfident that benzene concentrations in the breathing zones are below the standard. There is no correlation between personal benzene concentrations and SpMA p=0,195. There is a significant correlation between length of work with SpMA level, p=0,04. SpMA is useful in determining benzene exposure even in low level exposure however it does not recognize where benzene is coming from. Implementation of work rotation and benzene awareness need to be improved. Further study should be conducted to analyze risk of cancer to worker who has been exposed to benzene longer than the safe duration of exposure in PT. X.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Metafisika
Abstrak :
Benzena dikenal sebagai salah satu senyawa karsinogen. IARC telah menggolongkan benzena sebagai senyawa karsinogenik golongan 1 yang menunjukkan paparan benzena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Paparan dari aktivitas merokok dan emisi kendaraan bermotor pada polisi lalu lintas secara terus menerus akan mengakibatkan tingginya resiko paparan benzena sehingga perlu dilakukan kajian resiko paparan benzena terhadap polisi lalu lintas khususnya di wilayah Depok yang merupakan kota penyangga ibukota Jakarta. Asam s-fenilmerkapturat (SPMA) dalam urin merupakan metabolit spesifik terhadap paparan benzena sehingga representatif sebagai biomarker paparan benzena. Rata-rata konsentrasi SPMA pada polisi lalu lintas yang merokok, polisi lalu lintas yang tidak merokok, dan kontrol memberikan hasil 150,44 + 75,13 μg /g kreatinin, 70,44 + 64,21 μg /g kreatinin, dan 14,3 + 19,61 μg /g kreatinin. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor emisi kendaraan bermotor, lama bekerja serta merokok meningkatkan resiko paparan benzena polisi lalu lintas. ......Benzene has been known as one of the carcinogen agent. IARC had been categorized benzene as carcinogen compound in group 1 that indicates benzene exposure very harmful to human health. Exposure over and over from smoking activities and automobile emission to traffic policemen, will resulting a high risk benzene exposure, as a result, risk study of benzene exposure need to be done toward traffic policemen, specially in Depok area as Jakarta’s buffer zone. Sphenylmercapturic acid (SPMA) in urine is specific metabolite to benzene exposure, so it represents as biomarker benzene exposure. SPMA concentration average in smoking traffic policemen, nonsmoking traffic policemen and control respectively, give a result 150,44 + 75,13 μg /g creatinine, 70,44 + 64,21 μg /g creatinine, dan 14,3 + 19,61 μg /g creatinine. The statistical test result, show that automobile emission, working duration as traffic policemen, and smoking habit factor can increase traffic policemen benzene exposure risk.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30693
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library