Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fandy Irawan
Abstrak :
Pertambahan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi akan menyebabkan semakin bertambah pula jumlah limbah padat yang dihasilkan. Limbah padat adalah semua buangan yang timbul akibat aktivitas manusia dan hewan yang biasanya berbentuk padat yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Keberadaan limbah padat saat ini telah menjadi permasalahan lingkungan karena adanya penumpukan limbah padat yang karena sifatnya dapat mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kecamatan Sukmajaya dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2006 sebesar 6594,71 jiwa/ km2 tentu tidak lepas dari permasalahan lingkungan tersebut, maka langkah awal yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah menentukan jumlah timbulan limbah padat yang dihasilkan guna menentukan kapasitas pengelolaan limbah padat. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya, Depok.

Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2007 selama 8 hari di tiap sumber penghasil limbah padat yang termasuk dalam Kecamatan Sukmajaya. Sumber penghasil limbah padat yang dijadikan objek penelitian, yaitu pemukiman di tiga kelurahan, perdagangan, perkantoran, sekolah, dan jalan. Metode pengukuran yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan sampel limbah padat dari sumbernya, menimbang berat sample limbah padat, dan mengukur volume sampel limbah padat.

Timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya untuk pemukiman, pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, dan jalan berturut-turut sebesar 1,388 L/orang/hari, 16,25 L/kios/hari, 13,49 L/toko/hari, 9,36 L/kantor/hari, 0,127 L/orang/hari, dan 0,1008 L/m. Hasil lainnya berupa deskripsi dan system penanganan limbah padat di tiga kelurahan yang ditinjau yaitu Kelurahan Kali Baru, Mekar Jaya, Abadi Jaya, serta analisis timbulan limbah padat dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Depok.

Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya, yaitu jumlah penduduk, waktu, aktivitas, cuaca dan perilaku sosial. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai perbedaan jumlah timbulan limbah padat dengan data nasional. Saran yang dapat penulis berikan adalah perlu adanya peningkatan pelayanan limbah padat, pengawasan, pembiayaan dan peran serta masyarakat yang lebih aktif.
High level of public consumption and public growth causing more production of solid wastes. Solid wastes comprise all the wastes arising from human and animal activities that normally solid and that are discarded as useless or unwanted. Solid wastes in present time has become an enviromental problems because the accumulation of solid wastes, which its characteristic can disturb public health and other living creatures. Sukmajaya Subdistrict with 6594,71 capita/km2 also has this environmental problems. The first step to solve this problem is define the quantity of solid waste generation,and then design the appropriate processing capacity with its quantity. The purpose of this minithesis is to know how much the quantities of solid wastes generated in Sukmajaya Subdistrict.

Research methods used the descriptive research by using survey methods.This research done in May 2007. Period of collecting data in the work field are 8 days in every source of solid wastes placed in Sukmajaya Subdistrict. The following sources of solid wastes which included in research objects are residential area in three sub-subdistrict, commercial, office complex, school and streets. Measuring methods used are collecting sample from it sources, weighing solid waste samples and measuring volume of solid waste samples

The quantities of solid waste generated in Sukmajaya Subdistrict for residential, market, stores, office complex, school, and streets are 1,388 L/capita/day, 16,25 L/trader/day, 13,49 L/store/day, 9,36 L/office/day, 0,127 L/capita/day, and 0,1008 L/m. Other output is description and solid waste management system in three subsubdistrict which is Kali Baru, Mekar Jaya and Abadi Jaya, also analysis of solid waste generation data from Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Depok City.

Factors that could affect solid wastes generation in Sukmajaya Subdistrict which is public growth, time period, activity, weather, and social behavior. Next research needed in searching differences between the quantities of solid waste generated in Sukmajaya Subdistrict and the national quantities of solid waste generated. Writer?s suggestion about solid wastes generation in Sukmajaya Subdistrict is improvement of solid waste management, more supervising, funding, and people?s active part in supporting solid waste management.
2008
R.01.08.12 Ira t
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Zaglul Pasya
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan ini membahas tentang timbulan dan komposisi limbah padat yang dihasilkan oleh Apartemen Margonda Residence 3. Metode yang digunakan untuk teknis pengabilan sampah adalah metode SNI 19-3964-1994 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil penelitian adalah alternatif sistem teknis operasional, yang dimulai dari pewadahan hingga pembuangan akhir. Timbulan sampah yang dihasilkan oleh apartemen adalah 0.213 kg/orang/hari dan 1.7 L/orang/hari. Komposisi yang terdapat pada gedung Apartemen Margonda Residence 3 setelah melakukan sampling selama 8 hari adalah sampah organik sebesar 552.881, sampah plastik 17.819, sampah kertas 15.356, sampah pampers dan pembalut 5.085, sampah kaca 3.440 sampah logam 1.570, sampah tekstil sebesar 1.010, sampah B3 0.163 dan sampah lainnya seperti karet, sterofoam, kayu sebesar 2.768. Komposisi yang terdapat pada area parkir dan jalan pada apartemen adalah sampah kertas sebesar 43.091, sampah plastik sebesar 46.136, sampah logam 3.981, sampah kaca 2.576, sampah tekstil 1.639, sampah B3 1.405 dan sampah lainnya 1.171. Perencana pemanfaatan limbah pada anorganik pada apartemen adalah dengan menerapkan sistem bank sampah dan untuk sampah organik dengan melakukan pengomposan agar dapat meminimalisasi timbulan sampah yang dihasilkan.
ABSTRACT
This research discusses about solid waste generation and composition at Margonda Residence Apartmen 3. The method which being used is SNI 19 3964 1994 on Methods Of Sample Collection and Measurement Of The Compositian and Urban Waste. The result of study alternative are technical operational system, which start from lug to landfill. Generation of solid waste generated apartement is 0,213 kg person day and 1,7 L person day. The composition of solid waste in Margonda Residence 3 Apartment after sampling for eight days is organic waste 552,881 , plastic 17,819 , paper 15,356 , garbage diapers and sanitary napkins 5,085 , glas 3,440 , metal 1,570 , garbage textiles by 1010 , 0163 B3 and other debris such as rubber, Styrofoam, wood amounted to 2,768 . The composition contained in the parking area and the road to the apartment is a waste of paper 43,091 , plastic 46,136 , metals 3,981 , 2,576 glass , 1,639 textile trash, B3 1,405 and 1,171 more. Planning inorganic waste utilization in the apartment is to implement the system of waste banks and for organic waste by composting in order to minimize the generation of waste generated.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandy Irawan
Abstrak :
Pertambahan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi akan menyebabkan semakin bertambah pula jumlah limbah padat yang dihasilkan. Limbah padat adalah semua buangan yang timbul akibat aktivitas manusia dan hewan yang biasanya berbentuk padat yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Keberadaan limbah padat saat ini telah menjadi permasalahan lingkungan karena adanya penumpukan limbah padat yang karena sifatnya dapat mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kecamatan Sukmajaya dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2006 sebesar 6594,71 jiwa/ km2 tentu tidak lepas dari permasalahan lingkungan tersebut, maka langkah awal yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah menentukan jumlah timbulan limbah padat yang dihasilkan guna menentukan kapasitas pengelolaan limbah padat. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya, Depok. Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2007 selama 8 hari di tiap sumber penghasil limbah padat yang termasuk dalam Kecamatan Sukmajaya. Sumber penghasil limbah padat yang dijadikan objek penelitian, yaitu pemukiman di tiga kelurahan, perdagangan, perkantoran, sekolah, dan jalan. Metode pengukuran yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan sampel limbah padat dari sumbernya, menimbang berat sample limbah padat, dan mengukur volume sampel limbah padat. Timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya untuk pemukiman, pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, dan jalan berturut-turut sebesar 1,388 L/orang/hari, 16,25 L/kios/hari, 13,49 L/toko/hari, 9,36 L/kantor/hari, 0,127 L/orang/hari, dan 0,1008 L/m. Hasil lainnya berupa deskripsi dan system penanganan limbah padat di tiga kelurahan yang ditinjau yaitu Kelurahan Kali Baru, Mekar Jaya, Abadi Jaya, serta analisis timbulan limbah padat dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Depok. Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah timbulan limbah padat di Kecamatan Sukmajaya, yaitu jumlah penduduk, waktu, aktivitas, cuaca dan perilaku sosial. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai perbedaan jumlah timbulan limbah padat dengan data nasional. Saran yang dapat penulis berikan adalah perlu adanya peningkatan pelayanan limbah padat, pengawasan, pembiayaan dan peran serta masyarakat yang lebih aktif.
High level of public consumption and public growth causing more production of solid wastes. Solid wastes comprise all the wastes arising from human and animal activities that normally solid and that are discarded as useless or unwanted. Solid wastes in present time has become an enviromental problems because the accumulation of solid wastes, which its characteristic can disturb public health and other living creatures. Sukmajaya Subdistrict with 6594,71 capita/km2 also has this environmental problems. The first step to solve this problem is define the quantity of solid waste generation,and then design the appropriate processing capacity with its quantity. The purpose of this minithesis is to know how much the quantities of solid wastes generated in Sukmajaya Subdistrict. Research methods used the descriptive research by using survey methods.This research done in May 2007. Period of collecting data in the work field are 8 days in every source of solid wastes placed in Sukmajaya Subdistrict. The following sources of solid wastes which included in research objects are residential area in three sub-subdistrict, commercial, office complex, school and streets. Measuring methods used are collecting sample from it sources, weighing solid waste samples and measuring volume of solid waste samples The quantities of solid waste generated in Sukmajaya Subdistrict for residential, market, stores, office complex, school, and streets are 1,388 L/capita/day, 16,25 L/trader/day, 13,49 L/store/day, 9,36 L/office/day, 0,127 L/capita/day, and 0,1008 L/m. Other output is description and solid waste management system in three subsubdistrict which is Kali Baru, Mekar Jaya and Abadi Jaya, also analysis of solid waste generation data from Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Depok City. Factors that could affect solid wastes generation in Sukmajaya Subdistrict which is public growth, time period, activity, weather, and social behavior. Next research needed in searching differences between the quantities of solid waste generated in Sukmajaya Subdistrict and the national quantities of solid waste generated. Writer's suggestion about solid wastes generation in Sukmajaya Subdistrict is improvement of solid waste management, more supervising, funding, and people's active part in supporting solid waste management.
2008
S34707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Trilina
Abstrak :
Sampah merupakan permasalahan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Dimana paradigma pengelolaan sampah di Indonesia masih kumpul-angkut-buang. Sehingga tidak ada perubahan yang berarti dalam segi kuantitas sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir. Depok merupakan salah satu kota yang memiliki timbulan sampah cukup besar yaitu sebesar 3.764 m3/hari pada tahun 2007. Termasuk didalamnya adalah timbulan sampah yang berasal dari Universitas Indonesia (UI). Salah satu upaya untuk mengurangi kuantitas sampah yang berasal dari UI, maka dibutuhkan sebuah Unit Pengolahan Sampah (UPS) di dalam kampus. Dimana perlu dilakukan studi timbulan dan komposisi sampah terlebih dahulu dengan cara melakukan pengambilan dan pengukuran sampel (sampling) pada sampah gedung perkuliahan, kantin, jalan dan taman. Sampling dilakukan pada 5 titik yaitu FT, FE, Fasilkom, PAU (Rektorat), dan Pusgiwa selama 10 hari kerja. Hasil pengukuran dan pengolahan data menunjukan bahwa pada tahun 2010 timbulan sampah kampus UI Depok mencapai 9,61 ton/hari atau 367,05 m3/hari. Dengan komposisi sampah terdiri dari 85% organik, 6,5% plastik, 6,9% kertas, 0,3% kaca, 0,3% logam, 0,5% styrofoam dan 0,7% sampah lainnya. Untuk menentukan kebutuhan lahan UPS, dibutuhkan data timbulan sampah pada 20 tahun mendatang. Dimana proyeksi timbulan sampah pada tahun 2030 adalah 11,84 ton/hari atau 419,29 m3/hari. Sehingga didapatkan kebutuhan lahan UPS UI adalah 975 m2. Adapun proses pengolahan di UPS adalah pemilahan, daur ulang, dan komposting.
Solid waste is problem in Indonesia which have not finished yet. Where is the paradigm of solid waste management in Indonesia is the collect-transport-throw. So there is no significant change in the quantity of waste in the Landfill. Depok was one city that has a large garbage that is equal to 3.764 m3/day in 2007. This includes the solid waste generation from University of Indonesia (UI). One effort to reduce the quantity of solid waste that comes from UI, so needed a Solid Waste Handling Facilities (UPS) in campus. Where necessary study of solid waste generation and composition beforehand by doing the taking and measuring samples (sampling) at the lecture building waste, canteen, roads and parks. Sampling was conducted at five points of the FT, FE, Fasilkom, PAU (Rectorate), and Pusgiwa during 10 working days. Results of measurement and data processing in 2010 showed that the solid waste of University of Indonesia Depok reached 9,61 tons / day or 367,05 m3/day. With solid waste composition consisted of 85% organic, 6,5% plastics, 6,9 % paper, 0,3% glass, 0,3% metal, 0,5% styrofoam and 0,7% other. To determine the needs of land UPS, solid waste generation data needed in the next 20 years. Where projections of solid waste generation in 2030 is 11,84 ton/day or 419,29 m3/day. So the land was needed 975 m2 for UPS. The treatment process at UPS are segregation, recycling, and composting.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Nur Kurniawati
Abstrak :
TPA Cipayung merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang melayani timbulan sampah kota Depok. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah timbulan sampah yang dihasilkan pun semakin besar. Dengan sistem pengelolaan sampah yang saat ini diterapkan, timbulan sampah yang besar mengakibatkan TPA Cipayung mengalami kelebihan kapasitas. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata timbulan sampah yang masuk ke TPA Cipayung sebesar 798,97 m3/hari atau 79,634 ton/hari. Komposisi timbulan sampah tersebut terdiri dari 76,96 % sampah organik dan 23,04 % sampah non-organik (7,05 % kertas, 11,37 % plastik, 0,22 % logam, dan 4,18 % jenis sampah lainnya). Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kelebihan kapsitas pada TPA Cipayung antara lain timbulan sampah yang besar, komposisi timbulan sampah anorganik sebesar 23,04 % yang ikut ditimbun, dan faktor pemadatan yang tidak sempurna. ......Cipayung landfill is a municipal solid waste (MSW) landfill that serving Depok city. Along with the increase of population, amount of solid waste generated even bigger. With waste management systems currently applied, large amount of solid waste generated made Cipayung landfill over capacity. Based on the results of measurements, the average solid waste entering the landfill Cipayung is 798.97 m3/day or 79.634 tons / day. Composition of solid waste consists of organic waste 76.96 % and 23.04 % non-organic waste (7.05 % papers, 11.37 %, plastics, 0.22 % metals, and 4.18 % other solid waste types). Some of the factors that caused the over capacity of the landfill Cipayung area large amount of solid waste generated, 23.04 % of inorganic solid waste also buried in landfill, and the compaction of the solid waste.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Anisa
Abstrak :
Penelitian ini membahas timbulan dan komposisi sampah rumah tangga pada Kampung Maruga, Tangerang Selatan sebagai dasar usulan desain Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) terintegrasi Bank Sampah pada kawasan ini. Metode yang digunakan yaitu SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil penelitian menyatakan jumlah timbulan sampah saat ini mencapai 0,39 kg/orang/hari. Komposisi sampah rumah tangga di Kampung Maruga terdiri dari 65,8% organik yang berasal dari sisa makanan dan sampah kebun, 11,5% plastik, 9,2% kertas, 3,5% tekstil, 3% adsorbent (pamper dan pembalut), 2,8% logam, 1% kaca, 0,8% kayu, 0,6% limbah B3, 0,4% karet, 0,2% limbah elektronik, 0,1% styrofoam, dan 1% lainnya. Tempat Pengolahan Sampah 3R terintegrasi bank sampah didesain dengan kapasitas 0,835 ton/hari atau 7,7 m3/hari. Total luas minimum desain unit pengolahan sampah mencapai 255 m2 yang terdiri dari area bank sampah, area pencacahan, area pengomposan, area pengayakan, area penyimpanan, kantor, gudang, kamar mandi, balai serbaguna dan lahan berkebun. ...... This study focuses ini the household solid waste generation and composition at Kampung Maruga, Tangerang Selatan for the basis of design Material Recovery Facility Reduce, Reuse, Recycle (MRF 3R) with the integration of Waste Bank in this area. The method which being used is SNI 19-3964-1994 on Methods of Sample Collection and Measurement and The Composition of Urban Waste. The results stated the solid waste currently are 0,39 kg/person/day. The composition of household waste in Kampung Maruga consist of 65,8% organic which is come from food scraps and yard waste, 11,5% plastic, 9,2% paper, 3,5% textil, 3% adsorbent (pampers and band), 2,8% metal, 1% glass, 0,8% wood, 0,6% hazardous waste, 0,4% rubber, 0,2% electronic waste, 0,1% styrofoam, and the other 1%. Material recovery facility with the integration of waste bank is designed with a capacity of 0,835 ton/day or 7,7 m3/day. Total area minimum of material recovery facility design reaches 255 m2 consisting of a waste bank area, enumeration area, composting area, screening area, storage area, office area, toilet, multi purpose couch and plantation area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudithia
Abstrak :
ABSTRAK
Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 8 juta jiwa pada tahun 2011, dimana jumlah limbah padat yang dihasilkan mencapai 6500 ton/hari. Salah satu elemen dalam sistem pengelolaan sampah di Jakarta adalah Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS), yang berfungsi sebagai lokasi penampungan sampah dan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang. Lokasi TPS yang berdekatan dengan daerah pemukiman sering menimbulkan gangguan kenyamanan bagi warga sekitarnya. TPS merupakan salah satu potensi sumber bioaerosol di udara. Bioaerosol adalah suspensi partikel koloid padat atau tetesan cairan di udara yang mengandung serbuk sari atau mikroorganisme. Degradasi sampah organik secara alami adalah penyebab utama tingginya konsentrasi bioaerosol di sekitar TPS. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh komposisi sampah organik dan parameter fisik terhadap konsentrasi bakteri dan jamur selama proses penampungan dan pengangkutan sampah di TPS. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa konsentrasi bioaerosol di TPS sekitar 500 ? 4000 CFU/m3 saat hari penampungan sampah dan 1000 ? 5000 CFU/m3 saat hari pengangkutan sampah. Konsentrasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi referensi di daerah pemukiman di Inggris dan Amerika. Selain itu, konsentrasi tersebut juga berada di atas hasil pengukuran konsentrasi bioaerosol di area pemukiman Kelurahan Manggarai dan Bukit Duri, sekitar 1300 ? 2500 CFU/m3. Oleh sebab itu, diperlukan upaya khusus untuk mengurangi persebaran bioaerosol di udara, seperti membangun dinding tambahan dan menempatkan sampah dalam karung maupun kantung plastik.
ABSTRACT
Jakarta is the largest city in Indonesia with a population more than 8 million (2011) where the amount of waste generated is approximately 6,500 tons/day. One of the elements in Jakarta waste management system is a transfer station, which functions as managing solid waste that can be recycled and reused. However, transfer station that is located in the surrounding settlement areas often cause disturbance to the residents nearby. Transfer station is a potential source of bioaerosol contaminants in the air. Bioaerosol are the suspension of solid colloidal particle or liquid particle contained pollen or microorganism. The natural organic waste decomposition is the major cause of the high bioaerosol concentration surrounding it. The objectives of this research are to study the effect of organic waste composition and the influence of air physical parameters to the fungi and bacteria concentration during storage and transporting of solid waste. It is found out that the bioaerosol concentrations inside of the transfer station are approximately 500 ? 4,000 CFU/m3 at storage day and 1,000 ? 5,000 CFU/m3 at transporting day. The results showed that these concentrations are higher than the average concentration at settlement areas in United Kingdom and United States. These concentrations are also higher than the reference concentration at residential areas in Manggarai and Bukit Duri Sub-District that is approximately 1,300 ? 2,500 CFU/m3. Consequently, it requires special techniques and efforts to reduce the concentration of bioaerosol such as building an additional wall and putting the waste into sack bags.
2012
S42110
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library