Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lia Sartika
Abstrak :
Abstrak Solanum khasianum merupakan salah satu tanaman terung-terungan yang mengandung senyawa steroid solasodin dengan kadar yang cukup tinggi. Di Indonesia tanaman ini jarang dibudidayakan padahal senyawa solasodin yang terkandung didalamnya diketahui dapat menjadi bahan dasar untuk mensintesis senyawa steroid lain yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia akan obat-obatan steroid. Dalam penelitian ini dilakukan isolasi solasodin dari buah Solanum khasianum. Glikoalkaloidnya dapat diisolasi dengan asam asetat 4%, kemudian diendapkan dengan NH4OH 25%. Hidrolisis glikoalkaloid dilakukan dengan asam klorida 1 N dalam pelarut metanol. Produk aglikon berupa kristal putih. Identifikasi titik leleh produk aglikon menghasilkan data yang 0 sesuai dengan titik leleh solasodin yaitu pada suhu 200-203 C. Identifikasi produk dengan spektrum massa menghasilkan puncak pada m/z 413 yang sesuai dengan berat molekul solasodin dan puncak-puncak yang dominan pada m/z 138 dan 114. Identifikasi produk dengan FTIR menunjukkan -1 adanya gugus O-H (3386,38 cm ), N-H (bertumpuk dengan pita serapan O- - 3 -1 -1 H), C=C (1658,48 cm1), C-H sp (2938,98 cm ), C-O (1064,51 cm ), -CH2 -1 -1 (1457 cm ) dan -CH3 (1380,78 cm ). Gugus-gugus tersebut sesuai dengan gugus-gugus yang terdapat pada senyawa solasodin Kata kunci : Solanum khasianum, steroid, glikoalkaloid, solasodin xi+56 halaman, table, gambar, lampiran Bibliografi 26 ( 1983-2005 )
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasanthy Kusumaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Pengaruh kombinasi NAA 0, 0,5 dan 1 ppm serta kinetin 0, 1, 2, 3 dan 4 ppm pada medium Murashige & Skoog (MS) 1962 terhadap organogenesis daun terong KB Solanum khasianum Clarke diamati pada minggu ke-4, 6 dan 8 setelah penanaman. Kalus mulai terbentuk pada minggu ke-2. Pembentukan akar dan tunas terjadi secara langsung maupun tidak langsung melalui kalus. Akar mulai terbentuk pada minggu ke-2 dan ke-3: tunas mulai terbentuk pada minggu ke-3 dan ke-4 sedangkan planlet mulai terbentuk pada minggu ke-6 dan ke-8. Jumlah akar terbanyak, yaitu 5 dihasilkan dengan penambahan 1 ppm NAA dan 3 ppm kinetin; jumlah tunas terbanyak, yaitu 5 dan jumlah planlet terbanyak yaitu 2 dihasilkan dengan penambahan 4 ppm kinetin tanpa NAA; berat basah terbesar, yaitu 1962,4 mg dan berat kering terbesar, yaitu 193,5 mg dihasilkan dengan penambahan 0,5 ppm NAA dan 4 ppm kinetin. Uji Friedman pada α = 0,01 terhadap data jumlah akar, tunas, planlet serta berat basah dan berat kering pada minggu ke-8 menunjukkan adanya pengaruh kombinasi NAA dan kinetin. Uji perbandingan berganda pada α = 0,01 menunjukkan terdapat beda nyata dalam jumlah akar, tunas, berat basah dan berat kering pada beberapa pasangan perlakuan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Yoce Yosida
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh ekstrak terong KB (Solarium khasianum Clark.) terhadap persentase spermatozoa motil, spermatozoa abnormal, dan jumlah total spermatozoa mencit (Mus inusculus L.) jantan galur Swiss derived selama fase epididimis. Sebanyak 25 ekor mencit jantan umur 3--4 bulan dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol tanpa perlakuan (K 1 ) dan kelompok kontrol yang dicekok suspensi tween (K 2 ), kelompok perlakuan dengan dosis 0,5g/kg bb/hari (E 1 ), dosis 1 9/kg bb/hari (E 2 ), dan dosis 2 9/kg bb/hari (E 3 ). Perlakuan diberikan dengan cara dicekok, Yang diberikan selama 8 hari berturut-turut. Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis (a = 0,05) terhadap persentase spermatozoa motil menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok. Perbedaan tersebut terjadi antara kelompok kontrol 1 (K 1 ) dengan kelompok perlakuan 1 (E 1 ), kelompok perlakuan 2 (E 2 ), dan kelompok perlakuan 3 (E 3 ), sedangkan K 1 dan K 2 tidak ada perbedaan. Demikian pula dengan kelompok perlakuan E 1 tidak ada perbedaan dengan kelompok perlakuan E 2 , dan E3. Hasil uji Kruskal-Wallis (a 0,05) terhadap persentase spermatozoa abnormal menunjukkan ada beda antar perlakuan. Perbedaari tersebut terjadi antara kelompok kontrol 1 (K 1 ) dengan kelompok kontrol 2 (K 2 ) dan kelompok eksperimen E 1 dengan E 2 , dan E3. Uji Kruskal-Wallis (a 0,05) terhadap persentase jumlah total spermatozoa menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok kontrol (K 1 , K 2 ) dengan kelompok perlakuari (E 1 , E2 , dan E3). Dari hasil penelitjan mi disimpulkan bahwa pembenian ekstrak terong KB pada dosis 0,5; 1; 2 g/kg bb/hani mempengaruhi motilitas dan abnormaljtas spermatozoa mencit jantan galur swiss derived, tetapi tidak berpengaruh terhadap j umlah total spermatozoa mencit.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiawati
Abstrak :
Berjenis-jenis tanaman Solanum yang tumbuh di Indonesia diketahui kaya akan kandungan obatnya. Salah satu di antaranya adalah Solanum khasianum yang cukup potensial kandungan solasodinnya untuk dijadikan sebagai bahan dasar obat kontrasepsi. Penanaman eksplan petiolus S. khasianum pada medium LS (1964) yang diberi 2,4-D 1,0 mg/l dan BAP 2,5 mg/l akan terbentuk kalus. Kalus diketahui menghasilkan senyawa metabolit sekunder bila diekstraksi. Kandungan metabolit sekunder tersebut dapat ditingkatkan dengan menambah kolesterol ke dalam medium sub kultur kalus, yang berfungsi sebagai prekursol. Perlakuan yang dicobakan adalah menggunakan kolesterol sebanyak 50 mg/l dan 100 mg/l serta kontrol (tanpa kolesterol). Dari hasil analisis statistik diperoleh, bahwa pemberian masing-masing kolesterol memberikan pengaruh pada pertambahan berat basah kalus, sehubungan dengan pembentukan metabolit sekunder. Bentuk hubungan ini secara jelas terlihat pada kurva pertumbuhan kalus.Dalam hal ini diduga produksi metabolit sekunder terjadi pada saat pertumbuhan sel sedang menurun.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library