Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Tomb contains a variety of important data that can describe the supporters in the past. A lot of understandings and meanings exist in the form of tombs as a cultural heritage. The result of research in Margaharja and Bunter villages, in Sukadana sub District in Ciamis, showing that the ancient tombs on the banks of the Cirende River have a relationship with social stasus or social stratification.
Bandung: Balai Arkeologi Bandung,
507 PWJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Junsuke Hara
Melbourne: Trans Pacific Press, 2005
303.4 JUN i I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Drajat Tri Kartono
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan tinjauan makro terhadap pelayanan umum. yaitu distribusi pelayanan listrik di kotamadya Surakarta. Urgensi penelitian ini disamping masalah praktis bertalian dengan upaya pemerintah untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan juga merupakan tanggapan terhdap fenomena kesenjangan antara jumlah pelayanan umum yang tersedia dengan tingkat kebutuhan dalam masyarakat tidak sebanding karena urbanisasi yang terus meningkat. Kesenjangan kebutuhan dan penyediaan tersebut menyebabkan permasalahan penyediaan pelayanan umum tidak saja terbatas pada dimensi teknis dan administratif. tetapi juga menyangkut sistem distribusi yang dalam konsepei sasiologi dikenal dengan masalah stratifikasi. Sistem distribusi pelayanan umum dalam konteks ini. Oleh karenanya dianalisa dengan menggunakan pendekatan stratifikasi. khususnya stratifikasi masyarakat Jawa.

Sebagaimana telah disebutkan dalam pengkajian beberapa ahli dimensi stratifikasi yang berperan di jawa adalah Hubungan kekuasaan yang menyangkut: 1. hirarki kedekatan hubungan dengan keluarga kerajaan 2. hirarki posisi pakerjaan baik dalam birokrasi pemerintahan atau swasta. 3. hirarki pendidikan. dan 4. etnis.

Oleh karena itu. pengkajian terhadap distribusi penguasaan/pemili kan (previlage) pelayanan umum di kota dan hubungannya dengan stratifikasi sosial sebagai kerangka pengaruh. dilakukan dengan permasalahan sebagai berikut: "Sejauh manakah terdapat perbedaan diantara hirarki: hubungan dengan keluarga raja.jabatan dalam pekerjaan. pendidikan. dan perbedaan etnis dalam penguasaan pelayanan umum.

Pengkajian terhadaap permasalahan tersebut dilakukan terhadap 240 responden yang dipilih dengan dua tahap: Purposive dan random sampling. Hasil pengumpulan data dengan kuesener dianalisa dengan menggunakan tekhnik statistik Analisa Of Variance dan Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Distribusi pelayana umum tersebar dengan tingkat ketimpangan sedang. Persebarannya mengikuti dimensi-dimensi stratifikasi (bukan strata tingkat harga yang dibuat PLN) tetapi dengan beberapa pola perubahan yang terjadi. Persebaran tersebut dalam kajian selanjutnya mengalami pengelompokan antar dimensi (konsistensi) berdasarkan kelompok yang berorientasi lama (kelompok budaya). Hal ini sesuai dengan pandangan Collins Sietem distribusi masyarakat (termasuk pelayanan umum) mencerminkan konflik kelompok-kelompok masyarakat untuk menguasai barang yang langka. Hasi1 ini merekomendaeikan kepada pemerintah agar lebih besar peluang untuk menerapkan sistem quota dibandinq subsidi silang dalam persaingan bebas terutama pada strata bawah.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Zaky Shahab
Abstrak :
Literature on the history of Islam in Indonesia notes the tremendous role of the Arabs who migrated to Indonesia from Hadramaut (South Yaman) for many centuries. Introduction of Islam through noble people has brought the Arabs both into prestigious status as well as to the Indonesian struggle against the Dutch colonialism. This historical background has continued, but in the last decades there has been a shift in their religious role contributed by various factors, both internal and external factors. This writing focuses only on the internal factor, namely the kinship system which is under rapid changes amongst the Arabs. Based on both research and experience, the author clarifies the relationship between the kinship system and social change in the religious sphere among Arab community in Jakarta.
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rubiana Soeboer
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai persepsi ketidak adilan berdasarkan stratifikasi mayoritas-minoritas ini disusun berdasarkan konstruksi teoritik mengenai stratifikasi sosial yang ada di masyarakat (Jeffries dan Ransford, 1980). Menurut Jeffries dan Ransford, stratifikasi sosial di masyarakat secara hirarkis terdiri dari stratifikasi kelas (aset ekonomi, posisi pekerjaan, tingkat pendidikan, dan gaya hidup), etnik, jenis kelamin, dan usia. Stratifikasi sosial yang ada di masyarakat akan membedakan mereka yang berada pada posisi manoritas (kelompok yang menguasai surplus kekuasaan, kekayaan, previlegi, dan prestise) dan mereka yang berada pada posisi minoritas (kelompok yang kurang memiliki aset kekuasaan, kekayaan, previlegi, dan prestise). Secara obyektif diasumsikan bahwa mereka yang berada pada posisi minoritas akan merasakan adanya ketidak adilan yang berkaitan dengan distribusi sumber daya ini. Namun demikian, kondisi obyektif ini tidak selalu ada pada semua kelompok masyarakat. Pada masyarakat dengan budaya tertentu seperti budaya Jawa, persepsi ketidak adilan yang dirasakan oleh kelompok minoritas (kelas bawah) tergantung pada hubungan baik (kekerabatan) antara kelompok kelas ini dengan si pelaku.

Dalam studi ini, di samping kondisi obyektif dan subyektif, tipe "distribusi reward" serta sumber pertukaran dalam interaksi mayoritas-minoritas juga perlu dilihat. Alasannya adalah tipe "distribusi reward" yang ada di masyarakat terkait dengan setting kultural di mans individu tersebut berada. Dalam studi ini

diasumsikan bahwa subyek penelitian balk Jawa maupun Cina melakukan "ditribusi reward" yang equity. Bila "equity" dalam kelompok Jawa berarti adanya pola pertukaran yang tidak sejajar antara atasan bawahan sesuai dengan input yang diberikan oleh masing-masing pihak, maka dasar "equity" kelompok Cina adalah input yang berupa kapasitas pribadi (uang yang diiniliki, informasi, atau barang).

Berdasarkan asumsi teoritik di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah teori tersebut sesuai bila diterapkan pada kondisi masyarakat Indonesia khususnya Jakarta yang terpilah berdasarkan (1) variabel stratifikasi kelas, yaitu kelas menengah sebagai kelompok mayoritas dan kelas bawah kelompok minoritas, (2) variabel stratifikasi etnik, yaitu kelompok etnik Jawa sebagai kelompok mayoritas dan kelompok Cina sebagai kelompok etnik minoritas, dan (3) interaksi antara variabel stratifikasi kelas dan variabel stratifikasi etnik. Diasumsikan bahwa ketiga variabel penentu di atas akan berpengaruh terhadap persepsi subyek penelitian mengenai pengalaman yang dianggapnya tidak adil. Di samping pengaruh kondisi obyektif struktur mayoritas-minoritas, kondisi subyektif yaitu nilai-nilai budaya tradisional juga ikut berpengaruh terhadap persepsi subyek penelitian.

Sampel penelitian yang diambil adalah 200 sampel penelitian masyarakat Jakarta dewasa (berusia 21 tahun ke atas) dan telah bekerja. Jumlah sampel tersebut terbagi menjadi 100 subyek Jawa golongan menengah dan golongan bawah, dan 100 subyek Cina golongan menengah bawah.

Alat ukur disususun berdasarkan teori dan klasterisasi yang telah dibuat oleh Mikula dkk. (1990).

Secara keseluruhan hasil-studi ini menunjukkan bahwa:

Pada kelompok kelas menengah dan bawah persepsi subyek tidak semata-mata dipengaruhi oleh kondisi obyektif mereka dalam stratifikasi sosialnya, melainkan ia juga dipengaruhi oleh kondisi subyektif mereka yaitu nilai-nilai budaya tradisional yang

mengutamakan hubungan baik antara subyek dengan pelaku ketidak adilan. Pada kelompok Jawa, persepsi tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai subyektif budaya tradisional subyek yaitu nilai-nilai kekerabatan. Pada kelompok Cina, persepsi subyek dipengaruhi kondisi obyektif mereka dalam stratifikasi sosialnya. Pada masyarakat Jakarta baik kelompok Jawa maupun Cina, terdapat kecenderung untuk mempraktekkan "distribusi reward" negatif bilamana kelompok tersebut dalam interaksinya berada pada posisi super-ordinat.

Tujuan studi ini, selain untuk mengetahui masalah ketidak adilan pada masyarakat yang terstruktur berdasarkan stratifikasi mayoritas minoritas, studi ini juga dilakukan untuk membentuk klaster ketidak adilan yang khas Indonesia khususnya Jakarta.

Berdasarkan hasil studi ini, ternyata pertama, tipe ketidak adilan yang dominan muncul adalah adanya perlakuan sewenang-wenang atasan di tempat kerja, perlakuan sewenang-wenang figur otoritas pegawai pemerintah, dan perlakuan tidak adil oleh atasan di tempat kerja dalam hal distribusi barang dan keuntungan. Kedua,masalah diskriminasi seks bagi wanita dan diskriminasi etnik baik bagi kelompok etnik Jawa maupun.kelompok etnik Cina muncul sebagai salah satu tipe ketidak adilan yang ada di Jakarta.

Berdasarkan hasil studi ini, saran yang dapat diberikan mencakup dua hal, yang pertama saran yang dapat diberikan seandainya dilakukan penelitian berikutnya yang menyangkut topik penelitian ini, dan yang kedua saran aplikatif yang dapat diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mardi Susanto
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagaimana dengan masyarakat luas yang memiliki stratifikasi sosial di dalamnya, masyarakat narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan tentu juga memiliki stratifikasi sosial di dalamnya. Berangkat dari asumsi tersebut, tesis ini mencoba untuk menggali keberadaan stratifikasi sosial narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang. Dalam penelitian tentang stratifikasi sosial narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, teori yang dipergunakan sebagai panduan dalam rangka menjawab permasalahan stratifikasi sosial di lembaga pemasyarakatan adalah teori stratifikasi sosial yang dikemukakan oleh Max Weber, Gerhard E. Lenski dan C. Wright Mills yang menyatakan bahwa ada tiga dimensi stratifikasi sosial di Masyarakat yaitu dimensi kekuasaan, previlese dan prestise. Dengan pendekatan kualitatif diskriptif, penelitian ini berhasil menemukan suatu fakta empiris bahwa pada masyarakat narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang terdapat 4 (empat) dimensi stratifikasi sosial yaitu 1) Kekuasaan, 2) Prestise, 3) Previlese dan 4) kekerasan. Dari studi ini juga ditemukan bahwa dimensi previlese memiliki pengaruh yang sangat dominan terhadap ketiga dimensi lainnya.
ABSTRACT
As with wide society owning social stratification in it, socialize convict [in] institute of pemasyarakatan of course also own social stratification in it. leaving dar of the assumption, this thesis try to dig existence of social stratification of convict in Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang. In research about social stratification in Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, theory which is used as by guidance in order to replying problems of social stratification in lembaga pemasyarakatan is]theory of stratification of social proposed by Max Weber, Gerhard E. Lenski and C. Wright Mills expressing that there is three dimension of social stratification in society that is paintbrush dimension, previlese and presstige. With approach qualitative diskriptif, this research succeed to find a[n empirical fact that [at] society of convict in I Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang of there are 4 ( empat) dimension of social stratification that is 1) power 2) presstige 3) Previlese And 4) hardness. From this study is also found by that dimension of previlese own very dominant influence to third the other dimension.
2007
T20491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumondang, Teresia
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan teknologi dan globalisasi dianggap telah merubah pola pencapain status sosial menuju meritokrasi, tetapi beberapa studi tetap menunjukan bahwa faktor-faktor askripsi masih berpengaruh langsung terhadap pencapaian status sosial. Penelitian ini berfokus menguji hubungan status sosial ekonomi orangtua, prestasi akademik dan modal sosial terhadap pencapaian status okupasi mahasiswa. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purposive sampling terhadap 70 mahasiswa Universitas Indonesia yang lulus pada tahun 2004-2009. Dari ketiga variabel independen, hanya modal sosial yang memiliki hubungan signifikan dengan pencapaian status okupasi mahasiswa. Sementara itu, berdasarkan analisa data kualitatif, soft skill dan modal sosial di lingkungan kerja adalah faktor lain yang berperan mendukung pencapaian status okupasi mahasiswa.
ABSTRACT
Technological development and globalization has changed occupational attainment system toward meritocracy. However, many studies show that ascriptive factors still directly influence status attainment. This study purpose is to understand the competition of social mobility within the context of higher education, by examining the impact of socioeconomic background, academic achievement and social capital on student lsquo s occupational attainment. Using quantitative approach, the data gathered by purposive sampling method to 70 University of Indonesia students. Among three independent variable, the finding indicate only social capital has positive effect on occupational attainment. However, in depth interview reveals that soft skill and social capital within the workforce environment are another factors that significantly influence students occupational attainment.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library