Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nikmatul Maula
"Penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Universitas Indonesia di Panti Sosial Bina Karya "Pangudi Luhur" belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan oleh PSBK dalam usaha penanggulangan gelandangan dan pengemis. Antara lain, dikarenakan informasi yang diberikan lembaga kurang menyeluruh di kalangan gelandangan dan pengemis. Selain itu, program keterampilan yang diberikan di PSBK "Pangudi Luhur' adalah keterampilan dasar, waktu pembelajaran yang disediakan sangat singkat serta sarana yang minim mengakibatkan beberapa eks klien menggelandang kembali setelah keluar dari panti. Gambaran self efficacy (keyakinan diri) sebagai faktor internal klien menjadi fokus penelitian ini dengan tujuan dapat membantu di dalam tahap pemberian pelayanan Usaha Kesejahteraan Sosial.
Di dalam penanganan masalah gelandangan dan pengemis perlu menerapkan konsep `self efficacy' sebagai proses internal individu yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi tingkah laku dan lingkungan individu. Self efficacy yakni keyakinan diri akan mempengaruhi seseorang dalam memahami dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas.Gelandangan dan pengemis sebagai penyandang masalah sosial merupakan komunitas yang memiliki kehidupan berbeda dan dapat dlikatakan tidak layak di masyarakat umum. Kegiatan keterampilan yang diberikan agar mereka memiliki bekal agar dapat hidup mandiri. Assessment sebagai tahapan yang bertujuan mencapai pemahaman masalah, klien, dan situasi sehingga dapat mengkonstruksikan rencana untuk pemecahan masalah.
Metode penelitian yang digunakan adalah model gabungan/mixed model studies yakni menggunakan pendekatan kualitatif sebagai pendekatan utama yang dikombinasi pencarian data secara kuantitalif melalui pengisian skala self efficacy dan kemudian hasilnya dinterpretasikan dengan menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari ke-53 subjek yang merupakan peserta program keterampilan PSBK-PL memiliki self efficacy (keyakinan diri) tinggi pada keseluruhan komponen self efficacy (mengerahkan usaha, tidak gentar pada masa sulit; memvisualisasikan keberhasilan, mencari solusi pada hambatan dan reaksi emosional). Akan tetapi dilihat dari masing-masing komponen self efficacy, subjek memiliki self efficacy yang tinggi pada tiga komponen yakni mengerahkan usaha, tidak gentar pada masa sulit dan mencari solusi. Sementara pada komponen self efficacy yakni visualisasi keberhasilan dan reaksi emosional, subjek ber-self efficacy rendah. Artinya, sebagian besar subjek sebagai peserta keterampilan tersebut akan mengerahkan usahanya, tidak gentar saat masa sulit dan selalu mencari solusi ketika menemui hambatan. Namun subjek juga memiliki kekhawatiran dan kecemasan pada program keterampilan yang diikutinya. Meskipun demikian, subjek tersebut diprediksikan tidak mudah kembali menggelandang setelah selesai mengikuti program keterampilan. Self efficacy merupakan konsep yang penting diperhatikan untuk dimasukkan di dalam tahapan assessment Well pihak panti. Mengetahui kondisi keyakinan klien akan memaksimalkan panti dalam memberikan pelayanan. Bagi pemerintah, khususnya Departemen Sosial sebagai penyelenggara panti hendaknya memberikan prioritas dalam kegiatan keterampilan ini dalam segi perencanaan, materi., alat-alat serta sarana-sarana penunjang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Nurani
"Salah satu program rehabilitasi sosial di Panti Sosial Pamardi Putera Khusnul Khotimah Serpong Tangerang adalah resosialisasi. Program resosialisasi ini bertujuan membantu remaja dalam proses reintegrasi serta penyesuaian diri remaja di dalam kehidupan bermasyarakat, menumbuhkan dan mengembangkan kemauan masyarakat untuk menerima kehadiran remaja di dalam keluarga dan lingkungan sosialnya.
Dalam penelitian ini diteliti tiga masalah, yaitu pertama, bagaimana karakteristik dan latar belakang penyalahgunaan Napza pada remaja. Kedua bimbingan apa raja yang diberikan kepada remaja bekas korban penyalahgunaan Napza di dalam proses resosialisasi. Ketiga, bagaimana pandangan keluarga, masyarakat (masyarakat sekitar dan pengguna jasa) terhadap remaja korban penyalahgunaan Napza.
Untuk memperoleh data primer dan sekaligus pokok permasalahan yang akan diteliti di atas, penulis telah melakukan penelitian yang bersifat deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dilakukan melalui suatu wawancara mendalam, baik dengan informan utama (tiga orang remaja korban penyalahgunaan Napza di PSPP Khusnul Khotimah dan satu bekas residen panti yang telah bekerja di bengkel) maupun informan penunjang (petugas panti, keluarga, masyarakat sekitar dan pengguna jasa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Latar betakang penyalahgunaan Napza yang dihadapi keempat informan remaja korban penyalahgunaan Napza (Panto, Ali, Udin dan Dicky) disebabkan karena adanya faktor internal yang bersifat psikologis, yaitu kepribadian dan faktor sosiologis, yaitu strata sosial keluarga informan yang dominan berasal dari lapisan masyarakat bawah/keluarga tidak mampu. Faktor eksternal meliputi kondisi keluarga, teman sebaya dan lingkungan social budaya (subkultur) yang devian.
Dalam program resosialisasi di panti ini, remaja diberikan empat jenis bimbingan agar remaja korban penyalahgunaan Napza memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk berintegrasi dengan masyarakat, antara lain: pertama, bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat. Kedua, bimbingan pemantapan usaha/kerja. Ketiga, bantuan pengembangan usaha /kerja/sekolah. Keempat, penempatan dan penyaluran. Proses resosialisasi yang dilaksanakan di dalam panti dari keempat jenis kegiatan tersebut belum secara optimal dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam program panti. Peran serta dan kepedulian masyarakat sekitar dalam membantu proses resosialisasi remaja korban penyalahgunaan Napza masih kurang optimal. Keterlibatan masyarakat bersama remaja residen panti masih bersifat spontanitas dan kurang berkesinambungan. Pada tahap kegiatan bimbingan pemantapan usaha/kerja, masyarakat (pengguna jasa) telah menjalin kerjasama/kemitraan yang cukup baik dengan pihak panti dalam penerimaan residers panti termasuk informan penelitian melalui kegiatan Praktek Belajar Kerja.
Dukungan, penerimaan dan peran serta aktif keluarga dan masyarakat sangat diperlukan dalam rangka membantu proses penyesuaian diri remaja di lingkungan masyarakat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada satu keluarga informan dari keempat informan yang memandang permasalahan penyalahgunaan Napza sebagai masalah potensial yang harus dikembangkan dalam proses akomodasi keluarga, yaitu memberikan dukungan dan membantu proses penyesuaian diri remaja di masyarakat secara optimal (terjadi pada kasus informan Dicky). Sedangkan orang tua ketiga informan lainnya (Panto, Ali dan Udin) kurang mendukung proses resosialisasi mereka di dalam panti maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya rendahnya tingkat pendidikan orang tua, masih menganggap permasalahan Napza pada anak sebagai aib keluarga dan ketidakmampuan ekonomi keluarga. Terdapat perubahan pandangan masyarakat sekitar terhadap keempat informan korban penyalahgunaan napza yang sebelumnya menunjukkan sikap sinis, antipati dan curiga/berprasangka buruk, berubah menjadi simpati dan menerima kehadiran keempat informan mantan pengguna Napza tersebut setelah keempat informan menjalankan program resosialisasi yang melibatkan warga masyarakat sekitar. Di lain pihak, pengguna jasa dalam hal ini pemilik bengkel lebih toleransi, menerima keempat informan dalam praktek belajar kerja bahkan ada di antara keempat informan yang di terima bekerja sebagai tenaga kerja tetap di bengkel.
Program kegiatan melalui forum pertemuan family therapy, family support group yang melibatkan residen dan keluarganya, kegiatan dialog interaktif dan penyuluhan sosial yang melibatkan petugas panti, residen panti, keluarga dan masyarakat perlu dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan dalam rangka optimalisasi reintegrasi remaja di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan demikian remaja mantan penyalahguna Napza diharapkan dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dan berperan di dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat secara maksimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library