Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saefullah
Abstrak :
Fenomena jaringan sosial sebagai alat pencapaian tujuan pemenuhan atau peningkatan kebutuhan hidup petugas pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Bekasi diteliti untuk mendapatkan fakta dan makna jaringan. Hasil penelitian yang dituangkan dalam bentuk tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemecahan masalah praktis terutama bagi petugas pemasyarakatan Lapas Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan sasaran penelitian petugas pemasyarakatan sebagai subyek dan informasi jaringan sebagai obyeknya. Informasi digali melalui 5 orang petugas pemasyarakatan yang dipilih secara purposif berdasarkan pengalaman dan masa kerja kurang lebih 5, 10, dan 15 tahun. Sedangkan informasi pendukung digali melalui petugas pemasyarakatan lainnya dan warga binaan pemasyarakatan yang dipilih berdasarkan teknik snow-ball. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan terkait informasi tentang jaringan yang berupa ungkapan-ungkapan, dokumen, dan perilaku petugas pemasyarakatan. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi yang menggambarkan fakta jaringan beserta analisisnya. Secara faktual jaringan sosial dalam penelitian ini merupakan alat yang biasa digunakan untuk mendapatkan sumber alternatif pendapatan bagi petugas pemasyarakatan. Petugas pemasyarakatan secara egosentrik terlibat hubungan intensif dengan dua atau lebih warga binaan untuk mencapai sumber daya yang dibutuhkan atau diinginkan. Jaringan sosial tidak hanya digunakan untuk mengatasi krisis ekonorni (keluarga) sebagaimana beberapa hasil dan analisis penelitian tetapi juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kondisi kesejahteraan mereka. Tindakan petugas pemasyarakatan menggunakan jaringan sebagai alat mengikuti pola-po]a tindakan rasional instrumental (Weber). Suatu tindakan rasional yang berdasarkan pertimbangan untung dan rugi (Homans, Foa & Foa, 1973). Petugas pemasyarakatan mempertukarkan jasa atau tenaganya dengan sejumlah uang dengan warga binaan. Secara berulang, pertukaran ini telah menguntungkan pelaku jaringan, terutama petugas pemasyarakatan_ Kebiasaan penggunaan jaringan bagi petugas pemasyarakatan adalah pengulangan konsekwensi dari keuntungan yang dicapai (Ritter). Kebiasaan penggunaan jaringan ini juga sesuai dengan tindakan tradisional (Weber) tetapi rasional yang spekulatif. Terbukti bahwa meskipun jaringan penting terutama untuk pemenuhan kebutuhan jangka pendek, dalam jangka panjang jaringan justru telah memelihara ketergantungan petugas pemasyarakatan terhadap jaringan. Adanya peluang sumber daya dalam jaringan menyebabkan tindakan-tindakan spekulatif hingga mempengaruhi kondisi kesejahteraannya.
Phenomena of social network as the means in achieving the objective of fulfilling the life necessity of Penitentiary Employee of Bekasi Penitentiary is studied with intention of obtaining some facts and meaning of the network. The results obtained from the survey and written down in this thesis is expected to contribute the knowledge and practical problem solving methods, especially for the employees of Bekasi Penitentiary. This research is based on the qualitative approach. The targets of this research are the employees as the subject and the network information as the object. Information collected from five (5) penitentiary's employees selected purposively based on their experience and tenure of more or less 5, 10, and 15 years. The supporting information is collected from the other penitentiary's employees and members of penitentiary who are selected on the snow-ball technique. Data collection is performed through interview and observation on the information relating to the network in the form of statements, documents, and attitudes showed by the employees of penitentiary. Information on these results of research is presented in the form of narration in order to describe the facts relating to the network and its analysis. Factually, the social network in this research is a means which is usually used in obtaining the source of alternative income for the penitentiary' employees. Egocentrically, the penitentiary' employees in involved in the intensive relationship with two or more educated member in order to obtain the expected human resources. The social network is applied not only in dealing with the economic crises, as it can be found at some other research results and analysis, but also in improving the welfare of the employees. Application of network by the penitentiary's employees constitutes a way which follows the pattern of rational instrumental action (Weber). This is a rational action which is based on the profit-loss consideration (Homans, Foa & Foa, 1973). The penitentiary's employees exchange their service and effort with an amount of money. Repeatedly, this exchange has benefited the network personnel, especially the penitentiary's employees. The application of network by the penitentiary's employees is the repetition of consequence of the achieved benefit (Ritter). The application of network is also in accordance with the traditional action (Weber), however, this is speculatively rational. Despite the network is important, particularly in fulfilling the short-term necessity, it is also very beneficial for long-term, since it can control the dependence in the network has resulted in some speculative actions. Therefore, this will much affect their welfare.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Dwi Tamtomo
Abstrak :
Daya saing Indonesia berdasarkan laporan dari Global Competitiveness Index 2017-2018 masih menduduki peringkat 31, jauh dibawah Malaysia dan Singapura. Hal tersebut mencerminkan kecilnya anggaran Pemerintah yang dialokasikan untuk riset dan inovasi yang hanya 0.1% dari PDB. Umumnya di Negara Berkembang ada kerjasama antara Pemerintah, Sektor Industri/Swasta dan Perguruan Tinggi dalam melakukan riset dan inovasi, sehingga kecilnya anggaran dapat teratasi. Perguruan Tinggi dipercaya sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia yang mampu mengasilkan inovasi, namun penelitian yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi belum mampu diserap oleh Industri. Selain itu, Industri yang ada di Indonesia juga belum mampu menjangkau hasil penelitian yang ada di Perguruan Tinggi. Celah inilah yang menghambat terwujudnya kerjasama antar Perguruan Tinggi, Industri/Swasta dan Pemerintah. Untuk dapat mengisi celah tersebut maka perlu suatu solusi dalam memfasilitasi kerjasama tersebut yang diwujudkan dalam bentuk Science Technopark, dimana Pemerintah telah menginisiasi Program 100 Science Technopark. Berbagai perbedaan kepentingan dari masing-masing pihak tersebut diharapkan dapat diselesaikan melalui suatu kelembagaan didalam Science Technopark. Dalam dapat menyusun suatu kelembagaan Science Technopark perlu dilakukan identifkasi Pemangku Kepentingan dari ke empat unsur (Perguruan Tinggi/Perguruan Tinggi, Sektor Industri/Swasta, Pemerintah dan Masyarakat) yang terlibat pada inisiasi Science Technopark di Perguruan Tinggi dengan metode Stakeholder Analysis. Setelah Pemangku Kepentingan teridentifikasi maka dilakukan Analisis Jaringan Sosial-nya dengan (SNA) untuk menilai keterkaitan antar para aktor tersebut. Penerapan SNA ini adalah untuk mencari Aktor Kunci yang dapat dilibatkan dalam satu lembaga Science Technopark di Perguruan Tinggi. Dari hasil penelitian dihasilkan bahwa Industri berperan sebagai aktor yang Aktif dalam menjalin hubungan dengan Perguruan Tinggi sebagai sumber teknologi. Pemerintah dianggap sebagai aktor yang memiliki Power dalam merumuskan regulasi. Sedangkan Perguruan Tinggi merupakan aktor yang banyak terhubung dengan pemangku kepentingan lain dan juga memiliki kepentingan dalam pengembangan Science Technopark. Model lembaga yang cocok diterapkan pada tahapan inisiasi Science Technopark dapat berupa BLU juga konsorsium, namun idealnya Science Technopark dikelola dalam bentuk Perseroan / PT. ...... Indonesia's competitiveness rank based on reports from the 2017-2018 Global Competitiveness Index still uses rank 31, far below Malaysia and Singapore. This reflects the small budget allocated for research and innovation which is only 0.1% of GDP. In Developing Countries there were Coopereation held between Government, Industrial / Private Sector and Universities in conducting research and innovation, so that the small budget problem can be overcome. Universities believed to be the source of knowledge and human resources capable of producing innovation, but the research produced by the University has not been able to be absorbed by the industry. In addition, industries in Indonesia have not been able to reach the results of research at the University. This gap is what inhibits the realization of cooperation between Universities, Industry / Private and Government. To be able to fill this gap, a solution is needed to facilitate collaboration that can be done in the form of Science Technopark, where the Government of Indonesia has initiated the 100 Science & Technopark Program. Various differences in the interests of each party are expected to be resolved through an institution in the Science & Technopark. In being able to arrange a Science Technopark institution it is necessary to identify Stakeholders from the four elements (University / College, Industrial / Private Sector, Government and Society) involved in the initiation of Technopark Science at the University with the Stakeholder Analysis method. After the Stakeholder is identified, a Social Network Analysis (SNA) method is conducted, to be able to see the influence of a Stakeholder on other Actors in a network. The application of this SNA is to find Key Actors who can be involved in a Technopark Science institution at the University. From the results of the study, it was found that the industry played an active actor in establishing relationships with Universities as a source of technology. The government is considered as an actor who has Power in formulating regulations. While Universities is an actor who is much connected with other stakeholders and also has an interest in the development of Science Technopark . The model of the institution that is suitable to be applied at the initiation stage of the Science Technopark can be in the form of a BLU as well as a consortium, but ideally Science Technopark is managed in the form of a Company / PT.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat, 2005
361 IND j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Hioe
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas bagaimana jaringan sosial ojek konvensional menjadi sebuah alat de-eskalasi konflik dengan ojek daring. Kajian mengenai konflik antara jasa transportasi konvensional dengan transportasi berbasis daring cenderung membahas aspek regulasi dan ekonomi, baik sebagai faktor maupun sebagai penyelesaian. Studi ini berupaya memperkaya kajian tersebut dengan melihat jaringan sosial sebagai faktor dan solusi bagi konflik yang terjadi. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam menelusuri kasus larangan ojek daring seperti di stasiun UI untuk menjelaskan bagaimana jaringan sosial memainkan peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi diantara ojek konvensional dengan ojek daring.
ABSTRACT
This article studies social network as bases to the de escalation of conflict between conventional and online ojek. Past studies tend to see regulation and economic aspect as the cause, and solution to such conflict. This studies tries to complement how social network enables both party to resolve the conflict. This qualitative studies observe the cases of online ojek prohibition area in the vicinity of Universitas Indonesia to explain how social network is used to de escalate the conflict.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Susilo
Abstrak :
Tesis ini mengkaji tentang Jaringan Sosial yang diaktifkan khususnya oleh pimpinan pondok pesantren, baik di lingkungan intern maupun di lingkungan ekstern. Pondok pesantren yang dimaksud adalah PP. Tebuireng, Jombang Jawa Timur yang termasuk salah satu Pondok pesantren tertua, terbesar dan terkenal di Indonesia. Pondok pesantren tersebut telah mengalami perubahan-perubahan fisik dan non fisik, sehingga bisa tetap eksis atau bertahan sampai sekarang dan telah berumur 100 tahun. Perubahan fisik intern PP. Tebuireng bisa dilihat dari luas tanah dan bangunan-bangunan di dalamnya yang permanen, perubahan luas tanah yang pada awal berdirinya hanya 200 m2, sekarang telah menjadi 25 ha, dan dari sebuah bangunan teratak sederhana sekali menjadi 25 buah bangunan permanen. Perubahan non fisik intern PP. Tebuireng bisa dilihat dari dua macam, yaitu: (1) perubahan sistem pengajaran dan kurikulum dari sistem Sandongan, Sorogan dan Tahassus (diskusi) yang tidak mengeluarkan ijazah; (2) Sistem kepemimpinan Tunggal tanpa akte notaris menjadi sistem kepemimpinan Kolektif berakte notaris dibawah naungan sebuah yayasan yang bernama Yayasan KH.A Hasyim Asy'ari; (3) bertambahnya hak pemilikan pribadi menjadi hak pemilikan pribadi dan wakaf khususnya dibidang tanah. Perubahan fisik ekstern disekitar PP. Tebuireng dapat dilihat dari beberapa macam jumlah bangungan yang berfungsi sesuai dengan fisik bangunannya, seperti rumah makan, tempat binatu, wartel, penyewaan komputer, toko kelontong, baik tempat mangkal penjaga keliling makanan kecil (baso, nasi goreng, lontong tahu, kacang hijau, es sirup dan sebagainya) dan pakaian serta alat-alat sholat dan perlengkapan lainnya berupa sandang. Perubahan non fisik ekstern dapat dilihat dari berapa sendi kehidupan sehari-hari, seperti perubahan pandangan hidup, nilai-nilai dan norma-norma pergaulan sehari-hari serta kebiasaan prilaku seseorang yang hidup di masyarakat sesuai dengan keberadaan PP. Tebuireng yang bernafaskan ajaran agama Islam.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Sumantri
Abstrak :
Tesis ini adalah tentang penyelidik swasta dalam mengungkap tindak pidana. Perhatian utama tesis ini adalah pada keberhasilan penyelidikan yang dilakukan oleh penyelidik swasta dalam mengungkap tindak pidana di bidang HAKI. Tesis ini untuk menunjukkan bahwa keberhasilan penyelidik swasta mengungkap tindak pidana di bidang HAKI, merupakan tindakan-tindakan penyelidik swasta secara individual melakukan penyelidikan sesuai dengan yang ditugaskan oleh pimpinan organisasi, dengan menggunakan tehnik dan pendekatan metode ilmiah yang di dukung oleh proses manajemen dan sumber daya manusia yang berkualitas serta pembiayaan penyelidikan yang memadai dari perusahaan. Masalah penelitian dalam tesis ini adalah keberhasilan penyelidik swasta dalam mengungkap tindak pidana di bidang HAKI, meskipun tanpa memiliki suatu kewenangan penegakkan hukum seperti layaknya penyelidik Polisi. Sedangkan pertanyaan dari tesis ini adalah mengapa penyelidik swasta dapat mengungkap kasus-kasus yang diterima dari pimpinan organisasinya dapat berhasil. Dalam tesis ini, keberhasilan penyelidikan yang dilakukan oleh penyelidik swasta, dari prespektif penyelidik swasta, oleh karena itu saya menggunakan metodelogi etnografi, yang dilakukan dengan cara pengamatan terlibat, pengamatan dan wawancara dengan pedoman untuk mengungkapkan tindakan-tindakah individu penyelidik swasta dalam proses penyelidikan yang dilakukan oleh para individu penyelidik swasta. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tindakan penyelidik swasta secara individu berhasil mengungkap kasus-kasus yang diberikan oleh pimpinan organisasinya dengan menggunakan tehnik dan pendekatan metode ilmiah, dan individu-individu penyelidik swasta memiliki kemampuan intelektual, yaitu mempunyai inisiatif, kreatifitas, ketabahan, ketekunan, kemampuan menyusun serta manjalankan strateginya sesuai dengan lingkungan kasus yang ditangani, kemampuan berkomunikasi untuk membangun jaringan sosial dengan individu dan individu organisasi atau institusi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaannya sehingga jaringan sosial tersebut menjadi jaringan informannya, dan kemampuan untuk bekerja sama di antara sejawat serta untuk mendukung mobilitas penyelidikan dibutuhkan pula kemampuan fisik yaitu kesehatan, daya tahan tubuh dan tenaga. Dan yang mendukung keberhasilan pengungkapan kasus oleh individu penyelidik swasta, adalah manajemen yang profesional. Salah satu yang terpenting dari kegiatan manajemen adalah melakukan identifikasi dan menentukan sasaran-sasaran yang harus dicapai secara jelas serta pelaksanaannya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, merubah perilaku individu menjadi perilaku organisasional dengan memberikan penguatan-penguatan, untuk menunjang operasional pengungkapan kasus di dukung dengan pembiayaan yang memadai sesuai dengan kebutuhan penyelidik. Implikasi tesis ini adalah perlunya pembenahan dalam organisasi penyidikan yaitu dengan pemisahan fungsi penyidikan dan fungsi penyelidikan, manajemen dilaksanakan secara profesional dan di dukung dengan biaya penyelidikan yang memadai, serta perlunya hubungan timbal balik dan saling menguntungkan antara penyelidik swasta dengan Satuan Reserse dan pembinaan terhadap penyelidik swasta untuk memperkuat jaringan informasi untuk pengungkapan kasus tindak pidana.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi
Abstrak :
Intensitas tekanan-tekanan sosial-ekonomi dan kemiskinan yang membawa akibat pada kesulitan-kesulitan rumah tangga pandhiga di Desa Pesisir dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Dari tahun ke tahun tingkat.pendapatan pandhiga semakin menurun dan tidak pasti. Salah salu faktor yang secara dominan menyumbang terhadap proses akselerasi permasalahan sosial tersebut adalah kebijakan motorisasi perahu dan modernisasi peralatan tangkap. Rumah tangga-rumah tangga nelayan mengembangkan strategi adaptasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tekanan-tekanan sosial-ekonomi yang datang setiap saat. Strategi-Strategi adaptasi yang umum dilakukan adalah memobilisasi peranan perempuan (isteri) dan anakanak mereka untuk mencari nafkah dan nelayan melakukan diversifikasi pekerjaan untuk memperluas sumber-sumber penghasilan yang lain. Karena berbagai faktor, kedua strategi adaptasi ini pun sangat terbatas untuk bisa diakses oleh rumah tangga pandhiga. Oleh sebab dalam rumah tangga pandhiga di Pesisir, sesuai dengan kondisi struktur sumber daya sosial-ekonomi lokal, jaringan sosial merupakan pilihan strategi adaptasi yang sangat signifikan untuk mengakses sumber daya yang semakin langka. Sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi sehari-hari dalam upaya menjaga kelangsungan hidup rumah tangga. Adanya bentuk-bentuk jaringan vertikal pada rumah tangga kasus mencerminkan intensitas kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketergantungan akan sumber daya di kalangan rumah tangga pandhiga den masyarakat nelayan di Pesisir. Jaringan sosial merupakan potensi budaya yang dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk menyikapi tekanan-tekanan ekonomi setiap saat. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi dan kesulitan kehidupan yang secara intensif dihadapi oleh rumah tangga pandhiga tidak direspons dengan tindakan-tindakan sosial yang bersifat revolusioner atau eksplosi£ Sekalipun demikian, harus diakui bahwa pemanfaatan fungsi jaringan sosial tersebut masih bersifat karitatif dan bukan merupakan solusi substansial untuk mengatasi berbagai kesulitan sosial-ekonomi rumah tangga pandhiga secara mendasar. Karena faktor-faktor penyebab kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau kemiskinan di kalangan nelayan cukup kompleks, maka upaya-upaya mengatasinya tentu saj a bukan p ekerj aan yang mudah.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Janah Dwi Setyawati
Abstrak :
Dengan latar belakang perkembangan teknologi yang semakin masif, penelitian ini menguji pengaruh antara Social Network Marketing, Consumer Engagement dan Purchase Intention. Objek penelitian difokuskan pada pengantin perempuan di Jakarta dan media sosial instagram sebagai media sosial yang banyak digunakan oleh perempuan. Penelitian dilakukan dengan metode SEM menggunakan aplikasi Smart-PLS. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik survey dengan menyebar kuesioner online pada tagar #weddingjakarta dari Oktober 2022-Desember 2022. Kriteria responden yang dicari dalam penelitian ini adalah perempuan yang, berdomisili atau melaksanakan pernikahan di Jakarta, dan menggunakan instagram. Kuesioner disebar melalui media sosial seperti whatsapp dan instagram. Sebanyak 385 responden yang terpilih untuk dapat dijadikan data. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Consumer Engagement berpengaruh positif signifikan terhadap Purchase Intention, Social Network Marketing berpengaruh positif signifikan terhadap Consumer Engagement, Social Network Marketing berpengaruh positif signifikan terhadap Purchase Intention, dan Social Network Marketing berpengaruh terhadap Purchase Intention melalui Consumer Engagement. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dinyatakan bahwa ketiga konsep teruji. Temuan ini dapat diterapkan pada subjek perempuan kota yang berniat melakukan pembelian penyedia jasa pernikahan Wedding Planner. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah fokus pada konsep WOM dan E-WOM. ......Against the background of increasingly massive technological developments, this research examines impact of Social Network Marketing, and Consumer Engagement on Purchase Intention. The object of research is focused on brides in Jakarta and Instagram as social media that is widely used by women. The research was conducted using the SEM method with the Smart-PLS application. Data collection was carried out using a survey technique by distributing online questionnaires on the hashtag #weddingjakarta from October 2022-December 2022. The criteria for respondents sought in this study were women, domiciled or carrying out marriages in Jakarta, and using Instagram. Questionnaires were distributed via social media such as WhatsApp and Instagram. A total of 385 respondents were selected to be used as data. The results of the study stated that Consumer Engagement had a significant positive effect on Purchase Intention, Social Network Marketing had a significant positive effect on Consumer Engagement, Social Network Marketing had a significant positive effect on Purchase Intention, and Social Network Marketing influenced Purchase Intention through Consumer Engagement. Based on the results of this study, it can be stated that the three tested concepts can be applied to female who intend to buy a Wedding Planner service provider. Suggestions for further research are to focus on the concept of WOM and E-WOM.
2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Indah Masitha
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana praktek manajemen isu dan komunikasi publik melalui tagar di media sosial pada organisasi pemerintahan dengan menggunakan metode social network analysis (SNA). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengangkat isu mengenai pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara melalui tagar #IKNKita pada media sosial Twitter. Penelitian ini mengambil data percakapan dari Twitter pada periode 13 Oktober – 17 November 2023. Melalui SNA dapat diketahui siapa aktor sentral atau agen isu yang menggerakkan percakapan didalam tagar #IKNKita dan melihat struktur jaringan dan modularitasnya. Hasil penelitian menyebutkan bahwa praktek komunikasi publik dan manajemen isu IKN melalui tagar #IKNKita yang dilakukan oleh humas pemerintahan Kementerian PUPR masih belum optimal dalam mendorong ruang dialogis dan partisipasi publik karena kurangnya entitas masyarakat umum di luar komunitas Kementerian PUPR. Selain itu manajemen isu IKN dilakukan secara satu arah dan belum adanya timbal balik percakapan antara Kementerian PUPR dengan publik. Kemudian diketahui aktor sentral dalam tagar #IKNKita adalah akun @KemenPU yang berperan dominan dalam menggerakkan isu dan mengendalikan transmisi keluar masuknya informasi di dalam jaringan. ......This research aims to see the practice of issue management and public communication through hashtags on social media in government organizations using the social network analysis (SNA) method. The Ministry of Public Works and Housing raised the issue regarding the development of the Indonesian national capital (IKN) Nusantara through the hashtag #IKNKita on Twitter. This research takes conversation data from Twitter in the period 13 October – 17 November 2023. Through SNA we can find out who the central actor or issue agent is driving the conversation within the hashtag #IKNKita and see the network structure and modularity. The results of the research show that the practice of public communication and management of IKN issues through the hashtag #IKNKita carried out by the PUPR Ministry's government public relations is still not optimal in encouraging dialogue and public participation due to the lack of general public entities outside the PUPR Ministry community. Apart from that, the management of IKN issues is carried out in one direction and there is no reciprocal conversation between the PUPR Ministry and the public. It was then discovered that the central actor in the hashtag #IKNKita was the @KemenPU account which played a dominant role in mobilizing issues and controlling the transmission of information in and out of the network.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmaddhani
Abstrak :
Saat ini Teknologi informasi semakin menjadi alat yang penting bagi para individu, institusi/organisasi bahkan bai negara untuk membuat, menyimpan, menganalisa dan menggunakan informasi. E-government memungkinkan pemanfaatan Teknologi Informasi yang seoptimal mungkin dalam membantu pemerintahan dalam meberikan pelayanan kepada publik. E-government didefinisikan sebagai penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mendorong pemerintahan yang efisien dan efektif, menfasilitasi kemudahan akses publik ke layanan pemerintah, dan memungkinkan akses ke informasi yang lebih besar kepada publik, serta membuat pemerintahan yang lebih transparan. Berkaitan dengan penyampaian pelayanan pemerintahan yang lebih transparan. Berkaitan dengan penyampaian pelayanan pemerintahan dan penyampaian informasi ke publik dengan media elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan posisi di antara situs web pemerintah daerah di Indonesia dengan berdasarkan metode social network analysis. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi untuk penyempurnaan penerapan E-governement di Indonesia.
Currently, information technology becomes increasingly important tool for the individual, institution / organization even for countries to create, store, analyze and use information. E-government allows the use of Information Technology optimally may help in the government in providing services to the public. E-government is defined as the use of information and communication technology (ICT) to encourage the efficient and effective, facilitating ease of access to government services, access to information allows a larger public the morning, and make government more responsible against citizens. In connection with the delivery of government services and information to the public with electronic media.This study aims to determine the role and position of the web sites of local governments on Indonesia with a method based on social network analysis. This research is expected to contribute to the implementation of E-Government di Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T847
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>