Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lusiani Saputra
"Gisaeng adalah perempuan penghibur resmi acara kerajaan di Korea. Gisaeng sudah ada sejak masa Dinasti Goryeo 918-1392 hingga masa pendudukan Jepang 1910-1945 di Korea. Kekusaan Jepang di Korea berpengaruh pada perubahan penampilan luar dan sistem gisaeng sehingga memunculkan berbagai pandangan dari masyarakat Korea saat itu. Melalui penelitian ini, penulis menganalisis pengaruh pandangan negatif masyarakat Korea terhadap aktivitas sosial gisaeng pada masa pendudukan Jepang 1910-1945 di Korea. Dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dapat dijelaskan bahwa bahwa gisaeng menanggapi positif semua pandangan masyarakat Korea dan menjadikan pandangan tersebut sebagai motivasi mereka untuk melakukan aktivitas sosial.
Gisaeng is official female entertainer belongs to Korean government. Gisaeng had existed since Goryeo Dinasty 918 1392 until Japanese occupation in Korea 1910 1945 . The Japanese power during occupation made some differences over their performance and also the system. For that reason Korean society at that time viewed gisaeng variously. This study explores and describe the influence of negative view from Korean society to gisaeng rsquo s social activities during Japanese occupation in Korea. By using qualitative method and descriptive analysis, this study concludes that during Japanese occupation Korean gisaeng responded all Korean society rsquo s view positively and they took that views as motivation for them to do the social activities."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Habibah Nur Sabrina
"Human daily needs which become the basis of their life are very diverse, ranging from personal needs to collective needs. Human social needs include the need for interaction, need for love, need for appreciation, and self-actualization, which are fulfilled by doing social activities. Social activity is an activity or action conducted by humans together to achieve certain goals, which is performed in an environment where the activity occurs. That environment is a house or a housing area, as a place that facilitates social activities as humans gather with their closest people and the surrounding community as well. To facilitate these activities, the housing estate in urban areas provides social facilities that can be used and utilized by residents and the community. The provision of adequate social facilities is an important thing that must exist in housing so that social activities can run well and strengthen relationships between people. This writing discusses the social activities that people do in the housing estate and the motivation behind the social activities. This writing aims to further understand the reason for social facilities provided in the housing estate, also the relation between social activities and social facilities by looking at the observation in study cases.

Kebutuhan sehari-hari manusia yang menjadi dasar kehidupannya sangat beragam, mulai dari kebutuhan pribadi hingga kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial manusia antara lain kebutuhan untuk berinteraksi, kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan serta aktualisasi diri, yang dipenuhi dengan melakukan aktivitas sosial. Aktivitas sosial adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan manusia secara bersama untuk mencapai tujuan tertentu, yang dilakukan pada suatu lingkungan tempat terjadinya aktivitas. Tempat yang dimaksud tersebut adalah rumah maupun lingkungan perumahan, sebagai tempat yang memfasilitasi aktivitas sosial sebagaimana manusia berkumpul dengan orang terdekatnya dan juga masyarakat sekitar. Untuk memudahkan kegiatan tersebut, perumahan di perkotaan menyediakan fasilitas sosial yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh penghuni dan masyarakat. Penyediaan fasilitas sosial yang memadai merupakan hal penting yang harus ada pada perumahan, agar aktivitas sosial manusia dapat berjalan dengan baik dan mempererat hubungan antar manusia. Penelitian ini membahas tentang aktivitas sosial yang dilakukan masyarakat di lingkungan perumahan dan motivasi dibalik aktivitas sosial tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh alasan penyediaan fasilitas sosial di lingkungan perumahan, serta keterkaitan antara kegiatan sosial dan fasilitas sosial dengan melihat observasi pada studi kasus.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Agus Subekti
"Studi tentang zakat di Indonesia sejauh yang penulis amati kebanyakan berkutat pada manajemen pengelolaan zakat serta yang terkait dengan tinjauan keagamaan. Sedikit yang mengkaji zakat sudut pandang tinjauan sosial, kalaupun ada masih membatasi pada kegunaan zakat bagi kepentingan sosial. Sementara penelitian yang mengkaji tentang bagaimana aktivitas berzakat dan model pengelolaan yang dilakukan masyarakat serta bagaimana espektasi mereka terhadap bentuk pengelolaan zakat masih minim. Padahal zakat adalah aktivitas keagamaan yang melibatkan jumlah uang cukup banyak. Untuk itu penulis mencoba membuat gambaran aktivitas berzakat warga serta bagaimana mekanisme pengelolaan zakat yang sesuai menurut mereka.
Zakat adalah sebuah ibadah wajib keagamaan kongkrit yang agak unik. Dikatakan unik karena mengandung alasan penjelasan yang sangat rasional dan berhubungan dengan status sosial dan ekonomi umat serta kesulitan hidup umat yang lain. Dengan keunikannya tersebut zakat menyimpan potensi berupa jumlah nominal uang yang akan bergantung dengan jumlah wajib zakat pada suatu wilayah negara. Dengan jumlah penduduk mayoritas muslim, potensi zakat di Indonesia sangat besar. Tapi sayangnya potensi ini sejauh ini masih dibiarkan menjadi sekedar potensi yang tidak terkelola dengan baik.
Konsep yang menjiwai penelitian ini adalah zakat memiliki fungsi yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat, bukan sekedar fungsi keagamaan apabila bisa dikelola dengan benar. Bagaimana aktivitas berzakat di RW 02 Keluarahan Tebet Barat, serta bentuk pengelola zakat seperti apa yang warga inginkan yang diteliti. Ada dua tujuan dari penelitian ini, pertama mencoba mengetahui bagaimana aktivitas berzakat dijalankan warga, sedang tujuan dengan menggunakan metode pengumpulan data survey terhadap 32 responden di 9 RT pada RW 02 Kelurahah Tebet Barat Jakarta Selatan, dibantu dengan wawancara mendalam serta studi literatur. Studi ini menggunakan analisa statistik SPSS dengan menggunakan tabel frekwuensi untuk menggambarkan secara rinci aktivitas berzakat yang dijalankan warga. Selanjutnya dengan menggunakan data survey dicoba dicari model Badan Amil Zakat seperti apa yang diinginkan masyarakat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas berzakat yang dilakukan warga menunjukan bahwa zakat baru memiliki fungsi keagamaan semata. Penjelasan Al'Quran yang mewajibkan umat muslim yang memiliki kekayaan lebih dari cukup untuk membayar zakat dengan harapan bisa menciptakan keseimbanagn dibidang perekonomian tidak meresap dalam benak wajib zakat. Wajib zakat hanya sekedar menjalankan kewajiban dalam berzakat.
Zakat sebagai tindakan sosial muncul sebagai konsekwensi dari pilihan seseorang terhadap agama Islam. Zakat yang memiliki potensi untuk menjaga sistem sosial masyarakat agar tetap dalam keseimbangannya ternyata fungsinya terdomestikan oleh penghayatan ritual keagamaan. Dalam tradisi Fungsionalisme zakat hanya berfungsi menjaga tetap utuhnya sistem keagamaan, harapan Islam agar zakat mampu juga menjaga sistem sosial masyarakat tidak terpenuhi. Hal itu terjadi karena pesan zakat sudah tereduksi ditingkat pemahaman umat. Sementara menurut konsep tindakan rasionalnya Weber aktivitas berzakat umat muslim merupakan tindakan rasional yang berorintasi nilai. Dalam tipe tindakan Weber, bentuk tindakan semacam itu menunjukan bahwa aktivitas berzakat warga belum menunjukan tipe tindakan dari masyarakat yang sudah modern. Dimana masyarakat modern ditandai dengan tipe tindakan mayoritas berorientasi pada pencapaian tujuan.
Badan Amil Zakat yang sanggup memberikan jaminan akuntabilitas dan kepercayaan menjadi pilihan bagi Badan Amil Zakat yang dipercaya mengelola dana zakat. Karena belum ada yang dianggap memenuhi standar tersebut wajib zakat masih memilih membayarkan zakatnya langsung ke penerima maupun ke masjid.
Kebijakan perzakatan harus diarahkan pada upaya untuk membangun kesadaran tentang makna dari esensi zakat, sekaligus untuk memberikan jaminan kepercayaan kepada wajib zakat. Dengan jumlah warga muslim mayoritas kalau dana zakat bisa dimanfaatkan demi kepentingan kaum miskin, paling tidak ada satu meknisme yang bisa digunakan untuk mengatasi kemiskinan umat."
2003
T7065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto
"Setelah lahir Budi Utomo (BU} pada tanggal 20 Mei 1908, yang dari segi sosial-budaya hanya memuaskan penduduk Jawa Tengah dan Jawa Timur, maka lima tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Juli 1913, beberapa pelajar School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen (STOVIA) asal Sunda mendirikan organisasi sendiri bemama Paguyuban Pasundan. Organisasi ini mula-mula merupakan organisasi social-budaya, akan tetapi kemudian setelah lahir Volksraad berubah menjadi organisasi sosial-politik. Setelah itu, pada tahun belasan dan dua puluhan di berbagai kota besar di Palau Jawa berdiri perkumpulan-perkumpulan serupa yang terbuka bagi orang-orang dari daerah masing-masing, seperti Sarekat Sumatera (SS), Kaum Betawi (KB), Sarekat Ambon (SA), Sarekat Madura (SM), Parsatuan Minahasa (PM) dan lain sebagainya. Sampai awal tahun 1920-an gerakan nasional di Indonesia masih diwamai oleh perkumpulan-perkumpu1an lokal.
Pada tahun 1925 konsep nasionalisme Indonesia yang di dalamnya terkandung ide persatuan nasional, berhasil dirumuskan oleh mahasiswa mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia (PI). Ideologi baru itu akhirnya masuk ke Indonesia baik melalui para bekas anggota PI yang kembali ke tanah air maupun majalahnya yaitu Indonesia Merdeka. Ideologi baru itu terus dipropagandakan oleh para bekas anggota PI yang tergabung dalam kelompok-kelompok studi di antaranya allgemeene Studieclub di Bandung baik lewat rapat-rapat tertutup maupun terbuka. Setelah Partai Nasional Indonesia (PNI) lahir pada tahun 1927, propaganda itu dilakukan oleh partai itu. Sebagai realisasi dari ide persatuan nasional, pada akhir tahun 1927 atas inisiatif PNI didirikan suatu badan federatif partai-partai politik dengan nama Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Adanya perkumpulan-perkumpulan lokal (etnis) yang berwawasan lokal di satu pihak dan ideologi nasionalisme Indonesia yang berwawasan nasional di lain pihak merupakan fenomena yang menarik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perkumpulan lokal, termasuk Paguyuban Pasundan, terpengaruh oleh ideologi baru itu, artinya menerima ideologi baru itu, oleh karena itu perkumpulan itu mau bergabung dalam PPPKI.
Aktivitas Paguyuban Pasuadan di bidang politik dilakukan di luar maupun di dalam dewan-dewan baik di tingkat lokal maupun nasional. Sejak tahun 1927 hingga berakhirnya pemerintah Hindia Belanda, Paguyuban Pasundan ikut ambil bagian dalam perjuangan nasional bersarna-sama perkumpulan lainnya untuk mencapai kemerdekaan Setelah PPPKI mati dan terbentuk badan federasi baru yaitu Gabungan Politik Indonesia (Gapi) pada tahun 1939, Paguyuban Pasundan masuk menjadi anggota. Kegiatan di bidang ekonomi dilakukan dengan mendirikan badan-badan berupa bank, koperasi, dan lumbung padi. Pada tahun 1934 dibentuk NV "Centrale Bank Pasaendan" yang menjalankan pekerjaan bidang perbankan. Koperasi, hampir ada di setiap cabang sedangkan lumbung padi tidak begitu banyak Untuk memirapin badan-badan itu dalam rangka umtuk memperbaiki ekonomi rakyat, tahun 1938 dibentuk Bale Ekonomi Pasundan (BEP).
Kegiatan di bidang sosial dilakukan oleh badan-badannya di antaranya Pasundan Bagian Reclasseering (PBR), Adviesbureau Pasundan, Studiefonds Pasundan, Socialefonds Pasundan, dan Penolong Pengangguran Kaum Ibu (PPKI). Kegiatan di bidang pendidikan dimulai tahun 1922 dengan mendirikan Holland Jnlandsch School (HIS) Pasundan di Tasikmalaya. Untuk n;engurus sekolah-sekolahnya, tahun 1931 dibentuk sebuah badan bernama Bate Pamulangan Pasundan (BPP), yang bertugas mengkoordinasikan, membina, dan mengawasi sekolah-sekolah Pasundan yang tersebar hampir di seluruh Jawa Barat. Selain sekolah-sekolah IES, didirkan juga sekolah-sekolah volkschool, standardschooI, Uitgebreid Lager Onderwijs (ULO), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), handeIschool, kweekschool dan vakschooI. Bale Megan Pasundan (BAP) dibentuk untuk mengatur gedung-gedung sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mumu Suherlan
"ABSTRAK
Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh dalam mencapai keberhasilannya, memerlukan partisipasi penghuni pemukiman kumuh. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk mempelajari tingkat partisipasi penghuni pemukiman kumuh dalam kegiatan rehabilitasi sosial daerah kumuh.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mempelajari tingkat partisipasi penghuni pemukiman kumuh dalam kegiatan rehabilitasi sosial daerah kumuh, (2) Mengetahui tingkat pengetahuan penghuni pemukiman kumuh tentang program rehabilitasi sosial daerah kumuh dan pengetahuan perumahan yang layak huni serta lingkungan yang sehat dan teratur, (3) Mengetahui hubungan antara karakteristik dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan rehabilitasi sosial daerah kumuh, (4) Mengetahui hubungan antara pengetahuan penghuni pemukiman kumuh tentang program rehabilitasi sosial daerah kumuh dan pengetahuan perumahan yang layak huni serta lingkungan yang sehat dan teratur dengan tingkat partisipasinya.
Penelitian ini dilakukan di tiga desa dari dua kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung. Dari tiap-tiap desa, 28 orang kepala keluarga yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial daerah kumuh seluruhnya dijadikan responden penelitian (secara sensus).
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara yang berpedoman, sedang pencatatan data sekunder dilakukan pada dinas/instansi yang ada relevansinya dengan penelitian ini. Data yang terkumpul terlebih dahulu di tabulasi, baru kemudian dianalisis. Analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi, tabel silang dan uji statistik korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima aspek karaktersitik responden yang diamati, dilihat dari umur sebagian besar (29,76 %) berada dalam batasan umur antara 41 - 50 tahun, tingkat pendidikan sebagian besar (86,91 %) berpendidikan SD, pekerjaan sebagian besar (85,72 %) sebagai buruh, penghasilan per bulannya sebagian besar (71,43 %) berkisar antara Rp.23.000 - Rp.65.000., jumlah tanggungan keluarga sebagian besar (40,48 %) yaitu 5 orang atau lebih.
Dilihat dari tingkat partisipasi responden dalam perencanaan termasuk kategori rendah, dan dalam pelaksanaan termasuk kategori sedang. Selanjutnya, dilihat dari tingkat pengetahuan tentang program rehabilitasi sosial daerah kumuh, secara rata-rata termasuk kategori sedang. Kemudian tingkat pengetahuan responden tentang perumahan layak huni serta lingkungan yang sehat dan teratur, termasuk dalam kategori tinggi.
Hubungan karakteristik penghuni pemukiman kumuh dengan tingkat partisipasinya, ternyata hanya umur dan tingkat pendidikan menunjukkan hubungan positip. Sedangkan pekerjaan, penghasilan dan jumlah tanggungan keluarga menunjukkan hubungan yang negatif. Kemudian dilihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasinya, ketiga lokasi tersebut menunjukkan hubungan yang negatif artinya pengetahuan tinggi dan partisipasi kurang.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nur Kamaluddin
"Studi mengenai hubungan antara lingkungan buatan dan perilaku manusia, yang dalam penelitian ini memusatkan kajian pada karakteristik kegiatan berkumpul remaja, telah memberikan sumbangan pemikiran berupa hasil penelitian di tiga lokasi penelitian. Karakteristik kegiatan berkumpul remaja ini di dasari oleh jenis kegiatan yang ada, yaitu necessary, optional dan social activities yang dapat memberikan gambaran khusus mengenai hubungan karakteristik kegiatan berkumpul remaja dan pemilhan jalan.
Pemilihan jalan Bulungan dan jalan Mahakam sebagai lokasi penelitian di dasarkan atas beberapa alasan: pertama, memiliki keunikan dalam hal sejarah (sudah sejak lama dipersiapkan sebagai pusat kegiatan umum); dan kedua, memiliki lokasiltempat berkumpul remaja yang cukup banyak, antara lain karena di Iokasi ini terdapat 2 sekolah pilihan (SMUN 70 dan SMUN 6), dan adanya sebuah gelanggang remaja (Gelanggang Remaja Bulungan).
Jenis penelitian ini adalah studi kasus intrinsik dengan metode statistic non parametrik. Populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui sucara pasti hal ini dikarenakan jumlah remaja yang berkumpul selalu berubah-ubah sehingga teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara incidental di lokasi.
Adapun pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah seperti berikut:
? Kegiatan apa sajakah yang terjadi pada saat remaja berkumpul?
? Faktor-faktor apa sajakah yg mempengaruhi pemilihan jalan bagi remaja?
? Adakah hubungan antara pemilihan jalan dengan karakteristik kegiatan berkumpul remaja
Bertitik tolak dari tiga pertanyaan di atas, hipotesis penelitian yang dicoba untuk dibuktikan adalah:
Ada hubungan antara pemilihan jalan dengan karakteristik kegiatan berkumpul remaja
Dari basil penelitian lapangan yang dilakukan dengan kuesioner dan wawancara, diperoleh beberapa temuan penelitian sebagai berikut:
1. Kegiatan berkumpul remaja di lokasi penelitian memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain. Karakteristik ini di dasari oleh jenis kegiatan yang ada, yaitu necessary, optional dan social activities (Jan Gehl, 1987),
2. Diketahui faktor-falctor yang mempengaruhi remaja (secara umum) dalam memilih jalan, yaitu: Jarak dengan sekolah; Sifat keterbukaan ruang; Batas fisik pelingkup; Ketersediaan tempat duduk; Jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan; Persimpangan jalan; Luasan; Material permukaan; Pengawasan dari orang lain; Tempat pedagang kaki lima.
3. Disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak, yaitu bahwa ada hubungan antara pemilihan jalan dengan karakteristik kegiatan berkumpul remaja dengan faktor-faktor:
a. Jarak dengan sekolah;
b. Sifat keterbukaan ruang;
c. Batas fisik pelingkup
d. Ketersediaan tempat duduk;
e. Jalan yang banyak dilalui kendaraan;
f. Persimpangan jalan
3.B Hipotesis nol diterima, yaitu bahwa tidak ada hubungan antara pemilihan jalan dengan karakteristik kegiatan berkumpul remaja dengan faktorfaktor:
a. Luasan
b. Material permukaan
c. Pengawasan dari orang lain
d. Tempat pedagang kaki lima

This is a study of the relationship between human being and its environment, specifically discussing particularly the aspect of the cause and effect relationship between artificial environment and human behaviour. Human being has always been an interesting subject. There are researches conducted that concluded that there are some positive and negative influence occurrences (according to Bell-1984).
In this study, the focus emphasize to the characteristic of teenagers' habit on spending their leisure time (and its connection to the function of artificial environment surrounds them), in which has conducted in 3 locations and based on the characteristic of their activities on their `hang out spot' that is randomly selected with sampling procedures both step method and strata. These characteristics were based on the varieties in their activity, in which comprises into 3 item: Necessary, Optional and Social Activities (that will be able to provide the overview to the relationship between these activities with their choice of places.
Bulungan and Mahakam road is the place chosen as the research site with some good reasons, for instance: firstly, it has its own unique historical value that its function was long prepared by our government as a place for social activities. Secondly, these locations has 2 Jakarta's major high school (SMUN 70 and SMUN 6).
The proceeding of this research has a descriptive nature with Parametric statistical method. Populations that is used in the research are: Students that regularly spending their time at Bulungan and Mahakam road after school. The sampling technique that is used by the research is: Proportional Random Sampling (using the Riduwan 2004 formula).
The findings that are proposed by this research are the following:
- The connection of teenagers' activities characteristics with the choice of places.
- The factors that influence in their decisions of choosing their place of hang out.
Base on the findings above, the research hypothesis is proposing conclusions as follow:
- There are proofs that justify that there are connections between the choice of places and the characteristics of teenagers' activities.
- There are factors that determine the choice of places according to the characteristic of teenagers' activities.
And the field research that is conducted with survey method and depth interview method has resulted with the following:
1. Teenagers' activities in research site has different characteristic that unique with one another, these characteristics are divided into 3 items: Necessary, Optional and Social Activities. These differences are based to the need of their activities.
2. These indicators influence (in general condition) teenagers the choice of places: reach distance from school; the outdoor nature of the place; Physical boundary parameter that surrounds it; The seat availability; Transportation availability; Crossroads, Area; Surface; Supervision; Hawker stall.
3. A These type of characteristics determine their choice of place to hang out with indicators as follow: reach distance from school; the outdoor nature of the place; Physical boundary parameter that surrounds it; the seat availability; transportation availability; crossroads.
3.B Other indicator: Area; Surface; Supervision; hawker stall; Therefore, the characteristic of teenagers' activities provide no influence."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Apsari
"Public art merupakan bentuk seni yang diletakkan pada ruang publik, berkaitan dengan publik serta mementingkan respon dari publik dalam penilaiannya. Keterbukaan ruang publik memberi kemungkinan respon yang beragam karena dapat diakses oleh siapa saja. Public art dengan tapak berupa ruang publik turut menjadi elemen ruang publik. Di ruang publik terjadi keterlibatan pasif dan aktif oleh publik yang memicu terjadinya aktivitas sosial. Sebagai elemen pada ruang publik, public art karenanya dapat berperan menimbulkan respon berupa keterlibatan pasif dan aktif dari pengguna ruang publik. Namun demikian terdapat juga public art yang tidak menimbulkan respon dari pengguna ruang publik meskipun peletakannya strategis. Public art sebagai seni yang berada pada suatu tempat dapat mempengaruhi aktivitas pada ruang publik. Dari studi kepustakaan, diperoleh teori triangulation untuk mengetahui bagaimana stimulus yang dihasilkan oleh public art sebagai benda dapat mendukung terjadinya aktivitas sosial. Studi kasus dilakukan dengan melakukan perbandingan pada empat ruang publik yaitu Bundaran Hotel Indonesia, Bundaran Bank Indonesia, Taman Suropati, dan Patung Pangeran Diponegoro. Hasil yang ditemui berbeda pada keempat tempat. Secara umum public art dapat menjadi stimulus aktivitas sosial dan dapat menimbulkan triangulation, namun satu lokasi hanya menimbulkan keterlibatan pasif. Keseluruhan lokasi membutuhkan dukungan elemen-penunjang beserta aktivitas lainnya. Penempatan public art hendaknya merupakan kesatuan dengan ruang publik dimana ia diletakkan karena public art dengan tapak berupa ruang publik turut berfungsi sebagai stimulus dan merupakan elemen ruang publik yang dapat mendorong terjadinya triangulation.. Peran public art pada ruang publik tidak hanya sekedar penghias, atau penanda tetapi berperan dalam kelangsungan aktivitas sosial di dalam ruang publik.

Public art is a form of art that is placed on public space, associated with general public and concerned with response from the public in its assessment. Openness of public spaces give the possibility of multiple responses because it can be accessed by everybody. Public art with site in the form of public space contribute to elements of public space. On public space ,the users performs passive and active engagements. Passive and active engagement generate social activities. As an element of public space, public art has part in the response in the form of passive and active engagements of public space users. However, there are public art which didn't generate a response from the users of public space despite its strategic position. This minithesis covers how public art as residing in a place could affect activities of the public space. Approach used by the writer are literature study and case studies through observational methods. From the literature study, writer obtained the triangulation theory to determine how the stimulus generated by the public art as an object supports the occurrence of social activities. The case study was done by comparison to the four public space that is Bundaran Hotel Indonesia, Bundaran Bank Indonesia, Suropati Park, and the Statue of Pangeran Diponegoro. The four places have different results. In general, public art can be a stimulus of social activities and may cause triangulation, but one location only generate passive involvement. In overall location, supporting elements needed to support public art along with other activities in public spaces. Placement of public art should be an integral part of public space in which it's placed for public art with a site in the form of public space also serves as a stimulus and an element of public space that can stimulate triangulation. In conclusion, The role of public art in public spaces is not just decoration, or markers, but has a role in the continuity of social activity in public spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52275
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanto Kusnawara
"Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2019 belum mencapai 2 target yakni, peningkatan penggunaan kontrasepsi modern dan menurunkan tingkat unmet need. Hal ini menjadi dasar dari peneliti untuk mengambil sampel di Jakarta Utara. tingkat kemiskinan yang tinggi dan laju pertumbuhan penduduk di Jakarta Utara yang tinggi 1.03% dibandingkan dengan target 0.75%. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang secara kuantitatif untuk mencari faktor yang berhubungan dengan perilaku keluarga yang tinggal di pemukiman kumuh Jakarta Utara tentang program keluarga berencana dan metode wawancara mendalam secara kualitatif untuk memperoleh penyebab perilaku keluarga. Jumlah sampel diteliti dalam penelitian ini
adalah 70 orang. Didapatkan hasil terdapat hubungan antara kegiatan sosial dengan perilaku keluarga tentang program KB di pemukiman kumuh Jakarta Utara (nilai P <0.05). Perilaku keluarga yang tinggal di pemukiman kumuh Jakarta Utara tentang program KB adalah rendah dan faktor yang berhubungan hanya kegiatan sosial. Hasil wawancara mendalam mendapatkan kegiatan sosial yang berpengaruh adalah interaksi warga membagikan pengalaman saat kegiatan.

Two indicators of Population and Family Planning Development Year 2019, have not reached the target, namely, increasing modern contraceptive use and reducing unmet need. This is the basis for researchers to take samples in North Jakarta. slums have high poverty rates and high rates of population growth. This study use a quantitative cross-sectional method to find the factors related to family behaviour in slum settlements in North Jakarta on family planning program in 2019 and in-depth interview method to find the cause of family behaviour. The number of samples examined in this study were 70 people. Results obtained are there is a relationship between social activities and family behavior on family planning program in North Jakarta slum settlements in 2019 (p value <0.05) It is known that the family behaviour in slum settlements in North Jakarta on family planning program in 2019 are low and the only factor related to it is social activities. From in-depth interview, communication among them by sharing their experience affected their social activities."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizal Ardiansyah
"Tiga kegiatan sosial yang meliputi kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik di lingkungan RT 003, RW 05, Kelurahan Setu melibatkan perempuan sebagai pengurus. Fokus penelitian ini menjelaskan bahwa pemberdayaan perempuan diwujudkan melalui partisipasi aktif sebagai pengurus dalam kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik. Partisipasi aktif perempuan dalam tiga kegiatan sosial dilakukan secara swadaya dengan mengoptimalkan daya dan kemampuan perempuan untuk membangun kapasitas diri perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan pengamatan langsung terhadap laporan kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik. Penelitian ini melibatkan Ketua Rukun Tetangga 003, tiga perempuan yang berpartisipasi aktif selaku pengurus kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik, beserta suami dari salah satu pengurus dalam kegiatan dana sosial. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa perempuan memperoleh pengetahuan dan keterampilan menulis data terkait laporan kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik dalam upaya pemberdayaan perempuan.

Three social activities which include social fund activities, dasa wisma, and jumantik at RT 003, RW 05, Kelurahan Setu involving women as administrators. The focus of this research explains that women's empowerment is realized through active participation as administrators in social fund activities, dasa wisma, and jumantik. Women's active participation in three social activities is carried out independently by optimizing women's power and ability to build women's self-capacity. The method used in this research is in-depth interviews and direct observation of the reports on activities of social funds, dasa wisma, and jumantik.. This research involved the Head of the Neighborhood Association 003, three women who actively participated as administrators of social fund activities, dasa wisma, and jumantik, along with the husband of one of the administrators in social fund activities. The results of this research show that women gain knowledge and skill in writing data related to reports on social funds, dasa wisma, and jumantik activities in an effort to empower women."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ligia Emila Muchtar
"ABSTRAK
Apabila orang berkunjung atau hidup di Jepang, maka akan terkesan dengan banyaknya ragam hadiah dan barang-barang yang dikemas dengan indah dan menggunakan kertas pembungkus yang terkesan mewah yang tidak murah.
Bila kita lebih lama lagi tinggal di Jepang, akan dapat menyaksikan kegiatan sosial khususnya mengenai beredarnya hadiah-hadiah pada waktu-waktu tertentu yang dilakukan oleh orang-orang tertentu untuk orang-orang tertentu pula. Tata cara kegiatan sosial yang berhubungan dengan peredaran pemberian hadiah telah dibakukan dalam berbagai terbitan, diantaranya seperti yang diterbitkan NHK dengan judul Kurashi no Echiketto (Etiket Kehidupan) atau dalam buku Shin Otsukiau Jiten (Kamus Pergaulan Terbaru), Salaryman in Japan, atau pada buku Japanese Family & Culture terbitan JTB.
Dalam buku-buku tersebut diatas diterangkan bagaimana tatacara memberi dan membalas pemberian yang selalu muncul dan melibatkan setiap lelaki - perempuan dalam kehidupan orang Jepang sejak seorang anak lahir, balita, dewasa, menikah, menjadi orangtua, dan menjadi kakek nenek yang sampai akhir hayatnya penuh dengan keterlibatan aneka ragam pemberian.
Salah satu buku mengenai etiket orang Jepang yang disebut diatas yaitu dalam Kurashino Bunka jinrui Baku atau antropologi budaya kehidupan (1984;152-156), mencoba mengelompokkan aneka ragam pemberian dalam 5 kategori. Adapun kelima kategori tersebut adalah sebagai berikut:
Nenchugyoji Toshiteno Zoto atau pertukaran hadiah yang dilakukan sepanjang tahun.
Nenchugyoji toshiteno zoto ini meliputi; pemberian orang tua kepada anak-anak pada setiap akhir tahun, pemberian anak kepada ayah pada setiap hari ayah dan hari ibu, pemberian dipertengahan dan akhir tahun antara anak buah kepada atasan di tempat kerja, murid kepada guru, yunior kepada senior, tetangga yang muda kepada tetangga yang tua.
Jinsei no Tsukagirei to Zoto atau pemberian dalam upacaraupacara keluarga.
Jinsei no tsukagirei to zoto ini melibatkan sanak keluarga yang dekat. Adapun kesempatan-kesempatan tersebut seperti pemberian pada upacara kehamilan 4 bulan hingga kelahiran anak. Selanjutnya pemberian pada perayaan ulang tahun pertama hingga hari dewasa anak yang waktunya ditetapkan oleh pemerintah Jepang. Kemudian pemberian pada perayaan pertama kali masuk sekolah hingga lulus sekolah. Setelah perayaan kelulusan ini disusul dengan pemberian pada upacara perkawinan pada usia perkawinan 25 dan 50 tahun. Terakhir pemberian kepada keluarga terdekat bila usia telah mencapai 60 tahun, 77 tahun, 88 tahun dan terakhir 99 tahun. Pemberian pada upacara-upacara keluarga ini di Jepang, biasanya hanya melibatkan kalangan keluarga dekat (keluarga inti)? "
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>