Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Anastasya
Abstrak :
Studi ini membahas tentang pengaruh infrastruktur terhadap industri mikro dan kecil di Indonesia. Infrastruktur yang dianalisis di antaranya jalan, listrik, telepon seluler, dan internet. Variabel kontrol yang ditambahkan dalam analisis ini diantaranya populasi, PDRB, dan tingkat pendidikan. Metode pengujian dilakukan dengan regresi data panel dan standardized coefficient untuk mengestimasi pengaruh infrastruktur terhadap masing-masing sektor dan total output industri mikro dan kecil. Dari pengujian regresi data panel dan standardized coefficient terhadap infrastruktur dan nilai output industri mikro dan kecil diketahui bahwa jalan dan populasi memiliki pengaruh signifikan dan penting terhadap industri mikro dan kecil di Indonesia.
This study analyzes influence of infrastructures on micro and small industries in Indonesia. The Infrastructures which analyzed in this study are roads, electricity, cell phones, and Internet, while population, GDP, and level of education are added as control variables. The research method used in study are panel data regression and standardized coefficient to estimate the impact of infrastructures on each and total output of micro and small industries. The panel data regression and standardized coefficient testing show that road and population having a significant and the most important impact on the micro and small industries in Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T44796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsan Azhary Saleh
Jakarta: LP3ES, 1986
338.64 IRS i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irsan Azhary Saleh
Jakarta: LP3ES, 1986
338.642 IRS i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reni Yanita
Abstrak :
Inovasi pada lembaga riset semakin memegang peranan penting dalam menghadapi era globalisasi dan pasar yang semakin kompetitif saat ini. Kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai proses inovasi dari suatu lembaga riset telah banyak menghasilkan teknologi, namun relatif masih sedikit yang diterapkan IKM. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya produk litbang yang dapat dimanfaatkan IKM dan masih minimnya penerimaan Pelayanan Jasa Teknis Balai yang berasal dari kerjasama litbang. Dikaitkan dengan visi jangka panjang lembaga litbang di Iingkungan Depperindag sebagai agent inovasi teknologi bagi industri utamanya bagi IKM, menuntut perlunya menumbuhkan pembelajaran dalam organisasi agar inovasi yang dihasilkan tidak hanya berhenti pada tahap penemuan, tetapi dapat diterapkan dalam kegiatan bisnis. Peningkatan nilai tambah melalui penerapan hasil litbang teknologi, rekayasa, dan desain merupakan salah satu bentuk peluang yang dapat dimanfaatkan oleh IKM Agro, untuk itu peran Balai Besar lndustri Agro sangat diperlukan dalam membantu pengembangan industri melalui penerapan produk litbangnya. Hal ini melihat potensi IKM Agro sangat berpeluang untuk dikembangkan daiam rangka memacu pertumbuhan ekspor non-migas mengingat bahan baku dan potensi pasar yang besar. Tujuan kajian ini, adalah : (1) untuk mengetahui kinerja produk hasil litbang BBIA dalam memenuhi kebutuhan/mendukung IKM Agro (dilihat berdasarkan persepsi dan harapan IKM/pengguna jasa); (2) untuk menjelaskan proses pembelajaran dalam merespon perubahan dan kebutuhan IKM, dan (3) untuk mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja produk BBIA guna mencapai kesesuaian persyaratan yang dibutuhkan oleh pelanggannya/IKM. Kinerja produk hasil litbang BBIA diukur dengan menggunakan perspektif pengguna produk (khususnya IKM) untuk mengetahui persepsi dan harapan IKM dengan melihat tingkat kepuasan yang menyangkut 5 aspek kepuasan pelanggan, yaitu : tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Data diolah menggunakan metoda statistik-analisis deskriptif dengan menerapkan metoda skala Liked. Sementara untuk mengetahui sistem pembelajaran di BBIA dengan melihat style (model) dan faktor pendorong terjadinya pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis multivariat, yaitu SPSS-analisis faktor. Berdasarkan analisis dan pembahasan proses pembelajaran di BBIA dalam meningkatkan produk litbangnya agar dapat mendukung IKM, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Kinerja produk litbang BBIA yang diukur dengan menggunakan tingkat persepsi dan harapan IKM, ternyata kinerja produk hasil litbang BBIA masih berada di bawah harapan IKM (Persepsi IKM secara keseluruhan sudah cukup puas atas produk litbang yang dihasilkan BBIA). Hal tersebut ditunjukkan oleh hampir semua variabel mempunyai skor persepsi lebih rendah dibandingkan dengan skor harapan. Sementara bila dilihat dari 5 dimensi aspek kepuasan pelanggan, skor persepsi tertinggi untuk dimensi tangibility (lokasi dan kernudahan mencapal, peralatan yang dimiliki, SDM yang cukup profesional, adanya layanan purna jual dan studi tekno-ekonomis dari tiaptiap produk litbang yang dihasilkan), sementara yang terendah pada dimensi responsiveness (kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen); (2) Ada 2 faktor yang berpengaruh dalam terbentuknya style pembelajaran yang terjadi di BBIA, yaitu : (a) Faktor Knowledge Acquisition yang memberikan pengaruh tertinggi yaitu sebesar 38.72% di dalamnya termasuk variabel penggalian sumber knowledge untuk perbaikan kepada produk dan proses; dan (b) Faktor Knowledge Sharing memberikan pengaruh sebesar 23.96% terhadap style pembelajaran di BBIA, yang terdiri dari variabel dissemination mode dan learning focus. Analisis Learning Orientation juga menunjukkan model pembelajaran di BBIA ditentukan oleh sumber knowledge dan product process-focus; (3) Terdapat 6 faktor pendorong yang memudahkan terjadinya pembelajaran di BBIA, yaitu : kreatifitas, pendidikan berkelanjutan, keragaman operasional, eksperimentasi, concern terhadap pengukuran kinerja, dan tanggap terhadap lingkungan. Faktor pendorong ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kasus pembelajaran di Balai Litbang lndustri Kulit, Karat, dan Plastik (BBKKP) yang terdapat 7 faktor pendorong, dengan kesamaan faktor yang paling berpengaruh adalah kreatifitas. Strategi pembelajaran yang sesuai di BBIA untuk dapat mengatasi skor kesenjangan yang tinggi dalam hal kemampuan BBiA menghasilkan produk litbang dan dapat diterapkan di IKM, adalah BBIA perlu mengembangkan model pembelajaran yang ada dengan memperhatikan variabel value-chain (keseimbangan antara proses mendesain dan kebutuhan/analisa pasar) dan pengembangan ketrampilan/keahlian SDMnya agar inovasi yang didapatkan dari hasil kreatifitas dan interaksi yang sudah melibatkan IKM dapat diterapkan IKM. Diharapkan produk litbang yang dihasilkan dapat lebih membantu IKM, utamanya dalam pemecahan penguasaan teknologi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Dahirma Taher
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini mendeskripsikan dan menganalisis sebuah pilihan strategi adaptasi yang dilakukan oleh pendatang dari desa ke kota. Dalam tesis ini ditunjukan bahwa pilihan strategi adaptasi yang terwujud sebagai kegiatan industri kecil pengrajin tempe pada dasarnya rnerupakan strategi untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi ekonominya, dalam kehidupan masyarakat terutama kehidupan masyarakat daerah asalnya.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan studi kasus dari para informan yang menjadi obyek penelitian ini.

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa (1) pilihan mendirikan dan mengusahakan industri pengrajin tempe, karena usaha ini dianggap yang paling menguntungkan secara ekonomi karena adanya permintaan pasar yang besar; (2) pilihan ini diambil karena pilihan tersebut merupakan salah satu pengetahuan kebudayaan mereka yang diperolehnya melalui proses belajar dalam kehidupan masyarakatnya; (3) pilihan mengusahakan industri pengrajin tempe ini, dapat dikombinasikan dengan pilihan yang lain tergantung dari harapan yang ingin dicapai oleh para pengrajin ; (4) Pertimbangan lain yang harus diperhitungkan adalah letak usaha tadi dikaitkan dengan kondisi lingkungan hidup fisik yang sesuai dan cocok dengan jenis kegiatan yang di1ak.ukan; berkenaan dengan ha l ini, usaha semacam ini haruslah dekat dengan pasar dan sungai (5) Usaha mendirikan kegiatan industri pengrajin tempe tidak dapat dipisahkan dengan konteks sosialnya, artinya bahwa kegiatan ini sangat berkaitan erat dengan pranata-prariata sosial lainnya, khususnya pranata kekerabatan dan organisasi sosial yang berlaku dan diberlakukan, menurut latar belakang kebudayaan dan daerah asal para pengrajin tempe tersebut; (6) Hasil usaha dari kegiatan ini digunakan bukan hanya untuk meningkatkan tingkat kehidupan ekonomi para pengrajin dan keluarganya di daerah asal tetapi lebih daripada itu dapat digunakan untuk meningkatkan keduduan sosial para pengrajin tersebut dalam sistem pelapisan masyarakat di daerah asalnya.

1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yunus
Abstrak :
Penelitian ini menunjukkan bagaimana hubungan antara orientasi entrepreneurial internasional, strategi internasional dan kinerja internasional pada industri kecil dan menengah. Industri kecil dan menengah yang diteliti adalah industri yang bergerak di bidang kerajinan dan telah melakukan pemasaran internasional selama minimal 2 tahun. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis bahwa dengan penerapan orientasi entrepreneurial internasional dan strategi internasional yang balk dapat meningkatkan kinerja internasional industri kecil dan menengah tersebut. Orientasi entrepreneurial internasional dalam penelitian ini terdiri dari empat dimensi yaitu (1) orientasi riset pasar dan konsumen, (2) orientasi pemasaran, (3) orientasi manajemen dan (4) orientasi respon terhadap pasar. Sedangkan strategi internasional dijelaskan oleh tiga aktivitas kunci perusahaan yaitu (1) kompetensi strategik, (2) akuisisi teknologi dan (3) persiapan internasionalisasi. Sampel penelitian adalah industri kecil dan menengah terinternasionalisasi dalam bidang kerajinan yang mengikuti Pameran Produksi Indonesia (PPI) mulai tanggal 20 sampai 29 Mei 2003 di Pekan Raya Jakarta dan berasal dari berbagai kota di seluruh Indonesia dengan jumlah 31 responden. Para responden yang berpartisipasi aktif dalam penelitian ini menjabat sebagai pemilik atau manajer di industri kecil dan menengah yang diteliti. Hubungan antara orientasi entrepreneurial internasional, strategi internasional dan kinerja internasional pada industri kecil dan menengah ini dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis regresi dengan bantuan software SPSS 10.0. Hasil penelitian ini menunj ukkan bahwa : 1. Orientasi entrepreneurial internasional pada industri kecil dan menengah yang diteliti dalam penelitian ini yang terdiri dari orientasi riset pasar dan konsumen, orientasi pemasaran, orientasi manajemen dan orientasi respon terhadap pasar tidak signifikan membentuk strategi internasional yang dijelaskan oleh tiga aktivitas kunci perusahaan yaitu kompetensi strategik, akuisisi teknologi dan persiapan internasionalisasi. 2. Proses pengembangan kompetensi strategik perusahaan, persiapan memasuki pasar internasional dan penyerapan teknologi baru dalam industri kecil dan menengah yang diteliti masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak sinergi. 3. Proses akuisisi teknologi pada industri kecil dan menengah yang bergerak di bidang kerajinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional. Sedangkan kompetensi strategik dan persiapan internasionalisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional. Hasil penelitian yang dihasilkan oleh Knight (2001) berkebalikan dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang menunjukkan bahwa proses akuisisi teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional sedangkan kompetensi strategik dan persiapan internasionalisasi tidak berpengaruh secara signifikan. Begitu pula hubungan antara Orientasi entrepreneurial internasional dan strategi internasional tidak signifikan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang S. Purnomo
Abstrak :
Komunikasi sangat berperan dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan kegiatan yang pokok bagi kehidupan bermasyarakat. Diantara keadaan sekarang dan keadaan yang akan dituju atau dicita-citakan dari para pengusaha industri ini nampak nya terjadi gap dengan pihak lain selaku "pengguna" melihat keadaan yang demikian dengan sendirinya sangat diperlukan adanya komunikasi di antara pengusaha dengan konsumen sebagai pihak "penguna". Partisipasi Swasta khususnya di dalam bentuk usaha industri hanya mungkin bertahan dan mengembangkan diri kalau output dalam bentuk barang maupun jasa dapat lancar di masyarakatkan atau dipasarkan sehingga diperlukan, dicari dan digunakan oleh konsumen.. Mengabaikan peran serta komunikasi dalam rangka menunjang pemasaran berarti merupakan pemborosan yang dapat menghambat perkembangan upaya industri. Bertolak dari permasalahan inilah maka ingin diketahui sampai dimana pengusaha industri kecil dalam hal ini produsen sepatu memahami makna komunikasi pemasaran khusus nya tentang "komunikasi produk", dimana suatu produk berfungsi sebagai "seperangkat lambang" yang mampu mengkomuni kasikan hal-hal yang diperlukan oleh konsumen. Pada akhirnya kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa pengusaha sepatu di Karet Pedurenan hanya berfungsi sebagai tukang saja dari pada sebagai produsen yang dapat menciptakan atau menentukan sendiri model atau warna yang ia inginkan, hal ini dikarenakan pengusaha sepatu di Karet Pedurenan hanya mengikuti saja apa yang menjadi pesanan dari pemilik toko yang menjual produknya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S3786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halim Sabri
Abstrak :
ABSTRAK
Fasilitas Pemerintah dalam skripsi ini adalah suatu paket bantuan berupa kredit keuangan, mesin-mesin dan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian dan Pemda DKI Jaya. Tujuan daripada bantuan ini dimaksudkan untuk mengembangkan usaha konveksi industri kecil di kelurahan Cipulir yang mengalami kesulitan di dalam pengembangan usahanya. Tujuan penelitian ini adalah mencoba mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah kepada pengusaha industri kecil di keluruhan Cipulir. Di samping itu ingin pula diketahui bagaimana pendapat masyarakat dalam hal ini para pengusaha itu sendiri tentang bantuan tersebut, apakah sesuai dengan kebutuhan mereka. Data diperoleh melalui penelitian lapangan, yaitu wawancara dengan para pengusaha industri kecil di kelurarhan Cipulir yang menjadi responden dalam penelitian ini Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan penarikan sampel secara random sampling sederhana. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pemanfaatan fasilitas pemerintah kurang efektif di dalum menunjang peningkatan dan perluasan usaha konveksi mereka. Hal ini disebutkan karena jumlah kredit yang mereka terima terlalu kecil sehingga tidak mencapai kebutuhan yang diperlukan juga dirasakan penyebaran bantuan tersebut tidak merata dan masih banyuk pengusaha yang belum menerima fasilitas tersebut. Begitu juga untuk fasilitas berupa mesin-mesin, sebenarnya mereka membutuhkan jenis mesin obras bukan mesin biasa. Untuk mesin obras ini ternyata hanya sedikit saja yang menerimanya. Untuk pemberian fasilitas pendidikan maka program pendidikan yang diberikan seperti tentang konveksi, materi yang diberikan adalah materi yang sesuai untuk industri menengah ke atas, sedangkan industri kecil di sini belum mampu menerapkannya. Masalah motivasi pun merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan kepada kebutuhan mereka yang bersifat harian saja. Dari gambaran di atas sangat diharapkan uluran tangan pemerintah guna memberikan bantuan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan para pengusaha, baik berupa kredit keuangan, mesin-mesin dari jenis yang mereka perlukan dan juga program pendidikan konveksi yang, materinya mampu diterapkan dilingkugan industri kecil Cipulir.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Harrison Papande
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan pemerintah desa dalam memberdayakan industri kecil dan rumah tangga di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Secara metodologis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi literatur. Penulis menemukan bahwa terdapat empat peran utama yang dapat dilakukan oleh pemerintah desa yaitu memfasilitasi akses pinjaman modal ke lembaga perbankan bagi para pelaku usaha IKRT, memfasilitasi pembinaan manajemen usaha IKRT khususnya dari aspek manajemen keuangan, memasarkan hasil usaha IKRT, memfasilitasi pembentukan koperasi. Namun dari keempat hal tersebut, baru dua hal yang telah dilakukan yaitu memfasilitasi manajemen usaha khususnya manajemen keuangan dan pembentukan koperasi. Sedangkan dalam memfasilitasi akses pinjaman modal dan memasarakan ataupun memperluas jaringan usaha terhadap hasil produk-produk IKRT masih minim. Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa peran Pemerintah Desa Tegalwaru dalam pemberdayaan IKRT belum optimal. ......The purpose of this research is to describe the rural government role in empowering small industry and home industry (IKRT) in the village of Tegalwaru, Ciampea subdistrict, Bogor district, West Java. Methodologically this study is a qualitative descriptive research. Interviews, observation and literatures have been used for the data collection of this research. Observation and interview data is collected by the researcher in the form of field notes and audio-taped interviews, which are later transcribed for use in data analysis. The author found that there are four major roles that could be done by the rural government. First, facilitating access to get a bank loan for the owner of IKRT business, second, facilitating the business management development especially financial management, third, endorsing & extending the IKRT market commodity, fourth, facilitating the establishment of union. Nevertheless, there are some shortcomings roles that the rural government hasn?t done. It could be seen in the lack of rural government role in facilitating access to get a bank loan for IKRT business and endorsing the IKRT market commodity. Based on the analyses conducted in chapter 5, the conclusion is that the role of rural government in empowering small industry and home industry is not optimal yet.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>