Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reading Mass.: Addison-Wesley, 1988
621.395 SIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ravi, K.V.
New York: John Wiley & Sons, 1981
537.662 RAV i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Linca Anggria
Abstrak :
ABSTRAK
Tanaman menyerap silicon dari larutan tanah dalam bentuk asam monosilikat, yang juga disebut asam ortosilikat (H4SiO4). Penggunaan bahan organic dan anorganik yang mengandung Si yang cepat tersedia bagi tanaman dapat meningkatkan ketersediaan Si dalam tanah dan penyerapannya oleh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelepasan Si dari bahan organic dan anorganik dan penyerapannyaoleh tanaman padi. Pelepasan fosfor (P) dari bahan-bahan sumber Si tersebut juga di evaluasi. Bahan anorganik yan diteliti meliputi abu terbang (fly ash), terak baja, silica gel, dan silica gel jepang, sedangkan untuk bahan organic terdiri atas abu sekam padi (RHA), sekam padi bakar (RHB), media jamur (MM), biochar kulit buah kako (cocoa SB), dan kompos jerami padi (RSC). Pengamatan dinamika Si dan P dilakukan secara berkala pada 7,17,24, dan 34 hari setelah tanam (HST), sementra anakan dan tinggi tanaman padi diamati pada 16, 21, dan 36 HST. Hadil penelitian menujukan bahwa konsentrasi Si dalam larutan yang berasal dari bahan organic paling tinggi untuk JSG dan diikuti oleh silikia gel, masing-masing 1, 107 dan 0,806 mmol L-1. Pelepasan Si dari bahan organic tertinggi terdapat pada RHB dan RHA (0,618 dan 0, 539 mmol L-1). Biochar kulit buah kokoa, silica gel, JSG, dan RHB nyata meningkatkan tinggi tanaman padi pada 36 HST. Sumber Si tidak memengaruhi jumlah anakan tanaman. Dari bahan yang digunakan, terak baja dan silica gel Jepang (JSG) nyata memengaruhi serapan Si oleh tanaman padi.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardjo
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1976
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramot Danner Robin
Abstrak :
Aplikasi teknologi semikonduktor sudah tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Dari mulai peralatan rumah tangga yang paling sederhana (radio, TV dll) sampai peralatan yang bersifat high technology (telepon seluler, Personal Computer dll). Hal ini menyebabkan pasar Silicon Polished Wafer, sebagai bahan baku semikonduktor, semakin terbuka lebar. Disisi lain hanya sedikit industri yang bergerak dibidang manufaktur Wafer Silicon. SUMCO Indonesia merupakan satu satunya PMA di Indonesia yang bergerak dibidang manufaktur Silicon Polished Wafer, mempunyai peluang yang bagus untuk mengembangkan skala produksinya dalam rangka memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan daya saing. Kendala yang dihadapi dalam pemenuhan hal diatas adalah terjadinya bottle neck pada proses edge grinding dan polishing. Pada proses edge grinding ada dua alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan skala produksinya, yaitu menambah jumlah mesin yang sudah ada atau melakukan improvement dengan melakukan perubahan mode grinding dari 3 tahap menjadi 2 tahap dengan mendesign wheel baru. Dengan menambah jumlah mesin kapasitas produksi dapat mencapai 231.650 lembar/bulan dengan kebutuhan biaya investasi sebesar $581.357. Sedangkan dengan perubahan mode grinding kapasitas produksi dapat mencapai 225.700 lembar/bulan dengan biaya perancangan wheel baru sebesar $5.140. Melalui pendekatan analisis Net present Value (NPV) dan Adjusted Present Value (APV) dapat disimpulkan bahwa investasi penambahan jumlah mesin lebih menguntungkan proyek jangka panjang sedangkan perubahan mode grinding lebih menguntungkan untuk proyek jangka pendek. Kualitas yang dihasilkan dengan perubahan mode grinding dari 3 tahap menjadi 2 tahap dengan menggunakan wheel dengan flat width 0.45 mm dapat melewati target kualitas yang ditetapkan dan relatif sama dengan kondisi saat ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ghandhi, Sorab K.
New York: John Wiley & Sons, 1983
621.381 GHA v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardy
Abstrak :
Skripsi ini mengimplementasikan struktur superlattice dari bahan amorphous silicon dan nanocrystalline silicon sebagai lapisan intrinsik dalam sel surya berbasis p-i-n untuk meningkatkan performa sel surya berbasis thin film silicon. Penggunaan struktur superlattice dimaksudkan untuk menutup kekurangan dari masing-masing bahan dan meningkatkan efisiensi. Amorphous silicon digunakan untuk mencapai absorpi cahaya yang baik, sementara nanocrystalline silicon digunakan untuk meningkatkan mobilitas carrier dan mengurangi degradasi akibat cahaya. Variasi struktur berupa jumlah lapisan dan tebal lapisan dilakukan untuk mencari efisiensi terbaik. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak wxAMPS untuk menghitung performa dari divais yang dirancang, dan efisiensi sebesar 10,8707% berhasil didapatkan. ......This bachelor thesis implements the usage of superlattice stucture of amorphous and nanocrystalline silicon as the intrinsic layer of a p-i-n solar cell to increase the performance of a thin film solar cell. The superlattice structure is used to overcome the shortcomings of each material to increase efficiency. Amorphous silicon is used for better light absorption, while nanocrystalline silicon in used for better carrier mobility and reduce light induced degradation. Structural variation in layer number and layer thickness is done to find the best result. Simulation is done by using wxAMPS program to calculate the performance of designed device and an eficiency of 10,8707% has been achieved.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erly Arkasan Dzahwan
Abstrak :
Indonesia memiliki potensi besar dalam memproduksi silikon karena memiliki deposit pasir silika yang melimpah di seluruh wilayahnya. Belum ada industri di Indonesia yang mampu mereduksi silika menjadi silikon. Hingga saat ini metode yang umum digunakan untuk mereduksi pasir silika menjadi silikon adalah dengan menggunakan metode karbotermik. Alternatif metode reduksi yang dapat digunakan di antaranya adalah metode reduksi magnesiotermik yang mampu menurunkan kebutuhan temperatur menjadi pada kisaran 500-950℃. Metode ini dilakukan dengan mereaksikan pasir silika (SiO2) dengan magnesium (Mg) pada temperatur terkontrol. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan magnesiotermik terhadap sampel Mg-Si dalam bentuk serbuk padat dalam tungku selama 4 jam dan variasi temperatur 600℃, 700℃, dan 800℃. Sampel hasil pembakaran kemudian dilakukan pelindian menggunakan larutan HCl 6M di atas magnetic stirrer dengan kecepatan 650rpm dan suhu 80℃ selama 4 jam. Hasil pelindian kemudian disaring dan sampel dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF, dan SEM-EDS. Data XRF yang menunjukkan adanya keberadaan silikon dalam sampel akhir mengindikasikan berhasilnya proses reduksi. Karakterisasi XRD pada sampel akhir menunjukkan kadar silikon dan bahwa temperatur optimum untuk mereduksi pasir silika adalah 600℃ dengan silikon 65,3%. Kemudian dengan didukung pengujian SEM-EDS, variabel temperatur 600℃ memiliki kehalusan lebih tinggi dan tingkat homogenitas tertinggi secara visual dibandingkan dengan hasil mikrostruktur sampel lainnya. ......Indonesia has great potential in silicon production due to abundant deposits of silica sand throughout the country. However, the processing of silica sand into silicon for solar cell applications is still rare in Indonesia due to the high energy requirement of the process. Currently, the most common method used to reduce silica sand into silicon is the carbothermic method. An alternative reduction method that can be used is the magnesiothermic reduction method, which can significantly lower the temperature required to the range of 500-950°C. This method involves the reaction of silica sand (SiO2) with magnesium (Mg) at controlled temperatures. This research focuses on conducting magnesiothermic reduction on Mg-Si samples in the form of solid powder in a furnace for 4 hours at various temperatures of 600°C, 700°C, and 800°C. The resulting burned samples are then subjected to leaching using a 6M HCl solution with the assistance of a magnetic stirrer operating at 650 rpm and a temperature of 80°C for 4 hours. The leached samples are subsequently filtered and characterized using XRD, XRF, and SEM-EDS techniques. The XRF data indicates the presence of silicon in the final sample, indicating the success of the reduction process. XRD characterization of the final sample reveals the silicon content, and the optimum temperature for reducing silica sand is found to be 600°C silicon content of 65.3%. Supported by SEM-EDS analysis, the 600°C temperature variable exhibits higher fineness and the highest level of visual homogeneity compared to other sample microstructures.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1993
S26905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>