Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riezditya Andara Rachmad
Abstrak :
Perkembangan telmologi yang lelah dicapai saai ini membaa! mamzsia membutuhlcan material yang memililri karakrerisiik yang baik secara ekonomis. Komposit merupakan salah satu marerial yang memiliki krireria seperri rersebut diaras. Material ltomposii merupakan maferial yang memiliki dua atau lebih lcomponen berbeda yang dilcombinasikan meiyadi marerial bam dengan si/at yang lebih balk. Metal Matrikskompsit merupakan salah satu jenis komposit yang mulai dikembanglfan di dalam indusfri. Paduan Al-SIC pada AMC membual material Al-SiC memiliki si/Ez! ringan karena memilild densilas yang rendah sesuai dengan matrilfs Al, kelruatan luluh Jung relalyqebih linggi dari AL kelferasan yang ringgi, ketahanan aus yang besar, kerangguhan _vang ringgi_ dan lcerahanan korosi yang balk.

Pada penelilian pembuatan material metal matrilnr komposif Al-SiC menggunakan prioses meralurgi serbulc derzan kamposisi 82% serbuk Aluminum dan 18% Serbuk SiC dengan werllng agen! 1% Mg dan 1% Zinc .S'reara!e_ Bahan dimixing .velama 20 menit agar homogen dan dilanjutkan dengan proscs kompaksi dengan gaya relran sebesar 75000 M Kemudian dilakukan proses sinrering pada bakalan dengan remperatur simer 625°C Variabel yang digunakan adalah perbedaan waktu sintering yairu 30 menil, 60 menir, 90 menir, 120 menir, dan 150 menit. Serelah itu dilakukan pengujian swf mekanis pada marerial anrara lain pengulmran densilas dan porosiras marerial, pengujian kekerasan, pengujian lcelcuaran tekan, dan pengamaran sirukrur mikro marerial.

Hasil pcnelirian yang didapar adalah sgfar mekanis maierial Hcekerasan dan kelcuafan rekan) meninglrar dari walcru sinier 30 menit hingga 120 menir. Hal ini disebalakan densitas material yang meninglcai dan porosiras yang berlrurang. Sedangkan pada wakru sinrer 150 menit si/'al melcanis material menuran lcarena densiras menurun dan jamiah porosiras bertambah.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josiah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan penguat Mikro-SiC pada komposit matriks aluminium. Aluminium dipilih dikarenakan performa mekanisnya yang baik, ringan, memiliki titik leleh yang rendah, dan mudah untuk difabrikasi melalui proses pengecoran. Aluminium seri 3 ADC12 digunakan dalam penelitian ini. Komposit akan difabrikasi melalui metode pengecoran aduk dimana proses pengadukan dilakukan secara mekanik dengan menggunakan batang pengaduk sebanyak 4 kali, dengan lama pengadukan 10 detik setiap kali pengadukannya dan dilakukan dengan interval 2 detik. SiC yang ditambahkan bervariasi dari 1, 3, 5, 7, hingga 10% Vf, dan kedalam komposit ditambahkan Mg sebanyak 5%wt untuk meningkatkan kemampubasahan dari komposit, Strontium sebanyak 0,04 %untuk merubah morfologi dari fasa eutektik silikon yang terbentuk menjadi bentuk yang halus sehingga dapat meningkatkan sifat mekanis dan TiB 0.15wt% sebagai penghalus butir. Hasil dari penelitian ini adalah semakin banyak SiC yang digunakan maka kekerasan komposit akan bertambah, kekerasan ini akan diimbangi oleh sifat ulet yang dimiliki oleh matriks ADC12 hingga titik optimum. Titik optimum yang didapat berada pada titik dimana nilai ketangguhannya tertinggi yaitu pada saat kadar SiC yang digunakan sejumlah 3 %vf, dimana kekuatan tariknya mencapai 236 Mpa dan kekerasannya mencapai 46 HRB.
ABSTRACT
This research is performed to identify and recognize the effect from the addition of SiC reinforce on the metal composite with aluminium as the matrix. Aluminum is preferred since it has good mechanical performance, its lightweight, low melting temperature and easy to cast. Aluminium alloy series three ADC12 was used in this research. In this study, the composite will be fabricated through stir casting process where stirring is performed mechanically with a stirrer 4 times, 10 seconds each time with 2 seconds interval between them. Then, 1, 3, 5, 7 to 10%Vf SiC was added to each of the composite, the addition of 5%, 0,04%wt strontium, and 0,15%wt TiB were believed to enhance wettability, modify the silicon eutectic phase, and acts as the grain refiner respectively. The result obtained in this research showed increase in hardness ADC12 composite with higher SiC content. Hereby, it is believed that strengthening and weakening factors from reinforce particle and metal matrix could neutralize the effect of each other until the optimum point and thus, the composite containing 3% (volume fraction) SiC exhibits the maximum toughness, with tensile strength and hardness value of 236 MPa and 46 HRB respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Arslan
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan suatu studi pembuatan partikular komposit AlMgSil/SiC atau Al(6061)/SiC dan partikular komposit Al/SiC atau Al(1100)/SiC dengan menggunakan metode metalurgi serbuk dan proses solid-state sintering, dengan cara menambahkan serbuk silikon karbida (SiC) mulai dari 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% berat kedalam serbuk alumunium magnesium silikon (AlMgSil) atau paduan A1(6061) dan serbuk alumunium murni atau paduan Al(1100). Dengan pemberian tekanan 300 kg/cm' dan 400 kg/cm' pada alat pres, disinter pada temperatur 590°C yang ditahan pada temperatur tersebut selama 1 jam dan dituakan pada temperatur penuaan/aging 170°C selama 12 jam. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa partikular komposit AlMgSi IISiC atau A1(6061)1SiC memiliki densitas yang lebih rendah dengan tingkat kekerasan yang lebih tinggi dihandingkan dengan partikular komposit AI/SiC atau A1(1100)ISiC memiliki densitas yang lebih tinggi dan tingkat kekerasan lebih rendah. Penelitian ini dilakukan di PPSM BATAN Serpong dan di Lab. Keramik P3FT-LIPI Serpong.
ABSTRACT
A Study On The Synthesis And Charachterisation Of Al(6061)/Sic Particulate Composite

A Study on the synthesis of AlMgSil/SiC or Al(6061)/SiC particulate composite and Al/SiC or Al(1 100)ISiC particulate composite has been carried out with addition 0%, 5%, 10%, 15% and 20% weight of SiC to AI(6061) powder and to Al(1100) powder. Powder metallurgy technique is used with solid-state sintering process. The pressing pressure for making these composite are 300 kg/cm' and 400 kg/cm', sintering temperature at 590°C which is holded along 1 hour and age at temperature 170 °C along 12 hour. The result of this research is that the Al(6061)/SiC particulate composite has lower density and higher hardness grade compare to Al(1100)ISiC which has higher density and lower hardness grade. This research carry out in FPSM-RATAN and Ceramic Lab. of P3FT-LIPI Serpong.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Juliandhika T. S.
Abstrak :
Metal Matrix Composites (MMC) merupakan salah satu contoh material lanjut yang terus berkembang khususnya yang berbasis logam aluminium. MMC memiliki sifat-sifat yang haik yang merupakan perpaduon dari sifat mekonis logam sebagai matriks dan keramik sebagai penguatnya. Sifat mekanis yang beruhah antara lain kekerasan, ketahanan aus, ketahanan fatik, ketahanan korasi, nilai resistivitas dan lain-lain. Metal Matrix Composites At-SiC pada penelitian ini dibuat menggunakan metodik PRIMEX (Pressureless Metal Infiltration) otau infiltrasi logam tanpa tekanan yang dipatenkan oleh Ltmxide. Ingot aluminium jenis AC2B (sebagai matriks) pada temperatur proses 750'C, 800'C, 9011'C, 1OO1'C, 11O1'C alam melebur dan terinfiltrasi ke dalam serbuk lepas SiC (sebagai reiriforcement), yang berada pada suatu tray. Waktu tahan yang diberikan selama 10 jam dengan kodar Mg I WAiwt, untuk setiap temperatur proses. Serbuk magnesium ber:fongsi sebagai wetting agent agar /erjadi pembasahan antar muka logam-keramik. MMC Al~SiC hasil dari proses PRIMEX ini menunjukkan perubahan yang baik.Peningkalan temperaJur firing menyebabknn kenaikan densilas dan kekerasan sedangkan porosilas dan Juju aus menurun. sehingga sifol mekanis lvi.MC Al-SiC dari liap-tiap lemperatur firing terus membaik. Dari strukturmikro yang diamali, lerlilwt bahwa distribusi SiC semakin banyak.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Retno Putri
Abstrak :
Rem adalah komponen vital dalam kendaraan yang berfungsi mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan. Brake shoe yang diperoleh oleh industri umum saat ini terbuat dari besi cor, yang memiliki densitas dan gesekan tinggi yang menyebabkan terjadinya percikan selama pengereman. Dalam penelitian ini dipelajari mengenai sifat mekanik dan mikrostruktur ADC12 dengan komposit SiC mikro untuk menggantikan besi cor dalam pembuatan sepatu rem untuk kereta. Komposit dibuat dengan metode pengecoran aduk dan ditambahkan kandungan Ti 0.04, 0.06, 0.15, 0.3 dan 0.5 wt. TiB bertindak sebagai penghalus butir yang meningkatkan sifat mekanik secara signifikan karena butir menjadi lebih halus dan seragam. Sepuluh persen berat Magnesium ditambahkan untuk meningkatkan kemampubasahan dari komposit tersebut. Beberapa pengujian yang dilakukan untuk mengkarakterisasi material komposit adalah: OES, XRD, OM, SEM, dan pengujian merusak seperti tarik, kekerasan, keausan, danimpak. Hasilnya, komposisi optimum ditemukan pada komposit ADC 12/SiC dengan menambahkan 0.15 wt TiB yang menghasilkan UTS sebesar 136 MPa, kekerasan sebesar 53 HRB, laju aus sebesar 0.99 mm3/s, dan harga impak sebesar 0.097 J/mm2. ......Brake is a vital component in a vehicle that works on reducing speed and stopping the vehicle. Brake shoe obtained by common industries is currently made of a cast iron, which has a high density and a high friction that caused sparks during braking. The mechanical properties and microstructure of the ADC12 with micro SiC composites to replace cast iron in the making of brake shoe for train have been studied in this work. The composites were made with stir casting method and were added Ti content of 0.04, 0.06, 0.15, 0.3 and 0.5 wt. TiB act as grain refiners that improve the mechanical properties significantly because the grain becomes finer and more uniform and 10 wt Magnesium was added to improve the wettability of the composites. Several test were conducted to characterize the material OES, XRD, OM, SEM, and destructive test such as tensile, hardness, wear, and impact. As the result, the optimum composition was found by adding 0.15 wt of TiB which results 136 MPa in Ultimate Tensile Strength UTS , 53 HRB in hardness, 0.99 mm3 s in wear rate, and 0.097 J mm2 on impact testing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Nanda Garjati
Abstrak :
[ABSTRAK
Material yang digunakan pada kendaraan balistik harus memiliki kekerasan yang tinggi, namun tidak mengorbankan sifat ketangguhannya.Komposit aluminium berpotensi untuk digunakan sebagai material pengganti bajapada kendaraan balistikkarena ringan dan sifat mekanis aluminium sebagai matriks mampu ditingkatkan dengan penambahan unsur-unsur paduan dan partikel penguat SiC. Selain itu, dapat dilakukan pengerasan penuaan pada komposit aluminium untuk meningkatkan kekuatan. Penelitian kali ini menggunakan paduan Al-6Zn-6Si-5Mg berpenguat 10 vol. % SiC dengan variasi penambahan 0, 1, dan 3 wt % Cu hasilsqueeze castingyang berbentuk pelat berketebalan 25 mm. Pelat hasil cor kemudiandihomogenisasi pada temperatur 440 °C selama 24 jam untuk menyeragamkan butir. Selanjutnya dilakukan laku pelarutan dan pengerasan penuaan terhadap pelat komposit ini pada temperatur 200 °C.Karakterisasi komposit aluminium berpenguat SiC tersebut meliputi pengujian kekerasan untuk membuat kurva penuaan, pengujian impak, pengamatan struktur makro dan mikro dengan mikroskop optik dan SEM, serta pengujian balistik tipe III berkaliber 7.62 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan kandungan Cu menyebabkan peningkatan kekerasan pada kondisi as-cast. Penambahan Cu tidak memberi pengaruh terhadap respons pengerasan penuaan, disebabkan oleh tingginya kadar Zn, Mg, dan Si pada paduan ini. Penambahan kandungan Cu sebesar 0, 1 dan 3 wt.% menghasilkan kekerasanpuncak senilai 49.94, 52.92 dan 54.89 HRB berturut-turut selama 4 jam pada temperatur penuaan 200 °C. Penambahan kandungan Cu dari 0, 1 dan 3 wt.%menghasilkan harga impak 18.7 x 10-3, 26.6 x 10-3, dan 25.5 x 10-3J/mm2. Hasil pengujian balistik menunjukkan bahwa semua pelat komposit belum mampu menahan penetrasi peluru pada pengujian balistik tipe III.
ABSTRACT
Ballistic application requires materials with high strength and good toughness. Aluminium composite materials is potential to subsitute steel as a material for ballistic vehicle due to its light weight and improved properties by addition of alloying elements and SiC reinforced particles. Age hardening can also applied to this material to improve its properties. This research studied Al-6Zn-6Si-5Mgreinforced by 10 vol. %SiC with varied content of 0, 1, and 3 wt % Cu with 25 mm thickness produced bysqueeze casting. The composite was homogenized at 440 °C for 24 hours, followed by solution treatment at 460 °C for 1 hour and then aged at 200 °C. The characterization included hardness testing to construct the ageing curve, impact testing, microstructure observation by using optical microscope and SEM, as well astype III ballistic testing. The results showed that the addition of Cu increased hardness in as-cast condition. However, addition of Cu did not give any increased response to age hardening due to high content of Zn, Mg, and Si. The peak hardness of 0, 1 and 3 wt. % Cu added composites was 49.94, 52.92 and 54.89 HRB, respectively, achieved after 4 hours at 200 °C. Impact strength decreased with the addition of Cu. Type III ballistic testing type III results showed that all plates could not stop the bullets penetration, Ballistic application requires materials with high strength and good toughness. Aluminium composite materials is potential to subsitute steel as a material for ballistic vehicle due to its light weight and improved properties by addition of alloying elements and SiC reinforced particles. Age hardening can also applied to this material to improve its properties. This research studied Al-6Zn-6Si-5Mgreinforced by 10 vol. %SiC with varied content of 0, 1, and 3 wt % Cu with 25 mm thickness produced bysqueeze casting. The composite was homogenized at 440 °C for 24 hours, followed by solution treatment at 460 °C for 1 hour and then aged at 200 °C. The characterization included hardness testing to construct the ageing curve, impact testing, microstructure observation by using optical microscope and SEM, as well astype III ballistic testing. The results showed that the addition of Cu increased hardness in as-cast condition. However, addition of Cu did not give any increased response to age hardening due to high content of Zn, Mg, and Si. The peak hardness of 0, 1 and 3 wt. % Cu added composites was 49.94, 52.92 and 54.89 HRB, respectively, achieved after 4 hours at 200 °C. Impact strength decreased with the addition of Cu. Type III ballistic testing type III results showed that all plates could not stop the bullets penetration]
2015
T43574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Herbirowo
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan material superkonduktor yang semakin tinggi mendorong manusia untuk merekayasa material ini terutama superkonduktor dalam bentuk kawat dalam aplikasi bidang kesehatan seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI). Salah satu bahan yang berpotensi adalah MgB2 yang diharapkan dapat menggantikan material Nb3Sn karena selain mempunyai nilai temperatur kritis yang lebih tinggi, juga relatif lebih murah. Untuk mendapatkan sifat yang diinginkan, maka dalam penelitian ini dilakukan variasi jenis dopan yaitu silikon karbida (SiC) dan carbon nanotube (CNT) pada variasi komposisi persen berat sebesar 10 dan 20%. Karakteristik material meliputi sifat resistansi, temperatur kritis, morfologi struktur mikro, fasa, dan sifat superkonduktifitas. Dalam hal ini, digunakan alat difraksi sinar-X (XRD), scanning electron microscope (SEM), dan cryogenic. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa morfologi permukaan untuk material superkonduktor MgB2 pellet murni menunjukkan batas butir yang jelas antar partikel partikel dan setelah dijadikan sampel kawat butiran partikel menjadi lebih kecil dan terdistribusi merata. Untuk penambahan dopan SiC/CNT terbentuk gumpalan dengan adanya butiran-butiran yang teraglomerasi yang berdampak pada hasil analisis hambatan listrik. Data kuantitatif resistansi memperlihatkan bahwa superkonduktifitas pada sampel kawat menunjukkan peningkatan nilai Tczero sebesar 15 K dibanding bentuk pellet. Akan tetapi, pada sampel kawat dengan penambahan SiC memperlihatkan Tconset dan Tczero menurun secara signifikan sampai dengan 28 K, sementara penambahan CNT membuat Tconset dan Tczero menurun secara linear sampai dengan 30 K.
ABSTRACT
The increasing demand of superconducting material has been encouraging researchers to engineer this material especially superconducting material in the forms of wire for medical device applications such as Magnetic Resonance Imaging (MRI). One of the potential materials is MgB2, which is expected to replace Nb3Sn due to its high critical temperature in addition to its relative low cost. In order to obtain specific properties, in this study, MgB2 has been doped by using silicon carbide (SiC) and carbon nanotubes (CNT) at various composition, i.e. 10 and 20wt%. The characteristics in consideration include resistance, critical temperature, morphology of microstructure, existing phase, and superconductivity properties. The characterizations include X-ray diffraction (XRD) to reveal existing phase, scanning electron microscope (SEM), and cryogenic properties. The results showed that the surface morphology of pure MgB2 pellet samples forms clear grain boundary, whereas the wire sample showed uniform particles distributed but decrease in size with the increase of dopant concentration. Some agglomerate particles also formed with the increase of dopant concentration that affected the resistivity. The quantitative resistance data on the wire specimen showed superconductivity increase of 15 K as compared with Tczero pellet. However, the addition of SiC resulted in decrease of Tconset and Tczero to 28 K, whereas the addition of CNT resulted in decrease of Tczero and Tconset linearly up to 30 K.
2016
T45673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Elsa Fatmi
Abstrak :
Aluminium merupakan logam ringan yang banyak digunakan diberbagai sektor perindustrian, mulai dari industri rumah tangga sampai dengan industri otomotif. Pada proses manufaktur produk aluminium salah satu tahapan penting yang perlu dilakukan adalah proses peleburan, baik untuk aluminium primer maupun aluminium sekunder. Pada proses peleburan aluminium salah satu yang perlu diperhatikan adalah ketahanan crucible yang digunakan untuk menampung aluminium cair. Aluminium cair dan crucible yang berada pada lingkungan, khususnya gas oksigen, cenderung bereaksi membentuk corundum. Corundum ini akan tumbuh di dinding crucible yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan efektifitas panas dari sumber panas yang digunakan untuk proses peleburan aluminium. Pada penelitian ini dilakukan proses simulasi menggunakan COMSOL Multiphysics untuk mengamati pengaruh adanya pertumbuhan lapisan corundum pada dinding crucible terhadap perpindahan panasnya. Variasi simulasi dilakukan dengan ketebalan lapisan corundum yang berbeda untuk mengamati perubahan perpindahan panas agar diperoleh batas minimun ketebalan corundum yang diperbolehkan pada crucible SiC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila ketebalan lapisan corundum sudah mencapai 0.5 dari ketebalan dinding crucible SiC, panas yang dihantarkan sudah tidak mampu mencapai suhu peleburan aluminum akibat terjadinya heat loss yang tinggi seiring dengan meningkatnya ketebalan lapisan corundum. ......Aluminum is a light metal that is widely used in various industrial sectors, from the household industry to the automotive industry. In the aluminum product manufacturing process, one of the important stages that needs to be carried out is the melting process, both for primary aluminum and secondary aluminum. In the aluminum smelting process, one thing that needs to be considered is the durability of the crucible used to hold the molten aluminum. Liquid aluminum and crucibles in the environment, especially oxygen gas, tend to react to form corundu In an oxygen-containing environment, molten aluminum tends to react with the crucible material to form corundum. This corundum will grow on the walls of the crucible which can cause a decrease in the effectiveness of heat from the heat source used for the aluminum smelting process. In this research, a simulation process was carried out using COMSOL Multiphysics to observe the effect of the growth of the corundum layer on the crucible wall on heat transfer. Simulation variations were carried out with different corundum layer thicknesses to observe changes in heat transfer in order to obtain the minimum allowable corundum thickness limits for SiC crucibles. The research results show that if the thickness of the corundum layer has reached 0.5 of the thickness of the SiC crucible wall, the heat delivered is no longer able to reach the aluminum melting temperature due to high heat loss as the thickness of the corundum layer increases.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Ratu Kusuma Pertiwi
Abstrak :
Penelitian tentang komposit untuk aplikasi armor saat ini mendapat banyak perhatian. Komposit matriks aluminium merupakan salah satu material yang potensial untuk mensubstitusi baja sebagai material utama dalam industri militer. Dengan pemilihan penguat yang baik, peningkatan karakteristik balistik dapat dicapai melalui peningkatan kekerasan serta keuletan. Penelitian ini mempelajari pengaruh penguat hibrid SiC dan grafit terhadap sifat mekanik dan mikrostruktur Al-(10-12) Zn-5Mg. Penguat grafit dan SiC ditambahkan dengan kombinasi jumlah target: 10% SiC-0%, grafit, 8% SiC-2% grafit, 6% SiC-4% grafit, dan 0% SiC-4% grafit. Komposit dibuat dengan squeeze casting dengan waktu pengadukan 2 menit. Sampel kemudian diberi laku penuaan pada suhu 200º C selama 2 jam untuk meningkatkan ketangguhan. Karakterisasi yang dilakukan adalah pengujian komposisi kimia, pengamatan struktur mikro dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), X-Ray Diffraction (XRD), perhitungan porositas, analisis distribusi kuantitatif penguat, pengujian kekerasan, uji impak, uji tarik dan terakhir dilakukan pengujian balistik dengan peluru tipe III berkaliber 7,62 x 51 mm sesuai standar NIJ 0108.04. Pada penelitian ini didapatkan fraksi volume penguat aktual adalah sebagai berikut: 6.8% SiC-0% grafit, 4.7% SiC - 2% grafit, 3.2% SiC-1.9% grafit, dan 0% SiC-4% grafit Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat mekanik komposit yang difabrikasi sangat dipengaruhi oleh kehadiran porositas daripada penambahan penguat SiC maupun grafit. Penambahan SiC pada komposit meningkatkan porositas lebih tinggi dibandingkan penambahan grafit. Hal ini disebabkan karena kekerasan dan morfologi SiC menciptakan aglomerasi berjarak (interparticle spacing) pada saat proses pengadukan. Oleh karena itu, komposit dengan fraksi volume SiC tertinggi memiliki porositas yang tinggi yaitu 5,8%, yang mengalami penurunan dengan penurunan fraksi volume SiC. Nilai kekerasan terendah 66,34 HRB diperoleh pada komposit dengan penguat 6,8% SiC-0% grafit kemudian menurun seiring penurunan fraksi volume SiC dan penambahan grafit dengan nilai masing-masing : 71,9 HRB, 73,82 HRB, 75,54 HRB pada fraksi volume 4,7% SiC- 2% grafit, 3,2% SiC-1,9% grafit, 0% SiC-4% grafit. Selain itu, karena dominasi porositas tersebut, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai impak maupun kuat tarik dan keuletan karena mekanisme deformasi melalui pergerakan dislokasi tidak berfungsi akibat besarnya porositas tersebut. Disisi lain, struktur mikro matriks komposit memiliki fasa kedua seperti MgZn2, Mg3Zn3Al2 dan Fe-Al Intermetallic. Pada pengujian balistik, ketiga pelat komposit tidak mampu menahan peluru tipe III akan tetapi pelat kedua dan ketiga pecah tanpa perforasi ......Research on composite material for armor application is recently taken a lot of attention. Aluminium matrix composite is a promising candidate to substitute the commonly used steel as the main materials in military industries. Improvement of ballistic behaviour maybe achieved through increment of hardness as well as ductility, by using suitable reinforcement. This research studied the effect of SiC and graphite hybrid reinforcement on mechanical properties and microstructure of Al-(10-12)Zn-5Mg. SiC and graphite reinforcement were added in combination with targeted amount of : 10% SiC-0% graphite, 8% SiC-2% graphite, 6%SiC-4% graphite, and 0% SiC-4% graphite. The composite was fabricated through squeeze casting with 2 minutes stirring time. Samples were precipitation strengthened at 200°C for 2 hours to improve the toughness. Samples were characterized by Optical Emission Spectroscopy (OES), hardness test, impact test, tensile test, microstructure analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscopy - Energy Dispersive Spectroscopy (SEM), quantitative metallography to calculate porosity and reinforcement distribution, and type III ballistic testing with 7.62 x 51 mm bullet in accordance with NIJ 0108.04 standard. The results showed that the actual volume fraction of the reinforcement is as follows: 6.8% SiC-0% graphite, 4.7 % SiC-2% graphite, 3.2% SiC-1.9% graphite and 0%SiC-4% graphite. The role of porosity is more dominant in determining the mechanical properties of composites than the role of reinforcement. Addition of SiC is easier to trap porosity than that of the graphite. This is due to the high hardness and sharp-edged morphology of SiC that creates interparticle spacing during stirring. Therefore, the composite with the highest volume fraction of SiC had a high porosity of 5. 8%, which decreased with a decrease in the volume fraction of SiC. The lowest hardness value of 66.34 HRB was obtained in the composite with 6.8% SiC-0% graphite as reinforcement and then strengthened with reduced SiC and added graphite, respectively 71.9 HRB, 73.82 HRB, 75.54 HRB at a volume fraction of 4.7% SiC-2% graphite, 3.2% SiC-1.9% graphite, 0% SiC-4% graphite. There was no significant difference in the impact values, tensile strength, and ductility since the deformation mechanism through dislocation movement did not work due the large amount of porosity. The microstructure of the composite matrix confirmed the presence of a second phase such as MgZn2, Mg3Zn3Al2 and Fe-Al. The ballistic testing showed that the composite plates were not able to withstand type III bullets but the second and third plates fragmented without perforation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>