Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silaen, Tambun
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T39840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Permata Suci
Abstrak :
Pada penelitian ini, nanokomposit selulosa ZnO-SiO2 dan ZnO-Selulosa-SiO2 telah berhasil disintesis dengan memanfaatkan limbah pertanian sekam padi sebagai sumber dari selulosa dan silika sebagai material pendukung dan bahan penyangga dalam nanokomposit yang didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, SEM dan TEM. Nanokomposit selulosa ZnO-SiO2 dan ZnO-selulosa-SiO2 digunakan sebagai katalis dalam konversi minyak kelapa menjadi fatty acid methyl ester (FAME). Kondisi optimum nanokomposit selulosa ZnO-SiO2 diperoleh dengan jumlah katalis 6mg, rasio volume metanol: minyak 12:1 pada suhu 60oC selama 225 menit dengan hasil konversi FAME 87,38%. Untuk nanokomposit ZnO-selulosa SiO2 didapatkan kondisi optimum dengan jumlah katalis 6mg, rasio volume metanol: minyak 12:1 pada suhu 50oC selama 225 menit dengan hasil konversi sebesar 91,99%. Dari hasil konversi minyak kelapa menjadi FAME diperoleh nanokomposit yang terbaik adalah menggunakan katalis nanokomposit ZnO-Selulosa SiO2. Hal ini didukung dengan energi aktivasi untuk reaksi pembentukan biodiesel menggunakan katalis Selulosa ZnO-SiO2 didapatkan sbesar 40,3803 kJ.mol-1, yang mana lebih besar dari katalis ZnO-selulosa SiO2 yaitu sebesar 38,76 kJ mol-1. Nanokomposit berbasis biopolimer yang didukung oleh oksida logam sangat menarik untuk dikembangkan untuk produksi biodiesel karena bersifat biodegradable dan ramah lingkungan.
In this study, cellulose ZnO-SiO2 and ZnO-Cellulosa-SiO2 nanocomposites were successfully synthesized by utilizing rice husk agricultural waste as a source of cellulose and silica as supporting material in nanocomposite supported by FTIR, XRD, SEM and TEM characterization. Cellulose ZnO-SiO2 and ZnO-cellulose-SiO2 nanocomposites were used as catalysts in the conversion of coconut oil to fatty acid methyl ester (FAME). The optimum condition of cellulose ZnO-SiO2 nanocomposite was obtained by the amount of 6mg catalyst, the volume ratio of methanol: oil 12: 1 at 60oC for 225 minutes with a FAME conversion rate of 87.38%. The optimum conditions for ZnO-cellulose SiO2 nanocomposite were obtained with a number of catalysts of 6mg, the volume ratio of methanol: oil 12: 1 at a temperature of 50oC for 225 minutes with a conversion rate of 91.99%. From the results of the conversion of coconut oil to FAME obtained by nanocomposite, it is best to use a ZnO-Cellulose SiO2 nanocomposite catalyst. This is supported by the activation energy for the formation of biodiesel reactions using a Cellulose ZnO-SiO2 catalyst obtained as 40.3803 kJ.mol-1, which is greater than the ZnO-cellulose SiO2 catalyst which is equal to 38.76 kJ mol-1. Nanocomposite based biopolymers supported by metal oxides are very interesting to develop for biodiesel production because they are biodegradable and environmentally friendly.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hidayat Nurwahid
Abstrak :
Superkapasitor merupakan perangkat penyimpanan energi yang belakangan ini banyak dikembangkan karena mempunyai kelebihan dibandingkan perangkat lainnya. Pengembangan perangkat ini utamanya dilakukan terhadap material elektrodanya. Material elektroda yang umum digunakan pada superkapasitor adalah karbon. Karbon dapat diperoleh dari limbah biomassa, seperti ampas kopi. Pada penelitian ini, telah berhasil memanfaatkan ampas kopi sebagai prekursor karbon melalui proses pirolisis dan dikarakterisasi menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), Raman Spectroscopy, dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Berdasarkan hasil karakterisasi XRF, diketahui bahwa karbon dari ampas kopi memiliki pengotor berupa mineral atau makronutrien serta mikronutrien, serta data FTIR menunjukkan bahwa karbon ampas kopi memiliki gugus fungsi dengan kandungan oksigen yang lebih banyak daripada karbon komersial yang menandakan bahwa masih terdapat senyawa organik yang tersisa. Data karakterisasi XRD dan Raman spektrometri mengkonfirmasi bahwa karbon ampas kopi memiliki struktur amorf. Mikrograf SEM menggambarkan karbon ampas kopi memiliki morfologi seperti lembaran tidak beraturan yang bertumpuk tidak rapi. Karbon ampas kopi dan karbon komersial disintesis menjadi grafena oksida (GO) melalui metode Hummer yang dimodifikasi. Data XRD menunjukkan bahwa hasil sintesis GO ampas kopi memiliki struktur kristalinitas yang berbeda dari GO komersial. Berdasarkan mikrograf FE-SEM dan TEM, dapat diketahui bahwa GO ampas kopi dan komersial memiliki morfologi lembaran-lembaran, namun terjadi penggumpalan pada GO ampas kopi. Hasil analisis BET didapatkan luas permukaan GO komersial yang lebih tinggi dari pada GO ampas kopi. Karbon dan GO dari kedua jenis karbon tersebut kemudian dijadikan komposit dengan penambahan nanopartikel SiO2 menggunakan metode sonokimia. Berdasarkan data karakterisasi XRD, FTIR, dan Raman spektroskopi, dapat diketahui bahwa proses sintesis komposit telah berhasil. Mikrograf FE-SEM dan TEM menunjukkan bahwa nanopartikel SiO2 tersebar di permukaan karbon dan GO, serta terjadi peningkatan luas permukaan BET. Pengujian elektrokimia dengan menggunakan cyclic voltammetry (CV) dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS) telah dilakukan terhadap kedelapan material dan dapat disimpulkan bahwa perubahan struktur karbon menjadi GO dan modifikasi dengan penambahan nanopartikel SiO2 dapat meningkatkan nilai kapasitansi spesifik dan hambatan/resistansi dari karbon komersial dan karbon ampas kopi. ......Supercapacitors are energy storage devices that have recently been developed because they have advantages over other devices. The development of this device is mainly carried out on the electrode material. The electrode material commonly used in supercapacitors is carbon. Carbon can be obtained from biomass waste, such as coffee grounds. In this study, coffee grounds have been used as carbon precursors through the pyrolysis process and were characterized using X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), Raman Spectroscopy, and Transmission Electron Microscopy (TEM). Based on the results of XRF characterization, it is known that carbon from coffee grounds has impurities in the form of minerals or macronutrients and micronutrients, and FTIR data shows that coffee grounds carbon has a functional group with more oxygen content than commercial carbon, which indicates that there are still organic compounds remaining. XRD and Raman spectrometric characterization data confirmed that coffee grounds carbon had an amorphous structure. SEM micrographs depict coffee grounds carbon having a morphology like irregular sheets stacked untidily. Coffee grounds carbon and commercial carbon were synthesized into graphene oxide (GO) by a modified Hummer method. XRD data showed that the synthesized GO coffee grounds had a different crystallinity structure from commercial GO. Based on the FE-SEM and TEM micrographs, it can be seen that the GO coffee grounds and commercially have a sheet morphology, but there is agglomeration in the GO coffee grounds. BET analysis showed that commercial GO surface area was higher than GO coffee grounds. Carbon and GO from the two types of carbon are then synthesized into composites with the addition of SiO2 nanoparticles using sonochemical methods. Based on XRD, FTIR, and Raman spectroscopy characterization data, it can be seen that the composite synthesis process has been successful. FE-SEM and TEM micrographs show that SiO2 nanoparticles are dispersed on the carbon surface, and an increase in the surface area of the BET. Electrochemical tests using cyclic voltammetry (CV) and electrochemical impedance spectroscopy (EIS) have been carried out on the materials, and the result can be concluded that changes in the carbon structure to GO and modifications with the addition of SiO2 nanoparticles can increase the specific capacitance and resistance/resistance values of commercial carbon and coffee grounds carbon
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasha Putri Kowara
Abstrak :
Banyak isu global yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan manusia akibat meningkatnya temperatur sehingga menyebabkan krisis lingkungan global. Karena meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer, saat ini banyak dilakukan konversi CO2 menjadi senyawa lain seperti CO, CH4 dan CH3OH. Pada penelitian ini dilakukan pengaruh perbandingan variasi rasio Ni/Co pada SiO2 mesopori sebagai pendukung katalis terhadap studi reaksi hidrogenasi CO2. Untuk mengetahui keberhasilan dari pembuatan katalis dilakukan karakterisasi menggunakan FTIR, XRD, TEM, SAA dan SEM-EDX pada katalis NiCo/SiO2. Hasil karakterisasi menggunakan TEM menunjukkan bahwa struktur dari penyangga sudah terbentuk dengan baik sesuai dengan bentuk SiO2 yang diinginkan dan juga logam Ni dan Co juga sudah terimpregnasi ke dalam SiO2. Hasil karakterisasi SEM-EDX menunjukkan persebaran yang merata dari logam Ni dan Co pada silika mesopore sesuai dengan rasio. Kemudian, katalis NiCo/SiO2 digunakan untuk reaksi hidrogenasi CO2 dengan menggunakan instrument GC (GasChromatography) yang dilengkapi detector TCD (Thermal Conductivity Detector) dan FID (Flame Ionization Detector). Didapatkan hasil perhitungan konversi CO2 dalam katalis Ni1Co1/SiO2 menggunakan hidrogen dengan perbandingan rasio gas H2/CO2 sebesar 7/1 pada temperatur 150°C, didapatkan konversi CO2 sebesar 35,7% dan selektivitas metanol sebesar 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa katalis NiCo/SiO2 memiliki aktivitas pada reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol. ......Many global issues affect human survival and development due to rising temperatures causing a global environmental crisis. Due to the increasing concentration of CO2 in the atmosphere, currently a lot of CO2 conversion is carried out into other compounds such as CO, CH4 and CH3OH. In this study, the effect of the molar ratio of Ni to Co on mesoporous SiO2 as a catalyst support was investigated in the CO2 hydrogenation reaction. To determine the success of the catalyst preparation, characterization was carried out using FTIR, XRD, TEM, SAA and SEM- EDX on the NiCo/SiO2 catalysts. The results of characterization using TEM showed that the structure of the support was well formed according to the desired SiO2 shape, and that Ni and Co metals had also been incorporated into SiO2. The characterization of SAA showed a tendency for the silica surface area to decrease after being impregnated with metal because some of the pores of the silica were filled with Ni and Co metals. The results of SEM-EDX characterization showed an even distribution of Ni and Co metals on mesopore silica according to the ratio. Then, NiCo/SiO2 catalyst was used for the CO2 hydrogenation reaction using GC (Gas Chromatography) instrumentation equipped with a TCD (Thermal Conductivity Detector) and FID (Flame Ionization Detector) detector. The optimum CO2 hydrogenation reaction condition was obtained over Ni1Co1/SiO2 catalyst using hydrogen to CO2 ratio of 7/1 at a reaction temperature of 150°C which gave CO2 conversion of 35.7% and methanol selectivity of 100%. This result indicates that the catalyst has activity in the hydrogenation reaction of CO2 into methanol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widuri
Abstrak :
Dewasa ini pengembangan nanomaterial TiO2 dalam bentuk film sedang mendapat perhatian karena kemudahan dalam aplikasinya. Aplikasi yang populer adalah untuk material antifogging dan self-cleaning. Aditif umumnya ditambahkan pada katalis ini untuk meningkatkan aktivitasnya. PEG (polyethylene glycol) digunakan untuk meningkatkan porositas, memperkecil ukuran kristal serta menurunkan kemungkinan terjadinya peretakan (cracking) film saat proses kalsinasi. SiO2 ditambahkan untuk meningkatkan keasaman dari katalis sehingga mampu meningkatkan hidrofilisitas dari katalis meskipun pada kondisi kurang cahaya. Dalam metode sol-gel rasio larutan prekursor dengan air sangat berpengaruh karena air memegang peranan penting dalam hidrolisis. Dalam penelitian ini rasio larutan prekursor dan air dan berat molekul PEG akan dipelajari lebih dalam. Selain itu uji self-cleaning terhadap kondisi optimum juga akan dilakukan. Fotokatalis dalam percobaan ini dipreparasi dengan precursor TiAcAc dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas. Sol dengan variasi TiAcAc/Air, dan berat molekul PEG serta penambahan PEG dan SiO2 kemudian dilapiskan pada penyangga kaca preparat dengan metode spin coating sedangkan pada keramik dilakukan metode spray coating yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 100_C dan kalsinasi mencapai suhu 520_ C. Selanjutnya untuk mengetahui hasil dari preparasi katalis ini akan dilakukan karakterisasi dengan FTIR, DRS dan TEM. Uji aktivitas juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan swa bersih dan anti kabut dari material yang dihasilkan yang meliputi pengukuran sudut kontak dengan alat contact angle meter dan pengamatan langsung dengan menggunakan kamera digital. Pengembangan nanomaterial dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas dengan penambahan dopan PEG dan SiO2 berhasil dilakukan, merujuk pada hasil DRS yang menunjukkan band-gap makin besar, ukuran partikel makin kecil setelah diuji dengan TEM, serta hasil uji sudut kontak yang memperlihatkan penurunan sudut kontak air. Hal ini juga didukung hasil uji kualitatif dimana kabut dan kotoran tidak menempel setelah kaca dan keramik dilapisi oleh katalis. Variasi TiAcAc/H2O yang dilakukan menunjukkan kecenderungan kenaikan aktivitas katalis sesuai dengan hasil FTIR dan uji sudut kontak yang dilakukan, sedangkan variasi berat molekul PEG tidak begitu berpengaruh pada aktivitas katalis yang digunakan.
In the recent time, the development of TiO2 nanomaterial film has been interesting because of its practical applications. Its well known functions are as an antifogging and self cleaning material. Additives are usually added in order to improve its activity. PEG (polyethylene glycol) is generally used as an additive to increase porosity, minimize particle size and prevent film cracking during calcination. SiO2 could make surface more acid, so it can in crease hydrophilicity of TiO2 material even in non-irradiation places. In the sol-gel method, ratio between precursor solution and water ratio became important because water lead the hydrolysis. In this research, ratio between precursion solution and PEG molecular weigt effect will be studied. Beside those, there are test of self-cleaning on the optimum condition. Photocatalyst in this experiment is prepared by using TiAcAc precursor by using sol-gel method. Sol with varies composition of PEG and SiO2 addition then coated in soda lime plate and ceramics as support by using spin coating method and spray coating method then dried in 100_C and calcined until 520_C. After the preparation, then catalyst has been characterized using FTIR, DRS and TEM. Activity test was also done to know self-cleaning and anti fogging performance of this material by using contact angle meter and by direct observation using digital camera. Development of nanomaterial with sol-gel method and hot crystallization and the addition of dopan PEG and SIO2 is quite success according to DRS result that shows the increasing of band gap, the decrease of particle size from TEM result and also the decrease of contact angle. These results are supported also from qualitative test which showed antifogging and self-cleaning activity of catalyst coated glass. Variation of Tiacac/H2O showed the result tends to the decrease of activity. From this research, we find also variation of PEG molecular weight does not give a lot of effects for catalyst activity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
Abstrak :
Kadar air semen (w/c) sangat mempengaruhi kuat tekan beton, kadar air semen yang kecil menghasilkan kuat kuat tekan yang besar, sebaliknya kadar air semen besar menghasilkan kuat tekan beton yang kecil. Abu terbang ( fly ash ) dapat meningkatkan kuat tekan beton, karena fly ash mengandung SiO2 yang tinggi, kekuatan beton meningkat karena butiran mikrosilika yang sangat halus bereaksi dengan air dan Ca(OH)2 ( kapur ) akan menghasilkan massa yang padat, sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih besar. Pada percobaan ini kuat tekan yang paling besar adalah 50 Mpa yang dihasilkan oleh campuran dengan perbandingan air semen (w/c) -0.3 dan penambahan fly ash 30%. Dari hasil percobaan ini penulis mengusulkan suatu rancang campur beton ringan dengan memakai zat tambah fy ash yang diberi nama Feret-Fxh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T2771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Hilda Amanda
Abstrak :
Senyawa derivat spirooxindole merupakan senyawa heterosiklik, yang memiliki aktivitas biologi dan peran dalam farmasi karena kerangkanya. Sintesis derivat senyawa spirooxindole dilakukan dengan sistem reaksi multikomponen (MCR), yang terdiri dari dua tahapan reaksi, yaitu kondensasi Knovenagel dan reaksi adisi- Michael. Tujuan penelitian ini adalah untuk mensintesis derivat senyawa spirooxindole dengan menggunakan nano TiO2/SiO2 sebagai katalis serta melakukan uji aktivitas antioksidan. Katalis nano TiO2/SiO2 disintesis menggunakan metode solgel dan dikarakterisasi dengan FT-IR, XRD, EDS, serta TEM. Selanjutnya, katalis digunakan untuk sintesis derivat senyawa spirooxindole. Kondisi optimal diperoleh dengan menggunakan 12,5% mol katalis TiO2/SiO2 pada suhu 50oC selama 4 jam dalam pelarut etanol dengan persen yield sebesar 86,81%. Kondisi reaksi tersebut dapat pula diterapkan pada prekursor lain berupa asam tiobarbiturat dan etil asetoasetat sebagai pengganti dari asam barbiturate dengan persen yield masingmasing 64,69% dan 79,38%. Senyawa hasil sintesis dikonfirmasi menggunakan instrument FT-IR, UV-Vis, uji titik leleh dan LC-MS/MS. Berdasarkan uji DPPH, diketahui bahwa derivate senyawa spirooxindole hasil sintesis memiliki potensi sebagai senyawa antioksidan ......Spirooxindole derivatives are included in the heterocyclic group of compounds, spirooxindole derivatives have biological activity and have an important role in the pharmaceutical field because of their framework. The synthesis of spirooxindole derivatives was carried out using a multicomponent reaction system (MCR), which consists of two reaction stages, namely the Knovenagel condensation and the Michael-addition reaction. The selection of the MCR method was made because this system was considered to be more efficient, easier, and produced good yields in each synthesis. The purpose of this study was to synthesize the derivatives of spirooxindole compounds using nano TiO2 / SiO2 as a catalyst and to test the antioxidant activity of the synthesized compounds. Nano TiO2 / SiO2 catalyst was synthesized using the sol-gel method and characterized by FT-IR, XRD, EDS, and TEM. Furthermore, the catalyst is used for the synthesis of spirooxindole compound derivatives. The optimal conditions were obtained by using 12.5% mole of TiO2 / SiO2 catalyst at 50oC for 4 hours in ethanol solvent with a percent yield of 86.81%. The reaction conditions can also be applied to other precursors in the form of thiobarbituric acid and ethyl acetoacetic as a substitute for barbiturate acid with the percent yield of 64.69% and 79.38%, respectively. The synthesized compounds were confirmed using the FT-IR, UV-Vis, melting point test and LC-MS / MS instruments. Based on the DPPH test, it is known that the synthesized derivative of the spirooxindole compound has potential as an antioxidant compound
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanty
Abstrak :
ABSTRAK
Katalis bentuk film yang memiliki transparansi yang baik dan aktivitas fotokatalitik yang tinggi telah menjadi target penelitian. Hingga kini fused silica plate (FSP) atau quartz (Qz) banyak dipakai sebagai representasi untuk penyangga kaca (glass support material) pada film-film TiO2, oleh karena harganya yang mahal maka hal ini menjadi satu kendala penelitian. Penggunaan soda lime plate (SLP) yang murah menjadi salah satu pilihan, namun karena kandungan kation impurities (Na+, Si4+) yang ada pada SLP menyebabkan rendalmya aktivitas fotokatalitik film TiO2 dibandingkan jika film tersebut disangga di atas quartz. Pelapisan film SiO2 ke atas SLP diharapkan dapat memperbaiki bahan penyangga tersebut sehingga kualitasnya sama dengan FSP atau quartz.

Fotokatalis semikonduktor bentuk film telah dipreparasi menggunakan bahan awal titanium tetraisopropoxide [Ti(OPr)4] dengan metode sol-gel dan dip-coating pada SLP, Qz, dan SLP yang telah dilapisi dengan film SiO2 (SLP-Si). Pelapisan film SiO2 pada SLP juga dipreparasi dengan metode sol-gel dan dip-coating menggunakan bahan awal tetraethyl orthosilicate (TEOS). Film-film gel tersangga pelat kaca tersebut kemudian dikalsinasi pada temperatur 400°C selama 1 jam untuk mengubahnya menjadi film keramik TiO2 dan meningkatnya daya adhesi katalis pada penyangga.

Fotokatalis film yang dihasilkan dikarakterisasi dengan SEM dan XRD. Hasil karakterisasi SEM manunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi dan jumlah coating SiO2 maka ketebalan film SiO2 meningkat. Kemudian katalis film TiO2 yang memiliki struktur kristal anatase murni (dari karakterisasi XRD) diuji aktivitas fotokatalitiknya untuk degradasi gas asetaldehida dalam fotoreaktor batch. Hasil pengujian menunjukkan bahwa film TiO2 yang disangga di alas 1,5μm film SiO2 (TiO2/SLP-SiA3-a) memiliki aktivitas fotokatalitik yang terbaik diantara yang lainnya, bahkan sedikit melebihi aktivitas fotokatalitik film TiO2 yang disangga di atas quartz (TiO2/Qz). Sedangkan katalis film Ti02 yang disangga di atas SLP memiliki aktivitas fotokatalitik yang terendah dibandingkan yang lainnya.
2000
S50859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cesario Fatriantama
Abstrak :
ABSTRAK
Komposit fotokatalis bermagnet telah disintesis dengan menyisipkan titania nanotube (TiO2-NT) ke permukaan nanopartikel magnet Fe3O4 yang sebelumnya sudah dilapisi dengan SiO2 melalui metode heteroaglomerasi. Tujuan nanopartikel magnet Fe3O4 disisipkan adalah untuk memudahkan proses separasi fotokatalis dari limbah hasil degradasi menggunakan batangan magnet sederhana dan fotokatalis bekas ini dapat digunakan berulang kali. Sedangkan penambahan SiO2 tujuannya adalah untuk merubah muatan permukaan Fe3O4 dan mencegah terjadinya efek fotodisolusi. Sampel komposit yang telah disintesis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, SEM-EDX, TEM, BET, dan FTIR. Hasil karakterisasi tersebut menunjukkan adanya fasa kristal dari TiO2-NT dan Fe3O4 dan morfologi nanotube dari TiO2-NT sudah terbentuk. Berdasarkan hasil uji degradasi 2,4,6-triklorofenol, komposit TiO2-NT/SiO2/Fe3O4 (6:1:1) dengan kondisi operasi pada pH larutan netral dan penambahan laju alir udara sebesar minimal 400 cc/min mampu menurunkan 97% konsentrasi 2,4,6-triklorofenol 20 ppm dalam waktu 4 jam sampai baku mutunya. Pengulangan proses eliminasi menggunakan komposit bekas pakai masih menunjukkan kinerja yang sangat baik. Komposit ini mudah dikumpulkan kembali dari cairan dengan bantuan batangan magnet.
ABSTRAK
Magnetic photocatalyst composite has been synthesized by inserting titania nanotube (TiO2-NT) on the surface of magnetic Fe3O4 nanoparticle, which has been coated with SiO2 using heteroagglomeration method. The aim of inserting Fe3O4 was to make separation process of photocatalyst in wastewater become easier using simple magnet and the former photocatalyst can be used repeatedly. The aim of adding SiO2 was to change Fe3O4 surface charge and to prevent photodissolution effect. Synthesized composite sample was characterized by using XRD, SEMEDX, TEM, BET, and FTIR. The result shows that there was crystal phase from TiO2-NT and Fe3O4, and TiO2-NT morphology has been formed. Degradation test result shows that 2,4,6-trichlorophenols, with optimal composition TiO2- NT/SiO2/Fe3O4 (6:1:1) in neutral pH operation and air flow rate minimum 400 cc/min can make the concentration of 2,4,6-trichorophenol 20 ppm lower by 97% within 4 hours till safe limits. This composite still stable and has good performance when 2 times used. This composite can be collected from the solution by using magnet.
2016
S63713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hidayat Nurwahid
Abstrak :
Pemanfaatan bahan yang berlimpah di alam sebagai bahan baku alternatif yang lebih ekonomis dan dapat pula mengurangi limbah padat yang dihasilkan oleh berbagai industri dengan mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat. Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi SiO2 dari ampas tebu dan batu apung dengan menggunakan metode ekstraksi alkali suhu rendah dan proses presipitasi asam. SiO2 yang telah diekstraksi kemudian dikarakterisasi menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), dan Ultraviolet/Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV/VIS DRS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa SiO2 telah berhasil diekstraksi dari ampas tebu dan batu apung dengan tingkat kemurnian yang tinggi, yang dikonfirmasi oleh hasil XRF (98,4% dan 96,3%). Data karakterisasi XRD dan FTIR mengkonfirmasi bahwa hasil ekstraksi SiO2 memiliki struktur amorf dan terdapat gugus siloksan dan silanol. Ukuran partikel SiO2 hasil ekstraksi dari ampas tebu dan batu apung adalah 4,95 nm dan 6,19 nm. Modifikasi SiO2 dilakukan dengan penambahan logam perak untuk membentuk katalis Ag2O/SiO2. Hasil modifikasi dikarakterisasi menggunakan XRD, FTIR, SEM, Transmission Electron Microscopy (TEM), dan UV/VIS DRS. Katalis yang telah disintesis digunakan dalam aplikasi reduksi 4-nitrophenol (4-NP) yang menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk mereduksi 4-NP dengan katalis Ag2O/SiO2 dari batu apung lebih cepat dibandingkan dengan katalis Ag2O/SiO2 dari ampas tebu. Aktivitas katalitiknya yang diamati menggunakan spektroskopi UV/VIS (Ultraviolet/Visible) dan dihasilkan bahwa katalis Ag2O/SiO2 dari batu apung lebih baik daripada katalis Ag2O/SiO2 dari ampas tebu. ...... Utilization of materials that are abundant in nature as an alternative raw material that is more economical and can also reduce solid waste generated by various industries by turning it into a useful product. In this study, SiO2 was extracted from sugarcane bagasse and pumice stone by using a low-temperature alkaline extraction method and acid precipitation process. The extracted SiO2 was then characterized using X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), and Ultraviolet/Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV/VIS DRS). The results obtained showed that SiO2 was successfully extracted from sugarcane bagasse and pumice stone with high purity, which was confirmed by XRF results (98.4% and 96.3%). The XRD and FTIR characterization data confirm that the extraction of SiO2 has an amorphous structure and has siloxane and silanol groups. The particle size of SiO2 extracted from sugarcane bagasse and pumice stone is 4.95 nm and 6.19 nm. Modification of SiO2 is done by adding silver metal to form Ag2O/SiO2 catalyst. The modification results were characterized using XRD, FTIR, SEM, Transmission Electron Microscopy (TEM), and UV/VIS DRS. The synthesized catalyst is used in the 4-nitrophenol (4-NP) reduction which shows that the time needed to reduce 4-NP with Ag2O/SiO2 catalyst from pumice stone is faster than Ag2O/SiO2 catalyst from sugarcane bagasse. The catalytic activity was observed using UV/VIS (Ultraviolet/Visible) spectroscopy and it was found that the Ag2O/SiO2 catalyst from pumice stone was better than the Ag2O/SiO2 catalyst from sugarcane bagasse.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>