Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soraya Salim
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Rahmah
"Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan harga diri pada remaja. Harga diri didefinisikan sebagai evaluasi individu terhadap dirinya dan menghasilkan perasaan keberhargaan yang diasosiasikan dengan konsep dirinya (Atwater, 1999).
Ada dua komponen penting yang mempengaruhi tingkat harga diri seseorang, yaitu perasaan dicintai oleh orang lain dan perasaan bahwa individu berharga dan memiliki kemampuan terhadap sesuatu (Felker, dalam Isnasari, 1992). Remaja dengan harga diri tinggi lebih percaya diri, berani menghadapi tantangan, dan mandiri. Sedang remaja dengan harga diri rendah menunjukkan gejala kecemasan. Mereka cenderung berada di luar lingkungan sosial, tidak berpartisipasi di kelas maupun kegiatan sosial. Mereka cenderung merasa terisolasi dan kesepian (Rice, 1990).
Sekolah merupakan salah satu lingkungan sosial remaja dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan remaja. Dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan di sekolah, salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah dan harga diri pada remaja. Hasil tambahan menunjukkan bahwa alasan utama remaja mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah karena faktor minat/hobi. Selain itu, tiga jenis kegiatan ekstrkurikuler yang paling diminati adalah kegiatan seni, olahraga, dan kerohanian.

The research aimed to find how is the relationship between participation in extracurricular activity and self esteem on adolescence. Self esteem is defined as personal evaluation to the self and produce the feeling of worth that associated with self concept (Atwater, 1999).
There are two important components that influence level of self esteem. They are the feeling to be loved by others and the feeling that person has ability toward something (Felker, in Isnasari 1992). Adolescence with high self esteem more confident, dared to challenge, and independent. Whereas, adolescence with low self esteem show the anxiety simptom. They tend to stay outside of social environment, do not participate in any activity in class, nor social activity. They feel isolated and loneliness.
School is one of social environment and has big influence in adolescence development. From many activities in the school, one of them is extracurricular activity.
The result of research found that there is a significant relationship between participation in extracurricular activity and self esteem on adolescence. The additional result indicate that the main reason for the participation in extracurricular activity is interest/hobby. Beside that, the most favorite extracurricular activity are art, sport, and spritual activities."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti
"Rumah Kasih Mandiri 1 merupakan sebuah panti asuhan yang berdiri sejak tahun 1996 dan memusatkan pelayanan kepada anak jalanan, anak terlantar dari keluarga retak dan anak dari keluarga ekonomi lemah. Kelompok ini memiliki tingkat perilaku mempercayai yang rendah, ditandai dengan banyaknya perilaku prasangka kelompok anak terhadap para pendampingnya. Penyebab rendahnya kepercayaan rupanya disebabkan oleh rendahnya harga diri pada diri anak. Karena itu, peningkatan harga diri menjadi tujuan intervensi.
Pendekatan yang dipakai dalam intervensi sosial ini adalali Logical Framework Approach (LFA). Sedangkan untuk peningkatan harga diri, digunakan pendekatan humanis Carl Rogers yang menyarankan usaha memperkecil diskrepansi antara ideal self dan actual self. Selain itu, intervensi ini juga memandang subyek penelitian sebagai suatu kelompok yang sedang menjalani transisi yang membutuhkan informational support dalam mengalami proses transisi tersebut.
Program intervensi dirancang dalam 14 tahap kegiatan, mulai dari lobbying hingga evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan program berjalan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Tujuan kegiatan terpenuhi, ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Rosita Indasari
"Self-esteem merupakan penilaian individu tentang dirinya mencakup keberhargaan diri dan kompetensi diri. Perkembangan self-esteem ini justru cenderung menurun di usia remaja sejalan dengan berkembangnya kemampuan kognitif mereka dalam memahami hubungan sebab-akibat, mempertanyakan kondisi berdasarkan nilai yang dimiliki, dan semakin menyadari pandangan diri serta orang lain terhadap mereka. Salah satu penyebab rendahnya self-esteem pada remaja ialah pikiran atau keyakinan negatif yang ia miliki tentang dirinya sendiri. Salah satu cara untuk mengatasinya ialah melalui intervensi strategi kognitif perilaku yang menyasar pemikiran distortif serta membantu remaja menemukan kualitas diri positif mereka dan mempraktikkannya di situasi nyata seharihari. Untuk membuktikan bahwa program intervensi ini mampu meningkatkan selfesteem remaja, peneliti menggunakan single-case A-B design dengan melibatkan DA (laki-laki, 17 tahun) sebagai subyek dalam penelitian ini. Program intervensi terdiri dari 7 sesi yang dilakukan selama 2,5 minggu dengan durasi 45 sampai 150 menit tiap sesinya. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan behavioral checklist sebelum dan sesudah program dijalankan, serta pencapaian tujuan di setiap sesi, terbukti bahwa program intervensi strategi kognitif perilaku dapat meningkatkan self-esteem pada remaja, dalam hal ini pada DA.

Self-esteem people's judgement about themslelves, including worthiness and selfcompetence. In the adolescence stage, self-esteem tend to decline as the growth of their cognitive ability in understanding cause-effect relationship, wondering about their life values, and being more aware of others judgement about them. Their negative thought about themselves is one of the reasons the declining of teengers sel-esteem. One method to enhance self-esteem is cognitive behaviour strategy intervention which can change teenage distort thoughts about themselves and help them to know their strengths so that they can apply it in their daily life. This research used A-B single case design (N = 1). This research participant is DA, 17 year old teenage boy. An intervention program of this research consists of 7 sessions held in 2.5 weeks with 45-150 minutes per session. To evaluate the effectiveness of the program, researcher used Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) and behavioral checklist with before-after design. The result showed that cognitive behaviour strategy intervention was effective to improve the self-esteem of teenagers, especially this research participant (DA)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library