Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wikan Putri Larasati
Abstrak :
Tesis ini membahas pentingnya pengembangan self-esteem yang adekuat pada masa remaja. Individu yang memiliki self-esteem tinggi cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih tinggi, dan mereka yang memiliki self-esteem rendah memiliki pencapaian akademik yang lebih rendah (Lui, Kaplan, & Risser dalam Rice, 1996). Selain berkaitan dengan pencapaian akademik, self-esteem juga berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental seorang remaja (Trzesniewski dalam Simpson-Scott, 2009). Subyek penelitian ini adalah seorang remaja perempuan berusia 13 tahun yang memiliki ciri-ciri seseorang dengan self-esteem rendah sebagaimana menurut Branden (1996) dan Guindon (2010). Intervensi yang dilakukan adalah penanganan individual pada subjek dengan menggunakan metode self-instruction. Metode self-instruction yang digunakan menggunakan empat tahap utama yang dikemukakan oleh Meichenbaum (Martin & Pear, 2003), yaitu identifikasi keyakinan negatif; memformulasikan positive self-statement; melakukan self-instruction untuk mengarahkan perilaku; dan melakukan selfreinforcement ketika berhasil mengatasi situasi. Desain penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah single case study A-B design.Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi menggunakan metode self-instruction dapat meningkatkan self-esteem pada subjek. ......The focus of this study is the importance of enhancing adolescent self-esteem. An adolescent with good self-esteem level tend to have better academic achievement compared to adolescent with low self-esteem (Lui, Kaplan, & Risser in Rice, 1996). Other than the academic achievement, self-esteem is also correlated with physical and mental health of adolescent (Trzesniewski in Simpson-Scott, 2009). The subject of this research is a 13 year old teenage girl who shows characteristics of individual with low self-esteem based on Branden (1996) and Guindon (2010). The intervention is delivered through individualized program using selfinstruction method. This method includes four major steps based on Meichenbaum (Martin & Pear, 2003), which are identifying negative beliefs, formulating positive self-statements, practicing self-instruction; and applying selfreinforcement. The design of this research is single case study A-B design. This research proves that an intervention program using self-instruction method can enhance the self-esteem of the subject.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
Abstrak :
Pembentukan identitas merupakan hal terpenting dalam kehidupan remaja (Erikson, dalam Turner dan Helms, 1987). Hal ini berkaitan erat dengan perceived competence, yang juga berpengaruh terhadap pembentukan self-esteem. Perceived competence dipengaruhi oleh 2 faktor: tingkat kompetensi dan tingkat kepentingan ranah kehidupan spesifik (Harter, 1988). Dalam kehidupan remaja terdapat 8 ranah spesifik. Suatu ranah akan dianggap penting apabila ranah tersebut dianggap penting oleh significant other. Bagi remaja, teman sebaya adalah significant other dengan peranan terbesar. Karena itulah, kompetensi dalam kegiatan yang mengundang penilaian positif dari teman sebaya akan besar pengaruhnya terhadap pembentukan perceived competence. Kegiatan pemandu sorak adalah kegiatan yang memenuhi persyaratan tersebut, karena relatif baru dikenala di Indonesia dan banyak digemari kaum remaja. Penelitian ini ingin mengetahui korelasi antara keikutsertaan dalam kegiatan pemandu sorak dengan tingkat perceived competence pada remaja perempuan jakarta. Alat yang digunakan adalah Self Perception Profile dari Harker (1988) yang mengukur tingkat kompetensi dan kepenlingan ranah spesifik remaja. Subyek yang dituju adalah pemandu sorak remaja yang berjenis kelamin perempuan dan berdomisili di daerah jakarta dan sekitarnya. Teknik pengambilan sampel adalah incidental sampling. Hasil penelitian membuktikan adanya korelasi yang signifikan dan positif antara total waktu mengikuti pemandu sorak dengan tingkat perceived competence. Diketahui pula bahwa para pemandu sorak memiliki mean perceived competence dan self-esteem di atas mean teoritik. Lamanya mengikuti pemandu sorak juga berkorelasi secara signifikan dengan ranah Penerimaan Sosial, Kompetensi dalam Memiliki Teman Dekat, Kompetensi Atletik, dan Daya Tarik Romantik. Hasil tambahan rnenunjukkan bahwa subyek umumnya memiliki kompetensi di atas rata-rata teoritik pada ranah-ranah spesifiknya, kecuali untuk ranah Kompetensi Skolastik dan ranah Penampilan Diri. Dari segi keikutsertaannya dalam kegiatan pemandu sorak, diketahui pula bahwa hanya sebagian kecil dari subyek yang pernah non-aktif dari kegiatan ini. Selain itu, diketahui pula bahwa tingkat turnover relatif rendah. Adapun tujuan utama yang paling banyak dimiliki para subyek dalam mengikuti kegiatan pemandu sorak adalah untuk menyalurkan minat menari. Terdapat sejumlah saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini. Pertama, perlunya penambahan jumlah sampel agar distribusi sampel semakin mendekati distribusi normal, serta memungkinkan unluk penghitungan data berdasarkan pembagian kelompok. Penelitian lanjutan yang bersifat eksperimental juga perlu dilakukan agar dapat diketahui pengaruh nyata kegiatan pemandu sorak terhadap pembentukan perceived competence dan self-esteem remaja. Perbedaan frekuensi dan jam latihan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian lanjutan dalam topik yang sama. Berbagai kegiatan ekstra-kurikuler lain di luar pemandu sorak juga merupakan hal yang menarik untuk diteliti, berkaitan dengan pembentukan perceived competence dan self-esteem remaja. Berbagai dampak positif dari kegiatan pemandu sorak perlu diperhatikan oleh para significant other yang bersikap menentang terhadap kegiatan ini, agar dapat memberikan penilaian yang lebih obyektif. Penggunaan alat yang berdasarkan situasi dan kondisi di luar negeri patut diperhiiungkan, mengingat kemungkinan terjadi perbedaan makna bahasa, serta perbedaan ranah spesifik untuk remaja Indonesia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Salim
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiah Musthofawi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dan self-esteem pada mahasiswa program diploma III kebidanan. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa program diploma III kebidanan yang berada di wilayah provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Barat. Secara keseluruhan, 571 mahasiswa program diploma III kebidanan berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner optimisme dan self-esteem. Pengukuran optimisme dilakukan dengan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver dan Bridges (1994), sementara pengukuran Self-esteem dilakukan dengan alat ukur Rosenberg?s Self-esteem Scale (RSE) yang dikembangkan oleh Rosenberg (1965). Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimisme dan self-esteem memiliki korelasi positif yang signifikan (r = 0.378, p = 0.000). Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan baik bagi pihak akademi kebidanan untuk merancang program intervensi guna meningkatkan kualitas calon bidan di Indonesia dengan meningkatkan faktor-faktor internal pada diri mahasiswa kebidanan. ...... This research was conducted to investigate the correlation between optimism and self-esteem in midwifery college students, diploma III program. Sample from this study are midwifery college students, diploma III program who are in the region DKI Jakarta, West Java, Banten and West Sumatera. Overall, 571 midwefery student was participated in this research by filling out the questionnaire optimism and self-esteem. Optimism was measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheier, Carver dan Bridges (1994), while self-esteem was measured by Rosenberg's Self-esteem Scale (RSE) constructed by Rosenberg (1965). The result show that there is a significant positive relationship between optimism and self-esteem (r = 0.378, p = 0.000). Implication of this study is, the result can be considered in designing an intervention program, in order to increase candidates midwife's internal quality in Indonesia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Anandiza Syafris
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara tingkat self-esteem dan perilaku cyberbullying atau rundungan siber pada remaja. Penelitian dilakukan berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dan perilaku rundungan siber. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel 195 orang siswa Sekolah Menengah Atas di Jakarta yang usianya berkisar antara 15-17 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat self-esteem dan perilaku rundungan siber r=0,095 dan p=0,185. Hasil lainnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku rundungan siber dan jenis sekolah, di mana perilaku rundungan siber siswa sekolah swasta lebih tinggi dibandingkan dengan siswa sekolah negeri. ......This reserach aims to find the relationship between self esteem and cyberbullying offending in adolescence. This research was conducted based on the knowledge that prior studies about cyberbullying perpetrators and self esteem showed inconsistent results. This research involved 195 high school students in Jakarta aged 15 to 17 as participants. The result shows that there is no significant relationship between self esteem and cyberbullying offending behavior in adolescence r 0,095, p 0,185, and there is a significant relationship between the levels of cyberbullying offending behavior and the type of schools where a higher level of cyberbullying is found in private highschool students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Dwi Anjasmara
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara family functioning dan self esteem pada mahasiswa dengan obesitas di Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel family functioning yang memiliki enam dimensi, yaitu problem solving, communication, roles, affective responsiveness, affective involvement, dan behavioral control, dan variabel self esteem. Responden penelitian adalah Mahasiswa Universitas Indonesia sebanyak 108 orang berusia 17-19 tahun dan masuk dalam kategori obesitas. Kategori obesitas diukur menggunakan Body Mass Index BMI dan 80,5 tergolong tipe obesitas kelas I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi problem solving r = 0,376. ......This research is conducted to examine the correlation between family functioning and self esteem among obese students in University of Indonesia UI . This research used family functioning variable and has 6 dimensions which are problem solving, communication, roles, affective responsiveness, affective involvement, and behavioral control, and also self esteem variable. Participants of this research are 108 students of UI in 17 19 year olds and included in category of obesity. Category of obesity measured by Body Mass Index and 80,5 percent included tipe of obesity class I. The results showed that problem solving r 0,376.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksita Putri Banowati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5233
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Afifah
Abstrak :
Untuk meningkatkan individu akan merasakan esteem yang bersifat positif dan negatif, karena memiliki yang bersifat subjektif. Seseorang dianggap tidak akan pernah mampu membangun rasa kepercayaan dirinya atau nilai positif dalam dirinya secara permanen, apabila hanya mendasarkan nilai pada hal-hal yang pasti akan berubah. Individu dapat memiliki apabila dirinya tidak sadar akan nilai dirinya atau adalah kemampuan untuk memahami dan menerima nilai sejati dirinya, untuk memahami dirinya lebih dari pikiran, tubuh, emosi, perilakunya, dan belajar untuk mencintai dirinya dengan cara yang sama. Film pendek ini memiliki manfaat sebagai edukasi dalam bentuk penyebaran informasi mengenai isu. Film pendek ini juga bertujuan untuk menyampaikan pesan melalui audio-visual mengenai perilaku seseorang yang memiliki Film pendek ini menceritakan tentang mahasiswa semester terakhir yang memiliki dan terus membandingkan dirinya dengan lingkungannya. Sehingga pada suatu hari terdapat satu hal yang membuatnya sadar bahwa selama ini ia memiliki pola pikir yang salah. Film pendek ini berdurasi 10-15 menit dan akan diunggah ke YouTube. ...... To improve self-esteem, individuals will feel positive and negative self-esteem, because self-esteem has subjective feedback. Someone is considered to never be able to build a sense of confidence or positive value in him/her permanently, if only based on the value of things that will certainly change. Individuals can have low self-esteem if they are not aware of their values or self-worth. Self-worth is the ability to understand and accept the true value of him/herself, to understand him/herself more than his/her mind, body, emotions, behavior, and learn to love him/herself in the same way. This short film has the purpose as an educational medium in the form of disseminating information about the issues of self-esteem and self-worth. This short film also aims to convey messages through audio-visual about the behavior of someone who has low self-esteem. This short film tells the last semester student who has low self-esteem and continues to compare herself with her surroundings so that at one time there was one thing as a trigger that made her realize she has been thinking all wrong about herself. The duration will be 10-15 minutes long and uploaded to YouTube.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarandria
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Cognitive Behavioural Therapy (CBT) dalam meningkatkan Self Esteem dewasa muda. Subjek penelitian berjumlah tiga orang, dewasa muda (19-30 tahun), dan memiliki self esteem yang rendah berdasarkan skor Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) dan Coopersmith Self Esteem Inventory (CSEI). Hasil penelitian menunjukkan intervensi Cognitive Behavioural Therapy (CBT) terbukti efektif dalam meningkatkan self esteem pada dewasa muda. Ketiga partisipan menunjukkan peningkatan pada skor RSES dan CSEI pada post-test. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa partisipan merasakan manfaat yang positif dengan mengikuti program intervensi. ......The objective of this research is to test the effectiveness of Cognitive Behavioural Therapy (CBT) in raising self esteem on young adults. The subjects are three persons, young adult (19-30 years old), and have low self esteem based on Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) and Coopersmith Self Esteem Inventory (CSEI). Result of this research shows that Cognitive Behavioural Therapy (CBT) intervention program proved to be effective in raising self esteem on young adults. The post-test indicates that the three subjects had improvement in score for RSES and CSEI. Interview result also shows that the subjects benefited from this intervention program.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31798
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lakudus
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self esteem dengan sexual compulsivity pada kelompok gay. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Untuk mengukur self esteem dan sexual compulsivity peneltiti menggunakan alat ukur RSES (Rosenberg Self Esteem Scale) dan KSCS (Kalichman Sexual Compulsivity Scale). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 145 orang pria dewasa dari rentang usia 20 sampai 40 tahun, dengan orientasi homoseksual. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self esteem dengan sexual compulsivity dengan nilai r= -0,241 ; p=0,01. ...... The purpose of this research is to discusses the relationship between self-esteem and sexual compulsivity among adulthood gay. This research methodhology using a quantitative study with a correlational design. To measure self-esteem and parental support, the author using Rosenberg?s Self-Esteem Scale (RSES) and Kalichman Sexual Compulsivity Scale (KSCS). Respondents in this research were 145 adulthood age 20-40 years old. The result showed there is a significant negative correlation between self-esteem and sexual compulsivity with r=0,241; p=0,01.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>