Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Aron P. H.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kondisi kesehatan mental antara guru pria dan wanita yang mengajar di SD Negeri Jakarta. Aspek kesehatan mental yang diteliti adalah penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan pertumbuhan diri. Hasil penelitian Ryff (1989) menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin tidak mempengaruhi kondisi kesehatan mental individu, sehingga tidak ada perbedaan aspek penerimaan diri, tujuan hidup dan penguasaan Iingkungan antara guru pria dan wanita. Aspek hubungan positif dengan orang lain dari pertumbuhan diri lebih berpengaruh pada wanita dibandingkan dengan pria. Pria cenderung lebih otonom daripada wanita (Ryff 1989).

Penelitian ini menggunakan alat ukur kesehatan mental ?Scales of Psychological Well-Being (Ryff 1989). Metode pengambilan sampel adalah non- probability sampling, sedang teknik pengambilan sampel adalah Incidental Sampling. Sampel diambil dari populasi sampel dengan karakteristik: guru pria dan wanita di SD Negeri Jakarta, berusia minimal 25 tahun, berpendidikan minimal SMU dan berpengalaman mengajar minimal 2 tahun di SD Negeri. Data kontrol sampel terdiri dari jenis kelamin, usia, lama mengajar, tingkat pendidikan, status perkawinan, penghasilan utama dan tambahan. Pengolahan data kontrol menggunakan distribusi frekwensi dan persentase, sedang pengolahan data hipotesa tentang aspek kesehatan mental menggunakan statistik Discriminant Analysis yang dibantu dengan program SPSS Rel.6.1 di komputer.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mental pada guru pria maupun wanita umumnya tidak memiliki perbedaan. Hanya aspek otonomi yang berbeda, dimana ternyata guru pria memiliki kondisi aspek otonomi yang lebih baik daripada guru wanita yang mengajar di SD Negeri Jakarta, Peneliti menyarankan agar alat ukur yang digunakan benar-benar dapat mengukur variabel yang akan diteliti. Lakukan uji reliabilitas alat sebelum alat tersebut diedarkan di lapangan. Selain itu, usahakan agar responden mengisi kuesioner dalam kondisi yang tenang dan tidak terburu-buru. Sebaiknya peneliti memberikan penjelasan lebih dahulu agar maksud dan tujuan pengisian kuesioner itu tercapai. Peneliti juga menyarankan agar pemilihan sampel penelitian lebih bersifat heterogen.
1998
S2741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seta Ariawuri Wicaksana
Abstrak :
ABSTRAK
Mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih harus diperbaiki agar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain tidak semakin jauh. Lebih penting lagi adalah agar bangsa Indonesia mampu mengatasi persaingan ketat dalam era globalisasi yang sedang dan akan dirasakan pengaruhnya (Djojonegoro dalam Widiasih, 2001). Usaha peningkatan mutu pendidikan seharusnya dimulai dari sekolah, tempat proses belajar-mengajar berlangsung. Tanpa mempertiatikan kebutuhan proses belajarmengajar yang berlangsung di dalam kelas, usaha peningkatan mutu pendidikan tidak akan memiliki dampak bagi perbaikan pendidikan nasional (dalam Kompas, 2002). Untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional di Indonesia tiap kali ada pergantian kurikulum (pergantian kurikulum di Indonesia yang terjadi berdasarkan arahan kebijakan dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN)). Selama 20 tahun terakhir saja paling tidak sudah empat jenis kurikulum yang diberlakukan, yakni Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang akhir-akhir ini dikenal dengan kurikulum 2004. Keberhasilan suatu kurikulum ditentukan beberapa faktor, salah satu yang utama adalah guru. Guru yang berkualitas baik dapat melaksanakan tuntunan kurikulum secara maksimal, bahkan guru dapat mengembangkan kurikulum itu lebih baik daripada yang tertulis. Ketersediaan guru yang mampu melaksanakan program pengajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum sangatlah besar peranannya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan (Suwandi, 1995). Pada tahun 2005, KBK akan dilaksanakan secara serentak agar KBK dapat berjalan dengan baik diharapkan guru memiliki sikap yang baik terhadap KBK karena sikap merupakan faktor utama dalam menju profesionalisme guru dalam mengajar khususnya dalam pelaksanaan KBK (Maister dalam Hasan, 2003). Melihat pentingnya sikap guru terhadap KBK, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran sikap guru SD Negeri (guru bidang studi / kelas) terhadap KBK yang akan diaplikasikan tahun 2005 yang akan datang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik skala sikap Likert untuk mengetahui gambaian sikap guru SDN terhadap KBK. Menurut Edwards (1957), skala sikap adalah alat yang mudah, tidak rumit, cepat dan dapat mencakup sejumi jn responden sekaligus. Skala sikap memungkinkan untuk mengetahui derajat perasaan responden terhadap obyek sikap. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Menurut Hyman (dalam Koentjaraningrat, 1994) penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat. Dalam penelitian ini melibatkan 53 guru di empat SDN di Jakarta antara lain SD Negeri 01 Kelapa Gading, SD Negeri 05 Pegangsaan Dua, SD Negeri 07 Pegangsaan Dua, dan SD Negeri 011 Pondok Labu, yang telah mendapatkan penataran atau sosialisasi mengenai KBK. Di dapatkan hasil bahwa sikap guru-guru di keempat SDN tersebut memiliki sikap positif terhadap KBK. Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk memperdalam dan memperkaya hasil penelitian ini dapat dilakukan tidak hanya dengan menggunakan metoda kuantitatif tetapi dilengkapi juga dengan metode kualitatif, misalnya dengan wawancara mendalam atau Focus Group Discussion (FGD), agar diperoleh alasan yang lebih lengkap mengenai pandangan dari masing-masing guru.
2004
S3332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Sasnila
Abstrak :
Pencemaran udara ruang kelas terkait beberapa gangguan pernapasan pada anak usia sekolah. Stres oksidatif telah dilaporkan sebagai salah satu mekanisme penting dalam dampak kesehatan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui pajanan pencemar udara PM2.5 dan NO2 di lingkungan sekolah dan hubungannya dengan penanda stres oksidatif GSH dan MDA saliva siswa sekolah dasar. Pengukuran pajanan PM2.5 dan NO2 dilakukan di tiga sekolah dasar negeri Jakarta Barat serta pengambilan sampel saliva dari 76 siswa pada tiga sekolah tersebut untuk pengukuran penanda stres oksidatif GSH dan MDA. Data diolah secara statistik untuk menguji hubungan pajanan dan penanda stres oksidatif. Penelitian ini menemukan pajanan di ketiga sekolah yaitu PM2.5 ruang rata-rata 102,19 ± 86,91 μg/m3 dan median 81,50 μg/m3; PM2.5 lapangan rata-rata 82,31 ± 36,56 μg/m3 sedangkan rata-rata pajanan NO2 ruang kelas 90,37 ± 84,97 μg/m3; NO2 lapangan 116,83 ± 83,58 μg/m3. Sedangkan rata-rata konsentrasi penanda stres oksidatif GSH 0,70 ± 0,07 μg/mL dan MDA 1,63 ± 1,06 nmol/mL. Rata-rata konsentrasi GSH antara sekolah terpajan rendah dan tinggi tidak berbeda signifikan namun rata-rata konsentrasi MDA berbeda signifikan. Kenaikan PM2.5 ruang 1 μg/m³ maka konsentrasi GSH akan naik sebesar 0,001 μg/mL, kenaikan PM2.5 ruang 1 μg/m3 berhubungan dengan kenaikan GSH 0,003 μg/mL dan MDA 0,035 nmol/mL. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan antara konsentrasi GSH saliva dengan pajanan PM2.5 ruang dan lapangan, tidak ada hubungan antara konsentrasi MDA saliva dengan PM2.5 ruang namun berhubungan dengan PM2.5 lapangan. Tidak ada hubungan antara konsentrasi GSH dan MDA saliva dengan pajanan NO2.
Classroom air pollution is associated with several respiratory disorders in school-age children. Oxidative stress has been reported as one of the important mechanisms in this health impact. This study aims to determine the exposure to air pollutants PM2.5 and NO2 in the school environment and their relationship with markers of oxidative stress GSH and MDA saliva of elementary school students. Measurements of PM2.5 and NO2 exposure were carried out in three public elementary schools in West Jakarta and saliva samples were taken from 76 students at these three schools to measure oxidative stress markers GSH and MDA. The data were statistically processed to examine the relationship between exposure and markers of oxidative stress. This study found that the exposures in the three schools were PM2.5 with an average of 102.19 ± 86.91 g/m3 and a median of 81.50 g/m3; PM2.5 in the field averaged 82.31 ± 36.56 g/m3 while the average NO2 exposure in the classroom was 90.37 ± 84.97 g/m3; NO2 field 116.83 ± 83.58 g/m3. Meanwhile, the average concentration of oxidative stress markers GSH was 0.70 ± 0.07 g/mL and MDA 1.63 ± 1.06 nmol/mL. The average GSH concentration between low and high exposed schools was not significantly different, but the average MDA concentration was significantly different. An increase in PM2.5 room 1 g/m then the concentration of GSH will increase by 0.001 g/mL, an increase in PM2.5 space 1 g/m3 is associated with an increase in GSH 0.003 g/mL and MDA 0.035 nmol/mL. This study concludes that there is a relationship between salivary GSH concentrations with room and field PM2.5 exposure, there is no relationship between salivary MDA concentration and room PM2.5 but it is associated with field PM2.5. There was no relationship between salivary GSH and MDA concentrations with NO2 exposure.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Yuli Pertiwi
Abstrak :
ABSTRAK Kualitas guru sangat mempengaruhi pendidikan pada setiap jenjangnya termasuk jenjang sekolah dasar. Profesi guru termasuk salah satu pekerjaan yang memiliki tingkat stres kerja yang tinggi. Salah satu penyebab stres adalah kurikulum pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres kerja dan strategi koping guru sekolah dasar negeri dalam implementasi kurikulum 2013 di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 222 guru di sekolah dasar negeri Kecamatan Bogor Tengah yang dipilih menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sebesar 81,5 guru mengalami stres sedang. Penjabaran dari dimensi stres kerja yaitu dimensi peran kerja individu ORQ , dimensi beban kerja individu PSQ , dan dimensi sumber daya yang dimiliki PRQ menunjukkan bahwa mayoritas guru mengalami stres sedang pada ketiga kategori tersebut. Adapun jenis strategi koping yang paling sering digunakan adalah problem focused coping 54,6 . Hasil penelitian ini diharapkan agar perawat dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dasar negeri untuk memfasilitasi kegiatan yang dapat meminimalkan kejadian stres kerja dengan penggunaan strategi koping yang tepat.
ABSTRACT Teachers quality is greatly influence education at the whole level of education including elementary school level. Teachers are one of the jobs with high levels of work stress. One of the causes of work stress is educational curriculum. This study aims to determine the level of stress and coping strategy of elementary school teachers in implementation of curriculum 2013 in Bogor Central District, Bogor. The design in this research used descriptive quantitative with cross sectional approach. This study involved 222 elementary schools teachers in Bogor Central District selected by purposive sampling. The results of this study illustrate the majority of elementary schools teachers in Bogor Central District 81,5 experience moderate stress. Each dimension of work stress, occupational role ORQ , personal strain PSQ and personal resources PRQ show that the majority of teachers experience moderate stress. The type of coping strategy that is most often used by elementary schools teachers in Bogor Central Districtis is problem focused coping 54,6 . The results of this study recommend nurses to be able for collaboration with school to facilitate activities that could reduce stress and use appropriate coping strategies.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library