Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Irfani
Abstrak :
ABSTRAK
Telah diteliti pengaruh penambahan Na sitrat, pengental tilosa dan CMC terhadap laju sedimentasi, kapasitas asam, kecepatan penetralan in vitro pada suspensi antasida yang terdiri dari campuran Aluminium hidroksida dan Magnesium hidroksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Na sitrat mempercepat laju sedimentasi, tetapi tidak mempengaruhi kapasitas asam maupun kecepatan penetralannya. Formula yang menggunakan tilosa sebagai pengental mempunyai kapasitas asam dan kecepatan penetralan yang lebih baik dan pada CMC Proses pemanasan 100 derajat Celcius selama 45 menit pada formula untuk mencegah cemaran mikroba, ternyata menurunkan kapasitas asam dan kecepatan penetralan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Al Haris
Abstrak :
[ ABSTRAK
Sedimentasi saat ini merupakan dampak dari permasalahan lingkungan yang dapat menyebabkan kerugian pada ekosistem, perikanan, dan saluran irigasi yang biasa sering ditemui pada daerah agrikultur atau perkotaan. Sedimentasi dapat terjadi secara alamiah ataupun terjadi karena ulah manusia. Secara global, dilaporkan setiap tahun,jumlah volume permukaan tanah yang ter-erosi mencapai angka 60 milyar ton,24 milyar ton diantaranya ditemukan di muara laut dan tercatat hamper 25 milyar ton sedimentasi berasal dari daerah agrikultur. Melalui skripsi ini, penulis mencoba mencari nilai sediment delivery ratio (SDR), yaitu perbandingan antara erosi yang terjadi dengan nilai potensialnya menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Pada skripsi ini, daerah yang menjadi fokus penelitian adalah daerah Jati Kramat, yang merupakan daerah aliran sungai yang bisa menimbulkan masalah sedimentasi.
ABSTRACT Sedimentation nowadays becomes an environment impact that harming the ecosystem, fisheries, or irrigation that can be found in the agricultural land or urban land use. The sedimentation can happened by the natural process and can be accelerated by the human activities. From the global point of view, it is reported that each year, erosion of surface soil from river basins amounts to 60 billion tons, resulting in 24 billion tons of sediment flux to the oceans in the world and almost 25 billion tons of soil lost from agricultural land. Through this thesis, author try to find the sediment delivery ratio (SDR) with comparing the sediment yield and erosion potential estimated using Universal Soil Loss Equation (USLE) method. The focused objected study area in this thesis is Jati Kramat watershed, which believes this watershed has a settle water infrastructure that able to transport sediment due to erosion potential.;Sedimentation nowadays becomes an environment impact that harming the ecosystem, fisheries, or irrigation that can be found in the agricultural land or urban land use. The sedimentation can happened by the natural process and can be accelerated by the human activities. From the global point of view, it is reported that each year, erosion of surface soil from river basins amounts to 60 billion tons, resulting in 24 billion tons of sediment flux to the oceans in the world and almost 25 billion tons of soil lost from agricultural land. Through this thesis, author try to find the sediment delivery ratio (SDR) with comparing the sediment yield and erosion potential estimated using Universal Soil Loss Equation (USLE) method. The focused objected study area in this thesis is Jati Kramat watershed, which believes this watershed has a settle water infrastructure that able to transport sediment due to erosion potential.;Sedimentation nowadays becomes an environment impact that harming the ecosystem, fisheries, or irrigation that can be found in the agricultural land or urban land use. The sedimentation can happened by the natural process and can be accelerated by the human activities. From the global point of view, it is reported that each year, erosion of surface soil from river basins amounts to 60 billion tons, resulting in 24 billion tons of sediment flux to the oceans in the world and almost 25 billion tons of soil lost from agricultural land. Through this thesis, author try to find the sediment delivery ratio (SDR) with comparing the sediment yield and erosion potential estimated using Universal Soil Loss Equation (USLE) method. The focused objected study area in this thesis is Jati Kramat watershed, which believes this watershed has a settle water infrastructure that able to transport sediment due to erosion potential., Sedimentation nowadays becomes an environment impact that harming the ecosystem, fisheries, or irrigation that can be found in the agricultural land or urban land use. The sedimentation can happened by the natural process and can be accelerated by the human activities. From the global point of view, it is reported that each year, erosion of surface soil from river basins amounts to 60 billion tons, resulting in 24 billion tons of sediment flux to the oceans in the world and almost 25 billion tons of soil lost from agricultural land. Through this thesis, author try to find the sediment delivery ratio (SDR) with comparing the sediment yield and erosion potential estimated using Universal Soil Loss Equation (USLE) method. The focused objected study area in this thesis is Jati Kramat watershed, which believes this watershed has a settle water infrastructure that able to transport sediment due to erosion potential.]
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgodwistra K
Abstrak :
Perubahan tutupan lahan merupakan fenomena yang umum terjadi, namun memberi dampak yang beragam, seperti erosi, banjir, dan tanah longsor. Dampak perubahan tutupan lahan pun terjadi di Daerah Tangkapan Waduk Mrica. Perubahan tutupan lahan di sekitar keberadaan waduk tersebut dapat mengakibatkan terjadinya sedimentasi yang berpengaruh pada pendangkalan waduk. Penelitian ini mengkaji pendangkalan waduk yang terjadi akibat perubahan tutupan lahan. Data perubahan tutupan lahan diperoleh dari Citra Landsat tahun 1996, 2000, dan 2009, sedangkan data pendangkalan waduk (sedimentasi) diperoleh dari batimetri waduk pada tahun yang sama. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif dan tumpang-susun peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendangkalan Waduk Mrica berhubungan erat dengan bertambahnya muatan sedimen yang masuk. Kenaikan muatan sedimen ini diakibatkan oleh perubahan tutupan lahan, terutama berkurangnya tutupan vegetasi dan bertambahnya tutupan lahan kering.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34222
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jambi: Departemen PU, 1996
JLPP 11-13(37-41) 1996/1997/1998
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Leny Mahromatul Ulya
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika sosial keluarga sebagai salah satu cara untuk bertahan hidup dalam menghadapi dampak perubahan bentang alam yaitu sedimentasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang menerapkan teknik observasi, pengamatan terlibat, dan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data. Keluarga sebagai unit sosial terkecil setelah individu menjadi satu alat kebertahanan yang cukup kuat dalam menjalani proses adaptasi di Desa Klaces. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan sumber daya, baik yang tersedia di darat maupun di laut, menjadi sumber mata pencaharian. Pemanfaatan (SDA) ini juga didukung dengan pengelolaan (SDM) yang mendukung guna mendatangkan keuntungan di sektor ekonomi. Demi menjaga kestabilan hubungan kerja sama, masyarakat Desa Klaces juga menjadikan hubungan jaringan sosial berasaskan kekeluargaan sebagai landasan bertahan hidup. Tujuannya adalah untuk mengikat hubungan kerja sama antar keluarga, contohnya dengan memberikan bantuan dalam bentuk barang atau jasa yang diharapkan suatu waktu akan dibalas sesuai yang diberikan. ...... This thesis aims to understand family social dynamics as one way to survive in the face of the impact of landscape change (sedimentation). This is a qualitative research, which applies observation technique, observation involved, and in-depth interview as data collection method. The family as the smallest social unit after the individual becomes a powerful defense tool in undergoing adaptation process in Klaces Village. One way is to utilize the resources, both available on land and at sea, into a source of livelihood. Utilization (SDA) is also supported by the management (HR) is qualified to bring profits in the economic sector. In order to maintain the stability of cooperative relations, Klaces villagers also make social networking relationships based on kinship as the foundation of survival. The goal is to tie the relationship of cooperation between families, for example by providing assistance in the form of goods or services expected one time will be rewarded as given.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Endang Widiastuti
Abstrak :
Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam daerah tropika yang mempunyai manfaat ganda dengan pengaruh yang sangat luas ditinjau dari aspek sosial, ekonomi dan ekologi. Besarnya peranan ekosistem mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari banyaknya jenis binatang dan tumbuhan termasuk manusia yang hidupnya tergantung pada ekosistem mangrove. Pada saat ini masih banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana pentingnya hutan mangrove dalam mata rantai kehidupan di alam ini. Sebagian orang berpendapat bahwa pemanfaatan hutan mangrove semata-mata hanyalah sebagai hutan untuk menunjang kebutuhan hidupnya; sehingga peranan yang multi-kompleks dalam rangkaian sistem ekologis dari hutan mangrove tidak terpikirkan. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang memerlukan lahan permukiman, pertanian, perindustrian dan fasilitas lainnya, maka konversi hutan mangrove makin meningkat pula.Setiap bentuk pengusahaan dalam ekosistem mangrove pada awalnya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, sehingga bentuk usaha pemanfaatan masih bersifat tradisional. Selanjutnya pemanfaatan ini berkembang ke dalam bentuk usaha-usaha yang dilakukan secara besar-besaran, yang terjadi hampir di seluruh areal ekosistem mangrove di Indonesia. Sebagian penggunaan lahan tersebut tidak terkendali sehingga pada areal tertentu kegiatan tersebut mengarah ke suatu bentuk perambahan. Lokasi penelitian adalah di daerah Morodemak yang termasuk wilayah Kecamatan Bonang, Kabupaten Daerah Tingkat II Demak, Jawa Tengah; di mana di daerah ini hutan mangrove yang ada semakin berkurang dan banyak dikonversi menjadi pertambakan, sehingga kegiatan ini mengarah ke perambahan dan berpengaruh langsung terhadap produktivitas pantai. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel dan pengukuran parameter baik di lapangan maupun di laboratorium. Untuk mendukung hasil pengukuran, juga dilakukan wawancara dengan para nelayan yang menangkap ikan di sekitar lokasi penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa perambahan mempengaruhi komposisi dan struktur hutan mangrove serta produktivitasnya, yang kemudian akan mempengaruhi pula produktivitas pantai. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan berikut:
Pada hutan mangrove Morodemak perambahan mempengaruhi tingkat pertumbuhan tingkat semai, belta dan pohon yang mengalami penurunan, tetapi belum mempengaruhi kecepatan dekomposisi serasah.
Adanya perambahan berupa penebangan liar dan terjadinya banjir di hutan mangrove Morodemak menyebabkan produktivitas pantai berupa ikan dan udang bukan tambak mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis korelasi antara indeks nilai penting hasil penelitian yang terdahulu (X) dengan indeks nilai penting hasil penelitian sekarang (Y) yang mempunyai koefisien korelasi r = 0,98. Dan pada pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh nilai sebesar 6,91 dan ternyata t hitung > t tabel, berarti hipotesis diterima. Di samping oleh perambahan, menurunnya komunitas mangrove di Morodemak juga disebabkan oleh konversi hutan mangrove menjadi tambak. Pengamatan terhadap faktor-faktor lingkungan memperoleh hasil sebagai berikut : keadaan pH perairan menunjukkan bahwa perairan tergolong produktif sampai dengan sangat produktif, keadaan DO menunjukkan bahwa perairan tergolong kurang produktif sampai dengan sangat produktif, BODnya menunjukkan bahwa perairan tercemar sedang, CODnya menunjukkan bahwa perairan belum tercemar sampai tercemar ringan, keadaan plankton menunjukkan bahwa perairan tercemar ringan sampai dengan tidak tercemar, dan keadaan bentos menunjukkan bahwa perairan tidak tercemar. ...... The mangrove ecosystem is a natural resource in the tropical areas, which has various benefits and influences in terms of social, economic, and ecological aspect. The importance of mangrove ecosystem can be known from a many kinds of animals and plants including human beings which life depends on the mangrove ecosystem. At present, many people still do not know the importance of mangrove forest in the chain linkage life in the world. Some people think that the utilization of mangrove forest is for the support of the human life only, so that the multiple role of mangrove forest in the ecological system has not been thought. Following the population increase, which affects the increase in the needs for settlement, areas, agriculture, industrial sites and other facilities, the mangrove forest conversion has also increased. Efforts to use the mangrove ecosystem, firstly was in order to fulfill a daily requirement of human lives, so that the type of conversion was still followed a traditional way. The use of mangrove ecosystem, however become more intensive and occurs almost in every mangrove area in Indonesia. The land use have not been controlled so this lead to a deforestation. This study was located at the Morodemak, District of Bonang, in Demak Regency, Central Java, where the size of mangrove forest is gradually decreased. In the near future, the degradation process is estimated to be higher and may cause direct impacts to coastal, productivity. The study involved fieldwork (i.e. samples collection and measure of parameter) and laboratory work. In order to support primary data, it was collection of secondary data by interviewing some selective respondents adjacent to the study area. The proposed hypothesis was that deforestation would influence the composition, structure and productivity of mangrove forest, which subsequence would effect of the coastal productivity. The study has found several items as follow: In the mangrove forest of Morodemak, deforestation had reduced growth levels of seed, sapling and trees. However, deforestation had no significant effects on the rate of decomposition or production of detritus. Deforestation by means uncontrolled felling and flooding in the mangrove forest of Morodemak, decreased the coastal productivity significantly. The result of correlation analysis between the important value index from the past study (X) and the important value index of the current study (Y), was significantly high where coefficient correlation r 0,98. The hypothesis was accepted with using t test, it has pointed 6,91. Decreasing mangrove community in Morodemak was also caused by conversion forest to be fishponds. Result of monitoring of environmental factors adjacent to the mangrove water is as follow:
The pH could bee classified to be productive to very productive. The DO was in the range of less productive to very productive. Based on measurement of BOD, the waters were moderately contaminated. However values of COD indicated that the waters could classify to be no contaminated to less contaminate. Abundance of plankton indicated that this area had degrees of contamination null to less. However, benthos showed in a good condition.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Mayta Sri Ulina
Abstrak :
Berbagai aktivitas yang terjadi di perairan pelabuhan telah menyebabkan pencemaran air laut oleh polutan seperti sampah, minyak maupun buangan padatan yang kemudian mengalami proses sedimentasi dan menimbulkan pendangkalan di sekitar kolam pelabuhan. Pencemaran di kolam pelabuhan ini akan menyebar ke laut lepas dengan adanya aliran arus yang akan membawa sumber polutan. Hal ini dapat dihindarkan dengan dibuatnya sistem pembersihan kolam pelabuhan. Sistem pembersihan kolam pelabuhan memang dibuat untuk menanggulangi masalah lingkungan di kolam pelabuhan. Sistem ini bekerja untuk menyaring sampah, menangkap minyak dan memanfaatkan peran ekologis tumbuhan mangrove untuk mengendapkan sedimen yang terbawa arus. Penyaringan sampah dilakukan dengan sebuah kawat screening sedangkan untuk menangkap minyak dibuat sebuah oil trap. Tumbuhan mangrove sendiri ditanam di sebuah kolam dalam sistem pembersihan tersebut untuk menciptakan proses sedimentasi. Proses sedimentasi sangat berkaitan dengan kecepatan aliran air laut. Proses ini terjadi bila kecepatan air laut sangat kecil atau mendekati nol sehingga partikel-partikel padatan dapat mengendap. Adanya tumbuhan mangrove di sistem pembersihan kolam pelabuhan mempengaruhi koefisien kekasaran aliran yaitu koefisien manning sehingga memperlambat kecepatan aliran. Namun bagaimana kerapatan tumbuhan mangrove yang ditanam di sistem pembersihan kolam pelabuhan tersebut agar pengaruhnya mengoptimalkan nilai koefisien Manning dan meminimalkan kecepatan aliran air laut sehingga mempercepat proses sedimentasi membutuhkan suatu kajian teori dan penelitian. Pada penelitian ini, didesain suatu kerapatan mangrove melalui variasi jarak tanam yang menghasilkan nilai koefisien manning paling optimal sehingga meminimalkan kecepatan aliran air yang menyebabkan terjadinya proses sedimentasi. Kemudian dicari pola aliran beserta besar kecepatan yang terjadi pada sistem pembersihan kolam pelabuhan Benoa tersebut dengan menggunakan program SMS8.0 untuk menganalisa efisiensi dari sistem. Dilakukan pula perhitungan debit sedimen yang akan masuk ke dalam kolam pembersihan untuk menganalisa daya tampumg dari kolam pembersihan. Kedua hal tersebut akan melengkapi referensi yang ada tentang fungsi ekologis dari tumbuhan mangrove dan salah satu ide baru dalam mengurangi masalah lingkungan di Pelabuhan.
Nowdays many activities held in the port cause seawater pollution by disposal, such as garbage, oil, and solid waste that further go into the sedimentation process and make water pond shallow around the port. This pollution in pond of the port will spread out to the ocean. It causes by water flow carrying the pollutant. This problem can be avoided by making seawater purification system at pond of the port. Seawater purification system at pond of the port is build to overcome environmental problem. The system works for screening garbage, oil trap and ecological function of mangrove for sedimentation process that get away with water flow. Garbage conducted by screening bar and oil catcher by oil trap. In the purification system. Mangrove is planted in the pond for sedimentation process purpose. Sedimentation is closely related with velocity of seawater flow. The process happened if velocity of seawater flow is very low or even nearly zero so the solid particle suspended. Mangrove in the seawater purification system influences roughness coefficient, which is manning coefficient, for decreasing water velocity. Yet how densities of the planted Mangrove influence in optimization of manning coefficient and minimize seawater velocity needs theories and researches. In this research. Mangrove density is designed by variation range of planted Mangrove that result the optimized manning coefficient so it minimize water velocity and make a faster sedimentation process. After all, seeking the pattern and velocity of water flow in seawater purification system at Benoa port is using SMS8.0 for analyzing the efficiency of the system. Determination of sediment inflow which will get in to purification pond is conducted for analyzing the capacity of the pond. Mangrove density that have been already designed and determination of sediment inflow will complete reference of Mangrove ecological function and one of new issue in decreasing environmental problem in the port surrounding.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Sandi Perdani
Abstrak :
ABSTRAK
Hilangnya batasan antara culture dan nature menghasilkan etnografi yang valid. Kajian Antropologi ekologi yang antroposentris secara tegas memisahkan antara culture dan nature. Hasilnya, Akibatnya, etnografi tidak diproduksi secara holistik karena tidak ada interaksi antara kedua pihak. Penelitian dilakukan pada Orang Kampung Laut yang tinggal di daerah Segara Anakan, Cilacap. Data dikumpulkan melalui penelitian lapangan menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipatoris. Temuan dalam penelitian ini, Orang Kampung Laut yang tinggal di area sedimentasi, dalam kesehariannya berinteraksi secara resiprokal dengan alam di sekitarnya. Hubungan harmonis ini menghasilkan perspektif bahwa keadaan dirasakan oleh orang lain seperti Pemerintah, LSM sebagai bencana, tetapi Orang Kampung Laut berarti sebagai berkah. Kegiatan pertanian padi yang dilakukan di tanah sedimen, mengalami dinamika tekanan alam yang secara finansial dan power merusak tetapi Orang Kampung Laut berusaha untuk berkompromi dengan alam dengan cara menanam mangrove yang sesuai sehingga berkontribusi pada keseimbangan ekosistem. Dengan demikian, tidak hanya secara finansial Orang Kampung Laut mendapat manfaat dari penjualan tanaman bakau, tetapi alam dapat dijaga kelestariannya. Sebuah perspektif antropologis ekologis antroposentris, sering mengabaikan posisi alam sebagai subjek aktif dalam kelangsungan hidup ekosistem. Akibatnya penjelasan menjadi tidak holistik. Saya berargumentasi bahwa perspektif multispesies etnografi yang digunakan dalam penelitian ini memberikan cara pandang baru dalam membuat penjelasan-penjelasan holistik antara hubungan manusia dan alam.
ABSTRACT
The absence of a boundary between culture and nature produces a valid ethnography. Studies in ecological anthropology have been using anthropocentric perspectives that strictly divide the boundaries between culture and nature. As a result, ethnography is not produced holistically because it places humans solely as subjects and nature only as objects, not on a balanced order in the interaction between the two party. Research is take place on Orang Kampung Laut who live in Segara Anakan area, Cilacap. Data were collected through fieldwork using in depth interview and participation observations. The findings this study, Orang Kampung Laut who live in the sediment area, his life interacts reciprocally with the natural surroundings. This harmonious relationship produces a perspective that the circumstances considered by others such as the Government, NGOs as disasters, but Orang Kampung Laut mean as grace. Rice farming activities conducted in sedimentary soils, experienced the dynamics of natural pressures that are financially and power harming But Orang Kampung Laut seek to compromise with nature by planting the appropriate mangrove so as to contribute to the balance of the ecosystem. Thus, not only financially Orang Kampung Laut benefit from the sale of mangrove plants, but nature can be maintained its sustainability. An anthropocentric ecological anthropological perspective, often ignoring the position of nature as an active subject in the survival of ecosystems. As a result explanation become not holistic. I have argued that the multispecies ethnographic perspective used in this study provides a new perspective on making holistic explanations between human and nature relationships.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Hidayat
Abstrak :
Siklus evolusi bentuk lahan di daerah Manado dan sekitarnya terjadi karena : pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi, dan faktor manusia. Semua proses ini terjadi sejak daratan muncul dan kejadiannya dipercepat oleh kegiatan manusia. Berdasarkan kecuraman, jenis tanah/batuan, vegetasi/penutup lahan, dan bentuk erosi, kerentanan erosi di daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi : erosi sangat tinggi, erosi tinggi, erosi sedang, erosi lemah, dan tidak ada erosi. Erosi sangat tinggi terjadi pada bentuk lahat kerucut gunung api a dan b, lereng gunung api a dan b, lereng pegunungan vulkanik tertoreh dan pegunungan vulkanik memanjang tertoreh. Erosi tinggi terjadi pada bentuk lahan padang solfatara, fumarola, lereng kaki gunung berapi b, lereng pegunungan vulkanik memanjang tertoreh, lereng gunung api c, bukit sisa dan aliran lava. Erosi sedang terjadi pada bentuk lahan lereng kaki gunung api a dan kipas alluvial. Erosi lemah terjadi pada bentuk lahan lereng kaki gunung api c, dataran antar gunung, dan dataran banjir. Tidak ada erosi terjadi pada bentuk aluvium.
Bandung: Pusat Survai Geologi, 2007
551 JSDG 17:6 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>