Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rinaldi
Abstrak :
SUTET 500 kV Ungaran - Bandung Selatan terbentang sepanjang 342.8 km menghubungkan area l&2 (Distribusi Jakarta Raya & Tangerang dan Distribusi Jawa Barat ) dengan area 3&.4 (Distribusi Jawa Tengah dan Distribusi Jawa Timur & Bali). Pada tanggal 3 Mei 1998 sejak pukul 12.03, proses sinkronisasi sulit dilakukan karena tidak tercapainya kondisi sinkron di kedua sisi.

Data pada alat Perekam Data Gangguan (DPR = Data Fault Recorder) di Bandung Selatan-Ungaran menunjukkan adanya distorsi (osilasi) gelombang tegangan. Osilasi (distorsi) gelombang tegangan berupa tegangan lebih menyebabkan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Bandung Selatan tidak sinkron dengan GITET Ungaran. Osilasi tegangan diatas adalah suatu fenomena resonansi inti besi (ferroresonance) Karena di sisi 500 kv tidak ada gangguan, maka osilasi ini diduga disebabkan adanya flash over di sisi selcunder Trafo Tegangan Kapasitor

Untuk membuktikan terjadinya resonansi inti besi di sisi sekunder Trafo Tegangan Kapasitor dilakukan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak Electromagueiic Transien! Program ,HffTP). Simulasi dilakukan dengan melakukan penutupan saklar (switching) di GITET Bandung Selatan pada keadaan GITET Ungaran terbuka , kemudian dilihat kurva tegangan di sisi primer dan sekunder CVT di Ungaran_ Dari hasil simulasi diketahui terjadi Resonansi Inti Besi di sisi sekunder CVT yang ditandai dengan terdistorsinya gelombang tegangan sehingga salah satu syarat sinkronisasi yaitu tegangan di kedua GITET harus sama tidak terpenuhi. Simulasi kedua dilakukan pemasangan FSC (Ferroresonance Suppression Circuit) dalam selang waktu tertentu, kemudian dilepas. Simulasi ini dilakukan unluk memilih lama waktu pemasangan FSC yang tepat, sehingga saat FSC dilepas tidak terjadi lagi distorsi gelombang tegangan. Simulasi ketiga dilakukan dengan ntenggunakan perangkat Iunak MATLAB versi 5.0 yang memiliki fasilitas FFT (Fast Fouder Transform) untuk melihat frekuensi yang dominan pada gelombang tegangan sekunder CVT.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarno
Abstrak :
Perkembangan komputer yang sangat pesat memberikan dampak yang besar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang banyak dihadapi oleh manusia di dalam kehidupannya. Dengan adanya teknologi komputer maka pekerjaan yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah. Telah banyak sohware yang dihasilkan untuk membantu pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk shg menghemat waktu, biaya, tenaga dan pikiran. Visual Basic merupakan software keluaran Microsoft yang merupakan suatu bahasa pemrograman yang paling mudah dipelajari. Dengan bahasa yang mudah, telah banyak orang menggunakannya dalam menuliskan program. Hingga kini versi Visual Basic 4.0 merupakan versi terbaru yang mendukung aplikasi 32 bit dan Objected Linked and Embedding (OLE), yaitu suatu aplikasi yang dapat menggabungkan seluruh perintah yang ada di dalam program Windows. Didasari oleh permasalahan ducting yang masih menggunakan cara manual, maka program Visual Basic ini diambil sebagai solusinya. Penentuan-penentuan kerugian dinamis dan statis yang banyak terdapat pada setiap segmen sistem secara keseluruhan rnembuat tugas untuk menyelesaikannya sangat rumit serta memakan waktu yang lama. Oleh karenanya pembuatan modul form di dalam Visual Basic sangat efektif sekali. Layout yang telah dibuat dibagi menjadi beberapa segmen kemudian dianalisa dan diselesaikan oleh program itu sendiri.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Suryadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Ardi
Abstrak :
Penyegaran udara merupakan suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Kebanyakan unit pengkondisi udara digunakan untuk kenyamanan (comfort air conditioning), yaitu untuk menciptakan kondisi udara yang nyaman bagi orang yang berada di dalam suatu ruangan. Saluran udara (ducting) merupakan bagian dari sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mendistribusikan udara dingin ke ruangan yang akan dikondisikan. Fenomena kondensasi pada textile ducting terjadi pada ducting yang digunakan. Kondensasi pada textile ducting terjadi pada permukaan lapisan bagian dalam dan luar dari ducting dan dapat berupa tetesan air yang jatuh dari ducting yang digunakan. Textile ducting dapat dibuat dari material permeable dan impermeable yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian. Cara untuk mengetahui fenomena kondensasi pada textile ducting yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada textile ducting yang digunakan untuk melihat tetesan air yang jatuh dari ducting yang digunakan. ......Air refresher is a process to cool the air so as to achieve the ideal temperature and humidity. Most air conditioning units is being used for comfort (comfort air conditioning), which is to create a comfortable air conditions for people who are in a room. Air duct (ducting) is part of the air conditioning system which serves to distribute cool air into the room to be conditioned. The phenomenon of condensation on the ducting occurs in textile ducting used. Condensation on the textile ducting occurs on the surface of the inner and outer layers of the ducting and can be either water droplets falling from the ducting being used. Textile ducting can be made of permeable and impermeable materials that are tailored to user needs. How to know the phenomenon of condensation in textile ducting is to make direct observations on textile ducting used to see water droplets falling from the ducting being used.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1255
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Prasetyo
Abstrak :
Masalah yang dihadapi pasokan energi listrik saat ini tidak hanya kapasitas pembangkit, tetapi juga keterbatasan untuk mendistribusikan dan mentransmisikan energy listrik untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah keterbatasan andongan (sag) dan kapasitas pada sistem transmisi adalah mengganti konduktor dari tipe konvensional ke tipe konduktor High Capacity Low Sag (HCLS). Saluran udara modern dengan konduktor HCLS dapat beroperasi dengan kemampuan hantar arus yang lebih tinggi. Keuntungan utama dari konduktor HCLS adalah desain khusus dari kondisi operasi, yang menyebabkan terjadinya transformasi beban tarikan mekanis dari konduktor ke inti penguat. Transformasi ini disebut knee point temperature. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai knee point temperature dan pengaruhnya terhadap andongan (sag) pada konduktor HCLS. Simulasi akan dilakukan pada konduktor HCLS, yaitu ACCC/TW LISBON (310), yang membentang antar span sepanjang 100 meter. Pembebanan listrik pada konduktor dilakukan secara bertahap sampai suhu operasi maksimum yang diijinkan untuk konduktor ACCC/TW LISBON (310), 180oC tercapai. Dari hasil simulasi, kita dapat menentukan nilai knee point temperature ACCC/TW LISBON (310) sekitar 60oC - 62oC. Nilai andongan (sag) setelah knee point temperature cenderung stabil meskipun pembebanan ampacity meningkat. ......The problem facing the energy supply currently is not only generating capacity, but also the ability to distribute and transmit power to meet the increasing demand. One way to overcome the problem of sag and capacity limitations is conductor replacement from the conventional types to high capacity low sag (HCLS) types. The modern overhead lines with HCLS conductors can be operated at higher current carrying capacity. The main advantage of HCLS conductors is the special design of operating conditions, which cause the transformation of the mechanical pull load from the conductors to the reinforcing core. This transformation is called knee point temperature. This study aims to determine the knee point temperature and the effect on sag HCLS conductors. The simulation will be conducted on the HCLS conductors, namely ACCC/TW LISBON (310), which stretches between a span of 100meters. The electrical loading of conductors is gradually giving until a maximum operating temperature of ACCC/TW LISBON (310), 180oC is reached. From the simulation results, we can determine the knee point temperature of the ACCC/TW LISBON (310) conductor is around 60oC-62oC. The value of the sag after the knee point temperature tends to be stable even though the ampacity loading is increased.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elpatra Hadi
Abstrak :
Terdapat pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang yang memiliki kapasitas sebesar 2x18MW di suatu perusahaan pertambangan, tetapi daya yang disalurkan ke konsumen internal hanya sebesar 3.6MW atau sekitar 10% dari total kapasitas pembangkit (20% dari kapasitas satu unit pembangkit). Agar PLTU dapat beroperasi sesuai dengan spesifikasinya maka pembebanan dinaikkan dengan mengoperasikan loadbank. Beban internal yang rendah dan penggunaan loadbank menyebabkan biaya pokok pembangkitan menjadi tinggi. Kelebihan kapasitas pembangkit dapat dijual kepada konsumen eksternal diluar area pertambangan sehingga diperlukan pembangunan jaringan transmisi saluran udara 150kV sepanjang 45.38km. Pembangunan transmisi saluran udara 150kV ke gardu induk konsumen eksternal dapat meningkatkan penjualan energi listrik dan dapat menggantikan fungsi loadbank. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan teknis dan aspek keekonomian pembangunan transmisi saluran udara 150kV dari PLTU Mulut Tambang ke gardu induk konsumen eksternal. Metode penelitian menggunakan indikator finansial Internal Rate of Return dan Net Present Value. Secara keseluruhan, pembangunan transmisi saluran udara 150kV dapat meningkatkan penjualan energi listrik dan menggantikan fungsi penggunaan loadbank. Nilai NPV adalah Rp. 2,433,752,926 dengan IRR sebesar 11.046%. ......There is a Mine Mouth Steam Power Plant (PLTU) which has a capacity of 2x18MW in a mining company, but the power that supplied to internal consumers is only 3.6MW or around 10% of the total generating capacity (20% of the capacity of one generating unit). To operate according to its specifications, the load is increased by operating the load bank. The low internal load and the use of the loadbank causes the cost of generation to be high. Excess generating capacity can be sold to external consumers outside the mining area, so it is necessary to build one circuit overhead transmission line 150kV as long 45.38km. The construction of overhead transmission line 150kV to the external consumer substation can increase sales of electricity and can replace the loadbank function. This study aims to evaluate the technical feasibility and economic aspects of the construction overhead transmission line 150kV from the PLTU to an external consumer substation. The research method uses financial indicators Internal Rate of Return and Net Present Value. Overall, the construction of one circuit overhead transmission line 150kV can increase sales of electricity and replace the function of load bank. The NPV value is Rp. 2,433,752,926 with an IRR of 11.046%.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Permana
Abstrak :
ABSTRACT
Proyeksi kebutuhan tenaga listrik di wilayah Balaraja cenderung mengalami kenaikan peningkatan beban, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengembangan sarana kelistrikan diantaranya pengembangan sistem transmisi. Pengembangan tersebut mengharuskan sistem proteksi pada sistem transmisi untuk disesuaikan dalam hal desain dan setting peralatannya. Salah satu peralatan penting dalam proteksi sistem transmisi adalah relai jarak yang dapat mendeteksi adanya gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini, pengembangan sistem transmisi di Balaraja terjadi dengan menambahkan Gardu Induk Spinmill sehingga akan membuat konfigurasi penyetelan relai jarak yang berada didekat Gardu Induk Spinmill akan berubah. Selain itu, secara keseluruhan bentuk konfigurasi saluran udara tegangan tinggi 150 KV di Balaraja adalah saluran ganda ke ganda yang akan berpengaruh terhadap kinerja relai jarak akibat pengaruh infeed dan mutual impedansi urutan nol sehingga penyetelan relai jarak akibat adanya penambahan Gardu Induk Spinmill perlu memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja relai jarak tersebut. Berdasarkan simulasi setting rekonfigurasi yang telah mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja relai jarak maka dapat diambil kesimpulan bahwa rekonfigurasi setting relai jarak di Balaraja sudah benar dikarenakan tidak ada zona pengaman yang tumpang tindih dan zona pengaman relai jarak memiliki jangkauan setting yang dapat melindungi saluran transmisi sesuai dengan kaidah penyetelan
ABSTRACT
The projection of electricity demand in Balaraja region tends to the load increase, so to fulfill the requirement, it is necessary to develop electricity facilities such as the developing of transmission system. The development requires protection systems on the transmission system to be customized in terms of design and equipment settings. One of the important device in the protection of transmission system is a distance relay that can detect a short circuit fault. In this thesis, the development of transmission system in Balaraja occurs by adding the Spinmill Substation so that it will make the configuration of the distance relay adjustment near the Spinmill Substation will change. In addition, the overall configuration of the 150 KV high voltage overhead transmission lines in Balaraja is double to double channel which will affect the relay distance performance due to the infeed and mutual impedance of zero sequence so that the distance relay adjustment due to the addition of the Spinmill Substation should take into consideration factors affect the performance of the distance relay. Based on the simulation of reconfiguration settings that have considered factors that may affect the performance of the distance relay it can be concluded that the reconfiguration of the relay distance settings in Balaraja is correct because there is no overlapping security zone and the relay distance safety zone has a range of settings that can protect the transmission line according to the setting rules.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Aufar
Abstrak :
Sistem proteksi sangatlah penting dalam sistem tenaga listrik, terutama untuk kehandalan kerja dan perlindungan pada sistem dalam mesin-mesin listrik. Rele merupakan salah salah satu alat proteksi yang banyak digunakan pada sistem tenaga listrik. Jenis rele bermacam-macam tergantung karakteristik yang dibutuhkan, salah satunya adalah rele jarak dan rele diferesial penghantar. Pada PT. PLN, penggunaan sistem proteksi mutlak diperlukan untuk mendukung kinerja sistem tenaga listrik karena sebagai perusahaan listrik negara, PLN merupakan gardu terdepan dalam pendistribusian listrik di seluruh Indonesia sehingga tentunya diharapkan keberlangsungan sistem listrik tidak terganggu. Pada skripsi ini, penulis akan mengangkat topik tentang konfigurasi proteksi dimana pada sistem transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) di daerah Alam Sutera akan dibangun gardu induk baru sehingga dengan adanya penambahan sistem, konfigurasi sistem proteksi yang lama perlu diperbaharui untuk menyesuaikan dengan sistem yang baru secara keseluruhan. Karena fokus lebih diutamakan pada proteksi utama, maka rele yang akan dibahas pada skripsi ini adalah rele jarak dan rele diferensial penghantar yang biasa digunakan pada SUTT. Untuk melihat koordinasi rele setelah perhitungan, akan digunakan metode scanning untuk melihat hubungan koordinasi antar rele dalam sistem yang baru. Sehingga di dapatkan hasil rekonfigurasi dan pengaruhnya pada sistem sebelumnya.
Protection system is essential in an electrical power system, especially for the reliability and protection on the system in electric machines. Relay is one of the devices that is widely used in the protection system of electric power. There are various types of relay based on characteristics that are required on system, two of them are distance relay and line differential relay. In PT. PLN, the usage of protection system is undoubtedly needed to support the performance of electrical power systems because their position as main electrical company on the state, PLN is forefront for electrical distribution throughout Indonesia so it is expected that sustainability of the electrical system is not disturbed. In this thesis, the author will discuss the topic of protection system configuration about the high voltage overhead power line of transmision system in the area of Alam Sutera where the new main substation will be built. To adjust this new system as a whole, the old protection system needs to be updated. This thesis will focus in main protection of the system, the relay that will be discussed on this thesis is distance relay and line differential relay which commonly used in high voltage overhead transmission line. For the simulation of distance relay coodination, scanning method will be used to see the relation of coordination of the relay on the new system. Therefore the result can be gotten by reconfiguration and the impact for the previous system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library