Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1985
899.221 PEM
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
S. Amran Tasai
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Djajanto Supra
"Sebuah karja sastra dengan latar pengarang dan masanja hendak diperlihatkan oleh tulisan ini. Karja sastra adalah wakil pribadi pengarang suatu gaja hidup jan tidak dapat dinjatakan dengan tjara lain. Karja sastra adalah unik. Namun apakah dengan demikian, dia dapat dilepaskan dari pengarangnja serta masanja? Seorang pengarang bias mengatakan bahwa dia tidak bertanggungjawab lagi atas karja jang dihasilkannja. Dia sekedar mentjipta. Titik. Tapi kenjataannja., tidak djarang pengarang tergoda untuk menanggapi kritik atas karjanja. Sesungguhnja masalah pengarang tidak hanja mentjpta, sekedar mentjpta. Tapi ada sesuatu jang esensiil jang hendak dipertaruhkan dalam prose situ, jakni kebebasan. Imadjinasi adalah suatu wujud kebebasan, berkenalan mendjeladjahi sudut-sudut kemungkinan, salah satu daja dalam diri pengarang jang pada saat-saat tertentu menuntut suatu bentu. Tehnik sebagai suatu tjara pemberian bentuk, tidak dalam arti mekanis jang mengingatkan orang kepada mesin, dimana bagian-bagiannja merupakan bentuk jang telah selesai. Artinja, dia dapat diterapkan pada kerangka lainnja. Disinilah terdapat perbedaan prinsipiil dengan karya sastra, dimana bagian-bagiannja setjara fungsionil merupakan kesatuan organis jang tidak dapat direnggutkan untuk diterapkan pada karja sastra jang lain. Tehnik dalam karja sastra mempunjai pengertian estetis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1969
S10720
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri H. Wijayanti
"Penelitian sastra bandingan antarnegara serumpun Indonesia - Malaysia, masih jarang dilakukan orang. Novel Indonesia Salah Asuhan (1986) karya Abdoel Moeis memperlihatkan kesamaan subtema dengan novel Malaysia Mencari Isteri (1975) buah tangan M. Yusuf Ahmad. Keduanya sama-sama menyinggung masalah kawin paksa. Tujuan skripsi ini ialah membandingkan kawin paksa dalam kedua novel dan melihat sikap pengarangnya terhadap masalah kawin paksa.
Penelitian yang menggunakan pendekatan ekstrinsik dan dan intrinsik ini akhirnya berkesimpulan bahwa kawin paksa dalam kedua novel terjadi pada pihak laki-laki yang berusia dua puluhan, berpendidikan tinggi, serta berasal dari kelas menengah ke atas. Pasangan yang dijodohkan berusia belasan tahun, berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan. Kawin paksa terjadi oleh karena masyarakat luar, terutama kaum tua, belum dapat menerima kawin campuran; mereka terbiasa oleh perkawinan antarkeluarga terdekat atas pertimbangan ekonomi atau sosial atau kedua-duanya. Akibatnya, hidup perkawinan mereka tidak bahagia.
Baik Abdoel Moeis maupun Yusuf Ahmad tidak sepenuhnya bersikap negatif terhadap masalah kawin paksa. Kedua pengarang seolah-olah memandang kawin paksa akan membawa kebahagiaan apabila kedua pasangan saling bertenggang rasa dan berupaya membina rumah tangga bersama. Yusuf Ahmad memandang kawin paksa lebih baik daripada kawin-cerai atau berpoligami, sedang Abdoel Moeis cenderung memihak perkawinan atas dasar pemikiran atau pertimbangan baik-buruknya daripada perasaan semata-mata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nasution, Pamusuk
"Alasan pemilihan pokok-skripsi. Hemingway banyak diku_tip orang sebagai pengarang yang sering kecewa apabila novel-_novelnya diangkat ke filem. Malahan pengarang Amerika ini ber_sedia membayar biaya yang dikeluarkan produser, asalkan salah satu filem.yang didasarkan atas novelnya tidak diedarkan. Motinggo Boesje adalah orang yang tordorong untuk terjun ke dunia filem, karena merasa kecewa dengaa skenario (naskah filem) yang didasarkan atas lakonnya, Malam Djahanam. Armijn Pane pun pernah mengalami kekecewaan serupa. La_konnya yang berjudul Antara Bumi dan Langit diangkat ke layar putih aleh sutradara Huyung (1951). Karena pertimbangan komersil, _tidak saja nilai sastra yang terkandung dalam karya Ar_mijn itu tidak terungkap lagi, bahkan jadi rusak sama sekali. Maka itu, Armijn Pane tidak bersedia namanya dicantumkan sebagai penulis cerita asli. Filem itu sendiri di kemudian hari berubah nama menjadi Frieda. Achdiat K. Mihardja pernah pula menyatakan kesan-kesannya setelah menyaksikan filem Atheis yang didasarkan atas novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S11034
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library